Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini benujuan mendapatkan dan mempelajari data reaksi penggabungan metana secara oksidatif menggunal-can katalis SrO, 50%
SrO/Sm203, dan Sm2O3. Katalis 35,5% Sr0/Sm20 dibuat dengan cara impregnasi basah_ Katalis diuji menggunakan reaktor unggun tetap yang dilengkapi alat ukur tekanan, pengatur laju alir gas dan pengatur suhu. Kondisi operasinya adalah :
suhu reaksi 600-850° C, tekanan parsial CH., = 20-60 kPa, tekanan parsial O2 =
16-40 kPa, Iaju alir total umpan = 140-200 mllmenit dan berat katalis 0.0119 gram_
Katalis 35,5% S10/Sm2O3 stabil, tefbukti dengan tidak terjadinya penurunan yang berarti dalam konversi CH.; dan selektivitas C; selama 10 jam operasi pada suhu reaksi 800 "C, Wama katalis juga tidak berubah, sehingga kemungl-cinan tidak teljadi deaktivasi katalis selama reaksi_ Katalis ini juga memiliki karakteristik katalis RPMO yaitu turunnya selelctivitas C2 dengan naiknya konversi CH.. Jika rasio CH4/O1 naik, konversi CH.; akan turun tetapi selektivitasnya naik_ Ini disebabkan adanya reaksi samping pembentukan COx. Peningkazan W/F akan meningkatkan konversi CH4 sedangkan pengaruh W/F terhadap selektivitas produk menunjukkan mekanisme reaksi 35,5 % SrO/Sm1O3 lidak mengikuti mekanisme umum RPMO.
Diamati adanya difusi ekstemal di lapisan batas karena keaktifan katalis yang sangat Linggi. Hal ini ditunjang dengan perhitungan hasil simulasi. Penambahan SIO scbcsar 35,5 % berat tidak mempengaruhi kinezja Sm2O3."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Amrina
"Pemisahan gas CO2 dari CH4 yang terdapat dalam gas alam penting dilakukan karena sifatnya dapat menyebabkan korosi pada pipa gas. Gas CO2 juga dapat menurunkan nilai kalor dari gas alam. Teknologi membran telah mulai dikembangkan untuk pemisahan gas CO2 dari CH4 karena prosesnya yang sederhana, mudah, ramah lingkungan serta konsumsi energi dan biaya operasional yang rendah. Di dalam penelitian ini digunakan membran selulosa asetat (CA). Pembuatan membran CA dilakukan dengan melarutkan CA di dalam aseton. Proses koagulasinya dilakukan dengan metode inversi fasa. Untuk memperoleh selektivitas pemisahan CH4 dan CO2 optimum dilakukan penambahan PEG, Formamida, variasi media penyimpanan (desikator, air dan solvent drying desikator dan solvent drying heksan) dan variasi suhu koagulasi ( 10oC, 18oC dan 250C). Pengukuran laju permeasi dilakukan menggunakan sel permeasi pada tekanan 10-100 psi . Nilai selektivitas didapat melalui perbandingan laju permeasi CO2 terhadap CH4.. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa selektivitas optimum pemisahan CO2 dan CH4 adalah dengan menggunakan PEG, dengan media penyimpanan solvent drying desikator dan suhu koagulasi 25oC. Nilai selektivitas optimum 572.74.

The separation of CO2 from CH4 in the natural gas are important because its characteristics can cause corrosion, can also reduce the heat value of natural gas. Nowadays, membrane technology has been environment and energy consumption and operational costs are low. In this research we use membrane made from cellulose acetate (CA). Membrane CA made by dissolved its CA in the acetone. The process coagulation itself using phase inversion. To gain an optimum selectivity in separation CH4 and CO2, we could added PEG, Formamida, variations of the storage media (desiccators, water and solvent drying desiccators and solvent drying hexane) and the variations of coagulation temperature (10oC, 18oC and 25oC). To measured its permeability we can use permeation cell at the pressure of 10-100 psi. Selectivity also been measured by compare its permeatio of CO2 to CH4. This research found that an optimum selectivity for separation CO2 and CH4 is using PEG, with storage media solvent drying desiccators and coagulation temperature measured at 250. Optimum selectivity is 572.74."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Retania
"Senyawa etanol merupakan sumber alternatif dari hasil fermentasi material hayati yang dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik. Etanol yang dihasilkan dari industri fermentasi umumnya mengandung air dalam jumlah yang bervariasi sehingga memerlukan energi tinggi untuk pemurnian etanol tersebut. Adanya kandungan air dalam konversi etanol menjadi hidrokarbon aromatik mampu menjaga stabilitas katalis. Keberadaan kandungan air ini dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis. Konversi etanol dilakukan menggunakan katalis zeolit sintetik HZSM-5 dan Al2O3 sebagai pendukung.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis dalam konversi etanol berkadar air menjadi hidrokarbon aromatik, khususnya benzena, toluena, dan xylena. Kemampuan aktivitas dan selektivitas HZSM-5 terhadap terbentuknya senyawa hidrokarbon aromatik sangat tinggi berdasarkan struktur jaringan pori dan permukaan inti asam. Uji kristalinitas pada katalis sebelum dan sesudah konversi menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan pada katalis HZSM-5.

