Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Murdisari
"Theories in architecture are hard to be regarded scientific, because they are not based on clear and objective phenomena. Most of them are merely assumptions, hypotheses or concepts. Egenter argues that anthropology architecture which is based on real phenomenon, i.e. human in his relationship with culture, may hold a complete and universal architectural theory. This study seeks to analize a case of a traditional house of the Dani people in Irian Jaya based on Egenter's approach. Findings has shown that social structure, living activities, religion and survivalship determine spatial patterns and form of the settlement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regulus Nathan Hidayat
"Pada dasamya didalam hidup ini manusia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu laki-Iaki dan wanita, dan keduanya memiliki ekspresi seksual yang berbeda. Melalui sifat-sifat, perbuatan, penampilan, dan periakuan, seksualitaspun dapat bisa diekspresikan. Tanpa disengaja sebuah rancangan muncul seperti naluri, melalui tarikan garis, pemikiran bentuk, dan konsep. Dan semua itu tidak bisa dipungkiri keluar begitu saja, karena keinginan seseorang untuk mengekspresikannya. Demikian pula dengan seksualitas manusia_ yang tanpa sengaja muncul diantara rancangan-rancangannya. maka dari itu bisa kita Iihat bangunan-bangunan yang begitu sensual, begitu kokoh, begitu memikat, dan memperdaya, semua itu muncul dari hasrat si perancang. Akan tetapi ranczngan itu sudah tidak mumi lagi, terlalu banyak faktor Iain berpezan dalam arsitektur sekarang ini, oleh karena itu untuk melihat eskpresi seksual yang mumi, kita memerlukan arsitektur yang juga belum banyak dipengaruhi oleh pemikiran modem.
Seperti halnya di masyarakat tradisional, dalam bangunannya dan pemukimannya masih bisa kita rasakan kekokohan dan kelembutan dari arsitekiumya, ha! itu tidak terlepas dari pada pola hidup dalam masyarakatnya itu sendiri, apakah Iaki-laki yang berkuasa didalamnya atau justm waniia memegang peranan yang penting. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter dari seksualitas bangunan dan pemukimannya. Sepeni halnya dalam masyarakat Kalimantan dan Flores Wolotopo yang dibahas, memiliki sistem patriarchy didalamnya, terlihat dari beberapa aspek bangunan dan polanya bahwa sifat yang muncul dominan Iaki-taki. Meskipun dalarn telaahannya di Kalimantan memiliki penyimpangan sifat wanita pada pemukimannya, juga seperti di Wolotopo bangunannya juga mengalami penyimpangan dalam penggambarannya. Bangunan di Wolotopo dianggap sebagai sosok wanita. Sedangkan dalam masyarakat Flores Bena yang memiliki sistem matriarchy terlihat bahwa sifat dominan dalam bangunan dan pola pemukimannya adalah wanita."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus SAA
"Tesis yang berjudul di atas terdiri dari 173 halaman. Tesis tersebut terbagi dalam lima bab, yakni Bab I, Pendahuluan, Bab II, Gambaran umum Kabupaten Jayawijaya. Bab III, tentang pola pemukiman orang Dani. Bab IV, Aktivitas keluarga orang Dani. Bab V, perumahan sehat yang diperkenalkan pemerintah dan Bab VI, berisi kesimpulan dan saran. Tesis ini berisi tiga peta wilayah penelitian, delapan tabel, delapan bagan, dan dua gambar bangunan perumahan.
Sasaran kajian pada orang Dani yang bermukim di lembah Balim Kecamatan Wamena. Masalah penelitian adalah mengapa perumahan ideal di lingkungan pemukiman sehat yang diperkenalkan pemerintah tidak diterima dan dihuni komunitas lokal orang Dani? Untuk meniawab permasalahan di atas dilakukan melalui beberapa pertanyaan penelitian, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Tehnik pengumpulan data di lapangan melalui pengamatan dan wawancara. Pemukiman yang dimaksud dalam tesis ini adalah pemukiman yang mengandung unsur-unsur, yaitu tata ruang, bangunan perumahan, keluarga penghuni dan adaptasi keluarga.
Tesis ini membahas tentang empat temuan utama, yakni pertama, konsep penataan ruang pemukiman dan fisik konstruksi bagunan perumahan tradisional dan pola baru yang diperkenalkan pemerintah atau pemukiman sehat. Kedua, tidak dihuninya pemukiman sehat. Ketiga, modifikasi perumahan sehat. Keempat, pengorganisasian anggota keluarga penghuni pemukiman.
