Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Palupi, Niken
"Modernisme tidak selalu berbicara masalah style atau gaya arsitektur. Walaupun modernisme nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk arsitektural, akan tetapi dalam hal ini modemisme lebih cenderung kepada sebuah pola pikir dalam masyarakat yang sifatnya lebih esensial. Sebuah pola pikir yang menjadi penyebab munculnya budaya global. Di era globalisasi saat ini, pola pikir modemisme telah mendominasi masyarakat. Hal itu disebabkan oleh kapitalisme, birokrasi, teknologi, dan perkembangan ekonomi yang membuat sebuah tren global, sehingga budaya lokal masyarakat berubah menjadi budaya global. Kemudian dengan adanya teknologi, masyarakat menjadi sangat bergantung kepada mesin. Hal itu disebabkan karena' mesin sangat memudahkan masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhannya. Lalu dengan adanya modemitas, tradisi masyarakat menjadi seragam dan keorisinalitas budaya lokal pun semakin menghilang.
Yang dimaksud dengan tradisi di sini adalah lebih mengacu kepada kehidupan sehari-hari atau domestik masyarakat yang merupakan suatu rutinitas dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan domestik sebuah keluarga adalah tradisi melayani dan dilayani. Dari fenomena tersebut dapat terlihat bahwa masih ada tradisi yang dipertahankan dan terdapat pula pengaruh modemisme di dalamnya. Namun benarkah terjadi bentrokan antara modemitas dan tradisi yang saling bertentangan tersebut? Atau kah saat ini masyarakat membutuhkan keduanya?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Alisha
"Pendekatan visual sebagai salah satu cara manusia merasakan ruang, menjadi objek penelitian berbasis desain pada tugas akhir. Visual blurring hadir dan diharapkan dapat menjadi cara baru untuk manusia memaknai ruang arsitektur. Untuk dapat menghadirkan suatu visual yang tidak jelas, penelitian ini dimulai dengan analisis pembacaan akan sesuatu yang memiliki ketidakjelasan dalam visualnya, yaitu fotografi blur. Pembacaan akan sesuatu yang memiliki ketidakjelasan visual ini mengantarkan pada suatu mekanisme yang menjadi dasar rancangan ide berbasis story pada penelitian berbasis desain ini. Penggunaan material kaca akhirnya menjadi sangat penting, dimana kaca dapat memberikan berbagai tingkatan transparansi yang dibutuhkan untuk menghadirkan ide dari visual blurring itu sendiri.

Visual approach in perceiving spatial elements became the main basis of design research in this final project. Visual blurring became a new method in human perception of architectural space. To visualize the visual blurring, the research began by analyzing blur photos that led to blur mechanism, which was then used as a main design idea based on story methodology. Glass has an important role in this final project, because glass could offer different level of transparency which would present the whole concept of visual blurring.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Femmy Priscillya
"Tektonik berbicara mengenai penekanan aspek konstruksi sebagai hal yang hakiki dalam arsitektur. Material, detail, dan struktur merupakan unsur-unsur yang selalu hadir dalam bentuk-bentuk arsitektur yang dapat dilihat, disentuh, dan didengar manusia sehingga tektonik merupakan sebuah kepenuhan yang dapat dirasakan manusia dalam bangunan. Sebagai salah satu bentuk pemahaman manusia terhadap diri dan dunianya, arsitektur merupakan sistem makna. Sebagai sang penguasa, pengendali, dan pengatur, seorang arsitek adalah master builder yang berpotensi memberi penjelasa terhadap segala sesuatu yang dlbuat dan dibangunnya-menclptakan pemaknaan­pemaknaan baru terhadap arsiteklur.