Alternative sources of ethanol are fermented biological material that can be converted into aromatic hydrocarbons. Ethanol produced from fermentation industry still in the water containing relatively high amounts that require great energy to the ethanol purification. The existence of this water content can affect the activity and selectivity of the catalyst. Presence of water content in ethanol conversion into aromatic hydrocarbons capable of maintaining the stability of the catalyst. Catalytic conversion of ethanol made using synthetic zeolite HZSM-5 catalyst and Al2O3 as support.
The purpose of this study was to investigate the ability of the activity and selectivity of the catalyst in the reaction of water to ethanol conversion selectivity of aromatic hydrocarbons, in particular benzene, toluene, and xylene. Ability activity and selectivity of HZSM-5 to the formation of very high aromatic hydrocarbon compounds by acid core surface and the size of the pore structure. The crystallinity test of the catalyst showed that there is no significant change in crystallinity of the HZSM-5 catalyst before and after conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara
"Reaksi oksidasi parsial metana menjadi metanol dengan katalis Co-ZSM?5 dipelajari dengan tiga variasi kondisi reaksi yaitu laju feed, waktu reaksi, dan ukuran pori katalis. Dua jenis zeolit ZSM ? 5 (mikro dan mesopori) disintesis dan dianalisa dengan XRD, FTIR, BET dan SEM ? EDS. Preparasi katalis Co-ZSM-5 dilakukan menggunakan metode impregnasi basah dan dianalisa dengan AAS dan FTIR. Tiga variasi laju feed CH4 : N2 (0.5:2, 0.75:2 dan 1:2 bar) serta dua variasi waktu reaksi dipelajari untuk mengetahui feed dan waktu yang menghasilkan persen konversi optimum. Perbedaan ukuran pori katalis Co-ZSM-5 selanjutnya dipelajari pada kondisi optimum yang telah di dapat. Analisa produk yang terbentuk dilakukan menggunakan instrumen GC-FID dengan metode standar adisi untuk mengetahui persen konversi produk yang terbentuk.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa reaksi dengan katalis Co-ZSM-5 mesopori optimum terjadi pada saat rasio feed CH4:N2 sebesar 0.75:2 bar dengan persen konversi sebesar 8.93%. Waktu reaksi optimum pada saat laju feed optimum dengan katalis Co-ZSM-5 mesopori yang diperoleh adalah selama 60 menit reaksi dengan persen konversi sebesar 41.97%. Pengaruh ukuran pori katalis dipelajari pada saat feed dan waktu reaksi optimum ini. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa Co-ZM-5 mikropori menghasilkan persen konversi yang lebih kecil yaitu sebesar 16.46%.

Partial oxidation of methane to methanol using Co-ZSM-5 catalysts has been studied with three variation of reaction condition namely reaction feed, reaction time and catalysts pore size. Two kinds of ZSM?5 (microporous and mesoporous) were synthesized and characterized by XRD, FTIR, BET and SEM-EDS. Co-ZSM-5 catalysts were prepared using wet impregnation method and characterized by AAS and FTIR. Three kinds of reaction feed ratio CH4:N2 (0.5:2, 0.75:2 and 1:2 bar) and two kinds of reaction time were employed to obtain the optimum methane conversion. The differences of catalysts pore size then was studied at optimum feed and reaction time. The reaction product then was analyzed by GC ? FID using standard addition method.
The results showed that optimum reaction feed using mesoporous Co-ZSM-5 catalyst was at CH4 : N2 ratio = 0.75 : 2 bar with conversion was 8.93%. Optimum reaction time at optimum reaction feed using mesoporous Co-ZSM-5 catalyst was 60 minutes with conversion was 41.97%. The influence of catalysts pore size was studied at optimum reaction feed and time. And the result showed that microporous Co-ZSM-5 gave the lower conversion by 16.46 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Diyandana Filemon
"Batubara dapat diolah menjadi bahan bakar cair melalui proses Fischer-Tropsch. Agar mudah diolah menjadi bahan bakar cair, batubara harus melalui proses gasifikasi untuk menghasilkan gas H2 dan CO dengan rasio 2:1. Kandungan abu dalam batubara yang selama ini sering diabaikan, diperkirakan memiliki efek sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi gasifikasi. Pada penelitian ini, hendak diteliti pengaruh suhu reaksi dan kandungan abu terhadap rasio mol H2/CO dan yield gas sintesis yang dihasilkan. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis sub-bituminous. Variasi kandungan abu dalam batubara dibagi menjadi dengan abu dan tanpa abu, dilakukan dengan dengan metode aglomerasi menggunakan pelarut CPO-air. Gasifikasi dilakukan dengan metode steam gasification yang menggunakan umpan arang dan kukus agar meningkatkan rasio mol H2/CO. Suhu operasi yang digunakan adalah 650°C, 700°C, dan 750°C. Rasio kukus terhadap arang ditetapkan 2,7 dan waktu tinggal kukus dalam unggun arang adalah 3,5 detik. Gasifikasi batubara yang tidak diaglomerasi (kandungan abu 6%) menghasilkan yield gas tertinggi sebesar 5,3 mmol/mol C dan rasio mol H2/CO tertinggi sebesar 1,94 pada suhu 750°C. Gasifikasi batubara yang diaglomerasi (kandungan abu tersisa 0,9%) menghasilkan yield gas tertinggi sebesar 3,34 mmol/mol C pada suhu 750°C dan rasio mol H2/CO tertinggi sebesar 0,77 pada suhu 650°C.

