Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felix Rivaldo
"Di dalam kehidupannya manusia bukanlah mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Pada tiap diri manusia terdapat suatu kelemahan mendasar terhadap sesuatu, dan kelemahan tersebut diwujudkan sebagai perasaan takut Selain hidup sebagai pribadi manusia juga merupakan mahluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dan di dalam hubungan dengan lingkungannya, manusia akan mengalami suatu hambatan-hambatan. Salah satunya adalah perasaan takut tadi. Manusia selalu mempunyai rasa takut akan sesuatu di dalam kehidupan pribadinya yang belum tentu sama antara orang yang satu dengan yang lain. Banyak hal yang dapat menyebabkan seorang manusia untuk takut Orang paling berani sekalipun pasti mempunyai sesuatu hal yang ditakutinya.
Arsitektur sebagai bidang ilmu yang berpedoman pada manusia sebagai pelaku / subjek utamanya dalam hubungannya dengan karya-karya arsitektural dapat menciptakan rasa takut terhadap manusia yang menjalaninya tersebut. Karena arsitektur berhubungan dengan orang dan kejadian yang berlangsung di dalamnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Lestari
"Kebutuhan untuk menyampaikan dan mendengar sebuah cerita adalah sebuah kebutuhan alamiah dan memiliki nilai yang penting dalam kehidupan manusia. Sebuah cerita diyakini mampu menambah suatu nilai kepada sebuah objek dan membuat orang lain tertarik. Pembahasan dalam skripsi ini bermula dari pencarian terhadap sebuah upaya untuk mencapai arsitektur yang bermakna. Arsitektur yang bermakna disini dapat dicapai melalui apresiasi manusia sebagai pengguna dari arsitektur tersebut.
Saat berusaha untuk mencapai apresiasi inilah dimana sebuah cerita kemudian memegang peran, sehingga munculah ruang yang bercerita. Pembahasan terhadap ruang bercerita ini akan menggunakan pendekatan ruang puitis seperti yang diungkapkan oleh Gaston Bachelard, dan pendekatan cerita sebagai panduan melalui keberadaan maps dan tours yang dijelaskan oleh Michel de Certeau. Kedua pendekatan ini menegaskan faktor manusia sebagai pengguna ruang yang menjadi aktor dalam cerita. Sebuah peranan yang turut menentukan apakah ruang tersebut mampu dinikmati layaknya manusia menikmati sebuah cerita.
Dalam proses analisis terhadap ruang yang kemudian dilakukan, ditemukan bahwa kedua aspek pendekatan tersebut hadir di dalam ruang dan menjadikannya memiliki identitas serta lebih dimengerti oleh penggunanya. Saat pengguna memahami sesuatu yang hadir melebihi sebuah bentuk fisik atau yang terlihat di permukaan, maka saat itulah tercapai arsitektur yang lebih bermakna.

The necessity to tell and hear stories is a natural need and essential to human life. A story was believed could add a value to a certain object and made it more appealing. This writing was inspired by the search for a means toward meaningful architecture. A state of architecture that can be achieved with the appreciation from human as the user of the product of architecture.
This is when a story has an advantage to create storytelling space, the kind of space that we require when there is a need for human appreciation. The course to discuss about this storytelling space, will divide into two approaches. The first is Gaston Bachelard?s poetic space and the second will be using maps and tours as explains by Michel De Certeau. These two approaches signify the importance of human as a user of the space which also made us an actor of the story. A role that plays part whether that space can be enjoyed as humankind enjoys a story or not.