Hasil temuan pertama menunjukkan bahwa pola pemukiman orang Dani di lembah Balim Wamena, dewasa ini terdiri dari dua pola pemukiman, yakni pola tradisional yang di sebut silimo dan pola baru yang diperkenalkan pemerintah yang disebut perumahan ideal dilingkungan pemukiman sehat. Makna pemukiman tradisional atau silimo mengandung dua komponen utama, yakni ruang dan penghuni. Hasil kajian menuniukkan bahwa penataan ruang silimo adalah melingkar dan dikelilingi pagar, di dalamnya terbagi dalam sebelas ruang, yakni muso hulak, hunu, ebe-ae, hakse, honai, pilamo, wam dabula, wam lalma, oaiyagi dan sili. Kesebelas ruang tersebut ditata secara berurutan mulai dari muso hulak sampai dengan oaiyago, setiap ruang mempunyai fungsi dan makna mendalam bagi kehidupan mereka. Sebelas ruang antar satu dengan lainnya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai silimo yang ideal. Wujud fisik kesebelas ruang dalam silimo ada yang tsrbuka dan ada yang tertutup, ruang yang tertutup berada dalam bangunan, masing-masing ruang dipisah dengan pagar mini, intensitas pemanfaatan ruang sill sedangkan ruang lainnya terbatas.
Silimo yang ideal terdiri dari lima bangunan, yakni ebe-ae, honai, pilamo, wam dabula dan hunu. Wujud fisik konstruksi bangunan terbagi dua, yakni bangunan bulat dan bangunan memanjang. Fisik bangunan honai, ebe-ae dan pilamo berbentuk bulat dan hanya satu ruang berlantai dua, sedangkan bangunan hunu dan wam dabula memanjang, di dalamnya disekat menjadi beberapa ruang sesuai kebutuhan penghuni. Honai dan ebe-ae berfungsi sebagai tempat tinggal, reproduksi dan sosialsasi. Pilamo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda sakral kebudayaan mereka dan lantai dasar sebagai sarana sosialsasi. Pertumbuhan penghuni mempengaruhi penambahan dan pemugaran bangunan di dalam silimo. Hunu berfungsi sebagai tempat pengelolaan makanan dan wamdabula berfungsi sebagai tempat pemeliharaan ternak babi.
Penghuni silimo terdiri dari manusia dan hewan, tumbuhtumbuhan dan benda-benda kebudayaan mereka. semuanya menempati ruang masing-masing. Keluarga penghuni silimo di organisir melalui tiga kelompok, yakni keturunan patrilineal, perkawinan dan tempat tinggal. Adanya pemisahan keluarga penghuni dalam rumah khusus, yaitu wanita di ebe-ae dan laki-laki di honai. Kebudayaan orang Dani adanya larangan perkawinan dalam klen dan gabungan klen yang tergolongan dalam satu moleti atau paroh masyarakat, yaitu waya dan vita. Keluarga penghuni silimo dapat membangun dan menata tata ruang silimo maupun fisik konstruksi bangunan perumahan yang sesuai dengan tuntutan alami, kehidupan sosial dan kebudayaan mereka.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan terintegrasi sesama anggota keluarga di silimo dilakukan berbagai aktivitas. Aktivitas yang diangkat dalam karya tulis ini, yakni sistem kepemimpinan, mats pencaharian hidup, poly pengelolaan makanan, kepercayaan, pola pengasuhan anak dan transformasi budaya. Semua aktivitas ini merupakan kegiatan yang dilakukan anggota keluarga dalam mempertahankan kelangsungan hidup mereka di silimo.
Konsep pemukiman sehat dan perumahan ideal yang diperkenalkan pemerintah pada orang Dani mengandung dua kontponan besar yakni pertama ruang dan kedua penghuni. Penataan ruang pemukiman sehat terbagi dua, yaitu ruang hidup atau ruang serba guna dan ruang tidur. Untuk membatasi ruang yang satu dengan ruang lain nya dengan dinding bangunan perumahan. Ruang hidup atau ruang serba guna berfungsi sebagai sarana untuk berbagai aktivitas penghuni, sedangkan ruang tidur berfungsi untuk tidur.
