Ditemukan 1458 dokumen yang sesuai dengan query
Stela Indriana
"Perkembangan sebuah kota atau negara tak lepas dari berbagai masalah yang muncul. Permasalahan yang paling kentara adalah semakin buruknya kualitas udara yang sangat terkait dengan pemanasan global yang akan memicu munculnya masalah lain. Lingkung alam selama ini selalu memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pembangunan. Sangat disayangkan jika pembangunan tidak memberikan timbal balik setimpal bagi alam, yang terjadi, pembangunan berkontribusi besar terhadap perusakan lingkung alam. Arsitektur ekologis (green architecture) merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk meremajakan kembali bumi ini. Kombinasi antara lingkung buatan dan lingkung alam yang ditunjang dengan teknologi yang tepat pada pembangunan, dapat membantu untuk menyembuhkan keadaan lingkung alam yang semakin rusak. Lebih daripada itu, arsitektur ekologis juga dapat meningkatkan kualitas manusia itu sendiri dengan perbaikan kualitas lingkungan. Arsitektur ekologis dapat menjadi pemicu kesadaran manusia akan pentingnya alam. Karena tanpa alam manusia tidak akan dapat bertahan hidup, demikian juga alam tidak akan dapat bertahan tanpa pertolongan manusia untuk mempertahankan fungsi dan kualitas lingkungan tersebut.
The development of a city or a country always connected to a problem, especially environmental problem. The most fundamental crisis is the quality of an air that is the root of global warming which is also can cause another crisis. Natural environment constantly provide us a huge contribution for development. Regrettably, we seem to disregard the horrific outcome of development to natural environment. Until now, all the development we do can't maintain the environment. Green architecture is an alternating that we can consider to prevent the destruction of natural environment. The combination between natural enviroment and built environment, supported with the right technology, can heal the damage of environment. More than that, the better environment quality provide a better human being quality. Green architecture can open our eyes about how important natural environment is. Without nature, human can't continue living. Vise verse, nature can't sustain without a help from human being to keep it maintain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48389
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2007
720.47 FRI d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Alfino Fadjar Rezkian
"Material adalah komponen yang tak terpisahkan dalam arsitektur. Perkembangan kebutuhan manusia mendorong manusia untuk berinovasi menemukan material baru untuk memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, eksploitasi alam secara besar-besaran untuk keperluan lingkung bangun terutama untuk keperluan material bangunan, menimbulkan kerusakan dan ketidak stabilan ekosistem. Konsep arsitektur ekologis hadir sebagai dimensi ekologis dalam arsitektur yang penuh perhatian kepada lingkungan alam dengan sumber daya alam yang terbatas. Material alami sebagai material yang ekologis dianggap dapat meredakan masalah tersebut. Penggunaan material alami dapat ikut menjaga keseimbangan ekosistem lewat pengurangan penggunaan sumber daya alam; pengurangan penggunaan energi pada saat eksploitasi, produksi, transportasi dan pembangunan; melestarian ketukangan lokal; dan keberlanjutan di bidang ekonomi.
Materials is inseparable from architecture. The developments of human needs encourage innovation of new materials to meet their needs. On the other hand, the exploitation of nature on a large scale for built environment, especially materials, cause damaged and unstable ecosystem. Eco architecture concept present as attentive to the natural environment with limited natural resources. Natural material as eco materials are considered to alleviate the problems. The use of natural materials can maintaining stability of ecosystem through reduced use of natural resources; reduction in energy use at exploitation, production, transportation and construction; preserving local craftsmanship; and sustainability in economic field."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63135
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rian Faisal Asqhor
"Artikel ini menginvestigasi arsitektur yang mendukung proses purifikasi dalam suatu konteks lingkungan. Proses purifikasi dalam arsitektur kerap terbatas pada pembahasan akan skin atau kulit bangunan yang mendefinisikan batasan antara inside dan outside. Tulisan ini mengangkat bagaimana proses purifikasi dalam arsitektur dapat hadir bukan hanya dari batasannya melainkan sebagai sistem menyeluruh yang membentuk permeabilitas yang menghubungkan antara ruang dalam dan luar. Pemahaman akan sistem tersebut erat terhadap pandangan ekologis yang memahami bagaimana antar organisme saling terkait dalam menciptakan purifikasi di dalam ruangnya, sehingga berpotensi mendukung pandangan baru dalam menciptakan arsitektur yang hadir sebagai sistem purifikasi. Purifikasi ekologi merupakan suatu bentuk sistem yang terjadi secara alami terjadi melalui material yang terbentuk secara organik di dalam lingkungan sehingga mampu menciptakan respon terhadap substansi yang tidak diinginkan. Melalui studi literatur, tulisan ini mengidentifikasi bagaimana konfigurasi material yang terbentuk secara organik dari berbagai macam organisme menciptakan subsistem dalam proses purifikasi. Pemahaman akan konfigurasi tersebut kemudian dieksplorasi lebih lanjut melalui studi berbagai macam organisme yang berada di sepuluh halaman rumah yang berbeda-beda. Studi tersebut kemudian mengolah berbagai konfigurasi yang hadir menjadi basis arsitektur purifikasi, membentuk program ruang yang dapat mengolah substansi yang ada sehingga terjadi adaptasi antara ruang dalam dan luar.
