Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Sutontro
"Telah dilaksanakan penelitian terhadap zeolit alam Indonesia asal Malang yang sebagian besar struktur kristalnya mordenite. Sifat katalitik dari zeolit tersebut ditingkatkan melalui proses dealuminasi dengan perlakuan asam HCl 3N. Parameter perlakuan asam adalah lamanya waktu refluks, yaitu mulai dari 0 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Sebagai pembanding dipilih zeolit mofdenite sintetik. Keseluruhan sampel zeolit tersebut dikalsinasi pada kondisi atmosferik dan suhu 550°C selama 16 jam. Pengujian sifat fisik dan kimianya meliputi luas permukaan, rasio Si/Al, dan keasaman. Kemampuan katalitiknya diuji dengan reaktor Parr pada tekanan atmosfer dan suhu 325°C, dan dengan Micro Activity Test (MAT) -Unit pada temperatur reaktor 400°C. Reaktan yang digunakan dan produk yang dihasilkan dianalisis dengan teknik gas kromatografi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin lama waktu refluks (perlakuan asam) mengakibatkan meningkatnya surface area dari 118 m2/g menjadi 352-147 m2/g, rasio Si/Al dari 9,54 menjadi 16,93-23,53, keasaman dari 2,34 mmol/g menjadi 4,02- 4,64 mmol/g, dan meningkatnya kemampuan katalitik yang terlihat dari meningkatnya konversi produk."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Diyanto
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesa fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak jarak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dari CPO. Kandungan asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap ini memudahkan pemutusan ikatan lebih banyak oleh katalis, menghasilkan yield C3 dan C4 yang lebih banyak. Untuk menghasilkan fraksi C3 dan C4 dari minyak jarak digunakan metode perengkahan katalitik menggunakan katalis ZSM-5. Reaksi dilakukan secara tumpak pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 60 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (320°C; 330°C;340°C) dan rasio massa katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan GC sedangkan produk cair menggunakan FTIR Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 340°C dan rasio katalis/SJO = 1:100 didapatkan hasil maksimum yaitu yield hidrokarbon C4 mencapai 12 %. Produk gas yang diperoleh kebanyakan berupa produk i-C4 dan n-C4 . Sedangkan produk C3 tidak diperoleh secara konsisten.

In this research, synthesis of hydrocarbon fraction C3 and C4 will be held using Jatropha Oil which has more unsaturated fatty acid compared to Crude Palm Oil. This content of unsaturated fatty acid will make it easier for the catalyst to cut the bond, producing more product of C3 and C4. To produce C3 and C4, catalytic cracking method is used with ZSM-5 catalyst. Reaction is performed in batch reactore in liquid phase with atmospheric pressure within 60 minutes. The temperature will be varied within 320°C; 330°C;340°C and the ratio of catalyst/SJO mass of 1:75 and 1:100. The gas product will be analyzed with GC and the liquid product with FTIR. According to the research, the maximum yield is obtained in the 340°C temperature and of catalyst/SJO mass of 1:100, with the result of 12%. The gas product mainly consist of i-C4 and n-C4. Whild the C3 product is not obtained consistently."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Konversi minyak kelapa sawit menjadi fraksi bensin merupakan salah satu upaya pencarian energi alternatif sebagai pengganti suplai energi berbasis minyak bumi. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi hidrokarbon melalui reaksi perengkahan katalik dengan katalis asam, salah satunya adalah katalis γ-alumina. Dalam penelitian ini dilakukan reaksi minyak sawit dengan katalis γ-alumina di dalam reaktor tumpak berpengaduk yang dilakukan dengan variasi perbandingan berat minyak/katalis 100:1, 75:1 dan 50:1 pada variasi suhu reaksi antara 260 - 340 °C dalam variasi waktu reaksi 1-2 jam. Pasca reaksi perengkahan, produk bensin alternatif ini (biogasoline) diperoleh setelah perlakuan distilasi tumpak 2 tahap. Uji densitas dan viskositas produk ini menunjukkan hasil yang mendekati sifat fisika bensin komersial. Dari hasil uji densitas, viskositas, dan Fourier Transform Infra Red Spektrofotometer (FTIR) produk reaksi perengkahan dapat disimpulkan bahwa produk optimum reaksi terjadi pada perbandingan berat minyak/katalis 100:1 dalam waktu 1.5 jam dan suhu 340 °C, dan hasil uji kandungan produk dengan FTIR, Gas Chromatography (GC), dan Gas Chromatografi-Mass Spectrofotometer (GC-MS) menunjukkan adanya kemiripan dengan kandungan bensin komersial. Berdasarkan hasil uji tersebut, produksi biogasoline pada penelitian ini memiliki yield 11.8% (v/v) dan konversi 28.0% (v/v ) terhadap umpan minyak sawit dengan bilangan oktana produknya sebesar 61.0.

