Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Proses yang berlangsung pada industripetrokimia bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kapasitas maksimal, sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis. Karena semakin banyak produk yang dihasilkan akan meningkalkan jumlah produk. yang dijual sehingga memberikan keuntungan yang besar.
Pada proses sulfonasi BaUestra (proses sulfonasi alkil benzene dengan campuran gas so.-udara), perhitungan distribusi konversi dan dimensi coil di tiap reaktor sangat menentukan kapasitas produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan proses berlangsung secara isotermal dan konversi dikontrol oleh panes reaksiyang dihasilkan.
Distribusi konversi yang optimal di tiap reaktor adalah 38 %, 27 %,
23% dan 12 %, untuk kapasitas 3000 kg am
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumijanto
"Karbonmonoksida adalah spesi yang sulit dipisahkan dari helium pendingin reaktor karena mempunyai ukuran molekul relatif kecil sehingga diperlukan proses konversi menjadi karbondioksida. Laju konversi karbonmonoksida dalam sistem purifikasi dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya konsentrasi, temperatur dan laju alir massa. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi laju alir massa dalam purifikasi pendingin RGTT200K untuk proses konversi karbonmonoksida. Optimasi dilakukan melalui simulasi proses konversi karbonmonoksida menggunakan perangkat lunak Super Pro Designer. Laju pengurangan spesi reaktan, laju pertumbuhan spesi antara dan spesi produk dalam kesetimbangan reaksi konversi dianalisis untuk memperoleh optimasi laju alir massa purifikasi terhadap proses konversi karbonmonoksida. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan data laju alir massa purifikasi untuk pembuatan dasar desain sistem purifikasi helium pendingin RGTT200K. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada laju alir massa 0,6 kg/detik proses konversi belum optimal, pada laju alir massa 1,2 kg/detik mencapai optimal dan pada laju alir 3,6 kg/detik s/d 12,0 kg/detik tidak efektif. Untuk memdukung dasar desain sistem purifikasi helium pendingin RGTT200K maka laju alir massa purifikasi untuk proses konversi karbonmonoksida digunakan laju alir massa 1,2 kg/detik."
Pusat Teknologi Reaktor dan keselamatan nuklir, BATAN, 2016
620 JTRN 18:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marpaung, Gerald Fabio Francesco Hasiholan
"Formasi Talang Akar, merupakan source kitchen pada Sub Cekungan Ardjuna Talang Akar merupakan salah satu zona reservoir yang ditemukan di Lapangan Z cekungan Ardjuna hingga saat ini. Keberadaan build up Parigi mempengaruhi nilai kecepatan yang akan digunakan untuk konversi kedalaman. Hal ini akan mempengaruhi peta kedalaman pada target reservoir. Permasalahan yang timbul dari hasil konversi dari domain waktu ke kedalaman adalah tidak tepatnya menginterpretasi struktur, dimana terdapat adanya efek pull-up yang diakibatkan oleh faktor kecepatan pada lapisan karbonat. Efek pull-up merupakan terangkatnya suatu litologi pada pencitraan seismik akibat pengaruh perambatan kecepatan build-up diatasnya. Penelitian ini berfokus pada perbandingan metode kecepatan yang efektif dalam melakukan konversi peta struktur seismik yang sebelumnya berdomain waktu akan diubah menjadi domain kedalaman, hal ini penting karena perhitungan bulk rock volume dilakukan dalam domain kedalaman. Metode V0-K lebih efektif dalam meminimalkan efek pull-up yang diakibatkan oleh formasi parigi untuk proses konversi ke kedalaman dibandingkan dengan single function. Metode V0+KZ menghasilkan bulk rock volume (BRV) 94968 acre-feet, metode Single function dengan menggunakan fungsi 1 sumur menghasilkan 80784.4 acre-feet. Metode Single function dengan menggunakan fungsi dari hasil plotting semua sumur menghasilkan BRV 77654.9 acre-feet.

