Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusita Partisandy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Marie Wattie
"Pertautan antara agama dan adat istiadat di Bali merupakan hal yang penting karena Bali dan Hindu merupakan dua identitas yang tidak bisa dipisahkan. Bali menunjuk pada kategori etnis yang mempunyai adat-istiadat khusus. Demikian pula halnya dengan Hindu yang merupakan kategori agama yang ditandai oleh seperangkat sistem kepercayaan. Meskipun lembaga yang peduli terhadap HIV/AIDS tidak secara eksplisit menempatkan Hindu-Bali sebagai dasar kegiatan, pemahaman ini sangat berguna dalam penyelenggaraan program dan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, khususnya yang berkaitan langsung dengan masyarakat adat Bali. Hasil penelitian ini makin menegaskan argumentasi bahwa setiap program dan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS harus melibatkan masyarakat adat melalui proses jejaring dengan berbagai lembaga lain secara multiperspektif, yaitu agama, adat, dan kesehatan. Dengan adanya hal tersebut, para ODHA merasa lebih diterima di dalam keluarga dan desa adat."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Amalia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Agus Supriyanta
"Tesis ini merupakan laporan hasil kajian tentang peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang ditinjau dalam perspektif ketahanan nasional. Dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan dengan studi kasus di Kabupaten Bekasi, penelitian ini mencoba mengeksplorasi sejauh mana peran serta masyarakat dalam kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Di samping itu, penelitian ini juga ingin mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat dari peran serta masyarakat dalam penataan ruang. Dan terakhir penelitian ini juga ingin mengkaji peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang dalam perspektif ketahanan nasional.
Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi : (1) peran serta masyarakat Kabupaten Bekasi dalam penataan ruang (mulai tahap perencanan tata ruang, pemanfaatan ruang hingga pengendalian pemanfaatan ruang) masih sangat terbatas; hal itu disebabkan oleh kekurangpahaman (yang pada akhirnya menyebabkan ketidak pedulian) masyarakat, disamping karena kurangnya kamauan aparat pemerintah daerah untuk melakukan sosialisasi dan pemberdayaan; (2) ada kekuatan (strengs) dan peluang (opportunity) yang berpotensi dapat lebih mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang, diantaranya: berkembangnya kesadaran berdemokrasi, dan munculnya berbagai LSM (kekuatan), serta berkembangnya freedom of expression - termasuk kebebasan pers, digulirkannya kebijakan otonomi daerah, dan munculnya isu global tentang pentingnya HAM dan peran serta masyarakat; (3) namun ada juga kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang menghambat peran serta masyarakat dalam penataan kegiatan ruang, yaitu antara lain: kurangnya pemahaman masyarakat tentang tata ruang, terbatasnya LSM yang mempunyai perhatian (concern) terhadap masalah tata ruang, terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi tentang tata ruang, dan kelemahan masyarakat dalam beroganisasi (weakness), serta peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai, produk tata ruang yang sangat teknis dan ilmiah sehingga sulit dimengerti dan dipahami oleh masyarakat luas, dan lemahnya sistem informasi dan pengelolaan sumber daya aparat (threats) ; dan (4) dilihat dari perspektif politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang mencerminkan sekaligus memperkuat ketahanan nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedigdo Hardjosudarmo
Djakarta: Bharata, 1965
325.2 SOE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Oktavia Almalisa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Gunthar Riady
"ABSTRACT
Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang ditransmigrasikan itu, pada umumnya adalah dari kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, tidak mempunyai lahan yang cukup untuk mengembangkan usaha-usaha pertanian. Berdasarkan hal itu maka sudah sewajarnya mereka ini mendambakan adanya tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya di daerah asal. Akan tetapi dalam kenyataannya tidaklah selalu diikuti dengan tingkat keberhasilan seperti yang diharapkan.
Transmigrasi dengan segala dampak permasalahannya adalah . merupakan tantangan yang harus diatasi dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia.Dengan berpindahnya kelompok transmigran dengan sistem budayanya ke daerah lain yang mempunyai kondisi fisik, sosial budaya yang berbeda menimbulkan masalah yang perlu dicermati. Masalah pokok yang dapat timbul dalam kaitannya dengan hal itu adalah masih banyaknya di antara mereka yang belum terangkat ke keadaan yang lebih baik. Dalam hal ini tampaknya adaptasi terhadap daerah pemukiman yang baru merupakan faktor yang menentukan.