Biogasoline Production from Palm Oil Via Catalytic Hydrocracking over Gamma-Alumina Catalyst. Bio gasoline conversion from palm oil is an alternative energy resources method which can be substituted fossil fuel base energy utilization. Previous research resulted that palm oil can be converted into hydrocarbon by catalytic cracking reaction with γ-alumina catalyst. In this research, catalytic cracking reaction of palm oil by γ-alumina catalyst is done in a stirrer batch reactor with the oil/catalyst weight ratio variation of 100:1, 75:1, and 50:1; at suhue variation of 260 to 340°C and reaction time variation of 1 to 2 hour. Post cracking reaction, bio gasoline yield could be obtained after 2 steps batch distillation. Physical property test result such as density and viscosity of this cracking reaction product and commercial gasoline tended a closed similarity. According to result of the cracking product?s density, viscosity and FTIR, it can conclude that optimum yield of the palm oil catalytic cracking reaction could be occurred when oil/catalyst weight ratio 100:1 at 340°C in 1.5 hour and base on this bio gasoline?s FTIR, GC and GC-MS identification results, its hydrocarbons content was resembled to the commercial gasoline. This palm oil catalytic cracking reaction shown 11.8% (v/v) in yield and 28.0% (v/v) in conversion concern to feed palm oil base and produced a 61.0 octane number?s bio gasoline."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Moestika
"Kebutuhan akan bensin mendorongg dilakukannya penelitian untuk menemukan sumber daya Iain sebagai bensin alternatif. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia secara melimpah dapat dijadikan sumber bahan bakar bensin dengan melakukan reaksi perengkahan untuk didapatkan struktur molekul yang lebih kecil dan memiliki karakterislik yang menyerupai bensin.
Reaksi perengkahan katalistik terhadap minyak kelapa sawil dilakukan dengan mengadaptasi prinsip FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit) yang dapat memecahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi fraksi yang lebih pendek. Reaksi perengkahan katalistik ini dilakukan dengan kehadiran kalalis asam alumina. Dalam penelilian ini digunakan katalis alumina JRC (Japan Reference Catalys)-ALO-3 dan JRC-ALO-6. Reaksi dilakukan pada reaktor batch sederhana.
Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan analisis berat molekul dengan metode kenaikan titik didih, viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Bilangan oktana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molekul dengan menggunakan metode FTIR.
Kondisi operasi optimum umuk merengkahkan minyak kelapa sawit adalah pada komposisi katalis-minyak 1:1O0, waktu reaksi 15 menit dan suhu reaksi 150℃.
Reaksi perengkahan tersebut dapat menurunkan berat molekul menjadi 597 gr/mol dari 849 gr/mol dengan struktur molekul dimana ramai lurus senyawa menjadi lebih pendek dari senyawa awalnya. Senyawa produk ini juga memiliki bilangan oktana yang jauh lebih tinggi daripada bensin yang banyak digunakan saal ini, yaitu 111.2.
Namun dari segi viskositas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin premium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Ahmad Mawardi
"Kenyataan bahwa cadangan minyak bumi dunia yang semakin menipis tidak dapat terelakkan lagi. Dengan kondisi ini memaksa dilakukannya pencarian energi alternatif yang dapat mengurangi beban suplai energi dari basis minyak bumi. Konsumsi bahan bakar bensin di Indonesia terus meningkat tetapi suplai akan bensin tersebut sudah mulai menipis. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar bensin. Minyak kelapa sawit mengandung trigeliserida yang mengikat asam lemak jenuh maupun tak jenuh, salah satunya asam oleat yang kandungannya sangat besar mencapai 43%.
Secara teoritis, ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh trigliserida dapat terengkah dengan menggunakan katalis asam salah satunya katalis ?-alumma. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan minyak sawit dengan katalis ?-alumina di dalam reaktor tumpak berpengaduk. Untuk mendapatkan kondisi yang optimum maka dilakukan variasi perbandingan berat minyak/katalis 100:1, 75:1 dan 50:1, suhu reaksi 260-340°C dan waktu reaksi 1-2 jam.