Begitu maraknya bentuk-bentuk dan aliran arsitektur yang beragam menjelang pasca gerakan modern menciptakan sebuah kondisi yang membuat banyak hal menjadi indah mempesona. Penilaian terhadap keindahan arsitektur yang sejati sering kali menjadi sulit sehingga timbul hasrat mempertanyakan konsep keindahan sejati yang selalu dipandang subjektif tersebut. Lalu bagaimana cara menuju kepada kebenaran dan kesejatian arsitektur tersebut ? Dan apakah hal ini akan membatasi kebebasan berekspresi dan bereksperimen itu ? Jadi bagaimana menjadi kreatif?.
Pengkajian ini merupakan usaha untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Untuk itu dalam kajian ini digunakan pendekatan fenomenologi dan pembelajaran filsafat sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih dalam terhadap arsitektur itu sendiri dan prakteknya. Kebenaran berarsitektur ialah aletheia, sebuah penyingkapan, yang akan menyatakan kesejatian arsitektur itu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Pratama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryane Budiman
"Fenomena pemakaian kulit kedua sebagai fasade pada bangunan-bangunan di Indonesia terjadi selama kurun waktu lima tahun terakhir. Fasade kulit kedua ini dianggap sebagai salah satu alternative penyelesaian ikiim tropis pada bangunan-bangunan di Indonesia, selain berfungsi memberikan kesan atau image yang berbeda dibanding bangunan yang telah ada. Image yang ingin diberikan tersebut tentunya disesuaikan dengan gaya hidup kaum metropolitan dengan tidak melupakan sisi vemakuler Indonesia yang ditonjolkan melalui permainan material. Tetapi saat ini pemakaian kulit kedua tidak sekedar berfungsi sebagai fasade, melainkan menjadi bagian dari massa bangunan yang tidak dapat dilepaskan. Bangunan-bangunan yang menggunakan fasade kuirt dua lapis pada akhirnya dianggap sebagai bangunan yang membawa kesegaran baru bagi dunia arsrtektur di Indonesia. Pada kenyataannya fasade kulit kedua bukanlah sesuatu hal baru di dunia arsrtektur. Arsitek Walter Gropius telah menggunakannya pada zaman High Modernism [1925], suatu zaman yang menolak kebesaran arsrtektur klasik.
Walter Gropius adalah arsitek yang hidup pada zaman dimana material pre-fabiicated baru ditemukan, sehingga mengakibatkan industrialisasi besar-besaran serta uniformity, pada bangunan-bangunan / karya arsrtektur, dan gaya arsrtektur dengan menggunakan fasade kulit kedua telah pertama kali diterapkannya pada zaman ini. Pemakaian fasade kulit kedua antara arsitek Walter Gropius dengan para arsrtek di Indonesia tentunya tidak sama, mengingat adanya perbedaan geografis serta kebudayaan dari masing-masing negara, apalagi kedua arsrtektur tersebut berada pada dua zaman yang jauh berbeda. Menjadi pertanyaan apakah fenomena pemakaian fasade kuirt dua lapis di Indonesia merupakan suatu gaya baru yang orisinil, ataukah hanya sekedar mengulang gaya arsrtektur yang telah lama digunakan dan pada suatu trtik akan kembali menghilang. Apakah faktor globalisasi dan kemudahan mendapatkan informasi turut membantu kembalinya pemakaian fasade kulit kedua pada bangunan-bangunan di Indonesia, karena pada era globalisasi sekarang ini, sepertinya sudah tidak ada batas bagi teori dan praktek arsrtektur antar negara di seluruh dunia.

The phenomenon of secondary skin as a facade of Indonesia buildings used during the last five years. This secondary skin facade considered as one of alternative solution of tropical climate at Indonesian buildings, besides functioning to bring a different impression for the buildings image, compared to another existing buidings in surrounding. The images is adapted from metropolitan lifestyle without ignore Indonesian vernacular side, through traditional materials application. Today, the usage of secondary skin is not simply functioning as a facade, but become the part of building mass which can not be discharged. In the end, secondary skin building brings a freshness in Indonesian architecture style. Practically the secondary skin facade is not a new matter in architectural world.