Adanya perubahan lingkungan hidup buatan yang ditemui transmigran di tempatnya yang baru, menuntut mereka untuk dapat mengembangkan strategi adaptasi dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Dan menurut asumsi sementara terlihat bahwa tingkat kemampuan adaptasi masyarakat transmigran di daerah pemukiman transmigrasi Kota Bangun adalah rendah. Indikasi dari hal itu ditandai dengan banyaknya warga transmigran yang meninggalkan lokasi pemukiman, disamping secara umum terlihat bahwa tingkat kesejahteraannya yang masih rendah.
Rendahnya kemampuan adaptasi ini diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor tingkat pendidikannya, tingkat teknologi yang dikuasainya, tingkat orientasi pasarnya, tingkat kebutuhan hidupnya, pekerjaan pokok di daerah asalnya dan motivasinya untuk bertransmigrasi.
penelitian ini dilakukan di Unit Pemukiman Transmigrasi Kota Bangun dengan sampel penelitian sebanyak 120 orang kepala Keluarga RT 3, RT 6, RT 7 dan RT 12 Unit Pemukiman Transmigrasi Kota Bangun II. Sampel ini diambil dengan cara two stage cluster sampling.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan strategi adaptasi yang dikembangkan transmigran, kondisi sosial ekonominya,serta kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan, tingkat teknologi yang dikuasai, tingkat orientasi pasar, tingkat orientasi kerja, tingkat kebutuhan, pekerjaan pokok di daerah asal dan motivasinya bertransmigrasi terhadap kemampuannya adaptasi;
2. Untuk mengetahui korelasi tingkat kemampuan adaptasi transmigran terhadap tingkat pendapatannya.
Untuk mendapatkan data digunakan daftar pertanyaan dan wawancara yang mendalam. Data kuantitatif dianalisis dengan uji statistik Kuadrat Chi dan Roefisien Kontingensi. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan cara interpretasi.
Dari analisis data ditemukan bahwa :
1. Tingkat kemampuan adaptasi transmigran adalah rendah.Hanya 21% dari responden yang mempunyai klasifikasi tinggi. Hal ini diperkuat pula oleh kenyataan bahwa tingkat pendapatan Keluarga transmigran pada umumnya rendah. Hanya 35% dari mereka yang termasuk kategori tidak miskin dengan tingkat pendapatan > Rp 455.900,- perkapita per tahun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pula kemampuan adaptasi transmigran berkorelasi langsung dengan tingkat pendapatannya (nilai C=0,48), yang berarti bahwa tingkat keeratan korelasi tersebut adalah kuat.
2. Hasil perhitungan kuadrat Chi dan Koefisien Kontingensi dengan (=0,05) maka dapat diketahui bahwa:
(a) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran di pengaruhi oleh tingkat pendidikan (C=0,35), artinya hubungan kedua variabel tersebut tergolong cukup kuat;
(b) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran dipengaruhi oleh tingkat teknologi yang dikuasainya (C=0,55), artinya tingkat keeratan hubungan itu kuat;
(c) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran dipengaruhi oleh tingkat orientasi pasar (C=0,38), artinya tingkat keeratan hubungan itu termasuk cukup kuat;
(d) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan hidupnya (C=0,28), artinya keeratan hubungan itu termasuk cukup kuat;
(e) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran dipengaruhi oleh pekerjaan pokok di tempat asalnya (C=40), artinya tingkat keeratan hubungan itu termasuk kuat;
(f) Tingkat kemampuan adaptasi transmigran dipengaruhi oleh motivasinya bertransmigrasi (C=0,42), artinya tingkat keeratan hubungan tersebut termasuk kuat.
Daftar Kepustakaan: 50 buku, 4 dokumen dan 10 artikel (1974 - 1993)

ABSTRACT
Transmigration is one of the important alternatives in coping with problems of population density, especially on the Island of Java. People who are transmigrated are mostly those of low income, who do not possess sufficient land to develop agriculture. Therefore, they are hoping of getting better level of welfare than what they had in their home village. But the fact is that such hope does not always' come true as expected.