Dari hasil uji densitas dan viskositas dan FTIR maka diperoleh kondisi optimum sebagai berikut : perbandingan berat minyak/katalis 100:1, waktu reaksi 1.5 jam dan suhu 340°C. Untuk mendapatkan produk biogasoline, dilakukan distilasi tumpak secara bertahap sebanyak dua kali untuk ketiga produk reaksi yang terbaik dari masing - masing perbandingan berat minyak/katalis. Identifikasi produk biogasoline dengan analisis densitas dan viskositas menunjukkan hasil yang mendekati bensin komersial. Dari uji FTIR, uji GC dan uji GC-MS menunjukkan adanya kemiripan kandungan produk biogasoline dengan kandungan bensin komersial dengan yield 11.79% v/v) dan konversi 28% (v/v)terhadap umpan minyak sawit dan bilangan oktana 61."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mendorong meningkatnya kehutuhan masyarakat dan dunia terhadap bahan bakar khususnya bensin (gasoline). Gasofine dihasilkan dari minyak bumi, sehingga peningkatan kebutuhan gasoline akan mengakibatkan pula peningkatan kebutuhan minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Karena itu, dibutuhkan sumber altematif untuk menghasilkan gasoline. Salah satu sumber altematif itu adalah minyak kelapa sawit yang merupakan senyawa hidrokarbon dan Indonesia mempakan negara kedua penghasil minyak kelapa sawit terbesardi dunia.
Pada penelitian ini biogasoline disintesis dengan cam perengkahan (cracking) metil ester hasil transesterifikasi minyak kelapa sawit. Perengkahan dilakukan dengan menggunakan insiator metil etil keton peroksida (MEKP) dan katalis asam sulfat (H2SO4)_ Kondisi operasi berada pada tekanan atmosfer serta dilakukan variasi suhu dan variasi komposisi katalis dengan metil ester.
Untuk mengetahui terjadinya perenglcahan dilakukan analisis berat molekul sebagai fungsi densitas dan titik didih, viskositas yang dianalisis menggunakan viskometer Ostwald, bilangan olctana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molelcul dengan menggunakau metode FTIR.
Kondisi operasi terbaik untuk perengkahan metil ester pada penelilian ini berada pada komposisi katalis-metil ester 1:50 dan suhu reaksi 150°C_ Reaksi perengkahan tersebut dapat menwunkan berat molekul metil ester dari 284.3 gr/mol menjadi 219.69 gr/mol. Hasil perengkahan ini juga memiliki bilangan oktana tertinggi, yaitu sebesar 89.28. Sedangkan analisis PTIR menunjukkan adanya perubahan struktur metil ester menjadi senyawa dengan rantai molekul yang lebih pendek serta cabang yang lebih banyak. lnisiator MEKP menyebabkan semua ikatan rankap terputus karena inisiator bereaksi dengan metil ester membentuk radikal bebas yang lebih mudah bereaksi dengan katalis sehingga reaksi perengkahan berlangsung lebih hebat.
Dari segi berat molekul dan bilangan oktana, biogasoline ini sudah mendekati bensin premium, namun dari segi viskositas dan densitas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Nurizky
"Sejak tahun 2005, konsumsi avtur di Indonesia selalu lebih besar dari produksi kilang nasional. Kebutuhan avtur yang tidak terpenuhi jika hanya menggunakan energi fosil mendorong upaya pencarian bahan bakar pesawat alternatif, salah satunya adalah bioavtur. Bioavtur merupakan bahan bakar nabati generasi kedua yang dapat dijadikan alternatif bagi bahan bakar jet avtur untuk memenuhi kebutuhan nasional Indonesia serta mendukung Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Sintesis bioavtur pada penelitian ini menggunakan biodiesel/metil ester untuk memanfaatkan lebihan produksi biodiesel di Indonesia. Untuk memudahkan karakterisasi produk, digunakan senyawa model dari metil ester biodiesel yaitu metil oleat. Sintesis dilakukan melalui proses hidrodeoksigenasi dan perengkahan katalitik dengan katalis NiMo/zeolit. Proses hidrodeoksigenasi dilakukan pada kondisi tekanan 24 bar dan suhu 375 C selama 4 jam, dan reaksi perengkahan katalitik dilakukan pada suhu 375 C selama 2 jam. Perengkahan katalitik dilakukan dengan 2 variasi loading katalis, yaitu 1 dan 5. Produk bioavtur yang dihasilkan telah memenuhi SNI avtur untuk viskositas dan densitas, yaitu sebesar 3,34 cSt dan 0,839 g/mL. Dengan kondisi perengkahan katalitik pada suhu 375 C dan loading katalis sebesar 5, katalis NiMo/zeolit mampu melakukan sintesis bioavtur dengan yield sebesar 34,27, selektivitas 26,25, dan konversi sebesar 91,27. Hasil tersebut belum optimum namun dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

