Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi dengan rongga dan lorong teralur berkesinambungan dalam ukuran tertentu. Hal ini menyebabkan zeolit mernpunyai sifat yang khas. Salah satu sifat khas dari zeolit adalah kemampuannya untuk memisahkan senyawa secara selektif sehingga memungkinkan zeolit alam mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai adsorben.
Zeolit alam masih mengandung pengotor-pengotor dengan kemumian rendah sehingga daya serapnya belum maksimal. Oleh karena itu zeolit alam perlu dimoditikasi untulc memperoleh sifat-sifat adsorben yang lebih baik. Modifikasi zeolit alam untuk adsorben dapat dilakukan antara lain dengan proses dealurninasi, pertukaran ion, dan kalsinasi.
Zeolit dapat digunakan dalam bentuk serbuk atau pellet. Dalam penggunaan-
nya, jatuh tekanan (pressure drop) yang terjadi pada bentuk serbuk lebih besar daripada bentuk pellet, sehingga dapat mengganggu operasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan pellet adalah tekanan, temperatur kalsinasi, jenis dan komposisi binder maupun Iubrfcant. Faktor-faktor tersebut dapat mernpengaruhi kekuatan mekanik, sifat-sifat fisik, dan kapasitas adsorbsi pellet.
Pada penelitian ini, modifikasi zeolit alam Lampung dilakukan dengan dua metode yaitu Metode A (dealurninasi, pertukaran ion, kalsinasi) dan Metode B (pertukaran ion, kalsinasi). Zeolit alam Lampung yang dimodifikasi dengan Metode A disebut ZALTA, dan yang dimodifikasi dengan Metode B disebut ZALTB. Komposlsi air sebagai binder divariasikan rnenjadi 6 variasi yailu l%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat kering zeolit_ Kemudian dilakukan uji kekuatan crushing, karalcterisasi sifat-sifat fisik, Serta uji adsorbsi pellet zeolit alam Lampung terrnodif1I
Kekuatan crushing tertinggi untuk posisi horisontal dan vertikal dimilild oleh ZALTA, yaitu masing-masing sebesar 64.77 kg dan 9.01 kg. Sifat-sifat tisik ZALTA yang berhubungan dengan pori lebih baik dibandingkan dengan ZALTB. Tetapi sifat-
sifat tisik ZALTA yang berhubungan dengan permukaan, nilainya lebih kecil dibandingkan dengan ZALTB. Misal, diameter pori rata-rata untuk serbuk ZALTA sebesar 103.487 A°, sedangkan Lmtuk serbuk ZALTB hanya sebesar 96.8156 A°.
Tetapi untuk luas permukaan eksternal, serbuk ZALTA hanya sebesar 39.9277 mz/gr, sedangkan serbuk ZALTB sebesar 41.9053 m2/gr. Umuk zeolit alam Lampung termodilikasi dalam bentuk pellet, kapasitas adsorbsi-1 terbesar dimiliki oleh ZALTB 20% yaitu sebesar 5.78E-05 gr H20/gr zeolit. Tetapi untuk adsorbsi-2 (setelah regenerasi), kapasitas adsorbsi terbesar dimiliki oleh ZALTA 20%, yaitu sebesar 5.38E-05 gr H;O/gr zeolit. Hal ini karena penurunan kapasitas adsorbsi setelah regenerasi ZALTB 20% lebih tinggi dibandingkan dengan ZALTA 20%, yaitu masing-
masing sebesar 21.57% dan 6.43%.