Within the analyzing process afterwards, i discover that the two approaches happen inside the space. Moreover they identify it and made it more understandable for its user. When the user understands what is present beyond physical aspect or what appear on the surface, is when architecture develops into something more meaningful.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48437
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Resaldi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara maternal employment dan gaya pengasuhan ibu, gaya pengasuhan ibu dan masalah penyesuaian diri anak, maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak, serta peran gaya pengasuhan ibu sebagai mediator antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak. Maternal employment ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja ibu, dengan acuan 35 jam sebagai batasan antara bekerja paruh waktu dan bekerja penuh waktu. Pengukuran gaya pengasuhan dilakukan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Pengukuran masalah penyesuaian diri anak dilakukan menggunakan alat ukur Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). Partisipan penelitian ini berjumlah 171 ibu (72 ibu tidak bekerja, 31 ibu bekerja paruh waktu, dan 68 ibu bekerja penuh waktu) yang memiliki anak berusia enam hingga 10 tahun dan tinggal di daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gaya pengasuhan antara ibu tidak bekerja, ibu bekerja paruh waktu, dan ibu bekerja penuh waktu hanya ditemukan dalam gaya pengasuhan otoriter dan otoritatif, sementara dalam hal gaya pengasuhan permisif tidak ada perbedaan yang signifikan. Ibu yang bekerja penuh waktu paling tidak otoriter dan paling otoritatif dibanding ibu yang tidak bekerja maupun bekerja paruh waktu. Berikutnya, ditemukan bahwa semakin otoriter dan permisif seorang ibu, semakin sering masalah penyesuaian diri anak muncul. Sebaliknya, semakin otoritatif seorang ibu, semakin jarang masalah penyesuaian diri anak muncul. Melalui penelitian ini, ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal masalah penyesuaian diri anak dari ibu yang bekerja penuh waktu, paruh waktu, dan tidak bekerja. Ibu yang bekerja penuh waktu memiliki anak dengan masalah penyesuaian diri paling sedikit, disusul oleh ibu tidak bekerja dan ibu bekerja paruh waktu secara berturut-turut. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak hanya dimediasi oleh gaya pengasuhan otoriter.

The objective of the present study is to investigate the relationship between maternal employment and maternal parenting style, maternal parenting style and child adjustment problems, maternal employment and child adjustment problems, as well as how maternal employment affects child adjustment problems with maternal parenting style as potential mediator. Maternal employment is determined by mothers’ working hours, with 35 hours as boundary between part-time and full-time employment. Maternal parenting style is measured with Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Child adjustment problems is measured with Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). 171 mothers (72 unemployed, 31 employed parttime, and 68 employed full-time) with at least one child aged six to ten years old who live in Jabodetabek participated in this study.
The result of this study shows that differences in parenting style between full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers are only found in authoritarian and authoritative parenting style, meanwhile there is no significant differences in permissiveness. Full-time employed mothers are the least authoritarian and most authoritative, compared to unemployed and part-time employed mothers. Secondly, this study found that the more authoritarian and permissive mothers are, the more frequent child adjustment problems happen. On the contrary, the more authoritative mothers are, the less frequent child adjustment problems happen. The next finding is that there are significant differences in child adjustment problems between children from full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers. Full-time employed mothers are found to have children with the least adjustment problems, followed by nonemployed and part-time employed mothers, consecutively. Lastly, mediation analysis revealed that the relationship between maternal employment and child adjustment problems is only mediated by authoritarian parenting style and not by the other two parenting style.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febby Diasry Nesita
"Tiga bale adat peninggalan turun temurun suku Sasak yang ada di tiga dusun di pulau Lombok, yaitu dusun Sade, Bayan, dan Senaru, masih berdiri tegak dalam keunikan wujud arsitektur dan budaya lokal. Bale adat dalam masyarakat tradisional dapat dilihat sebagai cerminan budaya setempat dalam bentuk simbol arsitektural. Melalui, orientasi bangunan, bentuk, dan susunan ruang, nilai nilai tradisi disampaikan kepada masyarakat. Sikap masyarakat yang terbuka menyebabkan terjadinya dinamika pergeseran dan perubahan kebudayaan seiring dengan berjalannya waktu. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat suku Sasak. Skripsi ini mempertanyakan sejauh mana telah terjadi penyesuaian antara bale adat dan perubahan pola hidup dan pandangan masyarakat di masing masing desa. Penelusuran langsung dilakukan di tiga dusun. Data terkumpul dalam bentuk sketsa, foto, dan wawancara dengan pengurus bale adat. Pendekatan arsitektural dan antropologis terutama mengenai teori perubahan kebudayaan digunakan untuk melihat perubahan sikap yang terjadi. Hasil analisis menyimpulkan bahwa arsitektur bale adat tidak lagi terbaca sebagai simbol yang memiliki makna nilai tradisi oleh masyarakatnya. Ada kekuatiran bahwa arsitektur bale adat lama kelamaan akan diperlakukan sama dengan bangunan lainnya yang ada.

