Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51065 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novelisa S.D.
"Kawasan heritage memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga saat ini. Nilai sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter khas pada kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut berkaitan dengan sejarah perkembangan fisik sebuah kota. Perkembangan yang terjadi pada kota dapat dirasakan hingga saat ini, baik dari pola perkembangan kota berdasarkan sumbu tertentu atau bahkan pada penggunaan kembali (re-use) bangunan tua dengan fungsi baru. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut mampu menarik perhatian banyak orang untuk datang berkunjung, sehingga fungsinya berubah menjadi kawasan wisata heritage. Obyek heritage sebagai obyek wisata pun membawa dampak perkembangan pada sebuah kota, khususnya pada elemen-elemen pendukung aktivitas wisata heritage. Elemenelemen tersebut berkembang sesuai fungsinya dan tidak terlepas dari aspek-aspek sejarah yang terkandung dalam kawasan heritage. Kawasan heritage adalah aset sebuah kota yang menjadi kawasan wisata heritage, dan merupakan salah satu faktor penyebab perkembangan sebuah kota.

Heritage areas have high historical values and could be enjoyed until today. Historical values which are contained in a heritage object's uniqueness and special character. The heritage areas' uniqueness and special character have a relation with a city's physical development history. Developments which were happen to the city could be seen today, from the city's development pattern based on an axis or even the re-usage old building with a new function. The heritage areas' uniqueness and special character may attract people's attention to visit, so its' function change become heritage tourism areas. Heritage areas as heritage tourism areas give the development effects to the cities; especially to the heritage tourism activity's supporting elements. Those elements develop affecting the city and could not be separate from historical aspects contained in heritage areas. Heritage areas are the city's assets which become heritage tourism areas, and also one of the causal factors of a city's development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Putri Utami
"ABSTRACT
Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan satuan ruang geografis yang telah ditetapkanmenjadi heritage kota Jakarta. Penelitian ini membahas penerapan manajemen heritagekota pada kawasan Kota Tua Jakarta. Hal ini mengingat kawasan Kota Tua Jakartadimanfaatkan untuk banyak kegiatan, termasuk kegiatan pelestarian sebagai kawasanheritage sehingga pengelolaannya menjadi suatu hal yang penting. Penelitian inimenggunakan pendekatan post-positivist di mana teori manajemen heritage kotamenjadi dasar analisis temuan penelitian. Data diperoleh dari wawancara, observasidan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen heritage dikawasan Kota Tua Jakarta belum optimal karena sistem regulasi, keterlibatanmasyarakat, teknis pengelolaan dan finansial pengelolaan belum sejalan dan memilikipersoalan di masing-masing dimensi.

ABSTRACT
The Jakarta Old City Area is a geographical space unit that has been appointed asurban heritage of Jakarta. This study discusses the application of urban heritagemanagement in the Jakarta Old City Area. This matter related to the fact that theJakarta Old City Area is used for many activities, including conservation activities asa heritage area, so its management becomes an important thing to be noticed. Thisstudy uses a post positivist approach in which the theory of urban heritagemanagement becomes the basis of analysis of research findings. Data obtained frominterviews, observation and literature study. The result of the study shows that heritagemanagement in Jakarta Old City Area has not been optimal yet because the regulationsystem, community engagement, technical and financial of the management are notaligned and have problems in each dimensions."
2017
S68214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurbaeti
"Keraton Kasepuhan memiliki multi fungsi, yaitu sebagai kediaman Sultan, cagar budaya yang dilindungi negara, dan destinasi wisata heritage. Pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage dipengaruhi oleh modal sosial yang dimiliki keraton. Penelitian ini bertujuan untuk melihat modal sosial sebagai kekuatan yang dimiliki oleh Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK dalam pengembangan keraton sebagai wisata heritage. Modal sosial memenuhi kebutuhan Keraton Kasepuhan sebagai tourism asset. Melalui pendekatan kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk modal sosial yang dimiliki Keraton Kasepuhan mencakup jaringan, norma, dan kepercayaan baik dalam lingkup internal maupun eksternal yang memfasilitasi timbulnya koordinasi dan kerja sama dalam perolehan manfaat bersama. Hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari bentuk modal sosial ialah dua aktor yang menjalankan modal sosial tersebut yakni Sultan Sepuh dan Abdi Dalem. Kepemimpinan Sultan Sepuh menjadi penentu dalam menciptakan hubungan jaringan sosial, kepercayaan, serta norma sedangkan kesetiaan abdi dalem dalam mengabdi mampu menjalankan perannya dalam pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage.

