Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggiputri Permanasari Halimun
"Kepercayaan kuno Paganisme mengandung banyak hal-hal mistis. Terwujud dalam ritual dan asitektur, hal-hal mistik tersebut merupakan usaha manusia awal untuk menyatu dengan alam. Kuil Pagan sebagai bentuk arsitektur sacral merupakan manifestasi dari keberadaan dewa-dewa. Tulisan ini berisi tentang bagaimana konsep kepercayaan Pagan diwujudkan dalam bentuk ruang, terutama dalam arsitektur sakral. Elemen-elemen alam menjadi pedoman dalam perancangan arsitektur. Untuk itu penulis melakukan studi literature dan membandingkannya dengan arsitektur gereja sebagai ruang sakral bagi kepercayaan Kristen yang terkait dengan Paganisme. Pengaruh latar belakang dan kebudayaan sangat mempengaruhi kasus. Meskipun demikian, didapati bahwa memang dalam arsitektur gereja terdapat adaptasi dari kepercayaan Pagan yang merupakan pemujaan terhadap alam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Loekito Kartono
"BAB I PENDAHULUAN
Religi dan upacara religi merupakan salah satu sistem keyakinan yang hidup dalam masyarakat manusia sejak masih dalam bentuk yang sederhana dan primitip. Sistem ini timbul karena manusia yakin adanya kekuatan supranatural, mahluk harus (roh) dan akan adanya kelangsungan hidup jiwa manusia sesudah tubuh jasmaninya meninggal ( Koentjaraningrat, 1987 _ 57-65 ).
Dalam upacara religi biasanya dibutuhkan bermacam-macam sarana dan peralatan, seperti : tempat/gedung pemujaan (arsitektur), patung, alat bunyi-bunyian serta pakaian yang harus dikenakan karena dianggap suci.
Arsitektur yang berfungsi sebagai prasarana upacara religi, pada hakekatnya mengungkapkan ruang yang akan digunakan untuk menampung kegiatan manusia, baik secara fisik maupun psikis, dengan maksud agar manusia dapat berbahagia,serta mempunyai perwujudan nyata sebagai sebuah bangunan (Romondt, 1954 3 ). Dari segi kepercayaan dan agama ada 2 jenis konsep ruang. Pertama ialah ruang yang sudah "dikonsekrasikan" ( disucikan ) dan disebut sebagai ruang kudus (sacred), yakni ruang yang mereka diami dan dikenal sebagai dunia yang sudah teratur. Sedangkan ruang yang lain adalah ruang tidak kudus ( profan ), yakni ruang yang dianggap tidak mempunyai keteraturan, tidak berbentuk dan khaos. Maka yang menjadi pembeda utamanya adalah masalah kekudusan dari suatu ruang ( Eliade,1959 : 20-24 ).
Menurut Vitruvius, suatu karya arsitektur harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Commoditas ( komoditi ), Firmitas ( kekokohan ) serta Venusitas ( keindahan ). Jadi dalam mendisain bangunan sebagai kelengkapan upacara keagamaan, masyarakat tidak dapat mengabaikan aspek keindahan ( estetika ), disamping aspek-aspek yang lain.
Berbicara mengenai disain ( mulai dari proses imajinasi, implementasi dan pengkajian ulang ) ( Zeisel, 1984: E ) manusia akan selalu terlibat sesuai dengan peranan serta pengetahuan masing-masing individu, sebab design is everybody's bussiness (Grillo,1960:9,26).
Adapun hasil dari disain tiap individu ( designer ) akan selalu berbeda-beda. Karena sangat dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan budaya yang telah dimiliki maupun aspirasi yang hidup dalam pribadi masing-masing.
Dalam masyarakat tradisional, pembuatan bangunan/ disain dilakukan secara berkelompok (jarang sendiri), dengan bantuan seorang perancang (seorang yang dianggap tua dan memiliki pengetahuan tertentu) atau secara kolektip serta didahului dengan berbagai upacara-upacara ritual ( Rykwert,1981 : 14-22 ).
Ada beberapa fungsi bangunan menurut arsitek-arsitek Hiller, Musgrove dan O'Sullivan ( 1972 ) antara lain 1. Sebuah bangunan adalah suatu perubah iklim dan " saringan " lingkungan yang komplek.
