Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrini Prabandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Alam Wangsa Wijaya
"Penelitian proses ekstraksi logam nikel dari larutan yang mengandung logam temba,ga dengan metnde ekstraksi pelarut dengan menggunakan ekstraktan asam Versatic-6 yang dilarutkan dalam toluena merupakan salah satu studi awal dari perkembangan teknik akstraksi dengan metode ekstraksi pelarut. Taknik ekstraksi dengan metode ekstraksi pelarut mempunyai banyak parameter, di antaranya ialah jenis ekstraktan, jenis logam yang akan diekstraksi, pH larutan, dan konsentrasi ekstraktan. Pada penelitian kali ini digunakan asam V ersatic-6 yang merupakan salah salu produk Shell Company yang ban yak digunakan pada industri petrokimia. Tingkat keasaman pada larutan dibatasi pada daerah yang memungkinkan ion logam dapat bereaksi sempuma dengan ekstraktan pada kondisi kesetimbangan, yaitu pH 3-7, sedangkan untuk konsentrasi ekstraktan ditentukan antara 0,1-0,5 M. Logam yang akan diekstraksi adalah logam Ni dengan pengotor Cu, kedua logam golongan transisi ini mempunyai perilaku secara kimiawi yang bampir sama, seperti misalnya bentuk ikatan yang terjadi jika bereaksi dengan ekstraktan tertentu, hal ini tentu ekan menyulitkan proses ekstrakan dan hal ini yang menentukan selektivitas ekstraktan. Pada awal penelitian dilakukan peroobaan kinetika untuk mengetahui waktu ekstraksi yang diperlukan, yaitu waktu tercapainya kesetimbangan antara ion-ion logam dengan ekstraktan Karakteristik ekstraktan dapat dilihat dari hasil penelitian ini dan dengan mengetahui kemampuan ekstraksinya serta tingk:at selektivitasnya dapat direncanakan proses tambahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal Salah satu hasil penelitian ini ialah adanya indikasi bahwa keberadaan ion logam Cu pada proses ekstraksi nikel dengan metode ekstraksi pelarut menimbulkan kompetisi positif artinya keberadaan ion Cu mengakibatkan proses ekstraksi menjadi lebih optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kania
"Proses pemisahan bioproduct seperti asam organik membutuhkan kemurnianyang tinggi dan mengalami kendala karena harus memumikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk memisahkan asam organik khususnya asam laktat secara efektif. Sistem membran cair emuisi (MCE) merupakan metode yang tepat untuk mengekstraksi asam organik karena sifat ekstraksinya yang berjalan simultan, dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah, dan membutuhkan waktu kontak yang singkat. Pada penelitian ini diekstraksi asam laktat menggunakan Tri Butil Posfat (TBP) sebagai ekstraktan. Span 80 sebagai surfaktan, dan kerosin sebagai pelarut organik. Untuk memperoleh suatu sistem membran cair emuisi yang stabil dan dapat menghasilkan persen ekstraksi yang tinggi, dilakukan pengamatan terhadap komposisi membran dan kondisi operasi yang mempengaruhi. Penentuan komposisi membran dilakukan melalui uji solubilitas maksimum berdasarkan nilai HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance) surfaktan dan uji kestabilan emuisi pertama. Sedangkan pengaruh kondisi operasi yang mempengaruhi ekstraksi membran cair emuisi (MCE) yang diamati adalah waktu pengadukan, rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan, dan konsentrasi ekstraktan. Sistem Membran Cair Emuisi (MCE) dengan komposisi Tri Butil Posfat (TBP) 5 % (w/v), surfaktan Span 80 pada konsentrasi 5 % (w/v), dan kerosin sebagai pelarut organik dengan pengadukan selama 30 menit dapat menghasilkan emuisi pertama yang stabil selama pengamatan 8 jam. Sistem emuisi ini dapat mengekstraksi asam laktat dari larutan umpan sebanyak 98.14 % pada rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan 1 : 2 dan waktu ekstraksi 30 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bralin Dwiratna
"Saat ini, perhatian khusus diberikan pada penelitian mengenai pemurnian produk biokimia dengan menggunakan metode membran cair emulsi (MCE), karena metode ini mampu menghasilkan derajat ekstraksi yang tinggi. Teknik membran cair emulsi ini menawarkan alternatif yang baik. Namun, proses pemurnian produk dengan metode MCE ini memiliki masalah dalam hal kestabilan emulsi, yaitu penggembungan emulsi (emulsion swelling) dan pecahnya membran (membrane breakage) Studi eksperimen terhadap reaksi batch asam laktat dengan menggunakan membran cair emulsi dilakukan dimana efek dari kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, dan rasio volume emulsi terhadap volume fasa akuatik eksternal (Ve:Vu) divariasikan. Variasi pada ekstraksi dengan menggunakan parameter tersebut berhasil diprediksi. Hasil ekstraksi terbaik diperoleh dengan komposisi membran terdiri dari Tributil Phosphat (TBP) 5 % (w/v), 7% (w/v) campuran surfaktan Span 80 dan Tween 20, dan kerosin dengan menggunakan kecepatan pengadukan 2400 rpm dan 40 menit waktu pengadukan pada pembuatan emulsi pertama. Sistem emulsi ini stabil dan mampu mengekstraksi asam laktat dari fasa eksternal sebesar 97, 8283% dengan waktu pengadukan 30 menit, kecepatan pengadukan 300 rpm, dan rasio Ve:Vu adalah 4:8.