Konsep penataan ruang perumahan sehat terbatas hanya dua ruang, sedangkan konsep penataan ruang silimo sebelas ruang, persepsi orang Dani bahwa Ruang dalam perumahan sehat tidak mencukupi kebutuhan atau dianggap kurang lengkap untuk dihuni, fisik konstruksi bangunan sebagaimana dikemukakan diatas adalah tidak sesuai dengan kondisi lingkungan alam, penggabungan keluarga dalam satu bangunan perumahan tidak sesuai dengan kehidupan sosial dan kebudayaan orang Dani. Ketidak sesuaian konsep pemukiman sehat berakibatkan perumahan sehat yang di perkenalkan pemerintah sejak tahun 1970-1990 tidak diterima dan dihuni orang Dani. Penghuni perumahan sehat yang diperkenalkan pemerintah di peruntukan bagi keluarga inti.
Berkat transformasi kebudayaan, di mana orang Dani yang membuka diri dan menerima konsep perumahan sehat yang diperkenalkan pemerintah dapat memodifikasi bangunan tersebut. Wuaud modifikasi adalah di belakang perumahan sehat di bangun honai sebagai tempat tingggal, reproduksi dan sosialisasi di belakang honai di bangun wam dabula sebagai sarana pemeliharaan ternak babi sedangkan perumahan sehat digunakan untuk menyimpan peralatan kerja mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T7149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Gahral Adian
"Metafisika bisa dibilang merupakan disiplin filsafat yang terumit. Disiplin ini berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran tentang perbedaan antara penampakan dan realitas sesungguhnya; antara opini dan pengetahuan, Disiplin ini berkembang menjadi sebuah tradisi yang kokoh dengan empat asumsi dasar: (a) dikotomi adafpenampakan (b) dikotomi adalperubahan (c) dikotomi ada/seharusnya ada dan (d) dikotomi adalpikiran. Singkatnya, tradisi metafisika selalu berpihak pada ada yang sesungguhnya berlawanan dengan penampakan yang selalu berubah dan semu sebagai fokus konsentrasi para metafisikus.
Tradisi metafisika juga disertai oleh reaksi-reaksi anti metafisika. Reaksi anti metafisika pertama muncul dari murid tercerdas Plato, Aristoteles. Aristoteles menolak metafisika Plato karena terlalu abstrak dan mengabaikan realitas kongkrit. Aristoteles menolak keberpihakan metafisika Plato pada yang universal, transendental, dan ideal menggantinya dengan keberpihakan pada yang individual, kongkret dan indrawi.
Metafisika Yunani Kuno menghasilkan suatu asumsi epistemologis yang mengklaim bahwa pengetahuan manusia mampu memahami realitas sesungguhnya (esensi) sehingga realitas secara total terpahami. Asumsi epistemologis tersebut ditentang oleh Hume yang kemudian mengajukan tesisinya bahwa pengetahuan manusia terbatas pada pengetahuan inderawi.
Kritik Hume diadopsi Kant untuk mereformasi metafisika. Metafisika di tangan Kant dirombak menjadi filsafat antropologi. Artinya metafisika tidak lagi berkutat dengan realitas sesungguhnya (das-Ding-an-sich) melainkan justru pada penelitian pada keterbatasan human faculties dalam memahami realitas sesungguhnya. Benak manusia menurut Kant tidak pasif menerima informasi dari obyek eksternal melainkan aktif memaksakan kategori-kategori-nya pada obyek sehingga menjadi terpahami. Kategori-kategori bisa diibaratkan sebagai kacamata yang selalu kita pakai mempersepsi obyek. Pertanyaan tentang realitas sesungguhnya menjadi tidak relevan lagi.
K1aim metafisika Yunani tentang realitas sesungguhnya memang telah runtuh di tangan Kant, namun hal itu belum cukup karena seperti halnya para filosof sebelumnya, Kant-pun belum bisa secara total melepaskan diri dari tradisi metafisika. Kelemahan Kant adalah ia tetap mempertahankan ego transendental yaitu ego yang terlepas dari konteks keberadaanya dan memutlakkan sudut pandangnya. Dalam hal ini sudut Pandang Kant adalah perspektif Newtonian yang memandang realitas sebagai realitas mekanis - teratur oleh hukum kausalitas. Kelemahan Kant tersebut menjadi titik tolak Heidegger untuk meruntuhkan tradisi metafisika sekali untuk selamanya. Ego transendental Kant dikongkretisasi oleh Heidegger menjadi dasein yang tak pernah berstatus transendental karena selalu berada dalam dunia eksistensial `dimana' ia `hidup', Dasein oleh Heidegger dimaksudkan sebagai kritik terhadap tradisi metafisika kehadiran yaitu metafisika yang memandang obyek sebagai ekstemal-berjarak dari subyek yang berkat status transendentalnya mampu memperoleh pemahaman total-menyeluruh tentang obyek.
