Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88085 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Hendy Alamsyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, H. Ronald
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Prasasti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kudus Wardiana
"Hotel resort sebagal salah satu sarana pendukung pariwisata memifiki peranan yang cukup penting untuk menampung jumlah wisatawan yang dltargetkan pada tahun 1998/1999 sejumlah 6,5 juta wisman dan sanggup meraih devisa sebesar 8.9 milyar dollar AS. Pada awalnya hotel berkembang karena adanya perkembangan hubungan antar bangsa berupa hubungan perdagangan. Fasllitas yang disediakan masih sangat sederhana, yaitu: tempat tidur dan fasilitas makan dan minum. DaRam perkembangan selanjutnya terjadi persaingan untuk menarik konsumen, dengan menyediokan fasilitas yang lebih, seperti: rekreasl, pertemuan dan lain-lain. Lalu timbul berbagai jenis hotel dan terjadi penggabungan fungsi. Dan berbagai pendapat dapat dsimpulkan pengertian hotel resort adalah hotel yang tertetak dikawasan perstirahatan yang biasanya berada di luar kota. Unsur utama yang dual adalah atom dan sarana rekreasi. Dengan adanya hotel resort ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengtnapan dl daerah objek wsata sehingga dapat menarik banyak wisatawan ke daerah tersebut. Terutama di daerah yang memiliki banyak kekayaan clam, dengan adanya kecenderungan dart wlsatawan untuk melakukan kegiaton ekoturisme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pito Sumarno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data tentang cyanobacteria yang dapat dibiakkan yang berasal dari sumber air panas di Indonesia dan usaha melestarikan kultur cyanobacteria dengan metode konservasi jangka panjang. Pengumpulan sampel dilakukan di enam lokasi sumber air panas di Jawa Barat, Indonesia., yaitu Ciseeng, Gunung Pancar, Rawa Danau Banten, dan 3 sumber air panas di Gunung Tangkuban Parahu (Domas kawah, Ciater, Maribaya), dalam periode 26 Februari 2012 dan 3 Juli 2012. Dari 1100 sampel (220 sampel segar dan 880 sampel pengayaan ), 140 isolat cyanobacteria dapat diisolasi, 44 isolat cyanobacteria yang dapat dikultur (culturable) dan pertumbuhannya stabil, serta 34 strain cyanobacteria dapat diidentifikasi. Sebagian besar strain cyanobacteria yang dapat dikultur yang diisolasi dari sumber air panas memiliki template DNA yang sulit. Tiga puluh empat strain diamplifikasi dengan polymerase chain reaction (PCR). Setelah dikonfirmasi dengan identifikasi berdasarkan 16S rRNA terhadap strain-strain yang telah diidentifikasi dengan karakter morfologi dan strain yang tidak dapat diidentifikasi dengan karakter morfologi, maka diperoleh 8 genera cyanobacteria, yaitu Synechococcus, Merismopedia, Leptolyngbya, Mastigocladus, Nostoc, Stanieria, Thermosynechococcus, dan Westiellopsis. Hampir semua cyanobacteria berbentuk coccoid dan berbentuk filamen dapat tumbuh optimal pada 35 °C. Kemungkinan, strain-strain cyanobacteria tersebut merupakan mikoorganisme termotoleran. Strain HS-16 (cyanobacteria berbentuk filamen) adalah satu-satunya strain yang bisa dikultur pada suhu 50 oC. Stanieria adalah genus yang unik dari cyanobacteria yang belum pernah dilaporkan dari Indonesia. Berdasarkan pohon filogenetik gen 16S rRNA, enam strain Stanieria yang diisolasi dari sumber air panas dikelompokkan menjadi dua kelompok yang terpisah dari cluster yang didalamnya termasuk S. cyanosphaeria (references strain). Hal tersebut mengindikasikan kemungkinan enam strain Stanieria merupakan dua spesies baru yang berbeda. Studi taksonomi cyanobacteria tampaknya harus didasarkan pada taksonomi polifasik, yaitu karakter morfologi, karakter molekuler (misalnya sekuen gen 16S rRNA), dan karakter kemotaksonomi (misalnya protein seluruh sel analisis oleh MALDI-TOF MS). Pada tingkat genus, identifikasi taksonomi dan rekonstruksi filogenetik berdasarkan sekuens gen 16S rRNA analisis sesuai dengan pengelompokan dari profil spektrum massa oleh MALDI-TOF MS. Database massa spektra protein perlu dikembangkan dan agar dapat digunakan untuk identifikasi cyanobacteria secara cepat oleh MALDI-TOF MS untuk pertama kalinya. Hasil dari penelitian telah membuka kemungkinan penggunaan MALDI-TOF MS untuk identifikasi cyanobacteria di tingkat spesies untuk masa datang.

