Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Mei
"Manusia, pada masa tuanya memiliki keterbatasan secara fisik untuk bergerak. Bahkan kemampuan indera untuk merespons terhadap lingkungan sekitar juga berkurang. Keterbatasan ini menuntut manusia lanjut usia mengakibatkan kehidupan mereka berkecenderungan untuk beraktivitas di dalam bangunan (indoor). Kegiatan manusia lanjut usia ini pun berorientasi ke dalam bangunan sehingga desain yang diperlukan untuk mereka tentu saja berbeda, mengingat keterbatasan yang mereka miliki bila dibandingkan dengan manusia pads tingkat usia yang lain. Kebutuhan manusia lanjut usia terhadap aspek keselamatan menjadi suatu acuan dasar dari desain bangunan sehingga ni[ai keselamatan tempat mereka (manula) beraktivitas menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perihal tersebut dikaitkan dengan kondisi dari manula yang ingin bergerak secara mandiri, tanpa bantuan prang lain. Design For Safety merupakan merupakan konsep perancangan yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi manusia lanjut usia dalam kehidupannya sehari-hari, dari segi kenyamanan, kesehatan, keamanan dan tentu saja keselamatan, baik dari segi fisik, psikologi maupun sosiologi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suriadi
"Terlepas dari berhasil tidaknya upaya-upaya pembangunan yang telah berlangsung hingga saat ini, terlihat adanya indikasi peningkatan populasi penduduk lanjut usia di Indonesia. Peningkatan penduduk lansia pada suatu saat akan patensial melahirkan permasalahan-permasalahan baru. Kekhawatiran terhadap munculnya permasalahan tersebut dilatar belakangi adanya perubahan struktur dan fungsi keluarga. Perubahan keluarga dari mended family ke rut clear family dikhawatirkan akan membuat keluarga tidak mampu lagi berfungsi sebagaimana sebelumnya, termasuk fungsi untuk merawat lansia. Untuk menetralisir adanya disfungsi keluarga diperlukan lembaga ham yang dapat mensubstitusi fungsi keluarga sebelumnya, misalnya melalui sarana pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lansia nanti, baik yang berbasiskan keluarga, berbasiskan masyarakat maupun yang berbasiskan lembaga. Sedangkan model pelayanan dan perawatan yang ingin dikembangkan, apakah itu yang berbasiskan lemhaga (panti) ataupun lembaga pendamping yang membantu para lansia yang tinggal di rumah sendiri atau atak sangat tergantung pada kondisi sosial budaya dan ekonomi penduduk. Oleh karena itu data mengenai preferensi tempat tinggal (pola pelayanan dan perawatan) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya penting diketahui.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan memfokuskan pada preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia masyarakat di Kotamadya Medan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan populasi penelitian adalah para lanjut usia yang ada di Kotamadya Medan dengan menetapkan batasan usia lansia antara 55 - 64 tahun (the young old). Pemilihan sampel dilakukan dengan cara bertahap, yaitu pengambilan area sampel dengan teknik cluster random sampling, dan terpilih 3 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kotamadya Medan. Sedangkan tahap berikutnya menentukan respanden sebagai unit analisis dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang ditetapkan adalah 10 % dari jumlah lanjut usia yang ada dimasing-masing area penelitian yang terpilih, dan didapat jumlah sampel sebanyak 155 sebagai unit analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan alat bantu kuesioner dan dipadukan dengan hasil wawancara. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis tabel tunggal dan tabel silang serta penggunaan tes statistik Lambda untuk mengetahui faktor-faktor preferensi tempat tinggal (pelayanan dan perawatan) pada masa lanjut usia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden lebih senang hidup secara mandiri atau hidup di rumah sendiri. Hal ini didasarkan atas keinginan mereka untuk tidak merepotkan orang lain. Terhadap bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan keluarga (family-based), model yang diinginkan responden adalah Santunan Keluarga dan Paket Bantuan Usaha Produktif. Untuk pola pelayanan dan perawatan yang berbasiskan masyarakat (community-based), bentuk atau model yang diinginkan adalah Pusat Pelayanan Lansia. Sedangkan bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan lembaga (institutional-based), responden lebih senang terhadap Rumah Sakit Lansia. Dari hasil tes statistik yang dilakukan