Seperti halnya pemikiran filosofis lainnya, pemikiran Heidegger khususnya tentang anti metafisika tak lepas dari kelemahan. Kelemahan Heidegger tersebut terungkap dalam kritik Hannah Arendt dalam bukunya Essays in Understanding (1994) yang kemudian diperkuat oleh pemikiran Richard Rorty. Arendt dan Rorty melihat terdapatnya kecenderungan anti dunia publik dalam pemikiran sederet filosof termasuk Heidegger yang diwarisi dari Plato. Dunia publik oleh pars filosof tersebut dilihat sebagai sesuatu yang mengaburkan, menyembunyikan, dan ilusif sehingga seorang filosof dituntut mengambil jarak darinya demi kebenaran sejati. Keberadaan pemikiran Heidegger dalam tradisi anti dunia publik warisan Plato menunjukkan bahwa ia belum berhasil mengatasi secara tuntas tradisi metafisika Barat karena ia sendiri masih menganut salah satu asumsi dasarnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Tejo Prayitno
"Tesis ini membahas tentang transitory dengan produk utama dari transitory ini adalah peluang spasial (spatial opportunity). Ide utama dari transitory ini adalah tentang keberlanjutan suatu ruang. Ruang transitory menjadi ruang normalisasi untuk memungkinkan munculnya
peluang spasial (spatial opportunity), yang mana peluang ini memiliki peranan penting dalam menjaga keberlanjutan ruang tersebut. Ruang dalam tesis ini dipahami sebagai suatu konfigurasi (place) pada lokasi tertentu yang beroperasi. Konfigurasi yang beroperasi ini kemudian didasarkan dari tiga parameter, yaitu arah, kecepatan, dan waktu, dimana disini kemudian saya menemukan pergerakkan sebagai bentuk konfigurasi yang beroperasi. Pergerakkan ini kemudian didisrupsi dengan strategi indeterminacy untuk kemudian menjadikan pergerakkan ini menjadi pergerakkan drifting. Dalam drifting inilah kemudian titik peluang spasial diproduksi dengan intensitas tinggi. Titik peluang spasial ini menawarkan peluang interaksi, dimana dalam kasus ruang yang saya angkat, yaitu ruang komersial, menjadi sangat penting dalam mempertahankan relevansinya (keberlanjutannya) dalam keseharian keberadaan ruang ini.

This thesis is discussing about transitory, whereas the main product of this transitory notion is spatial opportunity. The main idea of transitory is about continuity of space, whereas this continuity is the result of the production of new/next space, adapting its relevance with the context. Transitory space is the normalization space to open the possibility of spatial opportunity production, whereas this spatial opportunity plays important role to maintain the continuity of the space. The term space in this thesis is conceived as an operational state of a configuration (place) at certain location. There are three parameters that make a configuration operate, that is vector, velocity, and time, whereas then, I found movement is a form of a configuration that is in operational state. This movement then, will be disrupted by the "indeterminacy" strategy, to induce this movement to become drifting. In drifting, the spatial opportunity will be produced with higher level of intensity. This spatial opportunity offers an interaction opportunity, which plays important role in this thesis's spatial case, commercial space. It is fundamental for a commercial space to constantly produce interaction opportunity between the actors (seller and buyer), to maintain its continuity and relevance as an everyday business area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Respati Widiastomo
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arundi Dosini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Aliffian
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep citra suatu kota dan strategi pembentukan merek
suatu kota. Dua konsep tersebut yang lebih dikenal lewat kosnep city branding
dan city image dianggap penting saat ini karena perkembangan teknologi
informasi semakin pesat yang memberikan dampak bagi berbagai aktifitas
masyarakat, khususnya bidang pemasaran. Layaknya sebuah produk, sebuah kota
harus dapat diingat dan diasosiasikan dengan baik oleh konsumen sasaran jika
ingin dianggap berbeda, unik dan memberikan nilai yang lebih baik, ditengah
banyaknya informasi serupa tentang kota-kota lainnya yang bisa diterima
masyarakat dalam waktu yang singkat, sehingga saat ini dibutuhkan strategi yang
tepat dalam membangun citra kota yang diinginkan.