Lately, special attention has been paid to the recovery of biochemicals by emulsion liquid membrane (ELM) processes because of their high degree of extraction. The liquid membrane extraction technique offers a good alternative. However, the ELM processes have been seriously flawed by emulsion swelling and membrane breakage. An experimental study of the batch extraction of lactid acid using an emulsion liquid membrane system is reported in which effect of speed mixing, time of mixing, and ratio emulsion volume to aquatic external volume (Ve:Vu) were varied. The variation in extraction as a result of those parameters are successfully predicted. The greatest extraction was obtained with composition of membrane consisted of Tributhyl Phosphate (TBP) 5 % (w/v), 7% (w/v) mixture surfactant Span 80 and Tween 20, and kerosine using the 2400 rpm speed of mixing and 40 minute time of mixing first emulsion. This emulsion system able to extract acid lactid from the external phase as much as 97, 8283 % in 30 minutes time of mixing, 300 rpm speed of mixing, and ratio Ve:Vu is 4:8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Emmanuel Bohemindo
"Cadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat dan beracun (toxic) yang penting saat ini. Karena daya racunnya yang kuat, cadmium harus selalu diperhatikan dan dijaga kadarya dalam konscntrasi tertentu. terutama dalam limbah industri agar tidak membahayakan. Untuk memisahkan cadmium tersebut yang berupa ion Cd(II) dari suatu larutan air (fasa akuatik) digunakan metode ekstraksi pelarut (solvent extraction). Dalam suatu proses ekstraksi, penggunaan ekstraktan dan pelarut organik (diluent) tertentu akan menghasilkan karakteristik pemisahan tersendiri. Dalam penelitian ini dilakukan pemisaban Cd(II) sebesar 100 ppm dari larutan Cd(N03),.4 H20 sebagal fasa akuatik Ekslnlktan yang digunakan ada 2 jenis (divariasikan), yaitn asam 2,2 dimetil pentanoat (2,2 dimethyl pentanoic acid) atau 2,2 DMPA dan asam Versatic- 6 (Versatic-6 acid), keduanya merupakan golongan asam karboksilat Sedangkan sebagai pelarut organik (diluent) dipakai toluena. Pengganaan 2,2 DMPA maupun asam Versatic-6 untuk mengekstraksi Cd(II) belum pernah dijumpai dalam literatur. Dengan alasan itulah dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi Cd(II) menggunakan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 sehingga kemampuan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 untuk memisahkan Cd(II) dapat diketahui. Pada penelitian pemisahan Cd(II) menggunakan ekstraktan 2,2 DMPA waktu kesetimbangan ekstraksi dicapai dalam 120 menit (2 jam) dengan persen ekstraksi tertinggi sebesar 24% pada pH7, konsentrasi 2,2 DMPA..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Basuki M
"ABSTRAK
Gas buangan yang terdapat dalam industri proses kimia terkadang masih mengandung gas hidrogen dalam konsentrasi yang relatif besar. Sementara itu, harga gas alam yang merupakan bahan baku utama pembuatan hidrogen cenderung naik, oleh karena itu perlu dipertimbangkan suatu cara yang terbaik untuk mendapatkan kembali gas hidrogen yang terikat di dalam gas buangan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan proses membran. Diantara berbagai jenis membran, jenis membran metal komposit memiliki kelebihan dibanding jenis membran lainnya. Diantaranya adalah bahwa jenis membran terscbut memiliki kctahanan thermal dan kimia serta selektivitas dan permeabilitas yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini digunakan membran keramik serta membran keramik/nikel untuk proses pemisahan campuran gas H2/N2. Pendeposisian logam nikel pada membran keramik dilakukan dengan menggunakan metode impregnasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas ideal gas H2 dan N2 pada membran keramik relatif konstan terhadap perubahan tekanan. Sedangkan permeabilitas ideal dad kedua gas tersebut cenderung konstan untuk membran keramik/nikel.