Keraton Kasepuhan has multiple functions namely as the residence of the Sultan, state protected cultural heritage, and heritage tourism destinations. The development of Keraton Kasepuhan as a heritage tourism is influenced by social capital that owned by the palace itself. This study aims to look at social capital as the strength of the Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK in the development of the palace as heritage tourism. Social capital meets the needs of Keraton Kesepuhan as a tourism asset. Through a qualitative approach, the results showed that the forms of social capital that owned by Keraton Kasepuhan include networks, norms, and trust that facilitate the emergence of coordination and cooperation in the acquisition of mutual benefit. One of the essential things which cannot be seperated from the forms of social capital is the two actors who run the social capital, Sultan and Abdi Dalem palace servant . Sultan became a decisive leadership in creating a social network relationships, trust, and norms while the faithfulness of Abdi Dalem in serving was able to fulfill their role in the development Keraton Kasepuhan as heritage tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Noviana
"Perlindungan dalam Undang-Undang Cagar Budaya merupakan salah satu pilar dari paradigma pelestarian cagar budaya selain pengembangan dan pemanfaatan. Salah satu upaya perlindungan adalah zonasi. Zonasi kawasan Kota Lama Tambang Sawahlunto masih belum diterapkan karena kajian yang dibuat sebelumnya masih belum sesuai dengan fungsi zonasi seharusnya sehingga perlu dilakukan pembagian dan penerapan ulang. Hal itu disebabkan oleh pengletakan atau pembagian sistem zonasi yang perlu dilakukan perbaikan lagi, sehingga penerapan ataupun penetapannya baru dapat dilakukan. Sehingga penerapan zonasi belum bisa dilakukan sampai saat ini. Padahal zonasi sangat penting dalam perlindungan cagar budaya, apalagi dilihat bahwa Sawahlunto telah ditetapkan sebagai warisan dunia (World Heritage).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui rencana penerapan fungsi zonasi di Kawasan Sawahlunto, Sumatera Barat. Dengan demikian masyarakat memperoleh gambaran mengenai pelestarian situs warisan budaya ini di antara situs-situs yang ada di Sumatera Barat. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembagian zonasi yang tepat untuk diterapkan pada kawasan Sawahlunto sebagai kawasan living city yang terdiri dari zona inti dan zona penyangga. Untuk memberikan perlindungan optimal bagi zona inti, maka area zona penyangga secara keseluruhan mengelilingi zona inti, sehingga dapat tetap menjaga nilai penting yang terdapat pada zona inti Kawasan Sawahlunto.

Protection in the Cultural Conservation Law is one of the pillars of the cultural heritage preservation paradigm in addition to development and utilization. One of the protection efforts is zoning. The zoning of the Sawahlunto Old Mine City area has not yet been implemented because the studies previously made are still not in accordance with the zoning function it should have so that it needs to be divided and re-applied. This is caused by the laying or division of the zoning system that needs to be repaired again, so that its implementation or determination can only be carried out. So that the application of zoning can not be done until now. Whereas zoning is very important in protecting cultural heritage, especially considering that Sawahlunto has been designated as a world heritage (World Heritage).
The purpose of this study was to determine the plan for implementing the zoning function in the Sawahlunto Region, West Sumatra. Thus, the public gets an idea about the preservation of this cultural heritage site among the sites in West Sumatra. While the method used in this study is a qualitative research method.
