Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mia Amalia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tato tradisional pada masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur membahas secara deskriptif bentuk dan fungsi tato tersebut dengan menggunakan teori fungsional struktural, teori interaksionis simbolis dan teori semiotik/simbol yang dipergunakan memecahkan permasalahan secara ekletik."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wijaya
"Kotagede merupakan kota yang unik, kota kecil ini merupakan bekas Ibu Kota kerajaan Mataram Islam, tahun 1586 sampai dengan tahun 1613. Tidak seperti kota bekas Ibu Kota kerajaan lainnya, yang kemudian menjadi kota mati atau merosot menjadi desa pertanian, setelah ditinggalkan oleh kerajaan yang berkuasa. Kotagede tetap bertahan sebagai kota. Keunikan Kotagede tidak hanya itu, pada zaman penjajahan Belanda, daerah ini tidak pernah menjadi Plandan, yaitu daerah jajahan yang digunakan untuk kepentingan V.O.C. terutama untuk menanam tanaman industri. Keunikan yang lain, hampir seluruh bangunan di Kotagede, dulunya merupakan bangunan tempat tinggal (rumah), dan hampir 98% penduduk Kotagede, adalah orang Jawa asli. Homogenitas ini hanya dapat disaingi oleh sebuah desa di Jawa Barat, desa Kedawung, yang penduduknya hampir 100% orang Sunda.
Wilayah penelitian meliputi bekas wilayah yang dikelilingi oleh Benteng Dalam (Cepuri) dari kerajaan Mataram Islam. Sebagian besar rumah yang ada di wilayah bekas Benteng dalam ini, merupakan rumah tradisional, yang termasuk kedalam wilayah tiga kalurahan yaitu, kalurahan Jagalan, Prenggan dan Purbayan. Rumah Tradisional Jawa tersebut, dibangun dengan dasar ide, gagasan atau pengetahuan orang Jawa, yang terangkum dalam kosmologi, klasifkasi simbolik dan pandcngan hidup masyarakat Jawa pada waktu itu. Sekarang, rumah tersebut dihuni oleh ahli warisnya, sebuah generasi yang kemungkinan besar memiliki nilai-nilai tradisi yang berbeda (sudah berubah). Perbedaan nilai-nilai kultural yang diyakini oleh penghuni yang berbeda generasi tersebut, menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi dalam menggunakan ruang-ruang pada rumah tinggalnya. Perubahan pada rumah tinggal yang disebabkan oleh perbedaan nilai-nilai yang diyakini itulah, yang menjadi sasaran utama penelitian ini
Perbedaan itu teraga dengan terjadinya perubahan fisik bangunan, ruang atau elemen-elemennya. Perubahan fisik tersebut antara lain terjadi pada ruang-ruang tidur, senthong, pendopo, jogan dan juga pada ruang servis. Selain perubahan secara fisik, terjadi juga perubahan cara penghuni memanfaatkan atau memfungsikan elemen, ruang atau bangunan, yang ada pada rumah tinggalnya. Perubahan seperti ini terjadi pada senthong tengah, pringgitan, emper maupun pendopo. Dari perubahan-perubahan tersebut, kemudian ditelusuri hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan, selanjutnya akan diinterpretasikan makna yang terjadi.
Temuan pada penelitian kali ini adalah, bahwa ruang-ruang yang mempunyal fungsi sangat ketat (fix), seperti senthong tengah dan pringgitan, hampir seluruhnya telah mengalami perubahan fungsi. Sementara itu, ruang-ruang dengan fungsi yang fleksibel (serbaguna), seperti gandok, masih tetap bertahan. Rumah Jawa yang tadinya merupakan bangunan dengan sekat yang tidak permanen, yang mudah dibongkar pasang, telah berubah menjadi bangunan yang bersekat permanen dan masif. Pintu-pintu butulan dan luberan yang berada pada pagar bumi, yang sebelumnya merupakan sarana yang membentuk jaringan kerukunan antar hunian, tidak pernah digunakan lagi. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya perubahan sosial pada masyarakat Kota Gede, yang semula ikatan komunalnya sangat tinggi, saat ini berubah menjadi lebih individualis. Penyusunan, pembentukan dan penggunaan ruang-ruang dalam komplek rumah Jawa, dahulu dilandasi kepentingan religius magis dan nilai-nilai filosofis yang tinggi, sekarang yang melandasi perubahan susunan, bentuk dan fungsi ruang adalah nilai-nilai praktis dan pragmatis.