This article investigates architecture that supports the process of purification in an environmental context. The discussion of purification process in architecture is often limited in the discussion of skin that defines the boundary between inside and outside. This paper highlights that the process of purification in architecture is not limited on its boundary but rather exists as an integrated system that forms a connection between the inside and outside. Such understanding of system is closely related to other views on ecology of how inter-organisms create purification in their space so that this paper potentially contribute in developing architecture that exists as a purifying system. Ecological purification is a system that naturally occurs through materials that are formed organically in the environment so as to respond towards unwanted substances. Through a literature study, this article identifies the different composition of organically formed materials from a wide variety of organisms that create sub-systems in the purification process. It has an architectural skin position associated with purification that actually produces a complex system in processing existing substances.This understanding will be explored further through case studies of ten different dwelling interfaces.This study will then develop different configuration of organic materials so as to create a synthesis of systems that can be implemented as an architectural design program that generates adaptation between the outside and inside environments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abraham Chintianto
"Kajian perancangan ini bertujuan untuk memaparkan proses penelusuran adaptasi anatomi hewan dan mekanisme penjelajahannya pada konteks sebagai basis perancangan. Penelusuran adaptasi anatomi dan penjelajahan hewan yang berpotensi menunjukkan ragam strategi yang dikembangkan oleh makhluk hidup secara ekologis untuk mempertahankan hidupnya dalam kondisi lingkungan yang terdegradasi. Diskursus arsitektur yang berkembang selama ini memahami lingkung bangun sebagai suatu entitas yang eksploitatif dan menghabiskan sumber daya alam, menjadikan alam terdegradasi. Arsitektur hadir bagaikan sosok ‘parasit’ yang terus menerus menyerap nutrisi dari inangnya secara berlebihan dan mengabaikan kemampuan alam dalam mengembalikan sumber daya yang terpakai. Studi perancangan ini hadir dalam sebuah konteks dunia imajiner yang memiliki karakteristik lingkungan yang berbasis pada peristiwa nyata di bumi. Melalui penelusuran karakteristik, sistem morfologi, serta anatomi organisme hewan, arsitektur hadir sebagai Wandering Beast, sebuah organisme arsitektur yang bergerak, menjelajah, dan memiliki kemampuan menghasilkan variasi bentuk yang merespon berbagai degradasi lingkungan yang terjadi. Wandering Beast menghadirkan arsitektur sebagai strategi adaptasi secara ekologis melalui operasi jelajah yang menyebarkan, mengontrol atau mengendalikan, serta mengkalibrasi ulang jejak yang dihasilkan oleh manusia dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, arsitektur yang hadir akan dapat menjadi bagian dari sistem ekologi yang ada dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
This design study outlines the adaptation process of animal anatomy and their explorative mechanisms as a basis for architectural design. The exploration of anatomical adaptation has the potential to show a strategy developed by animals ecologically to survive in the degraded environmental conditions. On the other hand, current architectural discourses that have developed so far demonstrate the built environment as an exploitative entity and consumes natural resources, causing natural degradation. Architecture has become a 'parasite' that continuously absorbs nutrients from the host excessively and ignores nature's ability to restore itself. This design explored in this study is situated in an imaginary world context with environmental characteristics based on earth’s real events. Through tracing the characteristics, morphological systems, and anatomy of animal organisms, the study proposes architectures of the Wandering Beast, an architectural organism that moves, explores, and has the ability to produce variations in forms that respond towards the various environmental degradations that occur. Wandering Beast reflects architecture as an ecological adaptation strategy through the explorative operation of spreading, controlling, as well as recalibrating the traces produced by humans within time. Through this study, architecture emerges as an integral part of the existing ecological system and contributes to environmental sustainability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Venly Wahyu Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah pola ekspor Indonesia sudah sejalan dengan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Indonesia yaitu sebagai negara yang memiliki jumlah tenga kerja yang melimpah. Periode penelitian ini adalah dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2007 dengan menggunakan metode data tahunan. Metode analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan uji kointegrasi prosedur Johansen untuk melihat hubungan jangka panang sari seluruh variabel dan error correction model untuk estimasi hubungan jangka pendek.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara daya saing industri kimia yang merupakan industri yang berbasis kepada modal dengan pertumbuhan ekspor Indonesia dan hubungan yang positif antara daya saing industri manufaktur yang berbasi kepada tenaga kerja dengan pertumbuha ekspor Indonesia. Hal trsebut menunjukan bahwa pola ekspor Indonesia terspesialisasi kepada industri yang ebrbasis kepada tenaga kerja, maka pola ekspor Indonesia sudah sejalan dengan keunggulan komparatif yang dimiliki Indoesia. Hasil estimasi dari penelitian juga menunjukan bahwa pendapatan domestik, pendapatan dunia dan nilai tukar memeberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia.