The results of this study indicate that the zoning division is appropriate to be applied to the Sawahlunto area as a living city area consisting of a core zone and a buffer zone. To provide optimal protection for the core zone, the buffer zone area as a whole surrounds the core zone, so as to maintain the important values contained in the core zone of the Sawahlunto Area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Kota Bukittinggi memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan fasilitas wisata di Kota Bukittinggi tahun 1994-2007, yaitu dengan cara mengkorelasikan lokasi dan jumlah fasilitas wisata dengan lokasi objek wisata, jumlah wisatawan, dan jaringan jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan spasial dan metode deskriptif dengan membagi tahun penelitian menjadi tiga periode,yaitu periode I (1994-1997), periode II (1998-2002), periode III (2003-2007). Pola perkembangan fasilitas wisata Kota Bukittinggi Tahun 1994-2007 mengelompok di pusat kota dan linear mengikuti jaringan jalan utama kota menuju ke arah Padang.

City of Bukittinggi is one of the main tourist destination of Indonesia is located in the Province of West Sumatra. Bukittinggi city has a few objects that attract many tourists visit the archipelago and abroad. This study aims to determine the pattern of tourism facilities in the city of Bukittinggi in 1994-2007, that is the way to correlate the location and number of facilities with tourism object location, the number of tourists, and the road network. Method used in this research approach, namely spatial and descriptive method by dividing a three-year research period, the period I (1994-1997), period II (1998-2002), period III (2003-2007). The development pattern of tourism facilities at Bukittinggi city in 1994-2007 is clustering in city center and linearing at city street network heading to Padang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, warisan budaya memainkan peran yang krusial. Warisan budaya, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat, merupakan sumberdaya utama dari pariwisata untuk menarik wisatawan. Dalam pembangunan yang disebut sebagai pariwisata warisan budaya, merupakan masalah konservasi dari warisan menjadi perhatian utama, karena konservasi dari aset pariwisata merupakan prasyarat dari terciptanya daya kelangsungan dari pengembangan pariwisata. Dalam konteks ini konservasi warisan digunakan dalam pengertian yang dinamis, dimana penggunaan warisan merupakan salah satu komponen, termasuk penggunaan untuk tujuan-tujuan kepariwisataan. Pemanfaatan warisan untuk kepentingan pariwisata memposisikannya sebagai bagian integral dari proses konservasi. Dalam konteks Indonesia, upaya-upaya ini relatif mudah karena konservasi warisan budaya dan pengembangan pariwisata dikelola oleh kementrian yang sama, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata."
790 JUKIN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzi Rinaldhi
"Diantara jenis pariwisata, heritage tourism dianggap sebagai salah satu trend yang akan berkembang. Potensi dari heritage tourism adalah bahwa sumber daya budaya termasuk didalamnya heritage tidak hanya memberikan pengalaman berupa rekreasi, tetapi juga pendidikan, pengetahuan serta manfaat sosial. Salah satu situs heritage yang ada di Indonesia adalah Kawasan Kota Tua Jakarta. Dengan sejarahnya yang panjang, Kawasan Kota Tua Jakarta menjadi salah satu ikon pariwisata kota Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan pengunjung situs bersejarah dan warisan budaya lain di Indonesia, pada tahun 2012 tingkat kunjungan wisawatan ke Kawasan Kota Tua Jakarta menurun drastis. Untuk itu penelitian dilakukan guna mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dalam meningkatkan heritage tourism di Kawasan Kota Tua Jakarta. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 202 pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan authenticity untuk melihat persepsi pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan lima buah variabel, yaitu motivasi, object based authenticity, Existential Authenticity, Satisfaction dan Loyalty.