Three bale (traditional house) indigenous Sasak hereditary heritage existing in three hamlets on the island of Lombok, which Sade village, Bayan and Senaru that still standing upright in a unique form of architecture and local culture. Bale is customary in traditional societies can be seen as a reflection of the local culture in the form of architectural symbols. From building orientation, shape, and arrangement of space, the value of tradition conveyed around community. The soft attitudes of community led to the dynamics of culture shift and change over time. Similarly, what happened to the Sasak people. This skription questions the extent to which there has been an adjustment between the bale and the indigenous lifestyle changes and public opinion in their respective villages. Direct searches performed in three hamlets. Data collected in the form of sketches, photographs, and interviews with official custom bale. Architectural and anthropological approaches, especially regarding culture change theory is used to see the change in attitude occurred. The results of the analysis concluded that the custom bale architecture no longer be read as a symbol of traditional values ​​that have meaning by society. There is concern that the custom bale architecture over time will be treated the same as other existing buildings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Olivia Jeanette
"Penulisan ini membahas tentang pengalaman adaptasi yang dialami oleh pengguna ruang ketika berada di ruang liminal. Ruang liminal merupakan titik transisi yang menghubungkan dua area yang berbeda sehingga memiliki karakter ambigu yang membuat pengguna bisa kebingungan ketika berada di dalamnya. Penulisan ini bertujuan menjelaskan kemungkinan tindakan adaptasi yang dilakukan oleh pengguna untuk merespon kebingungan di titik-titik tertentu. Penulisan ini menggunakan kasus Stasiun MRT bundaran HI untuk menganalisis proses adaptasi pengguna melalui tindakan proses penyebaran indra ke sekitar (diffuse), meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kondisi (pause) dan menyatu dengan ruang (merge). Melalui penulisan ini, didapati bahwa transformasi bisa terjadi di dalam ruang liminal itu sendiri berupa tindakan proses adaptasi dalam berbagai macam gerakan dan urutannya. Hal itu bergantung pada rasa familiaritas kita yang diakibatkan faktor frekuensi dan jangka waktu pengguna dalam ruang, serta kepekaan terhadap kebutuhan pengguna dan karakter spasial ruang liminal pada tiap titik adaptasi.

This paper discusses the experiences of adaptation encountered by users in liminal spaces. Liminal spaces serve as transitional points that connect two different areas, resulting in an ambiguous nature that can confuse users when they are inside. The purpose of this writing is to explain the possible adaptive actions taken by users to respond to confusion at specific points. The case of Bundaran HI MRT Station is used to analyze the user adaptation process through actions such as sensory diffusion to the surroundings, taking a momentary pause to reflect on the conditions, and merging with the space. Through this writing, it is found that transformations can occur within the liminal space itself through various adaptive actions and sequences of movements. This depends on our sense of familiarity, influenced by factors such as the frequency and duration of the user's presence in the space, as well as awareness of user needs and the spatial characteristics of the liminal space at each point of adaptation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Fauziah
"Latar belakang: Ketakutan persalinan merupakan fenomena yang umum dialami pada ibu postpartum dan memiliki dampak signifikan bagi ibu dan bayinya. Ketakutan yang berlebihan dapat menyebabkan stress yang dapat memicu komplikasi dan menghambat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran ketakutan persalinan pada ibu postpartum. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah ibu postpartum sebanyak 263 responden, dengan jumlah sampel sebanyak 171 responden yang dipilih secara convenience sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner The Wijma Delivery Expectancy/ Experience Questionnaire Versi B (W-DEQ-B). Analisa penelitian dilakukan secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan 45.6% ibu postpartum mengalami ketakutan sedang akan persalinan. Mayoritas ibu postoartum yang berpendidikan tinggi 82.5% mengalami ketakutan rendah akan persalinan. 79.5% ibu berusia 20-35 tahun dan 75.6% ibu yang menjalani proses persalinan bedah sesar mengalami ketakutan sedang akan persalinan. Mayoritas ibu postpartum yang mengalami tokophobia, 75% ibu bekerja, 58.3% memiliki pendapatan keluarga sedang dan 66.7% pada ibu multipara. Rekomendasi: Berdasarkan penelitian ini, diharapkan tenaga kesehatan dapat memahami karakteristik ibu dan mengenali tanda dan gejala ketakutan persalinan sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat agar tidak terjadi dampak negatif baik bagi ibu maupun bayinya.