Walter Gropius architect already used rt at High Modernism period [1925], a period when the highness of classical architecture is refused. Walter Gropius is an architect who life at period where material of pre-fabricated just founded, which is makes uniformity for all the architecture masterpiece, and at this time, Walter Gropius already used this secondary skin as a facade. The usage of secondary skin facade between Walter Gropius architecture and Indonesian architecture is not the same, considering the difference of geographical and cultural from each country, besides that, both were in different period of time. What become a question is, do phenomenon of secondary skin facade in Indonesia buildings is a new look which is o.-iginal, or just repeating an old architecture style which already used, and at one particular moment will disappear. Do globalization and the easyness to get information influencing the usage of secondary skin in Indonesia, because in this globalization era, there is no limit for architecture theory and practice in the universe.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaluara, Feby Hendola
"ABSTRAK
Sebuah kota hadir tidak melalui fisiknya saja, tetapi juga melalui hal-hal yang kasatmata, seperti memori. Ingatan manusia terhadap lingkung sekitarnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam ranah perancangan perkotaan karena persepsi manusia juga terkait dengannya, terlebih jika ingatan tersebut terkait dengan kehilangan atau duka yang dirasakan akibat suatu peristiwa yang terjadi di suatu kota. Berkaitan dengan hal itu, tesis ini diawali dari keingintahuan saya, sebagai mahasiswi perancangan perkotaan, terhadap pengaruh suatu peristiwa yang tragis—atau kerap disebut “tragedi”—pada ruang mengenang di sebuah kota. Dalam menghadapi suatu kehilangan akibat peristiwa tragis, seseorang sering kali merasakan kesan tertentu yang menuntut untuk diejawantahkan. Kesan atau fitur yang muncul karena ketidakhadirann peristiwa yang menghentak rutinitas itu disebut “absential feature”. Konsepsi inilah yang mengaitkan ‘tragedi’ dengan urgensi ruang mengenang di ranah publik. Dari hasil penilikan hal tersebut, munculah ide perancangan kawasan mengenang sebuah peristiwa kelam di ruang Kota Jakarta: Tragedi Semanggi. Dengan memetaforakan Semanggi yang begitu riuh dengan lalu lalang manusia dan kendaraan, serta menilik ‘absential feature’ yang timbul akibat persitiwa di tahun 1998/1999 tersebut, munculah beberapa hal yang menjadi dasar hasil akhir dari tesis perancangan ini, yakni guidelines perancangan Persimpangan Reformasi—titik singgah pengenangan Tragedi Semanggi.

ABSTRACT
A city presents not only with its physical appearance but also with its intangible thing within it, such as memory. Human’s memory about their environing space needs to be noticed in urban design because it also impacts on their perception, especially if it is about loss or grief as an effect of an event in a city. Regarding that fact, this thesis was began by me, as an urban design student, questioning impact of a tragic event—or is usually called as “tragedy”—on commemorating space in a city. Human tend to feel certain impression to face their grief as an impact of a tragic event. Impression or feature created by an absence stomping event is called “absential feature”. This conception gives a link between ‘tragedy’ and the urgency of commemorating space in public. By assessing deeper towards that conception, I found an idea to create a memorial area for commemorating a dark event in Jakarta: Semanggi Tragedy. By metaphorizing Semanggi, which was full of the hustle and bustle of vehicles and human’s circulation, and comparing its physical change before and after the tragedy, I could decide basic things for this design thesis that was eventually manifested into some guidelines for Persimpangan Reformasi—a transit point for the commemoration of Semanggi Tragedy. "
2013
T35627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ven, Cornelis van de
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
720 VEN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ford, Edward R.
Cambridge, UK: MIT Press, 1990
724.5 FOR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cerver, Fransisco Asensio
Cologne: Kol'nemann, 2000
724.6 CER w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>