Among the kinds of tourism, heritage is considered as one of the trends that will be growing in the future. Heritage tourism has very strong potential with its cultural resource heritage not only deliver a recreational experience, but also education, knowledge and social benefits. One of the heritage sites in Indonesia is Jakarta Old Town Area. With its long history, Jakarta Old Town Area became an icon of the city tourism. Along with the growth of the historical site visitors and other cultural heritage in Indonesia, in 2012 the number of tourist visits to Jakarta Old Town Area dropped dramatically. The study was conducted to determine what need to be done in increasing heritage tourism in Jakarta Old Town Area. The study was involving 202 visitors in Jakarta Old Town Area. This research looked at the perception of authenticity visitors Jakarta Old Town Area as main approach. At a wholem the research used five variables, namely motivation, object-based authenticity, Existential Authenticity, Satisfaction and Loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Joseph Edward Timothy
"Kota Bogor berpotensi dalam wisata sejarah. Beragamnya peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Bogor pada masa lalu ditambah keberadaan tujuh zona pusaka didalamnya membuat Kota Bogor memiliki banyak objek wisata sejarah. Objek wisata sejarah Kota Bogor masing-masing memiliki perbedaan tingkat daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan zona pusaka melalui fasilitas wisata dan aksesibilitas serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif disertai tabulasi silang (crosstab) untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Objek Wisata Sejarah di Kota Bogor sebagian besar merupakan monumen dan museum yang tersebar pada zona pemerintahan kolonial. Hanya satu objek wisata sejarah pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah berdasarkan fasilitas primer, fasilitas sekunder, fasilitas kondisional, dan aksesibilitas di Kota Bogor terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan fasilitas dan aksesibilitasnya sebagian besar berada pada kelas sedang. Dari seluruh objek wisata sejarah yang berada di Kota Bogor berdasarkan karakteristik wisatawannya didominasi oleh karakteristik wisatawan dengan rekan wisata kelompok (rombongan) dan pekerjaan pelajar/mahasiswa. Berkaitan dengan jangkauan wisatawan, objek wisata sejarah di Kota Bogor secara garis besar memiliki jangkauan wisatawan yang berada pada kelas jangkauan tinggi. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata sejarah terhadap jangkauan wisatawan di Kota Bogor berbeda-beda. Terdapat objek wisata yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dengan jangkauan wisatawan yang tinggi dan sedang. Adapun objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah memiliki jangkauan wisatawan yang sedang dan rendah. Kemudian, dari karakteristik wisatawannya, objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan tingkat daya tarik tinggi, sedang, dan rendah masing-masing memiliki karakteristik wisatawan yang mendominasi adalah kelompok pelajar/mahasiswa. Sehingga tingkat daya tarik tidak mempengaruhi karakteristik wisatawan dari setiap objek wisata sejarah.  Maka tingkat daya tarik suatu objek wisata sejarah tidak selalu mempengaruhi tingkat jangkauan wisatawan dan karakteristik wisatawan.

Bogor city has the potential for historical tourism. The various historical events that occurred in the city of Bogor in the past coupled with the existence of seven heritage zones in it make the city of Bogor have many historical attractions. Each historical tourism object in Bogor City has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City based on heritage zones through tourism facilities and accessibility and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City and the characteristics and reach of tourists. The method used is descriptive spatial analysis accompanied by cross-tabulation to find the relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the characteristics and reach of tourists. Historical tourism objects in Bogor city are mostly monuments and museums which are scattered in the colonial government zone. Only one historical tourist attraction during the Pakuan Pajajaran Kingdom. The level of attractiveness of historical tourism objects based on primary facilities, secondary facilities, conditional facilities, and accessibility in Bogor City is divided into 3 levels, namely high, medium and low. Based on the facilities and accessibility, the level of attractiveness of historical tourism objects in Bogor City is mostly in the moderate class. Of all the historical tourist objects located in Bogor City, based on the characteristics of the tourists, it is dominated by the characteristics of tourists with group tourism partners (groups) and student work. Concerning the reach of tourists, historical attractions in Bogor City broadly have the reach of tourists who are in the high-reach class. The relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the reach of tourists in Bogor City varies. There are tourist objects that have a high level of attractiveness with a high and moderate reach of tourists. As for tourist objects with a low level of attractiveness, the reach of tourists is medium and low. Then, from the characteristics of tourists, historical tourist objects in Bogor City with high, medium, and low levels of attractiveness each have the characteristics of tourists who dominate student groups. So that the level of attractiveness does not affect the tourist characteristics of each historical tourist attraction. So the level of attractiveness of a historical tourist attraction does not always affect the level of tourist outreach and tourist characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Fajriati Tazkia