dengan menggunakan Lambda diketahui bahwa secara umum preferensi tempat tinggal Pola pelayanan dan perawatan pada masa lansia tidak dipengaruhi oleh faktor status perkawinan, jenis kelamin, dan status pekerjaan responden. Hanya variabel agama yang dianut responden yang menunjukkan pengaruhnya, walaupun pengaruhnya sangat lemah. Dalam konteks penelitian ini, tidak adanya hubungan antara berbagai faktor di satu sisi dan memmjukkan hubungan yang sangat lemah di sisi lain terhadap preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia mungkin disebabkan informasi mengenai pola pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal, lembaga-lembaga lanjut usia maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan persoalan lanjut usia jarang dibicarakan. Sehingga pengetahuan mengenai persoalan lanjut usia terasa masih sangat kurang dan benar kemungkinannya informasi mengenai poly pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lanjut usia belum diketahui secara pasti dan benar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Duska Henrike
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosita Prijoharijono
"Gambaran bangunan-bangunan cukup banyak dijumpai pada relief-relief candi, khususnya caudi-candi di Jawa, Pada dasarnya bangunan-bangunan yang digambarkan pada relief-relief candi tersebut dapat dibedakan men jadi beberapa macam bangunan, antara lain yang disebut sebagai bangunan konstruksi susunan batu dan bangunan konstruksi kayu (Atmadi 1979: 5-6). Penelitian serta pengamatan terhadap gambaran bangunan-bangunan pada relief candi-candi di Jawa sebelumnja telah dilakukan oleh beberapa ahli dalam usaha mengungkapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan gambaran bangunan-bangunaa pada relief-relief tersebut. Pengamatan terhadap bangunan-bangunan yang terdapat pada; relief candi-candi di Jawa mula-mula dilakukan aleh Parmantier,walaupun sifatnya masih terbatas tetapi cukup bermanfaat bagi_ penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam pengamatan terhadap gambaran bangunan-bangunan tersebut, Parmantier mengemukakan garis besar dari penggambaran bentuk-bentuk bangunan pada relief candi..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sari
"Masa lanjut usia, hampir selalu identik dengan berbagai macam perubahan yang mengarah pada kemunduran. Perubahan-perubahan yang dialami lansia pada aspek fisik, kognitif, sosial dan emosional sering berpengaruh terhadap kehidupan pribadi mereka. Keadaan kesehatan yang buruk, ingatan yang makin berkurang, kehilangan peran dalam pekerjaan; kehilangan pasangan hidup atau teman sejawat, merupakan contoh-contoh perubahan yang membuat mereka sering merasa tidak berharga, tidak berguna dan kurang menghargai diri sendiri. Lebih jauh lagi hal ini mempengaruhi keterlibatan dan pola interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya.
Selain itu masalah kesenjangan pengalaman antar generasi muda dan tua sekarang ini, tampaknya membuat kedudukan lansia yang pada masyarakat tradisional dulu merupakan sumber berkat dan restu, menjadi memudar. Menurut penelitian Berg dkk,1981 (dalam Schultz & Moore, 1982) keadaan ini sering menyebabkan lansia mengalami kehilangan 'kepercayaan diri serta lebih jauh lagi mengalami keterasingan dari teman-teman dan keluarga. Keadaan-keadaan tersebut diatas, menurut Schultz & Moore (1984) menimbulkan keterasingan sosial (social isolation) diantara para lansia sehingga mereka mengalami kesepian.
Dari poll pendapat yang dilakukan Haris dkk (dalam Schlutz & Moore, 1984) diperoleh hasil bahwa kesepian merupakan "masalah yang serius" menurut para lansia 65 tahun keatas. Demikian pula penelitian Schultz & Moore (1984) menunjukkan bahwa hampir seluruh subyek penelitian berusia 55-75 tahun mengalami kesepian (taraf sedang) dan hanya 10% yang mengatakan tidak pernah mengalami kesepian. Dengan berasumsi bahwa penelitian-penelitian tersebut dilakukan di Barat dengan kondisi budaya yang berbeda dengan di Indonesia, timbul keinginan penulis untuk meneliti keadaan tersebut di Indonesia, khususnya Jakarta. Adanya pergeseran pola keluarga (dari keluarga luas ke keluarga batih) yang banyak melanda kota-kota besar termasuk Jakarta, menimbulkan berbagai pilihan tempat tinggal bagi para lansia yang tinggal di kota-kota besar. Walaupun sebagian besar lansia di Indonesia tinggal bersama keluarga mereka dirumah, namun penyediaan sarana panti werdha yang memenuhi berbagai fasilitas memungkinkan lansia memilih tempat tinggal bagi mereka sendiri.
