Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winni Lestari
"Perumahan real estate merupakan bisnis berorientasi keuntungan yang dilakukan oleh pengembang. Seperti bisnis lainnya, bisnis perumahan real estate juga harus memiliki daya tarik pada produk yang diperjual belikan. Daya tarik sebuah perumahan merupakan kelebihan dari perumahan tersebut yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan jangka panjang bagi pengembangnya.
Saat ini banyak pengembang yang mengedepankan image 'hijau' sebagai daya tarik perumahannya. Image 'hijau' ini dibentuk oleh ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di dalam perumahan. Namun terdapat beberapa konsekuensi jangka panjang yang harus ditanggung oleh konsumen menyangkut keberadaan RTH. Bila terdapat konsekuensi jangka panjang menyangkut RTH, apakah konsumen masih masih tertarik untuk membeli dan apakah RTH dapat digolongkan sebagai daya tarik perumahan.
Penulisan ini menganalisis dengan membedah desain RTH pada sebuah perumahan yang menjadikan RTH sebagai daya tariknya. Pembedahan tersebut berfungsi untuk mengetahui seperti apa desain RTH yang menarik. Untuk melihat ketertarikan konsumen pada RTH, maka dilakukan wawancara langsung yang mendalam. Sampai kemudian didapat kesimpulan bahwa RTH merupakan sebuah ketertarikan konsumen dalam membeli properti perumahan real estate.

Real estate housing is a profit-oriented business managed by a developer. Just like any other businesses, real estate housing must have some magnets as a matter of gaining consumers. These magnets are the excess' of a real estate housing in order to gain profit for its developer.
These days, there are few real estate housings heading their 'green image' as an excess. This 'green image' was constructed by green open spaces inside the housing area. But, there are few long-term consequences followed the green open spaces. The fact that there are long-term consequences, are green open spaces counted as a magnet for the consumers' And also, can we counted green open spaces as an excess for its housing area.
This writing is trying to look deeper about green space design in a real estate housing which use green space as its magnet for costumers. To see from costumers perspective, a close conversation has been made. Later on, this writing revealed the fact that costumers had the idea of green image in housing estate as their consideration in buying housing property.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylva Asihtrisna Asmarawati Irnadiastputri
"Ruang terbuka hijau merupakan bagian perkotaan yang penting dalam menentukan kualitas lingkungan kota dan kehidupan masyarakatnya. Pemerintah, yang menyadari kepentingan tersebut, menerapkan ketentuan penyediaan ruang terbuka hijau dalam kota sebesar 30% yang terdiri atas ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Penyediaan ruang terbuka hijau itu harus dilakukan semenjak tahap perencanaan kawasan, tidak hanya dalam kawasan kota tetapi juga lingkungan perumahan. Namun, implementasi penyediaan ruang terbuka hijau belum tentu sesuai dengan ketentuan tersebut.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk melihat implementasi ruang terbuka hijau pada lingkungan perumahan serta peran ruang terbuka hijau privat terhadap ruang terbuka hijau secara keseluruhan. Peralihan fungsi ruang terbuka hijau publik menjadi bangunan membuat penyediaan ruang terbuka hijau kota terhambat. Ruang terbuka hijau privat menjadi pilihan dalam pemenuhan ketentuan ruang terbuka hijau kota. Akan tetapi, walaupun memiliki potensi yang besar, ruang terbuka hijau privat tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena sifat kepemilikannya. Keberadaan ruang terbuka hijau privat yang labil tidak dapat mendukung secara maksimal akan kebutuhan ruang terbuka hijau dalam kota. Ruang terbuka hijau publik harus tetap menjadi fokus utama dalam penyediaan ruang terbuka hijau kota.

Green open space is an important part in determining cities environmental quality and society life. Realizing the importance of this fact, the government decided a regulation to prepare 30% green open space, consisting of public and private green open space, in a city. This regulation must be done since the planning phase of not only the city but also residential areas. But, green open space implementation is still not appropriate with this regulation.
The purpose of this study is to find out the implementation of green open space at residential areas, and to determine how private green open space participates to the city green open space. The functional changes of public green open space make city green open space supply blocked. Private green open space becomes an option in fulfilling city green open space necessity. But, although it has big potential, private green open space cannot be relied on totally because of its ownership. The unstable private green open space existence can't maximally support city green open space necessity. Public green open space must become the main focus in preparing city green open space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51617
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikri
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
TA3713
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abram Stevano F.S.M.
"ABSTRAK
Pengembang proyek perumahan mendapatkan keuntungan dengan menjual unit-unit rumah yang terdapat dalam lingkungan perumahan tersebut. Selain rumah, pengembang juga membangun fasilitas-fasilitas pendukung di lingkungannya. Sudah menjadi kewajiban pengembang untuk menambahkan fasilitas ke dalam lingkungan perumahan mereka. Tetapi sebagian pengembang membangun fasilitas, seperti taman lingkungan, dengan hasil yang berkualitas. Sebagian pengembang tersebut tidak hanya melihat kehadiran fasilitas sebagai kewajiban, tetapi juga menggunakan fasilitas tersebut sebagai nilai jual untuk meningkatkan daya jual dari perumahan mereka. Taman lingkungan adalah salah satu fasilitas lingkungan perumahan yang bisa menjadi daya tarik untuk membuat masyarakat mau membeli rumah dari pengembang. Taman lingkungan memiliki manfaat yang baik tidak hanya untuk calon pembeli, tetapi juga untuk pengembang yang membangunnya. Karakteristik ini membuat taman lingkungan menjadi fasilitas yang layak dalam sebuah lingkungan perumahan.