Dari hasil penelitian keseluruhan, diperoleh kesimpulan bahwa zeolit alam Lampung tennodifkasi yang di-dealuminasi (ZALTA) memiliki sifat-sifat adsorben uap air yang lebih baik daripada yang tampa dealuminasi (ZALTB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit referensi lebih unggul dalam ha]
kapasitas adsorbsi dibandingkan ZALTA dan ZALTB. Tetapi setelah regenerasi, zeolit rcferensi mengalami penurunan kapasitas adsorbsi yang lebih besar daripada ZALTA.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak proses yang telah diterapkan pada dunia industri dalam mengubah ukuran partikel, dari partikel kecil menjadi partikel besar, antara Iain dalam bentuk pellet, ekstruksi atau granular. Bentuk pellel memlliki kelebihan dari bentuk ekstruksi maupun granular yaitu Iebih kuat dan rapat, namun dari segi proses adsorbsi, proses pellet (binder, tekanan dan kaisinasi) justru mengurangi luas permukaan dan volume mikropori, yang menyebabkan pembatasan difusi sehingga kapasitas adsorbsi berl-
Dalam penelitian ini sebagai adsorben digunakan zeolit alam, mengingat potensi zeolit alam Indonesia yang besar dan ldelum dimanfaatkan secara maksimal.
Zeolit yang digunakan adalah zeolit Lampung (ienis Clinoptiiolite) dan zeolit Malang (ienis Mordenile). Untuk memperbaiki kemampuan adsorbsinya, zeolit alam Indonesia ini lebih dahulu dimodilikasi clengan pertukaran kation. Zeolit Lampung direfluks pada suhu 100 “C dalam larutan CaCI2 SM selama 1x4 jam (selanjutnya disebul ZLT) dan zeolit Malang dlrefluks pada suhu 100 °C dalam larutan NaCl 3M selama 3x4 jam (selanjutnya disebul ZMT). Setelah dimodilikasi, ZLT dan ZMT dipelletkan, menggunakan air sebagai binder dan kalsinasi pada suhu 140 °C.
Penyisipan kation Ca” pada bukaan pori saluran cincin-8 dan cincin-10 dalam stmktur rangka Clinoptiioiite (ZLT), akan memperlukarkan dua kation lain yang bervalensi salu, sehingga saluran-saluran dalam struktur rangkanya lebih terbuka.
Namun posisi kation Ca” pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-10 tersebut menyebabkan mengecilnya ukuran bukaan pori, sehingga tidak memungkinkan masuknya molekul H20 ke dalam mikropori. Hal ilu kemungkinan menyebabkan terjadinya penurunan luas perrnukaan eksternal ZLT. Karena zeolit Lampung juga mengandung mineral Mordenite sebesar 31%vvt.['°' penyisipan kation Ca” juga menyebabkan berkurangnya kation-kation bervalensi satu, sehingga bukaan pori cincin-12 Iebih terbuka. Dengan ukuran tersebut, binder dengan mudah daot masuk ke dalam pori. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan luas mikropon ZLT.
Penyisipan kation Na* pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-12 dalam struktur rangka mineral Mordenite (ZMT), selain meningkalkan luas perrnukaan totalnya juga menyebabkan terlulupnya sebagian bukaan porinya. Namun bukaan pori saluran cincin-12, masih cukup besar (sekitar 4.0 A°), sehingga memungkinkan sebagian besar binder yang ditambahkan hanya masuk ke dalam pori zeolit, sehingga luas mikropori menurun.
Karena ZLT memiliki luas permukaan eksternal yang lebih besar dan dugaan lebih banyak binder berada di permukaan ZLT danpada di permukaan ZMT, maka partikel-partikel ZLT lebih menggumpal saat dioetak. Keberhasilan pencetakan ini menyebabkan porositasnya mendrun (diameter pori mengecil). Sebaliknya untuk ZMT, partikel-partikelnya menjadi kurang menggumpal saat dicetak sehingga tekanan yang diaplikasikan menjadi kurang efektif, diameter porinya cenderung tetap.
Pellet ZLT memiliki kekuatan crushing yang lebih besar (posisi horizontal =
67.29 kg, posisi vertikal = 11.66 kg) daripada pellet ZMT {posisi horizontal = 54.58 kg, posisi vertikal = 3.45 kg), karena untuk komposisl binder yang sama, partikel-partikel ZLT yang berhasll direkatkan lebih banyak daripada partikel-partikel ZMT.