Luasnya komplek rumah Jawa, dengan begitu banyaknya ruang atau unit bangunan, telah menyulitkan penghuninya yang sekarang, untuk dapat memanfaatkan dan memeliharanya secara optimal. Terjadi kecenderungan pengalihan hak (dijual), pada kelompok bangunan bagian depan (pendopo dan halamannya), serta pada bangunan-bangunan servis. Hal ini mengindikasikan makna bahwa, pendopo yang paling terakhir dibangun dalam proses pendirian rumah Jawa, bukan merupakan bangunan inti dari rumah Jawa. Bangunan inti rumah Jawa adalah dalem dengan senthongnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Harrys Argaditya
"Kelas menengah adalah kelompok mayoritas dari masyarakat di dunia yang banyak berkontribusi terhadap perputaran ekonomi di dunia. Meskipun mayoritas penduduk di dunia maupun di Indonesia adalah kalangan menengah, namun kebijakan yang berlaku masih banyak yang belum mewadahi kalangan menengah ini, termasuk dalam aspek perumahan. Hunian adalah suatu kebutuhan primer, namun nyatanya meskipun begitu masih banyak orang yang kesulitan untuk bisa memiliki rumah pribadi. Dalam mendefinisikan kelas menengah dengan konteks Jakarta perlu dilihat dari beberapa perspektif salah satunya adalah dari pendapatan dan juga pengeluaran seseorang serta aset yang dimiliki. Tentunya hal-hal tersebut tidak dapat mendefinisikan secara jelas posisi seseorang dalam sebuah spektrum kelas menengah, namun dapat menjadi acuan dalam menentukan housing attributes yang tepat baginya. Housing attributes adalah aspek-aspek yang melekat dengan suatu hunian dan dapat berupa atribut internal dan eksternal, dan hal-hal inilah yang akan memengaruhi preferensi seseorang ketika ingin memilih suatu hunian, selain menjadi preferensi juga bisa menjadi restriksi. Sehingga dengan konteks yang ada dan restriksi yang berlaku, muncul pertanyaan apakah ada hunian yang layak bagi kalangan menengah di Jakarta? Untuk kalangan bawah sudah ada rumah subsidi dari pemerintah, kalangan atas tentu tidak memiliki permasalahan dalam membeli hunian. Dari analasis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kalangan menengah paling menengah di Jakarta belum bisa memiliki hunian dengan status kepemilikan pribadi karena adanya ketimpangan yang terlalu jauh antara pendapatan bulanan dengan harga hunian di Jakarta.

Middle class is a group of people that contributes the most to the world’s economy. Despite that, they’re often overlooked and the policy rarely accomodate them, including in the context of housing. Housing is a primary need, but in reality there’s a lot of people that struggle to have their own private residence. In defining the middle class with the context of Jakarta, it needs to be seen from multiple perspectives such as income, outcome, and also assets. Those things wouldn’t be able to define a person’s position in a spectrum of middle class, but can be a reference in determining the right housing attributes for them. Housing attributes are aspects that stick close to a housing and be in an internal or external form, these kinds of things that’ll affect someone's preference when they’re looking for a new house, other than preference it also can be a restriction. With the existing context and restrictions, it generates a question of is there any proper housing that fits the middle class in Jakarta? For the lower class there’s already subsidized housing from the government, the upper class surely doesn’t have the same struggle. From the theoretical and contextual analysis, it’s been found that the ultimate middle class in Jakarta won’t be able to have a private owned housing because of the imbalance of the monthly income compared to the housing prices in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"A Baduy community in general is still bound by the traditional rules (pikukuh). One of the pikukuh said lojor teu meunang dipotong, pendek teu meunang disambung, which means ?what is long might not be cut off, what is short might not be connected?. The implicated meaning pikukuh is that which does not change something or anything, or does not accept what is available without increasing or reducing what is available. This also includes not to accept modern goods or goods made in factories. The inner struggle of Baduy Luar is between on the one hand trying to preserve the customs of theirs ancestors, but on the other hand trying to follow the development in modernity and in their environment. This is reflected in issues related to health. If a Baduy falls ill, the dilemma is to choose between modern medical treatment that increasingly is easily accessible with the consequence to violate the local tradition, or to use the traditional herbs of which the local knowledge is decreasing with the consequence that is more difficult to get this kind of therapy."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Being Fadarudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edie Toet Hendratno
"Masalah utama perkotaan yang dihadapi oleh kota- kota di dunia termasuk Jakarta adalah pertambahan penduduk yang kurang terkendali, pertumbuhan kota yang serba cepat dan kompleks dan kompleks dalam hal pengembangan fungsi-fungsi sebagai pusat dan berbagai kegiatan yang kesemuanya belum dapat tertampung secara semestinya di ruang-ruang yang diperuntukkan bagi kegiatan kegiatan tersebut Salah satu upaya Pemerintah DKI Jakarta dalam mengatur ruang wilayahnya yaitu dengan mengadakan penataan pada pemukiman kumuh. Dalam upaya penataan kumuh tersebut, rumah susun merupakan satu pilihan utama bagi daerah kumuh yang ditata kembali, melalui konsep membangun tanpa menggusur."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Function of tattoos among Mentawai people."
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , 2001
499.207 KAJ (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 1993
959.82 THO u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lerner, Daniel
Yogykarta: Gadjah Mada University Press, 1978
338.1 LER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>