Berdasarkan paparan tadi penelitian ini meneliti pola hubungan terbentuknya city
image melalui kegiatan city branding, pada city brand “Enjoy Jakarta”, yang
memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara variabel-variabel
terkait pembentukan city image, seperti brand awareness, dan strategi perluasan
merek seperti City Branding, Positioning dan Communicating the Brand yang
membentuk suatu pola hubungan saling ketergantungan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden
pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas
Indonesia berjumlah 175 orang yang ditarik secara acak sederhana (simle random)
pada populasi keseluruhan mahasiswa komunikasi pascasarjana angkatan 2012-
2013 yang berjumlah 317 orang. Metode analisis data dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis) untuk membuktikan hipotesa
dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari
variable-variabel yang diuji baik pada model struktur pertama maupun model
struktur kedua. Pada struktur pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variable City Branding dan Communicating the Brand dalam membentuk Brand
Awareness. Sedangkan pada model struktur kedua juga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan pada variable City Branding, Positioning, Communicating
the Brand, dan Brand Awareness dalam membentuk City Image. Sedangkan pada
pola hubungan yang terjadi, pengaruh jalur pada variable positioning baik
pengaruh lansung dan tidak lansung adalah pengaruh yang terbesar dalam
membentuk City Image.

ABSTRACT
This research discusses about concept of city image and city brand forming
strategy which are well-known by "city branding" and "city image" concept.
Those concepts are important nowadays, because the rapid growth of information
technology which gives impact to various citizen activities, especially on
marketing area. As a product, a city should be able to be remembered and
associated well by target consumer if the city wants to be considered different,
unique and gives better value in the middle of a lot of similar informations about
another cities that are also accepted by citizens in short time. Thus, now, a city
needs an exact strategy in building the desired city image.
Based on previous explanation, this research disscusses about relationship
pattern in forming city image through city branding activity of "Enjoy Jakarta"
city brand. This research objectives are to find out and examine the influence
between variables related to the city image forming (such as: Brand Awareness
and city branding development strategy: City Branding, Positioning and
Communicating the Brand) which are forming an interrelated relationship
pattern.
This quantitative research uses explanative design. Total respondent is 175 with
simple random sampling method. The whole population of communication postgraduate
student year 2012-2013 is 317. The data analysis methods are
descriptive statistical analysis and path analysis to prove this research hypothesis.
Result from this research shows that there's a positive and significant influence
from the tested variables, both in the first and second structure model. In the first
structure, there are positive and significant influence from city branding and
communicating the brand variables in forming brand awareness. Meanwhile, in
the second structure, there are also positive and significant influence from city
branding, positioning, communicating the brand and brand awareness in forming
city image. In the formed relationship pattern of path influence, positioning
variable has the biggest influence in forming city image, both on direct and
indirect influence."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triatno Judohardjoko
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Jaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola kefektifan dari sebuah proses pembelajaran yang dilakuakan secara konvensional dan e-learning. Pola kefektifan dari proses pembelajaran dikaji melalui pendekatan terhadap faktor pemicu dan faktor interaksi pengguna. Pendekatan terhadap faktor pemicu dari proses pembelajaran baik yang berlangsung secara konvensional maupun e-learning diantaranya adalah motivasi, budaya belajar dan pengaruh lingkungan. Sedangkan pendekatan terhadap faktor interaksi pengguna dari proses pembelajaran konvensional maupun e-learning diantaranya adalah kemudahan akses dan komunikasi, yaitu jalinan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antara sesama peserta didik dan antara pendidik maupun peserta didik dengan sumber belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah populasi sebanyak 400 orangb dan sampel sebanyak 196 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif melalui metode Structural Equation Modelling (SEM) dan Uji Hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemicu dan faktor interaksi pengguna berpengaruh positif terhadap pola kefektifan dari proses pembelajaran konvensional maupun e-learning."
Universitas Pembangunan Jaya, 2016
384 JPPKI 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>