"Wisata kuliner merupakan wisata khusus yang sudah digandrungi oleh wisatawan sedari dulu. Perkembangan IPTEK dan kemajuan teknologi menciptakan media sosial seperti Instagram dan situs web Pergikuliner.com menjadi wadah bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner. Kota Bandung merupakan destinasi wisata favorit di Indonesia yang menyajikan berbagai macam aktivitas wisata, seperti wisata belanja dan wisata kuliner. Salah satu destinasi wisata kuliner dan wisata belanja di Kota Bandung adalah Jalan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis bagaimana karakteristik tempat serta motivasi dari wisatawan yang berkunjung dalam memilih tempat tujuan wisata kuliner dalam bentuk pola keruangan yang berada di Jalan Riau, Kota Bandung. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dan analisis deskriptif yang didapatkan dari hasil observasi lapangan dan pendekatan netnografi pada media sosial Instagram dan situs web  Pergikuliner.com. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tempat wisata kuliner di Jalan Riau dipengaruhi oleh karakteristik tempat yang diminati oleh wisatawan adalah destinasi wisata kuliner dengan aspek fungsional, yaitu cita rasa dari produk utama rumah makan dan restoran di Jalan Riau, khususnya makanan khas suatu daerah atau yang termasuk kedalam specialities restaurant yang persebarannya didominasi berada di ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau. Ruas 4 dan ruas 6 juga memiliki karakteristik lokasi wisata kuliner yang berada dekat destinasi wisata belanja yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner di Jalan Riau berdasarkan motivasi wisatawan dipengaruhi oleh motivasi pengalaman dalam kebaruan makanan seperti aktivitas mencoba hidangan baru serta reputasi dari rumah makan dan restoran yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan media sosial Instagram dengan minat tinggi berada pada ruas 6 dan ruas 8 Jalan Riau yang memiliki destinasi wisata kuliner yang  instagramable dengan pada rentang usia ≤ 23 tahun yang didominasi  oleh perempuan. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan situs web Pergikuliner.com dengan minat tinggi berada pada ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau yang memiliki cita rasa serta konsep dari produk kuliner yang unik dengan wisatawan pada rentang usia 24-39 tahun yang didominasi oleh perempuan. Didapatkan bahwa wisatawan cenderung memilih lokasi wisata kuliner pada ruas 6, yaitu destinasi wisata kuliner yang memiliki reputasi baik dan bervariasi serta lokasinya yang berdekatan dengan destinasi wisata belanja dan kehadiran PKL. 

Culinary tourism is a special tour that has been loved by tourists for a long time. The development of science and technology and advances in technology have made social media such as Instagram and the Gokuliner.com website a place for tourists to carry out culinary tourism activities. The city of Bandung is a favorite tourist destination in Indonesia which offers various kinds of tourism activities, such as shopping tours and culinary tours. One of the destinations for culinary tourism and shopping tourism in the city of Bandung is Jalan Riau. This study aims to analyze the characteristics of places and the motivations of visiting tourists in choosing culinary destinations in the form of spatial patterns located on Jalan Riau, Bandung City. The analysis used is spatial analysis and descriptive analysis obtained from the results of field observations and netnographic approaches on social media Instagram and the website Perkikuliner.com. The results of the study show that the selection of culinary tourism spots on Jalan Riau is influenced by the characteristics of places that are of interest to tourists, namely culinary tourism destinations with functional aspects, namely the taste of the main products of restaurants and restaurants on Jalan Riau, especially regional specialties or those included in the specialty restaurants whose distribution is dominated in sections 4 and 6 on Jalan Riau. Sections 4 and 6 also have the characteristics of culinary tourism locations which are near shopping tourism destinations on Jalan Riau. The choice of culinary tourism destinations on Jalan Riau based on tourist motivation is influenced by experience motivation in food novelty such as the activity of trying new dishes and the reputation of restaurants and restaurants on Jalan Riau. The selection of culinary tourism destinations based on Instagram social media with high interest is on sections 6 and 8 Jalan Riau which have instagramable culinary tourism destinations with an age range of ≤ 23 years which are dominated by women. The selection of culinary tourism destinations based on the website Pergikuliner.com with high interest is on sections 4 and 6 Jalan Riau which have the taste and concept of unique culinary products with tourists in the age range of 24-39 years who are dominated by women. It was found that tourists tend to choose culinary tourism locations on section 6, namely culinary tourism destinations that have a good reputation and are varied and located close to shopping tourism destinations and the presence of street vendors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>