Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Meliana
"Minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi mesin-mesin terdiri dari bahan dasar minyak pelumas dan aditif. Bahan dasar minyak lumas ini dapat dibuat dari minyak mineral, lemak hewani atau minyak nabati. Aditif ditambahkan ke minyak pelumas untuk meningkatkan mutu minyak pelumas sesuai dengan kebutuhan mesin.
Dari literatur diperoleh kandungan minyak biji kepoh sekitar 54%, sehingga bahan ini (biji kepoh) diharapkan dapat digunakan untuk mengganti posisi minyak bumi sebagai bahan dasar minyak pelumas.
Hasil penelitian berdasarkan sifat dan karakteristiknya yang meliputi appearance (kenampakan) minyak biji kepoh yang dinyalakan dengan hasil clear, viskositas pada suhu 40°C dan 100°C yang bernilai 54,98 cSt dan 10,15 cSt viskositas indeks sebesar 186, pour point -5°C, flash point 319°C. Total Base Number (TBN) 1,0421 mg KOH/gr, Total Acid Number 0,0457 mg KOH/gr, ash content (kandungan abu) sebesar 0,1137%, water content (kandungan air) sebesar 0,2%, colour ASTM 2,5, berat jenis sebesar 0,8851 gr/ml, surface tension (tegangan permukaan) pada berbaga suhu (40°C, 60°C, 80°C, 100°C) masing-masing sebesar 12,47, 13,02, 14,65, 15,49 (dyne/cm) dan pengujian pH dengan hasil 7,04, menunjukkan bahwa minyak dari biji kepoh cocok untuk dijadikan bahan dasar pelumas. Minyak dari biji kepoh ini masuk dalam klasifikasi SAE 30 yang cocok digunakan sebagai bahan dasar pelumas rumah mesin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Sanny Mawardi
"Pelumas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin. Pelumas dibutuhkan mesin untuk melindungi komponen-komponen mesin dari keausan. Prinsip dasar dari pelumasan itu sendiri adalah mencegah terjadinya gesekan antara dua permukaan logam yang bergerak, sehingga gerakan dari masing-masing logam dapat lancar tanpa banyak energi yang terbuang. Hingga saat ini, di Indonesia, penelitian sintesis pelumas dari minyak nabati khususnya minyak sawit belum menarik minat penelitian, apalagi menjadi kebijakan nasional dan diproduksi secara komersial.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan pelumas-bio skala laboratorium setara pelumas mineral dengan mereaksikan asam oleat dengan oktanol dan mendapatkan teknologi pembuatan katalis asam phosphotungstat (APT)/zeolit (Z), dan menyederhanakan rangkaian proses dari 3 (tiga) tahapan proses menjadi 1 (satu) tahapan proses melalui esterifikasi.
Penelitian ini akan melalui beberapa tahapan metode sebagai berikut: preparasi dan APT/Z, uji reaksi katalitik pada reaktor semi kontinyu bersirkulasi skala lab volume 100 mL, dengan variasi berat katalis terhadap asam oleat, rasio molar, suhu (150-180ºC) dan waktu reaksi (1-7 jam).
Hasil sintesis pelumas-bio selanjutnya dikarakterisasi untuk melihat selektivitas, konversi dan yieldnya. Pemakaian katalis APT/Z pada reaksi asam oleat dengan oktanol mampu memperoleh pelumas-bio skala lab yaitu oktil ester.
Hasil uji reaksi menunjukkan bahwa penggunaan katalis APT20/Z granula menghasilkan konversi asam oleat (75,69%) lebih kecil dari penelitian sebelumnya di DTK-FTUI. Konversi asam oleat dipengaruhi oleh jumlah katalis dan rasio mol asam oleat/oktanol.