Pellet ZLT memiliki kapasitas adsorbsi yang lebih rendah (4.21E-05 g H20/g sampel) daripada pellet ZMT (1_05E-O4 g H20/g sampel). Hal ini karena pellet ZMT:
a. memiliki luas permukaan total yang lebih besar, sehingga rnemungkinkan banyaknya tempat-tempat terjadinya adsorbsi_‘2'°'°°‘2' b. memiliki kadar Mordenite yang lebih tinggi dari zeolit Lampung, semakin banyak mineral Mordenite dalam suatu zeolit, semakin banyak saluran-saluran dan rongga dengan ukuran bukaan pori (6.5 x 7,0 A°) yang memungkinkan tertangkapnya rnolekul-molekul uap air.
Namun pellet ZLT dengan komposisi binder 25%. memiliki daya tahan yang paling balk dibandingkan bentuk granularnya maupun ZMT dan zeolit sintetis, karena memiliki bentuk yang lebih besar dan rapat sehingga lebih mampu menahan kondisi alctivasi dan regenerasi.'“"°]
Dari hasil ujl adsorbsi pertama dan kedua, zeolit Linde type A tetap memilki kapasitas adsorbsi dan bentuk (tidak Iuruhfberdebu) yang lebih baik daripada ZLT dan ZMT. Padahal zeolit sintetis ini memiliki luas pemiukaan total dan volume mikropori yang lebih rendah daripada ZLT maupun ZMT. Hal ini kemungkinan karena zeolit sintetis itu : a. memiliki aktivitas yang lebih balk terhadap komponen-
kopmponen yang diadsorbnya b. memiliki bukaan pori yang cocok untuk dilalui molekul H20 c. tidak mengandung mineral-mineral jenis lain yang bersifat mengurangi kemampuan adsorbsinya. ZMT meniiliki bukaan pori yang mirip dengan zeolit Linde type A, tetapi mengandung mineral-mineral lain seperti Clirgoptilofite. Epistilbite dan Stilbitefml Demikian pula zeolit Lampung mengandung Heulandlte dan Stilbite_l‘°1 Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut, guna memperbaiki modilikasi zeolit, pemilihan binder, tekanan dan kalsinasi serla bentuk dan ukuran pellet."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevano Satria Nathanael
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai aspek ekonomis pada penggunaan infrasonic cleaner yang memanfaatkan gelombang infrasonik untuk membersihkan jelaga yang menempel pada pipa-pipa alat pemindah kalor pada boiler, yaitu economizer. Analisa kelayakan ekonomi dilakukan dengan melakukan analisa ekonomi teknik terhadap penambahan investasi dan penghematan yang terjadi, dilihat dari segi finansial. Seminar ini akan menampilkan metode perhitungan ekonomis yang digunakan untuk menghitung kriteria kelayakan investasi penggunaan infrasonic cleaner. Melalui perhitungan variabel ndash; variabel ekonomis, diperoleh nilai net present value sebesar Rp. 22.070.019.224,-, internal rate of return sebesar 57,93 dan payback period 2,42 tahun. dari pemasangan infrasonic cleaner pada economizer di PLTU Jeranjang Lombok.

ABSTRACT
This research displays the financial analysis on Infrasonic Cleaner usage that utilize infrasonic wave to clean ashes sticking on heat exchangers pipe wall e.g. economizer . Economical feasibility analysis conducted by performing engineering economics analysis on investment addition and it rsquo s savings, from financial aspect. This Seminar present economic calculation methods for investment feasibility requirement on infrasonic cleaner usage. The amount of net present value is Rp. 22.070.019.224, , internal rate of return is 57,93 , and payback period is 2,42 year are acquired from economical variable calculation on infrasonic cleaner installation on economizer at Jeranjang Power Plant, Lombok."