Transmigration with all the impact matters is really a challenge that needs to overcome within the framework of human resource development. By migrating, the transmigration community and its cultural system to a new area with different physical and cultural conditions create new problems that have to be settled. The main problems is that there are still many of the transmigrants who are not jet exercising a better living condition. In this case it seems that adaptation to the new settlement area is the determining factor.
The change man made environment encountered by the transmigrants demand them to develop high adaptation strategies and adaptive ability. The preliminary assumption is that the adaptation level of transmigrants at the transmigration settlement in Rota Bangun is considered low. That is indicated by the fact that a number of transmigrants have left the settlement, besides the level of welfare of the transmigrants is still low.
The low level of adaptation is through to be influenced by several factors such as : education level, level of technology adopted, level of market orientation, level of working orientation, level of living needs, main job in theirs home village, and their motivation to migrate.
This research is done in the Transmigration Settlement Unit at Kota Bangun with the research sample of 120 household heads living in RT (Administrative Neighborhood Association) III, VI, VII, and XII at the Transmigration Settlement Unit of Kota Bangun II. Samples were by drawn using the "two stage cluster sampling". In general, this research aims to see the patterns of adaptation strategies developed by the transmigrants, the social economic conditions and their ability to adapt to the environment. Specifically, this research aims:
1. to know the correlation of the level of education, level of technology adopted, level of market orientation, level of working orientation, level of living needs, main job in the home village and motives to migrate the adaptation ability of the transmigrants.
2. to know the correlation between the adaptation ability of the transmigrants and their level of income.
To get the necessary data, the researcher used questionnaires and in depth interview. The quantitative data were analyzed by using statistical analysis of Contingency Coefficient. While the qualitative data were analyzed through interpretation and logical comprehension.
From the analysis of data is found that:
1. The adaptation level of the transmigrants is low. Only 21% of the respondents belong to the high level of adaptation ability classification. This is also supported by the fact that the income level of the household heads is generally low. Only 35% of them (15 household heads) belong to non poor category with yearly per capita income of > Rp.455,900.O0. The results of this research also shows that the adaptation ability of the transmigrants has direct correlation to the income level (C=0.48) which belongs to high category.
2. The result of Contingency Coefficient computation using (= 0.05) shows that:
(a) the level of adaptation ability of the transmigrants is influenced by level of education (C=0.35)), which means that the correlation between the two variables is medium;
(b) the level of adaptation ability of the transmigrants is influenced by the level of technology adopted (C=0.55), which means that the correlation between the two variables is high;
(c) the level of adaptation ability of the transmigrants is influenced by the level of market orientation (C=0.38), which means that the correlation between the two variables is medium;
(d) the level of adaptation ability of the transmigrants is influenced by the level of living needs (C=0.28), which means that the correlation between the two variables is medium;
(e) the level of adaptation ability of the transmigrants is influenced by the level of main job in the home village (C=0.40), which means that the correlation between the two variables is high;
(f) the level of adaptation ability of the tranmigrants is influenced by the motive to migrate (C=0.42), which means that the correlation between the two variables is high.
Bibliography: 50 literatures, 4 documents and 10 articles (1974 - 1993).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Wahyuni
"Swasembada beras telah mampu dicapai pada tahun 1984, namun beberapa tahun terakhir ini ketahanan pangan mulai terancam. Daerah transmigrasi mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu penyediaan pangan seperti ketersediaan lahan dan sumber daya manusia. Kunci utama untuk mendukung kegiatan tersebut adalah penyediaan sarana produksi pertanian khususnya benih dengan memenuhi kriteria 6 tepat yaitu tepat jumlah, mutu, waktu, varietas, tempat dan harga.