Kenaikan tekanan pada membran keramik menyebabkan penunman harga selektivitas ideal H2/N2. Sedangkan untuk membran keramik/nikel selektivitas ideal H2/N2 berfluktuasi terhadap perubahan tekanan Selektivitas ideal H2/N2; tertinggi untuk membran keramik terjadi pada tekanan 400 kPa yaitu sebesar 2,71 sedangkan untuk membran keramik/nike] tenjadi pada tekanan 600 kPa sebesar 4,09. Selektivitas aktual H2/N2 tertinggi untuk membran keramik diperoleh pada tekanan 400 kPa pada stage cut 0.1927 yaitu 1,744 sedangkan untuk membran keramik/nikel diperoleh pada tekanan 400 kPa pada stage cut 0.1004 yaitu sebesar 2.996.

"
2001
S49011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuko Gunawan
"ABSTRAK
Proses pemisahan gas H2 dari aliran purge gas pada pabrik ammonia perlu
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pabrik. Proses pemisahan menggunakan membran bisa menjadi teknologi altematif dalam pemisahan gas H2. Salah satu jenis membran yang bisa digunakan untuk proses tersebut adalah membran keramik, dimana membran tersebut memiliki stabilitas termal dan kimiawi yang baik, sehingga dapat dioperasikan pada suhu tinggi. Namun demikian membran keramik memiliki tingkat
selektivitas yang relatif lebih rendah dibandingkan membran polimer, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan selektivitasnya.
Penambahan lapisan logam nikel yang bersifat permeatif terhadap gas H2, pada permukaan membran keramik diharapkan dapat meningkatkan selektivitas membran dalam proses pemisahan gas H2. Dalam penelitian ini dilakukan preparasi membran keramik/nikel dengan metode presipitasi, untuk proses pernisahan campuran gas H2/N2. Tahap pengujian membran dilakukan terhadap membran keramik tanpa lapisan nikel dan keramik dengan lapisan nikel. Pengujian dilakukan pada kondisi ideal, menggunakan gas H2 dan N2 murni, serta pada kondisi aktual menggunakan campuran gas dengan komposisi 71.794 % H2 dan 28.206 % N2.
Dari hasil penelitian, menunjukkan adanya peningkatan permeabilitas dan
selektivilas pada memhran keramik/nikel dibandingkan dengan membran keramik tanpa Iapisan nikel. Kenaikan lekanan operasi menyebabkan penurunan harga selektivilas pada kedua jenis membran.
Nilai selektivitas ideal tertinggi untuk membran keramik dicapai pada tekanan 4 bar, yaitu sebasar 2.706. Sedangkan untuk membran keramik nikel nilai selektivitas tertingginya adalah 4.23, dan juga dicapai pada tekauan 4 bar.
Selektifitas aktual pada kedua jenis membran akan menurun apabila fraksi umpan yang permeat (stage cut) dinaikkan, dan penurunnya akan lebih tajam pada tekanan yang lebih tinggi. Selektivitas terbaik pada membran keramik, yaitu sebesar 1.689 dicapai pada tekanan 4 bar dengan stage cut sebesar 0.0995, sedangkan untuk membran keramik/nikel selektivitas terbaiknya sebesar 3.043, juga pada tekanan 4 bar, dan dengan Stage cut sebesar 0.0858.

"
2001
S49014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin S.
"Ekstraksi ion Hg(II) menggunakan Membran Cair Emulsi (MCE) dengan fasa organik yang baru diusulkan telah dilakukan. Fasa organik yang digunakan adalah asam oleat sebagai ekstraktan, Span-80 sebagai surfaktan tunggal, Span-80 dan Tween-20 sebagai surfaktan campuran, dan kerosin sebagai pelarut organik.
Untuk memperoleh persen ekstraksi ion Hg(II) maksimum, terlebih dahulu dilakukan uji kestabilan emulsi pertama (w/o) dengan berbagai konsentrasi asam oleat, surfaktan tunggal, dan surfaktan campuran, serta berbagai waktu pengadukan. Pada pembuatan emulsi kedua (w/o/w) atau tahap ekstraksi ion Hg(II), dilakukan percobaan dengan memvariasikan parameter-parameter berikut; rasio volum membran emulsi terhadap volum fasa akuatik umpan (Ve : Vu), kecepatan pengadukan, dan waktu pengadukan.