2017
S69786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor Teguh Wirahardja
"Pada penelitian ini digunakan zeolit klinoptiiolit alam sebagai bahan dasar kata|is_ Proses aktivasi di-Iakukan dalam dua cara yang bebeda, yaitu proses pertukaran kation diikuti dengan dealuminasi, Serta proses aktivasi dengan urutan sebaliknya Salah satunya diujikan sebagai katalis sadangkan yang Iain sebagai support untuk katalis ZnOICr2O3 yang penyisipannya dilakukan dengan metode kopresipitasi.
Sebelum dilakukan uji coba pada reaksi dekomposisi n-heksana, dilakukan karakterisasi iuas permukaan, komposisi kation dan kristaIinitas. Uji reaksi dilakukan dengan reaktor unggun tetap (kontinu) pada Iaju alir gas carrier N2 sebesar 30 mllmenit dan berat katalis masing-masing 0,1 gram.
Zeolit klinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan pertukaran kation, pada reaksi dekomposisi n-heksana memgrikan konversi mulai signifikan pada temparatur reaksi mulai mendakati 450 °C dan menghasilkan sanyawa propena Serta isomamya. Pada suhu 470 °C, konversinya mencapai 10,5%. Sedangkan zeolit kiinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan dealuminasi, sampel katalis Iebih cepat terdeaktivasi sekalipun memiliki karakter permukaan yang Iebih baik.
Katalis Zn0!Cr2O3!zeo|it menghasilkan konversi yang mulai signitikan pada temperatur reaksi mendekati 400 °C dan mamberikan produk senyawa heksena sarla isomernya. Pada 470 °C, konversinya mencapai 22%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Silvia Ningsih
"Dalam penelitian ini telah berhasil dilakukan sintesis fotokatalis Ni2+-ZnO berbasis zeolit alam dengan teknik presiptasi. . Sampel fotokatalis Ni2+ZnO berbasis zeolit alam dikarakterisasi dengan melakukan serangkaian pengujian seperti X-ray Diffraction (XRD), ultraviolet-visible spectroscopy, fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), energy-dispersive X-ray analysis (EDX). Larutan metal jingga digunakan sebagai katalis untuk mengetahui aktivitas fotokalisis dari sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit dapat meningkatkan aktivitas dan efisiensi fotokatalis ZnO, karena memiliki kemampuan absorbance yang tinggi karena memiliki struktur berpori. Ion doping yang diberikan juga dapat meningkatkan aktivitas fotokatalis karena akan menahan laju rekombinasi. Selain itu, semakin besar konsentrasi ion yang didoped, maka semakin kecil energi celah pita yang membuat semakin mudahnya eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi.

In the current research Ni2+-ZnO photocatalyst has been performed, using a precipitation technique. The as prepared materials were characterized by X-ray Diffraction (XRD), ultraviolet-visible spectroscopy, fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), energy-dispersive X-ray analysis (EDX). Methyl Orange solution was used to estimate the photocatalytic activity of the samples. The research showed that zeolite enhance photocatalytic activity and efficiency of ZnO because of its high absorbance ability and its porous structure. Ion doped also enhance photocatalytic activity because inhibite the recombination rate. In addition, higher concentration of ion doped, lower band gap energy making electron easily excitate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1868
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Deani Tiaradiba
"ABSTRAK
Dalam proses co-pyrolysis, Polipropilen berfungsi untuk menyingkirkan oksigen sehingga yield fraksi non-polar (non-teroksigenasi) menjadi lebih tinggi. Namun, kemampuan PP untuk menyita oksigen masih rendah karena hemiselulosa dan selulosa terurai sebagian besar pada suhu di bawah 400oC, sedangkan PP sebagian besar di atas 400oC. Oleh karena itu, keduanya hanya memiliki interval suhu dekomposisi secara bersamaan yang kecil untuk memungkinkan interaksi antara bonggol jagung dan PP. Dalam penelitian ini, katalis diperkenalkan pada proses co-pyrolysis untuk mengurangi suhu terendah dekomposisi massa PP menjadi kurang dari 400oC agar meningkatkan interval suhu dekomposisi bersamaan. Katalis zeolit diteliti dengan memvariasikan tipenya yakni alam dan sintetik (beta)​​ yang dilakukan pada 3 rasio komposisi bonggol jagung dan plastik polipropilena, yaitu 0%:100%, 50%:50%, dan 100%:0%. Proses slow co-pyrolysis berlangsung di reaktor tangki berpengaduk, dengan suhu akhir 500oC, holding time 10 menit, heating rate 5oC/menit, dan total massa umpan 250 gram. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh katalis baik zeolit alam maupun zeolit beta terhadap yield dan komposisi bio-oil hasil slow co-pyrolysis bonggol jagung dan plastik polipropilena. Dengan catalytic pirolisis, yield bio-oil cenderung menurun untuk semua variasi komposisi. Sebaliknya, yield char dan non condensable gas cenderung meningkat. Sedangkan, komposisi yang dominan dengan adanya katalis ialah alkana pada non polar dan metoksi pada H-NMR polar juga keton pada C-NMR polar. Pada produk bio-oil nonpolar, baik zeolit beta, zeolit alam, dan non katalis memiliki nilai branching index masing- masing yaitu 0,997; 1,052; dan 1,054 yang menunjukkan bio-oil nonpolar memiliki rantai karbon lurus dengan cabang lebih banyak apabila dibadingkan dengan bahan bakar komersial. Selain itu, nilai HHV yang dimiliki bio-oil diatas nilai produk bahan bakar bensin komersial yakni 47,93 untuk zeolit alam dan 47,95 untuk zeolit beta.

ABSTRACT
In the process of co-pyrolysis, Polipropylene serves to get rid of oxygen so that the yield of non-polar (non-oxygenated) fractions becomes higher. However, the ability of PP to confiscate oxygen is still low because hemicellulose and cellulose decompose mostly at temperatures below 400oC, while PP is mostly above 400oC. Therefore, both of them only have small decomposition temperature intervals to allow interaction between corn cobs and PP. In this study, catalysts were introduced in the co-pyrolysis process to reduce the lowest temperature of PP mass decomposition to less than 400oC in order to increase the intervals of concurrent decomposition temperatures. Zeolite catalysts were investigated by varying the types of natural and synthetic (beta) which were carried out at 3 ratios of corncob composition and polypropylene plastic, namely 0%: 100%, 50%: 50%, and 100%: 0%. The slow co-pyrolysis process takes place in a stirred tank reactor, with a final temperature of 500oC, a holding time of 10 minutes, a heating rate of 5oC / minute, and a total feed mass of 250 grams. The results of this study indicate that there are effects of catalysts both natural zeolite and beta zeolite on the yield and composition of bio-oil resulting from slow co-pyrolysis of corncob and polypropylene plastic. With catalytic pyrolysis, bio-oil yield tends to decrease for all variations in composition. Conversely, the yield of char and non-condensable gas tends to increase. Meanwhile, the dominant composition in the presence of a catalyst is alkane for non-polar and metoxy for H-NMR polar also ketone for C-NMR polar. In nonpolar bio-oil products, both beta zeolite, natural zeolite, and non-catalyst have a branching index value of 0.997; 1,052; and 1,054 which shows that non-polar bio-oil has more straight carbon chains with branches must be compared with commercial fuels. In addition, the HHV value of bio-oil above the value of commercial gasoline fuel products is 47.93 for natural zeolite and 47.95 for beta zeolite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A`Isyah Fadhillah