Dalam penyediaan sarana produksi di daerah transmigrasi ditemui kendala antara lain : Pemukiman transmigrasi umumnya sulit dijangkau dan belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, adanya kebutuhan benih dalam jumlah yang cukup besar pada waktu yang bersamaan, namun belum didukung perencanaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan kuantitatif yang merupakan studi kasus padi Kawasan Mesuji Atas II/G Propinsi Lampung. Analisis yang digunakan adalah:(1) Analisis persediaan untuk menentukan jumlah dan waktu yang ekonomis dalam penyediaan benih dengan pendekatan rumus EOO, (2) Analisis faktor penyediaan benih dengan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kawasan Mesuji Atas II/G dalam satu tahun membutuhkan benih sebanyak 126.000 kg yang dibagi dalam 2 musim tanam yaitu MT. Oktober-Maret dan April-September. Dari analisis persediaan diperoleh bahwa jumlah pemesanan ekonomis untuk MT. Oktober-Maret adalah EOQ = 22.135, frekuensi pemesanan (F) = 4 kali dengan jangka waktu antar tiap pesanan (T) = 7,5 had. Sedangkan untuk musim tanam April-September EOQ = 15.652, frekuensi pemesanan (F) = 3 kali dengan jangka waktu antar tiap pesanan (T) = 10 hari. Sedangkan analisis sensitivitas harga terhadap- jumlah pemesanan ekonomis atau EOQ dengan regresi memberikan hasil bahwa setiap kenaikan satu satuan rupiah tidak memberikan dampak yang nyata terhadap terhadap jumlah pemesanan ekonomis. Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi penyediaan benih menunjukan bahwa penyediaan benih belum dapat memenuhi kriteria 6 tepat. Secara kontinum total nilai setiap faktor terletak pada daerah "kurang".
Dari hasil penelitian ini disarankan kepada instansi yang berwenang agar dalam penyediaan benih Kawasan Mesuji Atas II/G dibuat perencanaan kebutuhan benih untuk diinformasikan kepada produsen/sumber benih,peningkatan bimbingan perbenihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Revianur
"ABSTRAK
Lanskap situs bangunan suci Hindu-Bali kuno tidak dibangun secara acak, posisi mereka dalam lansekap ditentukan oleh masyarakat pada abad ke-10 sampai 14 Masehi. Situs religi Hindu-Bali kuno dibangun di daerah aliran sungai DAS empat sungai besar di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, yaitu Sungai Pakerisan, Sungai Petanu, Sungai Kungkang, dan Sungai Wos. Tesis ini membahas lanskap situs bangunan suci Bali Kuno dengan pendekatan Fenomenologi Heidegger. Arkeologi Lanskap memberikan petunjuk berharga mengenai wacana orang Bali kuno melihat pemandangan di sekitar mereka, dan bagaimana hal itu dikembangkan dan diciptakan. Tulisan ini juga menegaskan pentingnya ruang berdasarkan konsep kosmologi Hindu yang menentukan lanskap Bali Kuna. Ruang kosmologis juga mengungkapkan pembagian sungai Bali berdasarkan tingkat lokasi situs sesuai dengan konsep triloka yang merujuk pada dunia bawah Bhurloka , dunia tengah Bhuwarloka , dan dunia atas Swarloka . Tesis ini juga menawarkan refleksi tentang struktur tempat-tempat keagamaan dan hubungannya dengan ruang dikonsepsikan yang menunjukkan pengaruh pemikiran Hindu-India, serta batasannya.

ABSTRACT
Landscapes of Ancient Hindu Balinese religious sites were not built anywhere, their position determined by peoples in the 10th to 14th century. The ancient Hindu Balinese religious site was built in the watersheds of four major rivers in Gianyar Regency, Bali Province, Indonesia, i.e. Pakerisan river, Petanu river, Kungkang river, and Wos river. This thesis reveals the main trait of landscape archaeology with Heidegger Phenomenological approach in archaeology to religious sites in the ancient Balinese period 10th up to 14th centuries . Landscape Archaeology provides valuable clues about how ancient Balinese people saw the landscape around them, and how it was developed and created. It confirms the importance of space based on Hindu cosmology concept which determined the Ancient Balinese Landscape. This cosmological space also reveals the division of Balinese rivers based on the level of the ancient Balinese temples location according to Trailokya concept which explains lower world Bhurloka , middle world Bhuvarloka , and upper world Svarloka . This thesis also offers a reflection on the structure of the religious places and its relations with conceptualized space, showing the influence of Hindu Indian thought, as well as its limits"
2017
T48437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Agusman
"RINGKASAN
Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Tesis, 2001
A. Nama
B. Judu! Tesis
Yahya Agusman
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI DAN ADAPTASI
TRANSMIGRAN.
