Ditemukan 55545 dokumen yang sesuai dengan query
Wisnu Mudito
"Arsitektur bersifat transparan terhadap ideologi karena arsitektur dapat beperan sebagai institusi selain sebagai proses produktif. Arsitektur sebagai institusi adalah tempat di mana terjadi penyatuan nilai-nilai dan norma-norma yang terefleksikan dari masyarakatnya. Sementara itu, di setiap kelompok sosial masyarakat, kejayaan eksistensi adalah kebutuhan. Ini juga berarti terjaminnya nilai-nilai sosial yang mereka anut untuk terus ada. Dengan sifatnya yang seperti itu, arsitektur memiliki fungsi sosial dalam hal mendukung terwujudnya kekuatan hegemoni suatu kelompok sosial.
Konstruktivisme lahir segera setelah revolusi sosial Rusia, di bawah bayang-bayang ideologi komunisme. Ideologi ini mengikat kaum proletarian untuk berfikir dengan tujuan yang sama yaitu masyarakat sosialis. Ideologi terbentuk sebagai penteorian nilai secara individual ataupun kolektif. Sebagai sistemasi cara berpikir tentang ide dan impian. Dalam komunisme, Marxisme sebagai ideologi resmi negara sosialis Sovyet adalah suatu sistem kelas masyarakat yang bersifat kolektif. Kita dapat menelusuri Marxisme ini sebagai cara berpikir, mereduksinya sebagai Dialektika Materialis, suatu dasar cara berpikir yang dengannya Karl Marx mengklaim teori-teorinya tentang sejarah manusia sebagaj ilmiah.
Konstruktivisme yang merefleksikan ideologi komunis dengan demikian dapat dijelaskan sebagai proses berpikir secara dialektika materialis. Skripsi ini adalah mengenai dialektika materialis dalam konstruktivisme Rusia. Untuk tujuan itu, konstruktivisme harus dilihat melalui prinsip-prinsip dasarnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48460
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius, 1997
100 PAU f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius , 2001
370.1 PAU f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Depok : KSM Ekaprasetya-UI, 2004,
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Rio Wicaksono
"Tesis ini membahas tentang Rusia dalam Forum negara-negara BRICS dan Organisasi Regional SCO 2010-2017 dalam Perspektif Konstruktivisme. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan sumber data berupa buku, artikel jurnal dan dokumen resmi. Analisa penelitian menggunakan dua teori yaitu regional security complex untuk SCO dan World system untuk BRICS. Penelitian ini menemukan bahwa Rusia berperan penting dalam SCO dan BRICS. Di SCO, Rusia bersama Cina berperan penting sebagai penentu kebijakan dan agenda SCO. Sementara di BRICS, Rusia berperan sebagai koordinator kebijakan supaya negara BRICS memiliki kebijakan yang sama.
Penelitian ini juga menemukan bahwa SCO dan BRICS merupakan alat yang berguna bagi kebijakan luar negeri Rusia. SCO berguna untuk menjaga pengaruh Rusia di Asia Tengah, Sementara BRICS berguna untuk menyuarakan perubahan tatanan dunia yang ada. Karena pentingnya kedua organisasi ini bagi kebijakan luar negeri Rusia, tidak heran Rusia berperan penting dalam organisasi ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rusia berperan penting di SCO dan BRICS karena kedua organisasi ini merupakan alat yang berguna bagi kebijakan luar negeri Rusia. Faktanya adalah agenda di SCO dan BRICS sebenarnya merupakan agenda kebijakan luar negeri Rusia. Supaya SCO dan BRICS tetap relevan bagi kebijakan luar negeri Rusia maka Rusia harus meningkatkan pendekatan diplomatik dengan negara anggota SCO dan BRICS. Hal ini penting dilakukan supaya SCO dan BRICS solid. Sebab, SCO dan BRICS yang solid akan menguntungkan Rusia dalam jangka panjang.