Background: Fear of childbirth is a common phenomenon in postpartum mothers and has a significant impact on both mother and baby. Excessive fear can cause stress that can trigger complications and hinder the labour process. This study aims to identify the description of the fear of childbirth in postpartum mothers. The method in this study is descriptive quantitative. The population in this study were 263 postpartum mothers, with a sample size of 171 respondents selected by convenience sampling. The instrument in this study used The Wijma Delivery Expectancy/ Experience Questionnaire Version B (W-DEQ-B) questionnaire. The research analysis was conducted univariately. The results showed 45.6% of postpartum women experienced moderate fear of childbirth. The majority of postpartum mothers with high education 82.5% experienced low fear of childbirth. 79.5% of mothers aged 20-35 years and 75.6% of mothers who had cesarean delivery (SC) experienced moderate fear of childbirth. The majority of postpartum mothers who experienced tokophobia, 75% were working mothers, 58.3% had a medium family income and 66.7% were multiparous mothers. Recommendation: Based on this study, it is expected that health workers can understand the characteristics of mothers and recognise the signs and symptoms of fear of childbirth so that they can provide appropriate interventions to prevent negative impacts on both mothers and their babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Jannah
"ABSTRAK
Gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Gaya hidup di sini merupakan perilaku individu-individu dalam mengkonsumsi barang atau waktu luang. Perilaku dan gaya hidup yang sama menjadikan individu tersebut tergabung dalam sebuah komunitas dan melakukan ekspresi dan interaksi dengan komunitasnya. Ruang publik jalan menjadi salah satu tempat kegiatan komunitas berlangsung. Dengan latar belakang gaya hidup tertentu, komunitas memiliki ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi spasial yang berbeda satu sama lain. Ekspresi tersebut dilakukan di ruang jalan karena ruang publik lainnya
disinyalir tidak dapat menampung kebutuhan komunitas tersebut. Maka bentuk ekspresi penggunaan ruang atau ekspresi spasial dari sebuah kelompok hidup menjadi kualitas ruang jalan yang memenuhi kebutuhan komunitas untuk berekspresi dan berinteraksi.

ABSTRACT
Lifestyle is a blend of self-expression needs and expectations of the group against a person in the act based on the prevailing norms. Lifestyle here is the behavior of individuals in consuming goods and leisure. Same behaviors and lifestyles make a person involved in a community and do the expression and interaction with the community.
Street public space becomes one of community activities take place.
Against the backdrop of a certain lifestyle, the community has an expression in use of space or spatial expression which differ from each other. Expression was performed in street space because other public spaces was allegedly unable to accommodate the needs of the community. Then the form of expression the use of space or spatial expression of a group of life become quality street spaces that
meets the needs of the community to express and interact."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Auliyaputri
"Kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kelas menengah-atas Jakarta secara umum bermobilitas tinggi. Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis akan sense of place. Krisis ini dalam jangka panjang akan menyebabkan tumpulnya kemampuan sensori individu dalam mengalami ruang. Hal ini akan bermuara pada menurunnya kemampuan individu dalam memaknai eksistensinya, karena ketika individu tidak mampu merasakan keberadaannya, ia tidak memiliki identitas. Skripsi ini kemudian membahas bagaimana peran arsitektur, yaitu melalui desain dalam merespon isu tersebut. Peran desain dalam hal ini adalah sebagai medium untuk melibatkan individu dengan ruang. Spatial engagement akan membuat individu mencapai sense of placenya?diawali dengan membuat individu merasa terlibat dalam suatu ruang, hingga ia memaknai keterlibatannya dengan merasakan keberadaannya?sehingga ruang akan dimaknai menjadi suatu tempat. Melalui studi kasus, yaitu kafe, skripsi ini membahas bagaimana desain melaksanakan perannya dan bagaimana fenomena spatial engagement dalam mencapai sense of place itu terjadi. Dari pengamatan tersebut didapatkan bahwa kuncinya adalah mendesain dengan menghargai konteks dan diimbangi dengan memprioritaskan bagaimana ruang tersebut dialami, dalam hal ini melalui pendekatan sensibilitas.