Coal could be transformed to liquid fuel through Fischer-Tropsch. This process is affordable if the mole ratio of H2/CO from synthetic gas is 2:1. Ash content in coal often to be ignored, but it is predicted to has effect as catalyst for gasification reaction. In this research, the effect of operating temperature and ash content to H2/CO mole ratio and synthetic gas? yield are observed. The coal?s type in this research is sub-bituminous. The ash content will be varied to with-ash and ash-free by agglomeration method with the mixture of CPO-water as solvent. The gasification process is fed with char and steam to increase the mole ratio of H2/CO. The operating temperature varied to 650°C, 700°C, and 750°C. The steam to char ratio is 2,7 and steam?s residence time in char bed is 3,5 s. From gasification of non-agglomerated coal (ash content 6%), the highest yield of gas is 5,3 mmol/mol C and the highest mole ratio of H2/CO is 1,94 at 750°C. From gasification of agglomerated coal (ash content 0,9%), the highest yield of gas is 3,34 mmol/mol C and the highest mole ratio of H2/CO is 0,77 at 650°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aula Arief Atmojo
"ABSTRAK
Batubara sebagai sumber bahan bakar konvensional yang populer dapat dimanfaatkan menjadi sumber utama energi. Pengolahan batubara menjadi bahan bakar cair dapat melalui proses Fishcer-Tropsh. Untuk kemudahan proses ini yaitu melalui gasifikasi batubara yang mana menjadi gas H2 dan CO dengan perbandingan 2:1. Namun kandungan batubara yang kurang diperhatikan akan mengganggu proses gasifikasi dan mempengaruhi kualitas dan gas sintesis tersebut. Kenyataanya kandungan abu dalam batubara dapat menjadi katalis terhadap proses-proses gasifikasi. Oleh karena itu diperlukan teknologi penghilangan kadar abu dalam batubara yaitu acid-washing/acid-leaching yang mana dilakukan pencucian batubara menggunakan asam HCl encer, melihat fakta bahwa ketersediaannya yang banyak dan merupakan pelarut yang baik dan tidak meninggalkan karboksilat dalam reaktor maupun mudah untuk ditiriskan sebagai dasar pertimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan abu dan suhu reaksi gasifikasi terhadap yield dan rasio mol H2/CO gas sintesis. Gasifikasi dilakukan dengan metode gasifikasi kukus (steam gasification) yang menggunakan umpan arang dan kukus agar meningkatkan rasio mol H2/CO. Suhu operasi yang digunakan adalah 650°C, 700°C, 750°C dan 800°C. Rasio kukus terhadap arang, steam/C ditetapkan sebesar 2,7 dan waktu tinggal kukus dalam unggun arang adalah 3,5 detik. Dilakukan dua variasi gasifikasi batubara dalam satu feedstock yang masih memiliki kandungan abu (kandungan abu 5,28%) dan yang sudah dihilangkan kandungan abu, sebelum dilakukannya gasifikasi.

ABSTRACT
Coal as a popular source of conventional fuel can be utilized as major source of energy. Coal processing into conversed liquid fuel can be applied through Fishcer-Tropsh process. One of the technology that can convert coal into gas before liquid fuel is gasification. Where coal will be converted into Hydrogen and carbon monoxide gas with the ratio 2:1. Apparently, the mineral matter in coal can be a problem when it undergoes a process which can affect not only the quality of the syngas, but also the process equipment used. In reality, the ash or the mineral content in coal can act as a natural catalysts in gasification process under certain operation conditions. To this extent, we need to know the method to clean the coal from the mineral matter with acid-washing using dilute sodium chloride, knowing its availability and its efficiency as a solvent and does not leave any carboxylic traces in reactor. Thus, the conducted research is to observe and analyze the effect of mineral matter in coal and temperature reaction of gasification against the yield and mol ratio of H2/CO through steam gasification technology;where the feed is coal char and steam to increase the mol ratio of H2/CO. The operation temperatures are 650, 700, 750, and 800°C. Ratio of Steam/carbon 2,7 and the residence time of steam in char bed 3,5 seconds. With 2 feed variables, one with char (5,28%) and without char(0,8%)."
2017
S66104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>