(Studi Kasus: Unit Permukiman
Transmigrasi Marabahan, Propinsi
Kalimantan Selatan).
C. Jumlah Halaman
XXVi + 169; Ilustrasi: 39 Tabel;
13 Gambar; 4 Lampiran
D Ringkasan
Program transmigrasi merupakan alternatif penting dalarn memecahkan masalah kependudukan yang dilaksanakan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan peran serta masyarakat, pemerataan pembangunan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui persebaran penduduk yang seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan serta nilai budaya dan adat-istiadat masyarakat asli.
Transmigrasi didalam pelaksanaanya banyak dijumpai permasalahan yang dimutai dari masalah lahan yang tidak produktif (marginal'), sarana dan prasarana yang tidak memadai, melimpahnya hasif pertanian yang tidak diimbangi perencanaan pemasaran, sampai dengan pendekatan konsep hunian/tempat tinggal yang berorientasi pada kuwantitas yaitu diproduksi
XX 111
secara massa! (prototype), baik untuk transmigran dari daerah asal (daerah pengirim) atau transmigran lokal yang berasal dari masyarakat asli setempat (daerah penerima), sampai pada masalan adaptasi yaitu munculnya konflik antara transmigran daerah asal dengan transmigran lokal (masyarakat asli) yang berakhir dengan larinya transmigran ketempat asalnya.
Berdasarkan isu tentang kegagalan dan keberhasilan program transmtgrasi dan pemahaman atas permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa sajakah yang perlu diperttmbangkan di dalam perencanaan lingkungan permukiman transmigrasi dan adaptasi transmigran.
Sedangkan hypotesis penelitian ini bahwa perencanaan dan
pembangunan permukiman transmigrasi yang
mempertimbangkan konsep sosial budaya masyarakat
transmigran dan lingkungan phisik maka akan mempermudah
adaptasi transmigran di daerah baru
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive} dilokasi Unit Permukiman Transmigrasi Marabahan, Kecamatan Marabanan, Kabupaten Barito Koala, Propinsi Kalimantan Selatan, pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan : 1) Lokasi UPT Marabahan merupakan lokasi yang masih dibina (T+4) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2) Pola jenis penempatan merupakan transmigrasi umum, 3) Transmigran berasal dari Jawa (daerah pengirim) dan transmigran
lokal/masyarakat asli (daerah penerima), 4) Merupakan UPT
« yang direncanakan untuk diserahkan pembinaanya kepada
XXIV
Untuk mencapai tujuan penelitian, dibuat kerangka konsep penelitian. Yaitu dilakukan pemahaman hubungan antara aktivitas manusia dengan lingkungan buatan, hubungan ini didekati dengan teori psikolog arsitektur Irwin Altman (1975) dengan model informasi lingkungan yang terdiri dari 3 (tiga) komponen pokok ; 1) Fenomena Perilaku Lingkungan. 2) Kelompok Karakter Pernakai. 3) Tempat/ruang (spatial) dan dasar penelitian ini juga mengikuti model Adaptasi dari Bell et all (1978) yang menjelaskan bahwa :
1. Interaksi antara manusia beserta sifat-sifat (nature of) manusia dengan lingkungan beserta berbagai macam atributnya (phisik dan non phisik) akan menimbulkan rangsang (stimulus) yang kemudian muncul reaksi (respons) manusia yaitu reaksi emosional (affect) dan tindakan aktivitas perilaku ruang (spatial) yang disebut persepsi lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat menjadi pertimbangan persepsi ini meliputi faktor latar belakang, faktor fisik, faktor spasial/ruang dan faktor psikologi lingkungan/budaya.
2. Apabila reaksi (respons) yang terjadi masih dalam batas optimal (terkendali) maka manusia tersebut berada dalam keadaan seimbang (homeostatis), yaitu suatu keadaan yang diharapkan, sedangkan sebaliknya apabila reaksi (respons) diluar batas optimal (tidak terkendali) maka akan terjadi stress yang selanjutnya diikuti dengan perilaku penyesuaian (coping) dan apabila penyesuaian berhasil maka akan terjadi adaptast/adjustment, sebaliknya apabila tidak berhasil akan terjadi stress
h^rlanii it-
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>