"Co-pirolisis termal antara bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah telah berhasil memisahkan bio-oil fasa oksigenat dan non-oksigenat secara spontan. Pada co-pirolisis, PP dapat mengambil oksigen dari bio-oil untuk mengkonversi sebagian bio-oil menjadi fasa non-oksigenat sehingga dapat berkontribusi dalam perengkahan PP. Namun, kemampuan PP untuk mengubah oksigen sangat lemah. Pada penelitian ini, zeolit digunakan sebagai katalis pada co-pirolisis bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah guna mengurangi energy aktivasi dari pirolisis PP, sehingga akan mengurangi suhu dekomposisi massa PP hingga kurang dari 400 oC. pada penelitian sebelumnya, belum pernah ada katalitik pirolisis menggunakan laju pemanasan rendah untuk meningkatkan yield fase non-oksigenat pada co-pirolisis biomass dan PP. Penelitian ini dilakukan di reaktor berpengaduk dengan laju pemanasan 5 oC/menit dan suhu pirolisis 500 oC. komposisi umpan yang digunakan adalah 0; 50 dan 100%PP. Katalis yang digunakan adalah katalis zeolit alam dan zeolit sintetik ZSM-5 dengan dua rasio Si/Al yang berbeda yaitu 38 dan 70. Penggunaan katalis menghasilkan produk senyawa alifatik seperti metil, metilen dan methin yang tingggi. Dengan penambahan tipe katalis zeolit ZSM-5 produksi dari alilik yang merupaan rantai yang berhubungan dengan alkena berkurang. Apabila dilhat dari kualitas bio-oil, sebagian besar fraksi bio-oil non-polar memiliki nilai HHV yang hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari bahan bakar komersial yaitu diesel dan gasoline. Selain itu apabila dilihat dari nilai BI (Branching Index) bio-oil fraksi non-polar menghasilkan rantai karbon lurus dengan cabang yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan bahan bakar komersial. Dari perbandingan HHV dan BI, nilai HHV dan BI bio-oil fraksi non-polar lebih mendekati nilai HHV dan BI dari gasoline komersial.

Thermal co-pyrolysis of corn cobs and polypropylene (PP) at low heating rate has succeeded in separating bio-oil produced between oxygenated and non-oxygenated phases spontaneously. In co-pyrolysis, PP can sequester oxygen from bio-oil to convert part of bio-oil to non-oxygenated phase and can contribute partly non-oxygenated phase by PP carbon chain cracking. However, the capability of PP pyrolates to sequester oxygen is still low. In present work, zeolite catalyst was introduced in co-pyrolysis of corn cobs and PP at low heating rate, in order to reduce activation energy of PP pyrolysis and therefore reducing the lowest temperature of PP mass decomposition to less than 400oC. There has been no research previously conducted to employ catalytic co-pyrolysis at low heating rate to improve non-oxygenated phase yield in co-pyrolysis of biomass-plastic. The present co-pyrolysis work was carried out in a stirred tank reactor at heating rate of 5oC/min and maximum temperature of 500oC. The composition of feed was varied at 0, 50 and 100%PP in the mixture of corn cob particles and PP granules. There were two types of zeolite catalysts used in this experiment, natural zeolite and ZSM-5 with two different ratio, 38 and 70. Utilization of catalyst generated high amount of aliphatic moieties, i.e. methyl, methine and methylene. With ZSM-5 catalyst utilization, production of allyl decreased. Most of non-polar bio-oil fractions have similar or slightly higher higher heating values (HHVs) compared to those of commercial fuels. Branching index (BI) values of non-polar phase of bio-oil generated traight carbon chain with higher branches compared to those commercial fuels. From the comparison of HHV and BI value, non-polar phase of bio-oil generate HHV and BI value closer to commercial gasoline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Priyanto
"Keramik adalah salah satu material yang pesat perkembangannya baik dari sisi telmalagi maupun aplikasi. Eskalasi material ini dnzerkirakan akan banyak mensubstitusi penggunaan logam sebagai material engineering pada masa menalatang. Salah satu aplikasi yang kini dirambah bahan keramik adalah teknologi membran. Pengembangan material keramik sebagai bahan penyusun membran banyak dilakukan mengingat masih minimnya penggzmaan material inorganik, seperti keramik, sebagai membran yang masih daminasi oleh material arganik Quolimerj. Upaya perbaikan syat dan karakteristik membran organik, terurama keramik, terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan dapat mensubstitusi penggunaan material organik (palimer) sebagai bahan penyz/sun menzbran secara luas.