Manusia pada hakekatnya akan selalu berusaha untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, baik secara tingkah laku, fisiologis maupun secara genetis dengan bertahap ( Moran,1979: 65-103 ). Salah satu bentuk perwujudan adaptasi tingkah laku manusia dalam menghadapi pengaruh lingkungan alam seperti hujan, matahari, suhu, salju, topografi, keadaan tanah serta pengaruh flora dan fauna, ialah membuat suatu lingkungan khusus di sekitar dirinya yaitu sebuah bangunan. Atap, dinding dan lantai bangunan diharapkan mengurangi pengaruh suhu serta melindungi dari hujan, salju dan angin. Jendela (pembukaan) untuk memasukkan cahaya agar menerangi bagian dalam dan memberikan kesegaran untuk bernafas. Jadi lingkungan buatan manusia ini merupakan suatu bentuk perwujudan adaptasi untuk mengurangi stress climatic agar tercipta lingkungan " micro climate " yang sesuai dengan tuntutan tubuh untuk memudahkan proses homeostasis?."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T3420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hergiawan
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S47909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visca
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadin Asmarandjani
"Dalam perjalanan panjangnya, dunia arsitektur mencatat beragam manifesto yang pernah dipublikasikan demi kepentingan idealisme yang dibawa para arsitek pencetusnya. Manifesto tidak saja menjadi langkah awal yang sedemikian penting bagi banyak gerakan - gerakan arsitektur didunia, namun juga turut menjadi bahan penimbang atas kemaj uan yang telah dicapai dalam perkembangan masing - masing pergerakan Ketika Arsitek Muda Indonesia mengeluarkan Manifesto mereka, segera keberadaan kelompok ini dan manifestonya menjadi isu kontroversial di Indonesia. Namun demikian melalui sebuah penelusuran dalam skripsi ini, saya berpendapat bahwa Manifesto Arsitek Muda Indonesia yang seharusnya menjadi cennin dari idealisme pergerakan ternyata belum menempati posisi sebagaimana sebuah manifesto seharusnya berada dalam satu - satunya gerakan arsitektur di Indonesia ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Arsitektur muncul seiring dengan kehadiran manusia atau bahkan Iebih dulu dari manusia. Manusia mulai mempelajari arsitektur karena kbutuhannya untuk bertahan hidup dari kerasnya alam. Secara sederhana arsitektur berarti ilmu atau seni yang memfokuskan diri pada pembuatan bangunan. Namun pengertian ini tentunya tidak cukup bagi orang-orang yang Ingin mempelajari arsitektur secara mendalam. Hal yang perlu disadari ketika mempelajari arsitektur adalah hubungan antara arsitektur dan manusia, karena arsitektur selalu berada dalam konteks rnanusia. Mempelajari arsitektur dapat dikatakan mempelajari manusia itu sendiri.
Manusia dalam hidupnya tidak dapat memisahkan dirinya dengan alam semesta. Bentuk keterikatan tersebul dapat dilihat pada arsitektur yang merupakan hasil dari mengamati, memahami, dan meniru segala sesuatu yang ada di alam.
Manusia dalam perkembangannya "membuat" suatu hubungan antara dirinya dengan alam semesta, yaitu dengan Sang Pencipta yang telah menjadikan alam semesta. Manusia tunduk terhadap kekuasaan alam (Sang Pencipta) dan berusaha "membuat" balas antara dirinya dengan Sang Pencipta berupa aturan-aturan yang harus ditaati oleh manusia sendiri. Aturan-aluran tersebut terbaku dalam Iiteratur yang disebut sebagai Kitab Suci.
Alkilab sebagaimana Kitab Suci Iainnya menjelaskan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan Sang Pencipta yang di dalamnya misi aturan tentang bagaimana manusia hidup dan berperiIaku. Dengan berdasar bahwa arsilektur adalah ilmu atau seni yang berhubungan dengan manusia dan merujuk pada cara kerja alam, maka tentunya memunculkan pemikiran akan adanya hubungan antara Alkilab dan arsitektur. Logika tersebut menjadi dasar pencarian hubungan antara Alkitab dan arsitektur.
Titik temu antara Alkitab dan arsitektur adalah interpretasi dan ilmu yang mempelajari tentang interpretasi adalah hermeneutik. Dengan mengacu bahwa hermeneutik adalah pemahaman, maka hubungan tersebut baru dapat diungkapkan setelah adanya pemahaman terhadap Alkitab dan arsitektur secara terpisah maupun dalam sebuah formula.
Di akhir tulisan ini disimpulkan memang adanya hubungan antara arsitektur dengan Alkilab. Makna ayat-ayat dalam Alkitab menggambarkan suatu gagasan arsitektur secara sederhana dan mendasar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Satya Himawan
"Gereja Katolik sebagai tempat ibadah pada umumnya memiliki ritual ibadah (liturgi) yang sama. Liturgi merupakan pokok kehidupan gereja. Misi penyebaran agama(Gospel) dan pengajaran menimbulkan kontak budaya(akulturasi) dan studi terhadap masalah-masalah sosial dan kebudayaan. Terdapat suatu pernyataan agar ?asumsi budaya Iokal? sebaiknya diekspresikan dan diwujudkan kedalam transaksi liturgi jika pembauran ini dapat mengarah kepada penerimaan dan kepercayaan. Misi untuk mempelajari budaya setempat untuk kemudian memasukkannya dalam ritual ibadah ini kemudian dikenal dengan sebutan inculturation.
Dapatkah konsep inkulturasi diterapkan dalam bentuk-bentuk arsitektural? Konsep inkulturasi adalah bagian dari ibadah dan keimcman Kristiani yang mendasar, namun konsep ini berusaha memasukkan budaya setempat sebagai bagian dari ibadah ritual. Dalam kerangka berpikir seperti ini tentunya akan didapati berbagai masalah bahkan mungkiri kontradiksi antara kedua kebudayaan (pendatang dan setempat), meninjau bahwa ada kebudayaan yang sudah memiliki suatu tatanan spiritual, yang tatanan spiritual ini juga mereka terapkan dalam arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Triyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Barianto
"Teori fractal yang diperkenalkan oleh Benoit Mandelbrot, merupakan hasil dari sebuah analisis tentang fenomena chaas yang melanda dunia pada saat ini. Teori tersebut mampu mengungkapkan kompleksitas bentuk- bentuk di alam. Dengan konsep self-sbnilarlty dan penskalaan, teori tersebut menarik perhatian para ilmuwan tidak hanya di bidang matematika, fisika, lapi juga bidang sosjal dan seni termasuk arsitektur di dalamnya untuk menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Arsitektur yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan kesimpangsluran di dalamnya, pada dasarnya tidak dapat lepas dari alam sebagai sumber inspirasi utama bagi manusia.
Tulisan ini berisi analisis terhadap teori fractal dan interpretasinya dalam arsitektur. Agar terdapat suatu masukan dan memberi peluang untuk lebih kreatif dan inovatif bagi perkembangan ilmu arsitektur di Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>