Ekstraksi ion Hg(II) maksimum diperoleh pada konsentrasi ekstraktan 0,3 M, konsentrasi surfaktan campuran 3%(w/v) dengan rasio Span-80 terhadap Tween-20 sebesar 96, 8 %(wt) : 3, 2 %(wt), rasio Ve : Vu sebesar 1 : 4, waktu pengadukan emulsi pertama 30 menit, waktu pengadukan emulsi kedua 25 menit, dan kecepatan pengadukan emulsi kedua 300 rpm. Kehadiran ion Ni(II), Cu(II), dan Mg(II) sebagai ion dalam fasa umpan tidak memberi efek yang signifikan pada kemampuan ekstraktan asam oleat untuk memisahkan ion Hg(II).
Hasil percobaan menunjukan bahwa membran cair emulsi dengan fasa organik yang terdiri dari ekstraktan asam oleat, surfaktan campuran, dan pelarut kerosin efektif mengekstraksi ion Hg(II) hingga 98,48 % dalam satu tahap pemisahan.

Separation of Hg(Il) using emulsion liquid membrane with new organics phase has been reported Organic phase used were oleic acid as extractant, span-80 as single surfactant, span-80 and tween-20 as mixture surfactants, and kerosene as organic solvent.
The maximum extraction of Hg(II), initiated by stabilization of first emulsion (w/o) with various step concentrations of oleic acid, single surfactant, mixture surfactant, and time of mixing. The second emulsions (w/o/w) or Hg(II) extraction step conducted using various parameters such as; ratio emulsion volume to aquatic external volume (Ve : Vu), speed mixing, and time of mixing.
Maximum extraction of Hg(II) is resulted from 0.3 M extractant concentration, 3% (w/v) mixture surfactant with ratio of span-80 to tween-20 as much as 968% (wt) : 3.2% (wt), ratio of Ve : Vu is 1 : 4, 30 minute time of mixing first emulsion, 25 minute time of mixing second emulsions, 300 rpm speed of mixing second emulsions. The presence such as Ni(M,Cu(I2), and Mg(II) as other ions in the external phase showed no sign j1cant effect to the extraction ability of oleic acid to separate Hg(II).
The results of experiment indicated that emulsion liquid membrane with organic phase consists of oleic acid extractant, mixture surfactants, and kerosene solvent were effective to extract Hg(II) up to 98.48% in one stage separation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Salah satu teknik pemisahan dengan menggunakan membran adalah sistem membran cair ernulsi (emulsion liquid membrane), yang merupakan pengembangan dari teknik pemisahan yang sudah dikenal lebih dahulu, yaitu sistem ekstraksi pelarut (solvent extracion).
Mernbran cair emulsi dibuat dengan cara membentuk emulsi ganda dari dua zat cair yang tidak saling larut. Emulsi pertama merupakan emulsi air dalam minyak (wlo), kemudian didispersikan ke dalam fasa kontinyu yang merupakan lammnfasaakmtHcumpan,dimanadidahmnyaterlamtzatyangakandipisahlmn
Kemampuan ekstraksi untuk setiap sistem berbeda-beda, dipengaruhi oleh jenis ekstraktan (zat pembawa), konsenlrasi ekslraktan, kecepatan pengadukan, perbandingan volume, pH fiasa umpan, dan sebagainya.
Logam cadmium dapat dipisahkan dengan menggunakan sistem membran cair ernulsi. Salah satu ekstral/:tan yang sering digunakan untuk sistem ini adalah D2EI-IPA (di-ze:/zyfhexyl-phosparic acid).
Penggunaan DZEHPA d¢ngan pelaxut tetradecane dan surfaktan ECASOZS mampu mengekstraksi iogam dari suatu larutan umpan sebesar 100%."°' Pada penelitian ini diguuakan sistem membran cair emulsi D2EI-IPA-Span 80-Isopar H.
Sebelum eksperimen membran cair emulsi dilakukan, terlebih dahulu dilaksanakan eksperimen penentuau kestabilan emulsi, untuk mengetahui perbandingan volume fasa org:-mjk terhadap ibsa akuatlk internal, dan untuk rnengetahui waktu kestabilan emulsi pertama.
Dengan melakukan variasi konsenirasi ekslralctan sebanyak tiga kali yaitu untuk 5, 7, dan 10% berat serta kecepatzn pengadukan emulsi kedua untuk 300, 350, dan 400 rpm, kemampuan ekstraksi untuk sistem ini dapat diketahui. Pada penelitian ini diketahui bahwa secara umum, peningkatan konsentrasi ekstraktan dan kecepatan pengadukan akan meningkatkan hasil ekstraksi. Tetapi kecepatan pengadukan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan penurunan jumlah logam yang terekstraksi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>