The Talang Akar Formation serves as the source kitchen in the Ardjuna Sub-Basin, and it represents one of the reservoir zones discovered in the Ardjuna Basin's Z Field to date. The presence of the Parigi build-up influences the velocity values used for depth conversion, thereby impacting the depth maps of the reservoir target. Challenges arising from the conversion of seismic data from the time domain to depth involve the potential inaccuracies in interpreting the structure, particularly due to the pull-up effect caused by velocity variations in carbonate layers. The pull-up effect refers to the uplifting of lithology in seismic imaging due to the influence of velocity propagation in the overlying build-up. This study focuses on comparing effective velocity methods for converting seismic structure maps from the time domain to the depth domain. This is crucial because bulk rock volume calculations are performed in the depth domain. The V0-K method proves to be more effective in minimizing the pull-up effect caused by the Parigi formation during the depth conversion process compared to the single function method. The results of the bulk rock volume (BRV) calculations in talang akar formation with the V0+KZ method are 94968 acre-feet. The Single Function method, using one well function, yields 80784.4 acre-feet. The Single Function method, utilizing functions derived from plotting all wells, produces a BRV of 77654.9 acre-feet."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Galung Susanto
"ABSTRACT
The stress analysis on the chemical and volume control piping system of the reactor coolant for the AP600 nuclear power plant has been done. By using CAEPIPE computer code version 3.32 revision 0, the first step of analysis has shown that CVS-APGOO piping system would be over stress if the piping supports were not used in the piping system. Furthermore the displacement of the piping system were larger and the piping would be deflected and /or ruptured. The second step of analysis has shown that the piping system would be in accordance with the limit stress of ASME Code Section III Subsection ND , 1980 Edition, providing the piping supports are placed in the proper location. In addition the displacement of the piping system would be very small, both on the nuclear power plant operation condition or during seismic event. Therefore, the CVS-APGOO piping system, that has been completed with the supports in the proper location is feasible to be fabricated and constructed.
ABSTRAK
Telah Dilakukan analisis beban (stress) sistim pipa pengendali volume dan kimiawi (CVS) pendingin reaktor pada PLTN AP600. Dengan menggunakan paket Computer Code "CAEPIPE" versi 3.32 revisi 0, hasil analisis pendahuluan menunjukkan bahwa sistim pipa CVS-APGOO akan mengalami tegang berlebih bila alat penunjang pipa tidak dipergunakan didalam sistim pipa. Selain itu sistim pipa akan bergeser terlalu besar yang memungkinkan pipa akan melengkung atau pecah. Bila alat penunjang pipa ditempatkan pada lokasi yang tepat pada sistim pipa CVS-APGOO, hasil analisis kedua menunjukkan bahwa sistim pipa memenuhi kriteria batas tegangan ASME Code Seksi III Subseksi ND Tahun 1980. Selanjutnya analisis kedua menunjukkan bahwa sistim pipa CVS-AP600 pergeserannya amat kecil baik pada saat sistim pipa dioperasikan ataupun pada saat mengalami gempa bumi dikemudian hari. Dengan demikian sistim pipa CVS-APGOO yang telah dilengkapi dengan alat penunjang pipa pada setiap lokasi yang diperhitungkan layak untuk di fabrikasi dan dikonstruksi."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kusuma
"Meningkatkan sistem metode dan teknis implementasikan untuk efisiensi energy konsep green pada chiller. Secara umum, building management memiliki target management mutu energi (ISO 50001), seperti penghematan energi untuk meminimalisasi biaya pada pemeliharaan peralatan unit yang tersedia, terutama penggunaan yang erat kaitannya dengan mekanik dan komponen listrik. Pemeliharaan rutin sangat penting dalam komponen mekanik dan listrik dimana sangat terkait dengan fungsi kerja peralatan. Pengatur suhu udara (AHU/HVAC/CHILLER), Heater (steam boiler), pompa hidran dan air (WTP). Pada bagian tersebut menggunakan motor induksi 3 fase serta kebutuhan konsumsi daya listrik cukup besar saat start awal motor, karena arus inrust meningkat (6x lipat) dari kapasitasnya. Inverters atau variable speed drive (VSD) adalah perangkat elektronik yang berfungsi sebagai pengendali putaran motor induksi 3 fase. Variable start-stop pada inverter bisa di setting untuk mendorong fan atau AC motor induksi 3 fase, aliran udara untuk mentransfer aliran CFM (cubic feet per minute), tujuan efisiensi mesin pendingin untuk Penghematan Energi dan Biaya Efektif)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
600 TEK 1:14 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Maulana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan adsorbent sebagai komponen vital pada sistem pendinginan adsorpsi yang nantinya dapat diterapkan untuk pembuatan es pada kapal nelayan. Krisis energi yang terjadi di Indonesia mengharuskan kita untuk mencari energi alternatif untuk menghasilkan es balok, agar dapat membantu para nelayan. Fluida refrigeran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol dengan kadar 98%. Metanol merupakan refrigerant ramah lingkungan.