Dalam penelitian ini, yang berrujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan silika murni pada membran keramik, didapatkan hasil bahwa pengaruh penambahan silika murni ke dalam mineral zeolit (66.67 % SIO2) memberikan peningkatan yang signjikan pada sisi fisik dan mekanis membran keramik zeolit yang dihasilkan. Proses teknologi serbuk yang dilakukan pada pembuatan membran ini menggunakan beban kampaksi sebsar 100 Ion dan temperatur pemanasan 1050 °C dengan waktu talran 2 jam. Hasilnya adalah terjadinya peningkaran kekerasan dan penuaaan porositas pada membran tersebut, terutama pada penambahan /radar silika (Si02j diatas I5 %. Untuk kekerasan pada penambahan 25 % SiO; menghasilkan nilai kekerasan 445 I/HM jauh lebih keras dibandingkan zeolit murni sebesar 157 I/HN atau tejadi kenaikan sebesar 64. 71 %, demikian pula halnya dengan porositas, yang teijadi penurunan hingga mencapai 7.1 % pada penanzbahan 25 % silika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Gumilar
"Air baku yang terdapat di alam tidak semuanya memenuhi persyaratan air bersih yang bisa digunakan sesuai dcugan persyaralan yang dilelapl-;an. Kcbululian akan air bersih bagi kehidupan manusia mendorong untuk diremukannya berbagai teknologi pengolahan air, Salah satunya adalah teknologi rnembran mikrofiltrasi.
Melodc unluk meningkalkan elbklifilas koagulasi dan kincrja membran mikrofiltrasi adalah deugau mellanlbalikali hahan hanlu koagulan (L`f1{J'{lfIff'(2'Hf ffffllv) dan penyesuaian pl-I air urnpan sesuai dengan kondisi kerja optimum koagulasi Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah Aluminum sulfat (Al2(SO4)3_l8H;O) dan bahan bantu koagulan berupa zeolit alam Lampung, dengan variasi perbandingan closis tertentu.
Tujuan penelitian adalah untuk mcngetahui pengaruh penambahan zeolit dan kondisi pH air umpau terhadap efektifitas koagulasi menggunakan koagulan alum sulfat, serta menentukan perbandingan dosis alum:zeolit dan pH operasi optimum untuk proses koagulasi.
Efektiitas koagulasi cendenmg meningkat seiring dengan penambahan zeolit hingga mencapai perbandingan dosis alum : zeolit optimum (l:4). Sedangkan, kondisi pH air umpan mempengaruhi kondisi kerja optimlun koagulan Aluminum sulfat, sehingga akan mempengaruhi efektifitas koagulasi dan kinerja membran.
Dari hasil penelitian didapatkau bahwa untuk koagulan (A|;(SO4)3_l8H3O) dengan dosis 50 ppm, penambahan zeolit dengan perbandingan alum:zeolit sebesar l:4, meningkatkan efektiiitas koagulasi llingga mencapai 52 % unluk penyisihan (removal) TDS dan 48 % umuk penyisillan COD-nya.
Sedangkan untuk pengaruh pH umpan terhadap efektifitas koagulasi didapat bahwa pada pl-l 7 efektifitas koagulasi, menggunakan dosis alum-zeolit optimum, mencapai 50 % untuk penyisihan TDS dan 46 %lu\l11k penyisilian COD-nya_ Fluks permeat yang diperolcli sebesar 0,013 |n3f1n2:’ja1n_ Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 37 % dan 24 %.
Selain itu, penelitian ini juga melillal pengaruh zeolil terhadap penyisilian logam Ca dan Mg yang terdapat dalam air Lunpan. Unmk perbandingan dosis allun-zeolit optimum (l:4), persentase penyisilian logam Ca sebesar 7,5 % dan logam Mg sebesar 17 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ali Rimbasa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>