ABSTRACT
This research aims to provide data on indigenous culturable cyanobacteria derived from hot springs in Indonesia and to preserve cyanobacterial cultures by a long-term preservation method. Sample collection was carried out at six hot spring locations in West Java, Indonesia., i.e., Ciseeng, Pancar Mountain, Rawa Danau Banten, and 3 hot springs at the Tangkuban Parahu Mountain (Domas crater, Ciater, Maribaya), between February 26, 2012 and July 3, 2012. From the 1100 samples (220 fresh samples and 880 enrichment), 140 isolates could be isolated, 44 isolates of cyanobacteria could be cultured and stable, and 34 strains could be identified. Most of the culturable cyanobacteria strains isolated from hot springs had a difficult DNA template. Thirty-four isolates were obtained for amplification by polymerase chain reaction (PCR). After confirmation by identification based on 16S rRNA of the isolates, 8 genera of cyanobacteria were obtained, i.e., Synechococcus, Merismopedia, Leptolyngbya, Mastigocladus, Nostoc, Stanieria, Thermosynechoccus, and Westiellopsis. Almost all coccoid and filamentous cyanobacteria grew optimally at 35 °C. The strains of cyanobacteria that could be cultured were most likely thermotolerant microorganisms. Strain HS-16 (filamentous cyanobacteria) was the only strain that could be cultured at a temperature of 50 oC. Stanieria was a unique genus of cyanobacteria that has never been reported from Indonesia. Based on the phylogenetic tree of 16S rRNA gene, six strains of Stanieria were grouped into two clusters that separated from the cluster that includes the reference strain of S. cyanosphaeria, this indicated the possibility of six strains belong to two different new species. Taxonomic study of cyanobacteria seems has to be based on polyphasic taxonomy, i.e., morphological characters, the molecular characters (e.g.16S rRNA gene sequence), and chemotaxonomical character (e.g. whole-cell protein analyses by MALDI-TOF MS). At the genus level, taxonomic identification and phylogenetic reconstruction based on 16S rRNA gene sequence analyses were congruent with the clusterization from mass spectra profile by MALDI-TOF MS. In house mass spectral database was developed and used to allow the rapid identification of cyanobacteria by MALDI-TOF MS for the first time. The results from this study has open the possibility to use MALDI-TOF MS for identification of cyanobacteria at the species level in the near future.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2066
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Nawang Wulan
"Pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan negara. Beragamnya jenis objek wisata di Jawa Barat telah membuat provinsi ini ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Di Jawa Barat, Kabupaten dan Kota Sukabumi yang terbanyak memiliki objek wisata alam.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata mata air panas menggunakan metode analisis spasial dan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik searah dengan kelengkapan fasilitas, karakteristik fisik yang memadai dan jumlah pengunjungnya. Hal ini ditunjukan dengan: bila fasilitas di lokasi tersebut lengkap, dengan suhu mata air panas kurang dari 45°C, kemiringan lereng kurang dari 40%, dan banyak dikunjungi wisatawan, maka tingkat daya tarik objek wisata tersebut tinggi seperti yang terdapat di objek wisata mata air panas di Cisolok.

Tourism is one of economic sectors which could be reliable as a country's income. Various types of tourism resort in West Java had turned this province into one of tourist destinations in Indonesia. Here, in West java, Sukabumi Regency (Kabupaten Sukabumi) and Sukabumi City (Kota Sukabumi) are the two places which has the biggest total numbers of natural tourist resorts.
This research purpose is to know the attraction levels of hot springs as a tourism resort using spatial and descriptive analysis methods.
The result shows the attraction levels had the same agreements with adequate physical characteristics, full supports of non physical characteristics, and also numbers of visitors. Which means, if it has fully supports with facilities, has less than 45°C temperature on its hot spring, less than 40% slope area, and has great numbers of visitors, it must have a highest attraction level among others, as in hot spring tourism resort in Cisolok.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1274
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arni Setianingsih
"Kelompok Actinobacteria berfilamen merupakan bakteri Gram positif yang beberapa anggotanya diketahui memiliki kemampuan mendegradasi selulosa dengan menghasilkan selulase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tumbuh isolat Actinobacteria-like GL1-2, GL1-9, dan GL1-12 pada variasi media agar (ISP 1, ISP 2, ISP 3, dan modified Bennett’s) dan suhu (25, 30, 35, 40, 45, 50, dan 55°C), serta mengetahui kemampuan selulolitiknya pada substrat 1% CMC di berbagai suhu (30, 35, 40, 45, 50, dan 55°C). Kemampuan selulolitik diuji dengan menginokulasi biakan pada medium agar minimal (Mm) dengan penambahan 1% CMC, kemudian diinkubasi pada berbagai suhu selama 3, 7, dan 14 hari. Kemampuan selulolitik diamati dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni setelah ditetesi 0,1% Congo red dan dibilas dengan larutan NaCl 1 M. Isolat GL1-2 dan GL1-9 menunjukkan pertumbuhan miselium substrat dalam jumlah banyak pada semua medium yang diuji, namun sporulasi penuh hanya teramati pada medium ISP 1 agar dan MBA. Isolat GL1-12 menunjukkan pertumbuhan miselium substrat yang baik kecuali pada medium ISP 2 agar, namun sporulasi hanya teramati pada medium ISP 3 agar. Suhu pertumbuhan isolat GL1-2 dan GL1-9 berkisar antara 30--55°C, sedangkan GL1-12 berkisar antara 35--55°C. Hasil uji kemampuan selulolitik menunjukkan bahwa isolat GL1-2 dan GL19 memiliki kemampuan mendegradasi 1% CMC pada suhu 30, 35, 40, 45, 50, dan 55°C. Isolat GL1-12 memiliki kemampuan selulolitik pada suhu 40, 45, 50, dan 55°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga isolat Actinobacteria-like dari serasah di kawasan sumber air panas gunung Galunggung memiliki potensi menghasilkan enzim selulase di berbagai suhu yang diuji.

