Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grita Anglila
"Anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Pada usia ini, perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungannya baik secara fisik maupun sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah institusi sekolah dasar, dimana anak pada usia 6-12 tahun mulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Anak membutuhkan ruang yang nyaman dan aman di sekolah. Perencanaan lingkungan fisik pada sekolah dasar periu disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga dapat mewadahi aktivitas mereka yang dapat merangsang perkembangannya. Pada lingkungan fisik sekolah dasar, perencanaan tidak hanya ditekankan pada ruang belajar saja, namun juga periu diperhatikan penyediaan ruang luar yang sesuai untuk anak. Ruang luar merupakan salah satu sarana pendukung yang memiliki interaksi dengan ruang belajar formal, sehingga kedua mang tersebut dapat saling mendukung aktivitas anak dalam belajar dan bermain.
Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana ruang luar di sekolah dasar dapat berperan bagi aktivitas anak yang dapat merangsang perkembangannya. Pembahasan dalam skripsi ini melalui studi literatur dan studi kasus, dengan meninjau dari aktivitas anak, ruang yang dibutuhkan serta elemen-elemen pendukung ruang luar. Studi kasus yang diambil adalah sekolah alam yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di ruang luar. Dari tinjauan yang dilakukan, teriihat bahwa ruang luar sekolah dasar dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas anak dalam bermain dan belajar. Aktivitas anak yang dilakukan di ruang luar juga mengandung berbagai nilai positif bagi perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional anak.

School-age children (6-12 years old), develop in physical, cognitive and psychosocial aspects. In this stage, children development influenced by their physical and social enviroment. This physical environment includes the educational institution as a place where children begin to interact and communicate with others. Children need safe and comfortable spaces to support their activities in school. The planning of physical environment in elementary school should suit the children's needs and accommodate activities that stimulate their development. The planning of physical environments in elementary school not only focuses on classrooms, but also the provision of outdoor spaces that are suitable for children. The relation between outdoor spaces and formal learning spaces can support children's activities.
This writing discusses how outdoor spaces in elementary school can support children's activities and stimulate their development. Literature and case study are used to explore children's activities, their spaces and supporting elements in outdoor spaces. The case study was conducted in Sekolah Alam that mainly has outdoor activities. The case study indicates that outdoor spaces in elementary school can be used as children's activity spaces in learning and playing. Children's activities in outdoor spaces has positive values in their physical, cognitive, and social emotional development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Madeira
"Sekolah bukan hanya berperan sebagai lembaga pendidlkan formal, namun juga wadah untuk berinteraksi bagi pelajar, khususnya usia remaja. lnteraksi sosial pun merupakan suatu pembelajaran serta sebuah tahap yang penting bagi perkembangan kognitif usla remaja yang mulai beranjak dewasa. Lingkungan di mana interaksi tersebut terjadi dapat berpengaruh pada perilaku dan gejala-gejala sosial yang muncul. Pada remaja, yang menghabiskan sebagian besar wakunya di lingkungan sekolah, tidak jarang perilaku perilaku yang muncul merupakan cerminan lingkungan di mana ia berada atau beradaptasli dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri. Dengan demikian, perilaku sosial yang negatif akan dapat dilacak dari ketidakcocokan indivldu dengan lingkungannya. Lingkungan memiliki arti yang luas. Pemilihan lingkungan sekolah untuk me!acak perilaku-perilaku sosial remaja dilatarbelakangi oleh kedekatan hubungan antara remaja dan !ingkungan seko!ah, di mana mereka mengalami interaksi social yang intensif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Ridwan Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Sobana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Idayanti
"Proyek ini ditujukan untuk menyediakan sarana bagi kegiatan penyantunan anak terlantar dengan memberikan bimbingan dan pengasuhan kepada anak-anak terlantar di Jakarta, sehingga mereka dapat hidup dengan layak dan memperoleh pendidikan sebagaimana anak-anak lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Widjaja Karyanto
"Masa kanak-kanak, terutama masa usia prasekolah, yaku usia 2 - 6 tahun merupakan masa yang penting dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Pada masa ini anak-anak berada dalam masa eksplorasi dan selalu mencoba berbagai macam cara dalam mengekspresikan did, baik secara fisik, emosional maupun secara estetik. Maka, proses eksplorasi dan ekspresi did anakanak itu hares bedangsung di tempat yang aman dan nyaman.
