Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regulus Nathan Hidayat
"Pada dasamya didalam hidup ini manusia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu laki-Iaki dan wanita, dan keduanya memiliki ekspresi seksual yang berbeda. Melalui sifat-sifat, perbuatan, penampilan, dan periakuan, seksualitaspun dapat bisa diekspresikan. Tanpa disengaja sebuah rancangan muncul seperti naluri, melalui tarikan garis, pemikiran bentuk, dan konsep. Dan semua itu tidak bisa dipungkiri keluar begitu saja, karena keinginan seseorang untuk mengekspresikannya. Demikian pula dengan seksualitas manusia_ yang tanpa sengaja muncul diantara rancangan-rancangannya. maka dari itu bisa kita Iihat bangunan-bangunan yang begitu sensual, begitu kokoh, begitu memikat, dan memperdaya, semua itu muncul dari hasrat si perancang. Akan tetapi ranczngan itu sudah tidak mumi lagi, terlalu banyak faktor Iain berpezan dalam arsitektur sekarang ini, oleh karena itu untuk melihat eskpresi seksual yang mumi, kita memerlukan arsitektur yang juga belum banyak dipengaruhi oleh pemikiran modem.
Seperti halnya di masyarakat tradisional, dalam bangunannya dan pemukimannya masih bisa kita rasakan kekokohan dan kelembutan dari arsitekiumya, ha! itu tidak terlepas dari pada pola hidup dalam masyarakatnya itu sendiri, apakah Iaki-laki yang berkuasa didalamnya atau justm waniia memegang peranan yang penting. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter dari seksualitas bangunan dan pemukimannya. Sepeni halnya dalam masyarakat Kalimantan dan Flores Wolotopo yang dibahas, memiliki sistem patriarchy didalamnya, terlihat dari beberapa aspek bangunan dan polanya bahwa sifat yang muncul dominan Iaki-taki. Meskipun dalarn telaahannya di Kalimantan memiliki penyimpangan sifat wanita pada pemukimannya, juga seperti di Wolotopo bangunannya juga mengalami penyimpangan dalam penggambarannya. Bangunan di Wolotopo dianggap sebagai sosok wanita. Sedangkan dalam masyarakat Flores Bena yang memiliki sistem matriarchy terlihat bahwa sifat dominan dalam bangunan dan pola pemukimannya adalah wanita."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widiarini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Satriana
"Dapur terbuka modern saat ini sedang berkembang di Indonesia, khususnya di bidang komersial seperti restoran. Prinsip dapur terbuka sebenarnya sudah diterapkan di beberapa suku tradisional Indonesia sejak dulu. Tulisan ini membahas perbedaan dan persamaan dapur terbuka tradisional dan modern. Keduanya dikaji berdasarkan tahapan kerja dan segitiga kerja dalam dapur.
Hasil penelusuran literatur menunjukkan tahapan sirkulasi pada dapur tradisional yang letaknya tersebar karena titik-titik segitiga kerja yang saling berjauhan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan atau budaya setempat serta dipengaruhi pula oleh faktor kenyamanan, baik dari pemilik usaha warung makan tradisional maupun dari masyarakat tradisional.
Hasil penelusuran lapangan menunjukkan letak titik segitiga kerja yang berdekatan pada dapur terbuka modern, yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di dapur serta nilai komersial dari dapur terbuka itu sendiri.
Kesimpulan yang didapat antara dapur terbuka tradisional dan modern memiliki perbedaan utama yaitu pemicunya. Pada dapur terbuka tradisional pemicu utamanya adalah faktor lingkungan dan kenyamanan pemilik rumah atau warung. Pada dapur terbuka modern pemicu utamanya adalah nilai komersial dari dapur terbuka tersebut. Dapur terbuka pada kedua masa ini memiliki persamaan yaitu tahapan sirkulasi yang sama, mulai dari tahap penyimpanan bahan hingga makan. Selain itu dapur terbuka pada kedua masa ini memiliki definisi yang sama yaitu dapur yang kegiatan di dalamnya dapat dirasakan atau dilihat oleh tamu atau orang luar.