ABSTRACT
Residential developer make their profit from selling houses on their residential property. Residential developer do not only build houses, but also build amenities to support the neighborhood. It is their obligation to include such amenities into their residential development. But some developers make such a good amenities, like a neighborhood park. They rather see the amenities as a potential tool for marketing their properties instead of a duty to be followed. Neighborhood park is one of the amenities which can attract a lot of customers to buy house from the developer. Neighborhood park has some benefits and positive impacts to both the customers and the developers. These characteristics make it worth for neighborhood park to be built as an amenities in a residential environment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Herawaty Rivay
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The growth and develoopment of Semarang city has implied decreasing open space area into built up area. Even though, a sustuinable development's concept has become the main concept of Local Development Program since 2002, there are problems concerning the management of The Green Open Space (the RTH, Ruang Terbuka Hijau) in this city. The problems, for example, are the lack of optimazation of RTH especially quantitatively, prior to land conversion. The high spatial resolution of satellite image, IKONOS and Quickbird, can be used as tools to monitor the change of land conversion. Objective of this research is to calculate spread and progress of RTH conversion from RTH to housing areas from 2003 to 2007, also to predict RTH conversion for 2010.
Tembalang Sub District (Kecamatan Tembalang) has been chosen as a study area which will be compared with Banyumanik, Gunung Pati, and Mijen Sub District. Analysis method is Hansen Gravity Model or Land Potential Model. The model is used to determine potential development of Tembalang Sub District. The primary factors in Hansen Gravity Model analysis are Accessibility Index and Holding Capacity. Accessibility Index is use to measure interest in an area and easiness to access the area. Holding Capacity is used to calculate spaces where house can be built.
The research shows RTH for year 2003 was 2,736.84 ha for year 2007, so RTH decreased 248.11 ha (9.07%). Conversion of RTH to housing area is 73.43 ha (29.59%), 165.44 ha or 66.68% for open space, 4.63 ha (1.87%) for others, and 4.61 ha (1.86%) still as RTH. Development of Tembalang Sub District is faster than Compared sub districts (Banyumanik, Gunung Pati and Mijen), which indicated from highest attractiveness value (124.46), so until 2010. RTH's conversion to housing areas will be no less than 29.58 ha."
MTUGM 30:4 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrul Helen
"Penelitian ini menginvestigasi inkonsistensi implementasi prinsip-prinsip Islam pada produk properti perumahan tapak bertajuk syari rsquo;ah yang ditawarkan oleh pengembang di Bekasi. Penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan yaitu: 1 apakah produk perumahan syari rsquo;ah terutama perumahan tapak di Bekasi telah memenuhi prinsip-prinsip Islam dengan maksimal, seperti pada transaksi keuangan? dan 2 jika belum, apa penyebab produk perumahan syari rsquo;ah belum bisa memenuhi prinsip-prinsip Islam? Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi eksplanatoris sekuensial.
Penelitian ini menemukan bahwa: 1 produk perumahan syari rsquo;ah di Bekasi belum bisa memenuhi prinsip-prinsip Islam dengan maksimal seperti pada transaksi keuangan; 2 pengembang mengetahui prinsip-prinsip Islam pada properti perumahan namun tetap membangun unit rumah yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, dan; 3 pengembang khawatir margin keuntungan menurun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di satu sisi pengembang ingin menjangkau masyarakat menengah ke bawah namun di sisi lain biaya pengembangan perumahan dengan prinsip-prinsip Islam cukup tinggi.

This research investigates inconsistencies in the implementation of Islamic principles on housing product with sharia titled offered by developers in Bekasi, especially on landed house type. This study attempts to answer two questions 1 Does the shariah housing product especially landed houses type in Bekasi have fulfilled the Islamic principles maximally, as in financial transactions And 2 if not, what is the cause of shariah housing products can not fulfill the Islamic principles. This research uses mixed method with sequential explanatory strategy.
This study found that 1 Shariah housing products in Bekasi have not been able to fulfill Islamic principles maximally as in financial transactions 2 the developer knows the principles of Islam on housing but still builds product which are inconsistent with Islamic principles, and 3 developers are concerned that profit margins are declining. This study concludes that, one side the developer wants to reach the middle to lower society but on the other hand the development cost of the housing with Islamic principles is quite high.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnodewi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oot Hotimah
Depok: Rajawali Press, 2021
307.121 OOT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>