Lubricant is indivisible part from machine. Lubricant is required machine to protect machine components from abrasion. Elementary principle from lubrication of itself is prevent the happening of friction between two surfaces of peripatetic metal, so that movement from each metal earns is fluent without many energies which castaway. The existing finite, in Indonesia, research of lubricant synthesis from vegetable oil especially palm oil has not drawn research enthusiasm, more than anything else become national policy and produced commercially.
This research aim to get biolubricant of mineral lubricant equivalent laboratory scale and gets making technology of catalyst phosphotungsta acid (APT)/zeolit (Z), and answers research problems of biolubricant before all using homogeneous catalyst and makes moderate process network from three process step becomes one process step through esterification.
This research will pass some method steps as follows: preparation and characterisation of catalyst APT/Z, catalytic reaction test at reactor is having churn cirkulation flow semi continuous volume laboratory scale 100 mL, with various weight catalyst by oleic acid, molar ratio, temperature (150-180ºC) and various reaction time (1-7 hours).
Result of vegetable Iubricant synthesis herein after characterisated to see selectivity, conversion and yield. Using APT/Z catalyst in reaction of oleic acid with octanol can give scale laboratory biolubricant it called octil ester.
Result of reaction test shown that the use APT20/Z granul catalyst has oleic acid convertion (75,69%) was less than previous research in DTK-FTUI. Convertion oleic acid was influenced by loading catalyst and mole ratio oleic acid/octanol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Aulia Juneiro
"Kebutuhan pelumas terus meningkat Namun saat ini ketersediaan minyak bumi semakin menipis karena kebutuhan yang terus meningkat. Selain itu, pelumas berbahan dasar minyak bumi memiliki pengaruh negatif terhadap lingkungan karena memiliki sifat yang negatif diantaranya adalah non-renewable, tidak ramah lingkungan dan beracun. Pelumas sintetis merupakan bahan kimia dengan karakteristik lebih baik dibandingkan pelumas mineral dan nabati. Pelumas sintetik terbentuk dari senyawa kimia dengan spesifikasi berkualitas dan dirancang melalui proses sintetik untuk mendapatkan pelumas dengan karakteristik yang spesifik dan sesuai yang diinginkan. Sintesis Pelumas Berbasis Ester dapat dilakukan dengan proses oligomerisasi, esterifikasi dan separasi. Penelitian ini akan menjelaskan mengenai sistem pengendalian proses separasi pada perancangan pabrik Pelumas Berbasis Ester untuk menjaga kestabilan proses produksi pada sebuah pabrik. Pada penelitian ini proses yang akan dikendalikan adalah proses separasi asam n-heptanoat untuk mendaur ulang zat antara yang digunakan untuk memproduksi senyawa Pelumas Berbasis Ester. Pengendalian yang digunakan adalah pengendalian Proporsional Integral (PI) dengan menggunakan metode Ziegler Nichols, Lopez dan Autotuner. Parameter kinerja pengendali yang diperhitungkan menggunakan metode IAE (Integral Absolute Error), ISE (Integral Squared Error) dan ITAE. (Integral of Time Multiplied by Absolute Error). Pada penelitian ini penyetelan pengendalian optimum dicapai dengan menggunakan metode Autotuner dan root mean squared (RMS) terendah didapatkan dengan metode Solver.

The need for lubricants continues to increase. However, currently the availability of petroleum is dwindling due to the ever-increasing need. In addition, petroleum-based lubricants have a negative impact on the environment because they have negative properties, including non-renewable, not environmentally friendly and toxic. Synthetic lubricants are chemicals with better characteristics than mineral and vegetable lubricants. Synthetic lubricants are formed from chemical compounds with quality specifications and are designed through a synthetic process to obtain lubricants with specific and desired characteristics. Synthesis of Ester Based Lubricants can be carried out by oligomerization, esterification and separation processes. This study will explain the separation process control system in the design of an Ester-Based Lubricant factory to maintain the stability of the production process in a factory. In this study the process to be controlled is the n-heptanoic acid separation process to recycle the intermediates used to produce Ester-Based Lubricant compounds. The control used is the Integral Proportional (PI) control using the Ziegler Nichols, Lopez and Autotuner methods. The controller performance parameters are calculated using the IAE (Integral Absolute Error), ISE (Integral Squared Error) and ITAE methods. (Integral of Time Multiplied by Absolute Error). In this study the optimum control setting was achieved by using the Autotuner method and the lowest root mean squared (RMS) was obtained by the Solver method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
"Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur.

Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Laraswati
"Pada proses bleaching terutama pada pengolahan refinery Crude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbah Spent Bleaching Earth SBE. SBE digunakan karena masih mengandung minyak nabati yang tinggi sekitar 20-40 yang berpotensial untuk dilakukannya pengolahan lebih lanjut seperti dijadikan biodiesel atau biolubricant. Pada penelitian ini telah dibuat biopelumas yang dihasilkan dari modifikasi alkohol yaitu Etilen Glikol EG dengan asam lemak yang berasal dari SBE Oil.
Penelitian ini terbagi menjadi empat tahapan penelitian. Pada tahap pre-treatment telah menghasilkan SBEO dengan kualitas sesuai dengan standar nilai RBDPO. Pada tahap esterifikasi telah menghasilkan minyak SBE yang memiliki nilai asam lemak bebas yang rendah untuk mencegah penyabunan. Pada proses transesterifikasi tahap 1 minyak SBE telah diubah menjadi metil ester atau biodiesel dengan variasi rasio mol yaitu 1:6 antara SBEO dengan metanol dengan yield 99,74. Proses transesterifikasi tahap 2 metil ester atau biodiesel telah diubah menjadi ester etilen glikol.
Setelah proses sintesis selesai, tujuan terakhir yaitu karakterisasi, dilakukan uji GC-MS, densitas, viskositas, flash point, dan pour point. Hasil dari modifikasi ini adalah produk ester etilen glikol yang merupakan senyawa yang baik karena mengandung mineral, memiliki nilai volatilitas yang rendah, flash point yang tinggi, memiliki stabilitas panas yang baik, nilai toksisitas yang rendah, dan merupakan bahan yang biodegradable, dengan nilai flash point adalah 252 oC dan nilai pour point adalah -7°C.

In bleaching process, especially in processing Crude Palm Oil refinery CPO into cooking oil using bleaching earth BE will produce Spent Bleaching Earth SBE waste. SBE is used because it still contains high vegetable oil about 20 40 which has potential for further processing such as biodiesel or biolubricant. In this research have been made biolubricant resulting from the modification of alcohol that is Ethylene Glycol EG with fatty acid derived from SBE Oil.
Stages of research will be divided into four stages. In the pre treatment stage have be produce SBEO with quality in accordance with the standard value of RBDPO. At the esterification stage have be produce SBE oil which has a low free fatty acid value to prevent saponification. In the transesterification process stage 1 of SBE oil have be converted into methyl ester or biodiesel with variation of mole ratio of 1 6 between SBEO and methanol with yield of 99.74. The transesterification process of stage 2 methyl ester or biodiesel have be converted to ethylene glycol esters.
After the synthesis process is complete, the last goal is characterization, GC MS test, density, viscosity, flash point, and pour point test. The results of this modification are ethylene glycol esters which are good compounds because they contain minerals, have low volatility values, high flash points, have good heat stability, low toxicity values, and are biodegradable materials, with flash point values is 252 oC and the pour point value is 7°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Bestari Nooranda
"Tesis ini membahas kedudukan Negara dalam PSC Migas berkaitan telah berpindahnya hak dan kewajiban dari BP Migas ke SKK Migas. Pembahasannya dititik beratkan pada sampai sejauh mana tanggung jawab Negara dalam PSC. Untuk menjawabannya, penulis melakukan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Berkaitan dengan jenis peneilitian yuridis, penulis juga menggunakan peraturan yang terkait dengan migas. Akhirnya penulis mendapat kesimpulan bahwa setelah berpindah ke SKK Migas, kedudukan Negara berubah menjadi pihak dalam perjanjian. Perubahan ini membawa makna bahwa Negara bertanggung jawab sepenuhnya atas terlaksanakannya kewajiban dalam PSC.