Needs and lifestyle of upper-middle class community of Jakarta in general is high mobility. It is one of the triggers of the crisis of a sense of place. This crisis in the long term will lead to dulling of sensory abilities of individuals in experiencing space. This will lead to a decreased ability of individuals to make sense of his existence, because when the individual is not able to feel its existence, it has no identity. This thesis then examines how the role of architecture, through design can respond to these issues. The role of design in this case is as a medium to engage individuals with the space. Spatial engagement will make individuals achieve a sense of place?starting with making people feel involved in a space, until he interpret his involvement with the feeling of existence so that the space will be interpreted into a place. Through case studies, the cafe, the thesis examines how design exercise its role and how the phenomenon of spatial engagement in achieving a sense of place that happens. From these observations it was found that the key is to design by appreciate the context and offset by prioritizing how space is experienced, in this case through sensibility approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Amalia Ichsani
"Sense of place merupakan perasaan tertentu yang dimiliki individu terhadap suatu tempat yang dihasilkan oleh interaksi orang tersebut dengan suatu tempat. Sense of place dapat mendorong visualisasi tempat yang dalam hal ini merupakan representasi mental seseorang terhadap tempat termasuk citra kota. Citra kota merujuk pada bagaimana orang membentuk persepsi spasial lingkungan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sense of place mahasiswa Indonesia terhadap citra Kota London. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan purposive sampling. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam, pemetaan mental, dan observasi. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis konten, teknik interpretasi, dan triangulasi sumber data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang kognitif mempengaruhi berkembangnya sense of place antara mahasiswa Indonesia dengan Kota London melalui pengetahuan, pengalaman dan interaksi. Skala intensionalitas menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia di London mampu mengetahui berada di suatu tempat hingga dapat mengidentifikasi diri dengan tujuan tempat. Jenis hubungan dengan tempat didominasi oleh hubungan commodified. Berdasarkan sense yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap tempat tertentu, mahasiswa dapat mengenali elemen-elemen citra kota berdasarkan subjektivitas mereka, termasuk elemen landmark, nodes, path, district, dan edge. Tempat yang dikenali sebagai elemen citra kota umumnya berkaitan dengan faktor keakraban mahasiswa dengan tempat, dan faktor fisik elemen yang menonjol dan menarik perhatian

Sense of place is a certain feeling that an individual developed towards a place that is generated by the person's interaction with a place. Sense of place can encourage the visualization of a place, which in this study, is a person's mental representation of a place, including the image of a city. City image refers to how people form spatial perceptions of the urban environment. This study aims to determine the sense of place of Indonesian students towards the image of the City of London. The method used in this research is qualitative with purposive sampling. In-depth interviews, mental mapping, observation, and literature study were conducted to gather data. Data analysis was carried out using content analysis techniques, interpretation techniques, and data source triangulation. The results of this study indicate that cognitive space influences the development of a sense of place between Indonesian students and the City of London through knowledge, experience and interaction. The intentionality scale of Indonesian students in London ranges from having knowledge of being located in a place to being able to identify themselves with the place goals. The type of relationships with place is dominated by commodified. Based on the sense that students have towards certain places, they can identify London’s city image based on their subjectivity, including the elements of landmarks, nodes, paths, districts, and edges. Places that are visualized as elements of city image are generally related to factors of students' familiarity with places, and physical factors of the element that are outstanding and eye-catching"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Academy Group, 1996
R 720.103 ARC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>