Members of Gram-positive filamentous Actinobacteria are some recognized for their ability to degrade cellulose by producing cellulase. This study aimed to determine the growth ability of three Actinobacteria-like isolates (designated isolates GL1-2, GL19, and GL1-12) obtained from litter samples of mount Galunggung hot spring, Tasikmalaya, West Java, on various agar media (ISP 1, ISP 2, ISP 3, and modified Bennett’s) and temperatures (25, 30, 35, 40, 45, 50, 55°C), along with their cellulolytic ability on 1% carboxymethyl cellulose (CMC) as substrate. Cellulolytic ability was tested by inoculating the cultures on minimal (Mm) agar plates with the addition of 1% CMC, and incubated at various temperatures (30, 35, 40, 45, 50, and 55°C) for 3, 7, and 14-days. Cellulolytic ability was observed as formation of clear zone surrounding the colonies after being flooded with 0.1% Congo red and rinsed with 1 M NaCl solution. The results showed that isolates GL1-2 and GL1-9 have abundant substrate mycelia formation on all media tested, while optimal sporulation was only observed on ISP 1 agar and MBA. Isolate GL1-12 showed good growth of substrate mycelia except on ISP 2 agar, however sporulation was poorly observed only on ISP 3 agar. Growth temperatures of isolates GL1-2 and GL1-9 were ranging from 30 to 55°C, while GL112 was ranging from 35 to 55°C. Isolates GL1-2 and GL1-9 have the ability to degrade 1% CMC at 30, 35, 40, 45, 50, and 55°C. Isolate GL1-12 has celulolytic ability at temperatures of 40, 45, 50, and 55°C. This study revealed that Actinobacteria-like isolates obtained from litter samples of mount Galunggung hot spring, Tasikmalaya are potential cellulase-producers on various tested temperatures.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coriesta Dian Sulistiani
"Berlibur, tamasya, piknik, berubah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat kota dalam menyeimbangkan irama hidup. Kebutuhan ini menjadi latar belakang maraknya usaha-usaha sarana hunian wisata, salah satunya hotel resort. Hotel resort tampil dengan daya jual menonjolkan potensi-potensi lokasi setempat, seperti budaya dan alam. Salah satu usaha menonjolkan potensi budaya dan alam ini dengan membentuk citra arsitektur tradional pada bangunan hotel resort. Bali, selain sebagai daerah tujuan wisata favorit, juga terkenal dengan arsitektur tradisional yang unik dan eksotis. Dengan memegang Asta Kosala Kosali sebagai pedoman membangun arsitekturnya, bangunan-bangunan tradisional Bali memiliki ciri khas tersendiri, sehingga penerapan konsep-konsep pedoman ini pada pendekatan rancang bangun diyakini dapat menciptakan citra arsitektur tradisional Bali, salah satunya yang terjadi pada disain hotel-hotel resort di Bali. Oleh karena itu, penulis melakukan observasi secara langsung ke beberapa hotel resort di kawasan Bali untuk menelusuri bagaimana mengadaptasi kaidah arsitektur tradisional Bali untuk masuk ke dalam tuntutan standar-standar bangunan sebuah resort, sejauh apa penerapan kaidah ini diterapkan pada disain hotel, dan konsep-konsep arsitektur tradisional Bali apa saja yang diterapkan, serta di elemen hotel resort apa konsep tersebut diterapkan.

Holiday, vacation, picnic, has been turned into a need for city people to balance their rhythm of life. These needs are the background of the vast development of tourist residential facilities for tourism. Hotel resorts appear as one kind of the tourisrt residential fascilities with highlighting the potential of the local sites, such as its culture and nature. To support this, the hotel resort adjust the sense of the traditional architecture into the concept design of the hotel resort. Bali, as well as one of the most favorite tourist destination on the world, is also famous for its unique and exotic traditional architecture. By holding the Asta Kosala Kosali as a guide to build the architecture, traditional Balinese buildings has its own characteristics, so that the application of the concepts of these guidelines on the design approach is believed well-to-do to create the sense of traditional Balinese architecture, which also occurs in the designof the hotel resorts in Bali. Therefore, the writer took some observation to some hotel resorts on Bali to explore how to adapt the guidelines for local traditional architecture in Bali into the demands of the standards for a hotel resort buildings, how far these guidelines for local traditional architecture influence the hotel resort's design, and what concepts of Balinese traditional architecture is applied, also what the elements of those concepts are implemented on the design of hotel resort."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52257
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>