This Thesis examine Russia in the BRICS Forums and SCO Regional organization 2011 2017 In Constructivism Perspective. This thesis used qualitative method with data sources in form of book, journal article and official documents. The Research analysis uses two theories regional security complex for SCO and World system for BRICS. This research found that Rusia plays important role both in SCO and BRICS. In SCO, Rusia with China plays important roles as policy and agenda makers. In BRICS, Russia acts a policy coordinator to ensure all the members have same policy. This research also found that SCO and BRICS is a useful tools for Russia rsquo s foreign policy. SCO is useful to keep Russian influence in Central Asia. Meanwhile BRICS is useful for advocating changes in world order, it is no wonder Russia plays important roles in both organizations. This research concludes that Russia plays an important role in SCO and BRICS because both organizations is a useful tool for Russian foreign policy. In fact, SCO and BRICS rsquo s agenda is actually Russian foreign policy agenda. In order to for SCO and BRICS to remain relevant to Russian foreign policy, Russia must improve its diplomatic approaches to SCO and BRICS member states. This is im portant to make SCO and BRICS a solid organization. A solid SCO and BRICS will benefit Russia in the long term."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50373
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius, 1997
370.1 PAU f (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Diah Safiati Amurwani
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan tiga fase dialektika yang terkandung dalam lima sajak karya Bertolt Brecht, yaitu Lob der Dia1ektik, Das Lied vom Wasserrad, Der >Aus Nichts wird Nichts< Song, Ballade yon Tropfen auf den hei_en Stein dan Der Schneider von Ulm.Teori yang digunakan untuk mendukung analisis lima sajak diatas adalah teori dialektika Marx dan juga pendapat Brecht sendiri mengenai sastra dan dialektika. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sajak-_sajak tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa ke lima sajak ini mengandung elemen-elemen dialektika, yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Elemen-elemen dialektika yang dipergunakan Brecht ini berguna untuk mendukung tema Klassenkampf yang disampaikannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14625
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arief T. Surowidjojo
Jakarta : Justika Siar Publika, 2015
320.959 8 SUR d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Aida Renata Anjari
"Pada Tahun 1917 di Rusia, Revolusi Bolshevik timbul atas ideologi baru yang diusung sebagai pengganti kosongnya pemerintahan setelah bergulingnya kekaisaran Rusia. Gerakan seni Konstruktivisme dibuat sebagai alat penyampaian Komunisme dalam Revolusi Bolshevik yang umum agar dapat diterima oleh masyarakat. Mengangkat ideologi Komunisme oleh Karl Marx bahwa Komunisme adalah untuk pembebasan proletar, Kelompok Para Pekerja Konstruktivis sepakat bahwa konstruksi seni Konstruktivisme yang sebenarnya adalah untuk kepentingan dan kegunaan semua. Contoh kegunaan dalam Konstruktivisme yang paling konkrit adalah dalam arsitektur. Dasar dari Arsitektur Konstruktivisme merupakan kebutuhan untuk mengembalikan keadaan ekonomi Rusia dengan ambisi membangun lingkungan yang dapat meningkatkan keadaan sosial dan teknologi yang menguntungkan negara. Perbedaan translasi mengenai Arsitektur Konstruktivisme oleh seniman dan arsitek dalam perancangan arsitektur mencerminkan perbedaan pemahaman mengenai Konstruktivisme yang sesuai dengan Komunisme oleh Marx melalui Lenin. Skripsi ini akan membahas mengenai Arsitektur Konstruktivisme pada masa Revolusi Bolshevik di Rusia 1917 dengan dua studi kasus perancangan terkenal; Monumen Propaganda Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin dan rancangan bangunan publik Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov dalam merepresentasikan Arsitektur Konstruktivisme dalam konteks sosial Revolusi Bolshevik dengan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx. Tujuan dari perbandingan ini adalah mengkaji kesesuaian perancangan Konstruktivisme dengan Komunisme melalui Teori Karl Marx sebagai penulis The Communist Manifesto. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa berdasarkan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx, Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov lebih sesuai dalam merepresentasikan Konstruktivisme daripada Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin.
In 1917, Bolshevik Revolution rises as a new ideology to replace the vacuum of regime after Monarchy roll-over in Russia. Constructivism art movement was made as a tool to deliver Bolshevik Revolution to be acceptable to the community. Carrying Communism by Karl Marx, that Communism is for the liberation of the proletariat, The Working Group of Constructivists agreed that the actual goal for Constructivism construction is for the peoples purposes and interests. Architecture is an example of a concrete form of Constructivism in serving purposes. The primary purpose of Constructivism Architecture is to serve function to restore economic condition of Russia with the ambition of constructing environment in order to improve the social and technology state for the benefit of the nation. Differences in Constructivism Architecture translation from the artists and architect in designing architecture shows a difference in understanding Constructivism in accordance to Communism by Marx through Lenin. This thesis discussed Constructivism Architecture during Bolshevik Revolution in Russia 1917 within two study case of renowed architecture design; Propaganda Monument of Monument to The Third International by Vladimir Tatlin, and design of public place Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov in representing Constructivism Architecture in social context of Bolshevik Revolution with Base and Superstructure Theory by Marx. The aim of this comparison is to review the conformity of Constructivism design from Communism through Karl Marxs Theory as the author of The Communist Manifesto. Based on the study, it is obtained that: based on Base and Superstructure Theory by Marx, Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov is more fitting in representing Constructivism than Monument to The Third Internationtal by Vladimir Tatlin."Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Piscesia Dwi Ratih
"Skripsi ini membahas tentang makna Konstruktivisme dalam ciri dan bentuk yang terdapat dalam poster iklan produk yang beredar pada periode New Economy Policy 1923-1929. Penulis menggunakan teori semiotik dan metode penelitian dekriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam poster-poster dengan gerakan seni Konstruktivisme yang beredar pada periode New Economy Policy masih terdapat pengaruh Suprematisme dan Futurisme dengan konsentrasi bukan lagi semata-mata untuk seni melainkan suatu karya yang dapat berkontribusi dalam pembangunan kemajuan negara dan dapat digunakan sebagai alat propaganda pemerintah.
The focus of this study discusses about the characteristic and form of Constructivism contained in posters of product advertisement that circulated in New Economy Policy period 1923-1929. The author uses semiotic theory and research method analysis descriptive. The results showed that the posters with Constructivism art that circulated in New Economy Policy got Suprematism and Futurism influence with concentration aimed not just for art sake but must have contribution to country development and can be used as government propaganda tool."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43063
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library