Since 2005, aviation fuel consumption in Indonesia has always been greater than the production of national refineries. Aviation fuel needs that are not fulfilled if using only fossil energy encourages the search effort of alternative fuels, one of which is bioavtur. Bioavtur is a second generation biofuel that can be used as an alternative to jet fuel aviation fuel to meet Indonesia 39s national needs and support the National Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction. The bioavtur synthesis in this study used biodiesel methyl esters to utilize excess biodiesel production in Indonesia. To facilitate product characterization, methyl oleate is used as a model compound of methyl ester biodiesel. Synthesis is done through hydrodeoxigenation process and catalytic cracking with NiMo zeolite catalyst. The hydrodeoxigenation process was carried out under the condition of 24 bar and 375 C for 4 hours, and the catalytic cracking reaction was carried out at 375 C. for 2 hours. Catalytic cracking was performed with 2 variations of catalyst feed ratio, i.e. 1 and 5. The resulting bioavtur product has fulfilled the SNI of avtur for viscosity and density, that is equal to 3,34 cSt and 0,839 g mL respectively. Under catalytic cracking conditions at 375 C and 5 catalyst loading, NiMo zeolite catalysts were able to synthesize bioavtur with yields of 34.27, selectivity of 26.25, and conversion of 91.27. The results are not yet optimum but can be used as a reference for further research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Pascalis Tanudio
"Proses perengkahan katalitik termal merupakan salah satu proses untuk mengolah minyak hewani menjadi bahan bakar bio. Pada penelitian ini bahan bakar bio jenis renewable diesel disintesis dari lemak sapi dalam reaktor menggunakan katalis CaO. Proses sintesis renewable diesel dilakukan menggunakan reaktor autoclave berpengaduk diberikan perlakuan yang berbeda tiap prosesnya dengan perbedaan suhu (375℃ dan 400℃) untuk sampel dan jumlah katalis yang digunakan sebanyak 3 wt% dan 5 wt% dari
umpan yang digunakan yaitu lemak sapi sehingga didapatkan 4 sampel renewable diesel (RD-1 hingga RD-4) dengan harapan mendapatkan yield dan konversi, sehingga dapat ditentukan kondisi operasi yang optimal untuk sintesis renewable diesel. Setelah berhasil disintesis produk cair organik didistilasi untuk mendapatkan fraksi renewable diesel dan dikarakterisasi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk melihat nilai viskositas, bilangan asam, densitas, titik beku, dan bilangan iodin, serta menggunakan
GC-MS untuk mengidentifikasi fraksi komponen dan FTIR untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari hasil sintesis. Renewable diesel akan dibandingkan antar sampel untuk memperoleh karakteristik terbaik yang akan dibandingkan dengan bahan bakar solar. Dari hasil pengujian diperoleh spesifikasi renewable diesel seperti densitas, viskositas, bilangan iodin, bilangan asam, dan titik beku sudah memenuhi standar SNI, namun untuk spesifikasi bilangan asam pada sampel RD-1 dan RD-3 belum memenuhi SNI. Nilai yield dan selektivitas tertinggi diperoleh pada sampel RD-4 dengan suhu 400℃ dan katalis CaO sebanyak 5% wt, diperoleh selektivitas sebesar 91,83% dan yield sebesar 44,3% dengan sisa oksigenat sebesar 16,99%
Catalytic thermal cracking process is one of the processes to convert animal fats into biofuel. In this study, renewable diesel is synthesized from animal fats or more specifically beef tallow in a reactor with the help of CaO catalyst. Renewable diesel
synthesis process is carried out using a stirred autoclave reactor with different treatment for each process with differences in temperature (375℃ and 400℃) and the amount of catalyst used is 3% by feed weight and 5% by feed weight of beef tallow, hence 4 (four) renewable diesel samples denominated by RD-1, RD-2, RD-3, and RD-4, to obtain different results of yield and conversion so that the optimal condition for renewable diesel synthesis is obtained. Renewable diesel was characterized based on the Standar Nasional Indonesia (SNI) to see the value of viscosity, acid number, density, freezing point, and iodine number. GC-MS and FT-IR analytics is also used to identify fraction component of sample and to identify functional groups of the product. Renewable diesel will be compared between samples to obtain the best characteristics that will be compared with
conventional diesel fuel. The research resulting in the specifications of renewable diesel
such as density, viscosity, acid number, freezing point and iodine number which meet the
SNI standard, but the acid number specifications for RD-1 and RD-3 samples do not meet SNI standard. The highest yield and selectivity values were obtained in the sample RD-4 with a temperature of 400℃ and a CaO catalyst of 5% wt, obtained selectivity of 91,83% and yield of 44,3% with a residual oxygenate of 16,99%.