Modern open kitchen is expanding in Indonesia, especially in commercial area, such as restaurants. Long before, several tribes in Indonesia already had an open kitchen. This thesis studies the similarities and the differences between traditional and modern open kitchen. The focus is in work sequences and work triangle in the kitchen.
Literatures study shows that in traditional society, work sequences in the kitchen were scattered because each spot in work triangle located far from each other. This thing occurs because of the influence of local culture and habits and also the influence of the comfort factor of the owner of the traditional 'warung' and traditional society.
Fields study shows that in modern open kitchen these three spots can be place near one another due to technological development and the commercial value of the open kitchen itself.
The conclusion is that modern and traditional open kitchen has different factor that triggers it. In traditional open kitchen the main trigger is the environment and comfort factor of the owner of the 'warung' and traditional house. In modern open kitchen the main trigger is the commercial value of open kitchen itself. Open kitchen in these two eras has something in common, that is the same work sequences, and also the definition that an open kitchen is a kitchen that everything that happens in it can be seen and felt by the guests and outsiders.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51583
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Madani
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab inti permasalahan apakah terdapat perbedaan antara sistem bisnis waralaba dengan sistem bisnis tradisional yang diterapkan pada P.T. Boogie Adventure Indonesia. Dengan demikian ada dua variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini, yaitu sistem bisnis tradisional dan sistem waralaba. Penulis melakukan penelitian ini karena melihat bahwa P.T. Boogie Adventure Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang.
Selama ini P.T. Boogie Adventure Indonesia banyak menemukan permasalahan dengan diterapkannya sistem tradisional. Sebagai contohnya adalah keterlambatan dalam melakukan ekspansi bisnisnya. Sementara itu sistem bisnis waralaba menawarkan prospek yang lebih baik untuk pengembangan bisnis. Namun bagi kedua sistem bisnis ini tetap akan ada masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu, penelitian ini lebih terfokus pada perbandingan dari kedua sistem bisnis tersebut.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang disebarkan pada 63 karyawan. Cara pengambilan sample dilakukan secara sampel jenuh. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membuktikan ada atau tidaknya perbedaan antara sistem waralaba dengan sistem tradisional pada P.T. Boogie Adventure Indonesia berdasarkan persepsi karyawan.
Dari hasil penelitian menunjukkan secara umum berdasarkan tanggapan responden bahwa memang terdapat perbedaan sistem bisnis tradisional dengan waralaba. Konsep bisnis waralaba direspon secara baik oleh karyawan untuk semua indikatornya sementara bisnis tradisional dianggap tidak begitu baik oleh karyawan khususnya indikator tentang hubungan dengan pelanggan, inovasi dan prospek pengembangan bisnis.
Untuk menganalisis perbedaan antara sistem waralaba dengan sistem tradisional digunakan analisis t-test of related.
Berdasarkan pengujian hipotesa didapatkan bahwa antara sistem waralaba (franchise) dengan sistem tradisional memiliki perbedaan yang signifikan dalam implementasi bisnis PT. Boogie Adventure Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai t-hitting (5.112) yang lebih besar dari t-tabel (1.665).
Pada akhirnya untuk mengoptimalkan sistem waralaba PT Boogie harus mengelolanya dengan prinsip-prinsip manajemen yang profesional dan ikatan yang baik terhadap mitra waralaba."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Anwar
"Kepercayaan memberikan pengaruh besar pada kehidupan masyarakat tradisional. Animisme merupakan wujud awal dari kepercayaan, yang membentuk kegiatan penyembahan roh. Pandangan tersebut mengakar pada penataan ruang kampung. Maka dalam penelitian ini saya coba mengkaji bagaimana pengaruh kepercayaan animisme pads pola perkampungan. Untuk mendasari pengamatan, saya mengambil teori mengenai animisme dan mengadakan pendekatan ruang terhadap konsep tersebut juga pemahaman akan pola perkampungan tradisional. Setelah mengidentifikasi lima pola kampung, saya menganalisis beberapa faktor penting yaitu kondisi geografis daerah, unsur ruang kampung dan pola kampung yang ada serta proses perkembangan poly kampung tersebut.