Dalam usaha mengetahui gambaran kesepian pada lansia di Jakarta, penulis akan membandingkan variabel tersebut pada kondisi lingkungan tempat tinggal lansia, yaitu lansia yang tinggal di rumah (dengan keluarga) dan lansia yang tinggal di panti werdha. Adapun subyek penelitian yang diambil berusia 60-80 tahun dan masih sehat, dalam arti belum mengalami senilitas, mengingat pengambilan data dilakukan dengan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok tidak terdapat ?lansia yang mengalami kesepian tingkat tinggi (chronic loneliness). Sedangkan gambaran kesepian pada lansia yang tinggal di panti werdha menunjukkan sebagian besar mengalami kesepian tingkat sedang (situational loneliness) dan hanya sebagian kecil tergolong tingkat rendah (transient loneliness). Sementara lansia yang tinggal di rumah lebih banyak yang tergolong tingkat rendah (transient loneliness) dibandingkan tingkat sedang (situational loneliness).
Hasil ini menunjukkan bahwa pada kondisi masyarakat Indonesia, hubungan dan interaksi yang terjalin dalam keluarga masih belum dapat digantikan dengan hubungan sesama teman sebaya sehingga mereka yang tinggal di panti lebih merasa kesepian walaupun mereka berkumpul dengan teman seusia yang cenderung memiliki minat dan ide yang sama. Demikian juga tidak adanya lansia yang tergolong chronic loneliness menunjukkan bahwa rasa penghargaan dan penghormatan terhadap lansia yang dianggap "sesepuh" tampaknya masih berpengaruh sehinqqa dimanapun mereka berada kebutuhan akan hal-hal tersebut cukup terpenuhi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Kemala Sari
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T58809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andi Zulkifli Abdullah
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia (lansia) dengan prevalensi sekitar 67%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kecemasan, depresi, dukungan keluarga, dan kondisi lingkungan dengan kejadian insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan rancangan cross sectional dan metode exhausive sampling. Data dianalisis dengan uji chi square, koefisien phi (f) dengan a = 0,05. Sebanyak 96 lansia penghuni panti memenuhi kriteria penelitian. Uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kecemasan (nilai p = 0,014; f = 0,251), depresi (nilai p = 0,019; f = 0,238), dukungan keluarga (nilai p = 0,000); f = 0,797), dan kondisi lingkungan panti (nilai p < 0,05; f = 0,238) dengan kejadian insomnia. Pemberian penyuluhan kepada keluarga lansia adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga lansia bahwa lansia tidak hanya sekadar diperhatikan kebutuhan fisiknya tetapi juga kebutuhan psikologisnya.

Insomnia is sleep disorder, most often found on elderly with high prevalence about 67%. The aim of this research is to prove the relation between anxiousness, depression, family support, and environmental condition with the occurence of insomnia at old ages in social institution Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Regency. This research used an observasional study with cross sectional design, using the exhausive sampling method. Data were analysed by chi square test, phi coefficient with a = 0,05. About 96 elderly in social institution met the research criteria, chi square test indicates that there are relation between anxiousness (p value = 0,014); f = 0,251), depression (p value = 0,019); f = 0,238), family support (p value = 0,000); f = 0,797), and environmental condition of social institution (p value = 0,019); f = 0,238) with the occurence of insomnia. Providing counseling to the family of the elderly is one of the important activities to improve their knowledge to note not only elderly physical needs, but also their psychological needs."
Makasar: Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Chandra
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiantini Kusumawati
"Teori degeneratif pada lanjut usia menjadi acuan bagi perancangan lingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia yang sehat dan nyaman. Di Jakarta, Panti Sasana Tresna Werdha merupakan salah satunya.
Teori iklim mikro dan pertukaran panas dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan lingkungan bangunan rumah tinggal yang sehat dan nyaman. Pada kondisi iklim Jakarta, kenyamanan termal penghuni menjadi lebih krusial.
Analisis penulisan ini merupakan hasil pengamatan dan pengukuran termal terhadap ruang tidur dan ruang sosialisasi dari dua buah Panti Sasana Tresna Werdha di Jakarta yang bertujuan untuk meninjau pengaruh Iingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia terhadap kesehatan dan kenyamanan termal penghuni.
Berkaitan dengan kesehatan, ternyata kenyamanan termal bagi lanjut usia cenderung tidak sama dengan tingkat kenyamanan golongan usia lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>