"
Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
"Pesatnya perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia saat ini memicu peningkatan terhadap permintaan bahan bakar minyak khususnya bahan bakar bensin, namun keadaan yang terjadi saat ini tidak didukung dengan ketersediaan cadangan sumber minyak fosil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi ini memicu para peneliti untuk mencari sumber energi alternatif baru pengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati yang dapat diperbaharui. Salah satu minyak nabati yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia adalah minyak kelapa sawit. Penelitian sebelumnya telah membuktikan, bahwa minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan bakar setaraf gasoline melalui reaksi perengkahan. Bahan bakar altematif tersebut disebut juga sebagai biogasoline. Telah dilaporkan pada penelitian sebelumnya bahwa biogasoline dapat disintesis melalui reaksi perengkahan katalitik fasa cair menggunakan katalis zeolit dan alumina, namun yield yang didapat selalu rendah dan tidak menunjukkan hasil yang signifikan dalam penurunan viskositas maupun densitas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masih bercampurnya produk yang terbentuk dan reaktan yang belum bereaksi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan reaksi perengkahan katalitik pada fasa gas menggunakan katalis alumina. Reaksi perengkahan dilakukan menggunakan reaktor unggun tetap. Umpan yang akan dilewatkan menuju katalis diubah terlebih dahulu menjadi fasa gas, sehingga diperlukan pemanasan awal mendekati titik didih minyak sawit. Suhu optimum untuk pemanasan awal minyak sawit adalah 270 °C, sedangkan temperatur reaksi perengkahan akan dilakukan pada suhu, dimana katalis alumina dapat aktif, yaitu: 300 s/d 350 T. Selain itu dilakukan pula variasi terhadap laju alir nitrogen pada rentang 25 s/d 100 mL/menit untuk mengetahui kondisi optimum yield fraksi gasoline yang diperoleh. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan kromatografi gas (GC), FTIR dan kromatografi gas spektroskopi massa (GCMS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi operasi yang optimum untuk menghasikan produk cair dengan % fraksi gasoline tertinggi adalah pada suhu 320 °C dengan laju alir 50 mL/menit, dimana yield fraksi bensin yang didapatkan adalah 55 %, sedangkan produksi gas tertinggi dicapai pada suhu 340 °C dengan laju alir 50 mL/menit. Perubahan yang teramati dengan meningkatnya suhu reaksi adalah produk gas yang dihasilkan semakin tinggi, sedangkan kenaikan laju alir akan menurunkan produksi gas. Gas hasil produk perengkahan terdini atas berbagai macam kandungan diantaranya, yaitu : gas CO, CO2, Cl-I4, C2H4 dan C21-16. Densitas dan viskositas cenderung meningkat dengan adanya kenaikan suhu reaksi. Densitas dan viskositas terendah dicapai pada suhu reaksi 310 °C, yaitu berturut-turut 0,0119 P dan 0,789 gr/mL, sedangkan bilangan oktan tertinggi diperoleh pada suhu reaksi 300 °C, yaitu 106. Hasil analisis FTIR menunjukkan, bahwa terjadi pengurangan ikatan CH2, CH3 dan R-CH3 dengan meningkatnya suhu reaksi. Analisis GCMS menunjukkan kandungan yang cukup tinggi pada senyawa alkana dan alkena dengan persentase berturut-turut adalah 55% dan 37%, sisanya merupakan golongan siklik dan aromatis. Hasil analisis GCMS juga menunjukkan, bahwa kandungan senyawa hidrokarbon tertinggi adalah hidrokarbon C11. Pada penelitian ini dilakukan pula studi kinetika reaksi perengkahan dengan parameter kinetika konstanta laju reaksi dan orde reaksi berada pada rentang berturut-turut, yaitu : 57-62 hr-1 dan 1,553-1,599."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24701
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>