Berdasarkan hasil analisis, saya mengambil kesimpulan dari persamaan dan perbedaan yang ada diantara ke lima kampung. Sebagai kesirnpulan, ternyata kondisi geografis daerah mendasari penggunaan lahan yang membentuk zoning kampung. Persepsi ruang dalam kepercayaan diekspresikan dalam wujud unsur nuwg kampung. Penataan unsur tersebut membentuk pola kampung, walau saya belum dapat membuktikannya pads beberapa contoh kasus yang saya ambil. Namun saya belum dapat ineramuskan suatu pola yang mapan sebagai generalisasi dari analisis data terhadap teori yang mendukung.
Sebagai saran, saya mengharapkan agar pemikiran ini dapat mendorong pemikiran teori yang lebih dapat menjelaskan generalisasi kondisi kampung bagi pengembangan arsitektur tradisional Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
728.598 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Resha Roshana Putri
"Abstrak
Dalam investasi ASEAN-China Free Trade Agreement, para host country diwajibkan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi para investor, yang salah satunya diberikan dalam kerangka prinsip fair and equitable treatment. Hubungan investasi dalam kerangka ACFTA tidak hanya berbicara mengenai hubungan antara Indonesia dan Cina, namun juga kompetisi Indonesia dengan negara anggota ASEAN lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode yuridis normatif dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya mengimplementasikan prinsip fair and equitable treatment. Masih diperlukannya pembenahan dalam hal memberikan perlindungan di bidang hukum dan administrasi di Indonesia, yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan arus investasi antara Indonesia dan Cina"
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2018
340 JHP 48:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardianto
"Kedatangan orang-orang Belanda ke Indonesia untuk menjajah membawa budaya mereka termasuk arsitekturnya. Pada mulanya mereka membangun rumahrumahnya dengan meniru rumah-rumah di negeri asalnya Nederland. Kondisi lingkungan yang berbeda antara Indonesia dan Nederland terutama berkaitan dengan iklim tropis lembab di Indonesia membuat mereka hares beradaptasi. Dalam perkembangan selanjutnya mereka jugs berupaya mengembangkan arsitektur yang khas Indis dengan mengambil dasar arsitektur tradisional Indonesia sebagai sumber pengembangannya. Dengan melakukan analisis pada unsur-unsur fungsi, bentuk, struktur, dan rag am hias pada bangunan Indis tulisan ini mengkaji sampai sejauh mana penaaruh arsitektur tradisional pada arsitektur Indis ini dan bagaimana penkembangan selanjutnya di masa sekarang ini berkaitan dengan upaya pencarian identitas arsitektur Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan rumah tinggal tradisional Bali terkenal dengan keelokan bentuknya. Konstruksi yang dipakai adalah sistem konstruksi yang tidak kaku, melainkan bisa bergerak dengan fleksibel dan terkenal dengan konstruksi tahan gempa yang sudah diakui secara internasional. Sistem struktur dan konstruksi pada interior bangunan Bali sangat jelas dan jujur. Dalam penelitian ini akan mengambil lima kabupaten/kota yang ada di Bali sebagai populasi, dengan mengambil sampel secara acak, untuk mengetahui penerapan konstruksi bangunan dan unsur estetis yang diterapkan. Bangunan yang akan dipakai sampel dibatasi hanya pada bale dangin saja, karena konstruksi pada bale dangin paling mudah terlihat secara menyeluruh, dengan ruang terbuka, hanya dilengkapi dinding pada dua sisi luarnya saja. Penilaian didasari atas kondisi bale dangin, menyangkut bagaimana sistem konstruksi yang diterapkan, bagaimaa cara memeprindah sistem konstruksi dengan berbagai unsur-unsur estetis dan pengaruh perkembangan bahan dan teknologi, terhadap niai estetisnya. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa bale dangin yang difungsikan sebagai tempat mengadakan manusa yadnya dan pitra yadnya, umumnya masih menunjukkan keasliannya pada sistem konsturksinya, dengan masih mempertahankan sistem bongkar pasang pada tiang dan kap bangunannya.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>