Di masa usia prasekolah ini, anak-anak memulai pendidikan formal pertamanya di sebuah institusi prasekolah, institusi ini memiliki berbagai macam bentuk, seperti nursery school ,Taman Kanak-kanaklKindergarten, Kelompok bermainlplaygroup, dsb. Pada institusi prasekolah ini, anak-anak belajar melalui permainan kreatif, kontak social dan ekspresi alami. Dengan menekankan pada proses belajar tersebut, dapat terpenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial dan emosional anak.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, lingkungan fisik juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak usia prasekolah. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan institusi prasekolah, atau dengan kata lain adalah bangunan institusi prasekolah, tempat dimana anak usia prasekolah mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam dirinya dengan bimbingan orang dewasa.
Lingkungan institusi prasekolah haruslah aman, baik secara psikologis maupun secara fisik agar proses eksplorasi dan ekspresi dalam pendidikan bagi anak usia prasekolah dapat berhasil. Lingkungan yang aman dapat diperoleh dengan sebuah perancangan arsitektur. Diharapkan dengan tulisan ini, perancang bangunan mulai memikirkan aspek keamanan secara khusus dalam merancang sebuah institusi bagi anak-anak usia prasekolah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Nagib
"Kecelakaan pada anak di bangunan publik merupakan hal yang sering terjadi beberapa waktu belakangan ini di Indonesia. Setidaknya sudah terjadi 5 kecelakaan yang melibatkan anak pada bulan Mei 2007 hingga Mei 2008 yang sempat diberitakan oleh berbagai media. Hal ini dikarenakan masih belum siapnya anak dalam menjaga keselamatan dirinya sendiri. Mereka cenderung mencoba segala sesuatu di sekelilingnya tanpa mengetahui bahaya yang mungkin terjadi ketika mereka melakukannya. Elemen transisi pada bangunan merupakan salah satu elemen yang banyak menyebabkan kecelakaan pada anak. Hal ini terjadi karena banyaknya elemen transisi yang masih belum sesuai dengan fisik dan kemungkinan perilaku anak. Oleh karena itu perhatian terhadap keberadaan anak harus selalu disertakan ketika perancang mendesain berbagai bangunan public yang ada di masyarakat.
Untuk memahami hal tersebut maka penulis melakukan beberapa studi literatur, penelusuran beberapa kasus kecelakaan yang pernah terjadi di Indonesia, serta pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada 3 bangunan mall sebagai bangunan publik yang sering dikunjungi oleh keluarga beserta anak-anak untuk melihat seberapa jauh bangunan publik di Jakarta memperhatikan aspek keamanan pada elemen-elemen transisi bangunannya. Dari studi kasus tersebut ditemukan bahwa sebagian bangunan sudah sangat memperhatikan keberadaan anak pada desain elemen transisi dalam bangunannya. Namun pada bangunan lainnya masih dijumpai kurangnya perhatian terhadap keberadaan anak yang dapat kita lihat dari desain elemen transisi yang masih sangat memungkinkan untuk menyebabkan kecelakaan pada anak di sana.

Child accident in public building often happened in Indonesia in a last couple of years. At least 5 accidents happened in May 2007 till May 2008 which has been reported by various media. These things happened because children not yet ready to protect their self. They tend to explore everything around them without knowing the danger possibility when they do those things. Transition element of a building is one of the elements that often cause accident to a child, because there are still many transition elements which still not appropriate according to physical and possibility of child behavior. Therefore child existence has to be reckoned when we designing various public building that exist in society.