The focus of this study is the position of the state on Production Sharing Contract (PSC) of Oil and Gas related the transfer of rights and obligations from BP Migas to SKK Migas. The concern of this discussion is about the responsibility of the State on PSC. This is "yurudis normatif" research that uses secondary data and some regulations related migas. Finally, the conclusion of this discussion is that after the transfer, the position of the state has changed to be the party on the agreement. This change means that the State is fully responsible on every performance of obligations that is mentioned on the PSC."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Agitia Fransisca
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1358
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Zata Amalia
"

Pelumas dasar bio adalah pelumas dasar yang diperoleh dari bahan-bahan hayati seperti minyak nabati. Pelumas berbasis minyak nabati dapat memenuhi kriteria baik dari fungsi maupun lingkungan, tetapi tidak dapat digunakan secara langsung sebagai pelumas karena memiliki kinerja yang buruk pada suhu rendah serta memiliki kestabilan termal dan oksidasi yang buruk, sehingga digunakan berbagai metode untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki sifat dan karakteristik dari minyak nabati tersebut (Annisa & Widayat, 2018). Salah satu metode yang digunakan adalah modifikasi kimia. Modifikasi kimia merupakan modifikasi yang dilakukan pada minyak nabati melalui reaksi kimia (Rudnick, 2013). Metode modifikasi kimia pada sintesis pelumas dasar bio yang difokuskan dalam literature review ini meliputi reaksi esterifikasi/transesterifikasi, pembentukan estolida, dan epoksidasi dan pembukaan cincin. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya berupa data bahan baku, metode sintesis, katalis dan reaktan yang digunakan, serta suhu, tekanan, dan waktu operasi. Pada penelitian ini, 20 variasi data diolah menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan menentukan parameter-parameter dan urutan prioritas dari parameter tersebut sebagai pertimbangan dalam menentukan reaksi yang paling baik untuk digunakan dalam proses sintesis pelumas dasar bio, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian di laboratorium. Berdasarkan pengolahan data dengan AHP, diperoleh urutan prioritas parameter pada sintesis pelumas dasar bio adalah karakteristik produk, yield, penggunaan jenis katalis dan reaktan, suhu, tekanan, dan waktu operasi dan reaksi yang paling baik digunakan adalah transesterfikasi 1 dengan bahan baku yang digunakan adalah asam oleat dan trimetilolpropana (TMP) dengan katalis natrium metoksida (NaOCH3) pada suhu 150°C, tekanan 0,3 mbar dalam waktu 45 menit dengan perolehan yield sebesar 98%.


Bio-based lubricants are basic lubricants obtained from living materials such as vegetable oil. Bio-based lubricants can meet both functional and environmental criteria, but it cannot be used directly as lubricants because it has poor performance when used at low temperatures and have poor thermal stability and oxidation, so various methods are used to improve performance, properties and characteristics of the vegetable oil (Annisa & Widayat, 2018). One method used is chemical modification. Chemical modification is a modification made in vegetable oil through chemical reactions (Rudnick, 2013). Chemical modification methods in the synthesis of bio-base lubricants that are focused in this literature review include esterification/transesterification, estolide formation, and epoxidation and ring opening reactions. The data used are secondary data obtained from previous studies in the form of raw material data, synthesis methods, catalysts and reactants used, temperature, pressure, and time of operation. In this study, 20 variations of data were processed using Analytic Hierarchy Process (AHP) by determining parameters and priority order as a consideration in determining the best reaction to use in the process of synthesis of bio-base lubricants, so that it can be used as a reference in laboratory research. Based on data processing with AHP, the order of priority parameters obtained in the synthesis of bio base lubricants is product characteristics, yield, use of catalyst and reactant types, temperature, pressure, and operating time and the best reaction used is transesterfication with the raw material used is oleic acid and trimethylolpropane (TMP) with a sodium methoxide (NaOCH3) catalyst at temperature of 150°C, pressure of 0,3 mbar in 45 minutes with yield of 98%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>