Pengujian telah dilakukan pada alat ini dengan suhu terendah yang dicapai pada evaporator sebesar 17°C. Adsorbent yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis karbon aktif granular yang terbuat dari batubara dengan bahan perekatnya seperti conventional castable, bestmittel, tepung ketan dan larutan air garam. Adsorbent yang dibuat ini memiliki sifat-sifat lebih baik dari adsorbent yang terbuat dari karbon aktif dan semen. Keunggulannya adalah sifatnya yang tahan abrasi, lebih kuat, dan porositas lebih baik.

The purpose of the research was for developing adsorbent as most important component at adsorption refrigeration system by using activated carbon, hoping it can be applied for making ice on fishing boat. Energy crysis happened in Indonesia forced us to find others alternatives in making ice, in other that helps fishermans. 98% consentration of methanol was used as refrigerant at the research. Methanol is considered as environment-friendly refrigerant.
Test of the adsorption refrigeration system has been carried out resulting lowest temperature at evaporator 17°C. Adsorbent used at the research is granulated activated carbon made from coal, with its adhesive such as conventional castable, bestmittel, glutinous rice and salt-water solution. The adsorbent has better properties than its predecessor used activated carbon and Portland cement. The advantages are resistance to abrasion, stronger, and bigger porosity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37356
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Riansyah
"Kualitas produk manufaktur hasil proses pemesinan selalu dikaitkan salah satunya dengan ketepatan dimensi-toleransi dan nilai kekasaran permukaan (surface roughness) dari produk hasil pemesinan tersebut. Hal inilah yang mendorong industri pemesinan khususnya pemesinan logam (metal cutting) secara terus menerus mengembangkan metode serta teknologi proses pelepasan material. Kekasaran permukaan suatu produk hasil pemesinan dapat mempengaruhi beberapa fungsi produk seperti gesekan permukaan (surface friction), perpindahan panas, aliran fluida, kemampuan penyebaran pelumasan, estetika, dan lain-lain. Oleh karena itu kekasaran permukaan menjadi salah satu standar keakuratan dan kualitas permukaan produk manufaktur. Sudah banyak metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas permukaan hasil pemesinan (menurunkan atau mendapatkan kekasaran permukaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan) dengan melakukan pengaturan terhadap parameter pemesinan berupa: kecepatan potong, laju pemakanan, material pahat-potong, dan kedalaman potong, namun masih sedikit sekali yang menggunakan fluida pendingin baru dengan karakteristiknya sebagai parameter yang dapat mempengaruhi kekasaran permukaan hasil pemesinan untuk mengatur temperatur pemotongan. Penelitian ini merupakan salah satu kontibusi dalam teknologi manufaktur dan heat transfer dimana akan ditampilkan jenis fluida baru yang belum pernah digunakan dalam proses pemesinan yaitu nanofluida.