This research is done to analyze whether Indonesian export pattern has been congruent with its comparative advantage, as a country with labour abundant. The period used in research are annually data from 1970 until 2007. Analysis method used in this research is cointegration test of Johansen procedure to figure out long term relationship from the whole variables and error correction model (ECM) to estimate the short term relationship. The estimation results that there is negative relationship between the comparative advantage of chemical industries (SITC 5) which is based on capital intensive and Indonesia export performance and positive relationship between the comparative advantage of manufacture industry which is based on labour intensive (SITC 8) and Indonesia export performance. This result indicates that Indonesia export pattern is specialized on industries based on labour intensive. Therefore, it can be said that indonesia export pattern has met comparative advantage. Furthermore, the result shows that growth domestic product, world income and exchange rate have positive impacts and effect significantly on Indonesia export performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27722
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Niki Barenda Sari
"Karena pengukuran produktivitas yang akurat dapat memberikan informasi yang berguna dalam meningkatkan daya saing, penting untuk memahami perbedaan dalam produktivitas relatif di antara negara-negara. Hal ini memungkinkan negara untuk fokus dan berspesialisasi dalam produk-produk mereka yang relatif lebih produktif. Dengan menggunakan pendekatan berbasis regresi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola dasar keunggulan komparatif, dengan industri baja Indonesia sebagai fokus analisis.
Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif terkuat di industri baja di antara negara-negara ASEAN. Meskipun industri baja adalah industri ke-27 dalam peringkat nilai keunggulan komparatif dalam negeri Indonesia, ada beberapa produk yang memiliki keunggulan komparatif yang kuat dan bahkan memiliki posisi yang kuat secara internasional. Selain itu, penting untuk mengikutsertakan beberapa negara ASEAN sebagai observasi dalam mengestimasi parameter kunci produktivitas karena menghasilkan estimasi baru θ, yang masih sejalan dengan literatur yang ada.
Because accurate productivity measurements can provide useful information in enhancing competitiveness, it is important to understand the differences in the relative productivity among countries, allowing countries to focus and specialize in their relatively more productive products. Using a regression-based approach, this study aims to analyze the fundamental patterns of comparative advantage, with the Indonesian steel industry as the focus of analysis. The major finding of this research is that Indonesia has the strongest comparative advantage in the steel industry among ASEAN countries. Even though the steel industry is the 27th industry in Indonesia’s within-country ranking of comparative advantage values, there are some products that have a strong comparative advantage and even have a strong position internationally. In addition, it is worth pointing out that taking some ASEAN countries in the observation in estimating the key parameter of productivity, while not the main focus of the paper, yields a new estimate of θ, which is still in line with the extant literature."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53229
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18181
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Noe, Raymond A.
Jakarta: Salemba Empat, 2010
658.3 HUM t I (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Aditya Adiprabowo
"Dalam Keunggulan Komparatif Teori Persaingan Journal Shelby D Hunt dan Robert M Morgan berpendapat bahwa teori neoklasik di bidang ekonomi sudah usang dan memiliki kekurangan mengenai penjelasannya tentang pasar. Jadi mereka mengembangkan teori baru Teori Sumber Daya Advantage yang mereka klaim lebih baik menjelaskan fenomena ekonomi di pasar saat ini. Pertanyaannya adalah adalah teori Sumber Daya Keuntungan yang benar benar unggul teori neoklasik. Apakah itu benar benar mewakili situasi saat ini dalam perekonomian yang lebih baik. Selain itu adalah teori RA bahkan teori baru Atau hanya mash up dari hasil diskusi yang sudah ada dibangun menjadi bentuk yang lebih kohesif.
In the "Comparative Advantage Theory of Competition" Journal, Shelby D. Hunt and Robert M. Morgan argued that the neoclassical theory in economics is outdated and has flaws regarding its explanation about the market. Thus they developed a new theory, the Resource Advantage Theory, which they claim better explains economic phenomena in today's market. The question is, is the Resource Advantage theory really superior to the neoclassical theory? , does it really represent the current situation in the economy better? Furthermore, is the RA theory even a new theory? , or is it just a mash-up of already existing discussion results built into a more cohesive form?."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library