To understand this matter, I did some research from literatures, observed some accident cases which have been happened in Indonesia, and did some direct observation to the mall building. The direct observation done at 3 mall buildings as a public building which often visited by family and their children to see how good the public building in Jakarta pay their attention to the security aspect of transition element in their building. From the case study and observation, have been found that some buildings have pay their attention to child existence at their design of transition element in the building. But, at other building, attention to child existence at the design of transition element are still lacked and able to cause accident to children at that place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Hidayat
"Tesis ini bertujuan untuk menemukan alternatif selubung bangunan pada bangunan yang berada tepat di garis khatulistiwa. Hal ini dilakukan melalui beberapa eksperimen agar memenuhi nilai OTTV yang sesuai dengan SNI 6389:2020, yaitu Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung. Bangunan yang diteliti pada penelitian ini adalah bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura di Kota Pontianak, dengan orientasi bangunan menghadap arah timur laut. Perpustakaan Universitas Tanjungpura memiliki banyak bukaan tanpa pelindung pada sisi terpanjang bangunan, sehingga cahaya dan panas matahari langsung mengenai selubung bangunan. Dari hasil perhitungan nilai OTTV yang telah dilakukan, nilai OTTV bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura tinggi yakni 63,48 Watt/m2, melebihi SNI 6389:2020 yaitu maksimum 35 W/m2.
Penelitian ini memberikan rekomendasi selubung bangunan pada bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura yang tepat dan sesuai, agar dapat mengurangi nilai OTTV selubung bangunan. Tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui observasi, studi literatur, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada potensi untuk mengurangi nilai OTTV dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan pada bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura.

This paper aims to find an alternative building envelope in the building located in territory passed by the equator. The alternatives are done through several experiments to meet the OTTV value according to SNI 6389:2020, namely Energy Conservation in Building Envelopes. The building studied in this study is the Library Building of Tanjungpura University in Pontianak City, with the orientation of the building facing the northeast. Tanjungpura University library has many unprotected openings on the longest side of the building, so the light and heat from the sun directly hit the building envelope. From the OTTV value calculation results that have been carried out, the OTTV value of the Tanjungpura University library building is high, that is 63,48 Watt/m2, exceeding SNI 6389:2020, which has a maximum value of 35 Watt/m2.
The study provides appropriate and suitable recommendations for the Tanjungpura University library building envelopes to reduce the OTTV value of the building envelopes. This paper used quantitative approaches by collecting data through observation, literature and document study. The results show a potential to reduce the OTTV value through experiments that have been carried out in the Tanjungpura University library building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Suryadinata
"Perkembangan konstruksi gedung di dunia semakin kompleks, berteknologi tinggi, serta memiliki tingkat risiko yang tinggi. Namun perkembangan di dunia konstruksi tidak diimbangi dengan peningkatan Kompetensi Tim produksi dan tim perencana sehingga berdampak pada keterlambatan kinerja proyek. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi terhadap standar Kompetensi tim produksi dan tim perencana sehingga dapat meningkatkan kinerja proyek. Penelitian ini dilakukan melalui metode analisa risiko berbasis PMBOK 2013 yang selanjutnya diolah menggunakan SPSS untuk mengetahui faktor risiko dominan. Hasil yang didapat berupa tindakan preventif dan korektif yang tepat dalam menangani risiko yang terjadi sehingga meningkatkan kinerja waktu pada proyek konstruksi gedung.

The development of constructability in the World Increasingly Complex, High-tech, and high risk. This issue is not matched by an increase in competence of Engineering team and Production team that have an impact on delays in project performance. It required an evaluation of engineering team and production team Competency standards to improve project performance. This research conducted through a risk analysis method based on PMBOK 2013, which processed using SPSS to determine the dominant risk factors. Results is preventive and corrective action are appropriate in addressing the risk that occur resulting in improved project performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rahmah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S47975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>