Banyak publikasi yang menyebutkan bahwa penggunaan nanofluida dapat memperbaiki karakteristik termal suatu fluida pendingin?khususnya peningkatan konstanta perpindahan panas, heat transfer coefficient. Fenomena inilah yang penulis manfaatkan pada proses metal cutting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pengunaan nanofluida sebagai jenis cooling fluids baru terhadap kualitas hasil permukaan dan temperatur pemotongan dari material kerja AISI 4140 dengan menggunakan coated carbide insert. Hasil dari pengujian yang dilakukan ialah dengan konsentrasi nano partikel yang sangat kecil dibandingkan dengan volume total terdapat kenaikan karakteristik heat transfer dari nanofluida dan dengan penggunaan kombinasi antara nanofluida dengan lubricant 3.3% volume didapatkan kualitas permukaan terbaik bila dibandingkan dengan jenis fluida pendingin konvensional yang banyak digunakan dalam dunia industri.

The quality of a manufacturing product originated from machining is consistently being associated with the accuracy of dimensional tolerance and the degree of surface roughness from the machining product itself. Such evaluation drives the machining industri, particularly metal cutting to continuously develop efficient methods and technology for the material release. The surface roughness of a machining product will have major impact on several product?s functions such as surface friction, heat flow, fluid movement, lubricant spreading ability, aesthetics, etc. For those reasons, the surface roughness becomes one of the accuracy standard and surface quality measure of a manufacturing product. There has been many methods being employed to increase the surface quality of a machining product (lowering or producing the desired degree of surface roughness). One of them is done by measuring and regulating the machining parameters, e.g. slicing velocity, the cutting tools material and the depth of cut. However, there are only few methods that employ the breakthrough cooling fluid whose characteristics can influence the surface roughness of a machining product to control the cutting temperature. This paper aims to serve as a contribution in the manufacturing technology and heat transfer technology where it describes a new type of fluid that has never been implemented in machining process: nanofluid.
There are many publication state that nanofluids can improve thermal charactistic of cooling fluid?especially enhanching heat transfer coefficient. Due to this phenomenon, writer has the idea to use this nanofluid in metal cutting process. This research investigate the effect of novel cooling fluid called nanofluids on cutting temperature and surface roughness in turning of AISI-4140 steel with coated carbide insert. Low concentration of nano particle in liquid can significantly enhance the thermal characteristic of the base fluid. The result of laboratory investigation show increasing in heat transfer characteristic of nanofluid in metal cutting process. Then, combination nanofluid with lubricant with 3.3 % volume can produce better surface roughness quality of metal cutting product compare with conventional cooling fluid."
2008
S36228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Douglas Prabawono
"ABSTRAK
Penggunaan karbondioksida sebagai gas pengoksidasi pada konversi metana telah dipelajari secara ekstensif tetapi sebagian besar masih dalam tahap pengembangan. Konversi metana dengan memanfaatkan karbondioksida ini dikenal sebagai Reformasi CO2/CH4 dengan reaksi utamanya adalah CH4 + CO2 - 2CO.
Pada penelitian ini, telah dilakukan reaksi reformasi CO2/CH4 tanpa bantuan katalis. Jenis reaktor yang digunakan adalah reaktor Difiesi Termal dan Pirolisis. Kedua jenis reaktor tersebut menggunakan kawat pemanas yang diletakkan di dalam reaktor dan gas-gas kontak langsung dengan kawac pemanas tersebut. Kondisi operasi yang digunakan adalah sebagai berikut, komposisi gas umpan CH4/CO2 = 1, temperatur 835 - 1200ºC, tekanan 1 atm dan laju alir 10 - 70 ml/menit. Hasil terbaik diberikan oleh reaktor pirolisis. Konversi sebesar 98,3% dengan yield CO dan H2 sebesar 81% dan 81,5% diperoleh pada temperatur 870ºC. Sedangkan untuk reaktor Difusi Termal, hasil yang sama baru dihasilkan pada temperatur yang jauh lebih tinggi (> 1100°C).
Pada reaktor Pirolisis pembentukan karbon terjadi hanya pada temperatur tinggi yaitu > 980ºC dengan konversi yang sangat tinggi (>95%). Sedangkan pada reaktor Difusi Termal tidak terlihat adanya pembentukan karbon walaupun pada temperatur tinggi (> 1100ºC). Pembentukan karbon tidak mempengaruhi jalannya reaksi dan hanya mengurangi sedikit nilai konversi dan yield yang dihasilkan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>