Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149724 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Hikmawati W.P.
"Pada era modern ini perkembangan dunia arsitektur cukup peset seiring dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan manusia. Perancangan arsiteklur tidak terlepas dari perancangan Ianskap yang memiliki persamaan daiam memperhatikan hubungan antara ruang, manusia dan alam. Bila dilinjau dalam skala yang lebih kecil, hubungan kedua bidang tersebut dapat dianatogikan sebagai hubungan antara rumah dengan taman.
Dalam kehidupan sehari~hari, manusia memerlukan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan akan kehangatan, keamanan dan kenyamanan. Keberadaan rumah sangat membantu manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan tersebut Oleh karena itu, perancangan suatu rumah harus memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi jiwa dan nsik manusia, antara Iain iklim, site dan elemen-elemen pernbentuk ruang. Keharmonlsan dan kesatuan rumah dengan site mencerminkan suatu konsep integrasi dengan Iingkungan sekitar, khususnya Ianskap atau alam. Usaha integrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, Salah satunya adalah menciptakan suatu ruang alam dengan perancangan Ianskap yang terencana, yaitu taman. Taman dalam perancangan rumah dapat memberi nilai tambah bila dikaitkan dengan berbagai efek yang timbul ketika terjadi interaksi antara manusia dan alam, balk secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menegaskan bahwa konsep integrasi perancangan mmah-taman cukup penting dalam menciptakan karya arsitektur dan lanskap yang berkualitas tinggi dengan dasar pemikiran yang matang dan prinsip desain yang jeias.
Perkembangan arsitektur dan lanskap di Asia sangat dipengaruhi oleh sejarah, kebudayaan dan religi. Ha! ini dapat dilihat pada perancangan rumah-taman yang menerapkan prinsip arsitektur tradisional, dengan tetap memperhaiikan Ianskap setempat (misalnya alam tropis). Peradaban manusia di Asia melahirkan berbagai hlsafat atau Hlosoti hidup yang mencerminkan kebudayaan. Dalam proses perancangan, kebudayaan itu membentuk suatu ciri khas pada gaya arsitektur tradisional yang beradaptasi sesuai dengan perkembangan jaman. Berbagai teori yang mendukung konsep integrasi tersebut dan studi kasus pada berbagai arsrtek di Asia akan turut disertakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Arum Kusumawardhani
"ABSTRAK
Arsitektur rumah Betawi sangat erat terkait dengan liyan. Hal ini jelas terlihat
bila membandingkan arsitektur Betawi hasil reka cipta dengan arsitektur rumah
Betawi Ora sebagai salah satu studi kasusnya. Temuan penelitian berupa adanya
bangunan blandongan sebagai ruang publik dan pangkeng pendaringan sebagai
ruang sakral pada rumah Betawi Ora yang tidak muncul pada arsitektur rumah
Betawi hasil rekacipta, mempertegas adanya keliyanan tersebut. Rumah yang
bagi masyarakat Betawi Ora merupakan bagian dari diri dan identitas mereka,
menjadi liyan di tengah representasi formal yang menutupi keberadaan mereka.
Peminggiran terus menerus terhadap masyarakat Betawi sejak dari masa
kolonial Hindia Belanda hingga sekarang ini, ditengarai sebagai faktor utama
yang mempertegas keliyanan tersebut. Penghapusan kampung ? kampung
Betawi sedikit banyak memaksa masyarakat Betawi untuk mengubah pola hidup
dan keruangan mereka, menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, termasuk
juga pada cara mereka berarsitektur.
Keberadaan arsitektur rumah Betawi Ora yang belum diakui sebagai bagian dari
kekayaan khasanah arsitektur tradisi Betawi akan dijelaskan melalui pendekatan
historiografi arsitektural, terutama yang terkait dengan penyebab liyan serta
penyikapan orang Betawi terhadap arsitektur dan keruangan mereka sendiri.
Sebuah penelitian dengan menggunakan metode interpretasi menjadi dasar dari
tulisan ini, yang bertujuan untuk mengangkat kesejarahan dari masyarakat
kebanyakan melalui pendekatan ?history from below?.
Pendekatan teoritis terkait konsep liyan dan subaltern digunakan untuk
mengenali masyarakat Betawi yang sering kali dikatakan sebagai kelompok
marginal di ibu kota Jakarta. Keberadaan masyarakat Betawi dan
kebudayaannya, terutama yang terkait dengan arsitektur rumah dan ruang
keterbangunan mereka, akan diamati perubahan dan perkembangannya sejak
periode akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga periode reformasi
sebagai upaya untuk memperjelas kesejarahan mereka dan liyan yang terkait
erat di dalamnya.

Abstract
Betawi house architecture is closely related to ?Otherness?. This is clearly seen when
comparing Betawi architecture formal representation with the architecture of Betawi
Ora house as a case study. The research findings of blandongan as a public space and
pangkeng pendaringan as sacred space at Betawi Ora house which does not appear on
the architecture of Betawi house formal representation, confirm the existence of
otherness. The house for Betawi Ora people is part of the self and their identity,
became ?Others? in the middle of a formal representation that covers their existence.
Continuous marginalization of the Betawi people since the colonial Dutch East Indies
until now, identified as the main factors that reinforce the otherness. Elimination of
the Betawi villages, forced the Betawi people to change their everyday life and
spatiality, to adjust to new conditions, including to their architecture
The existence of Betawi Ora house that has not been recognized as part of Betawi
architectural traditions will be explained through the historiography architectural
approaches, especially those related to the cause of the ?Otherness? and Betawi
people attitude towards their own architecture and spatial. A study using the
interpretive research method is the basis of this paper, which aims to raise the history
of the commoners through a 'history from below' strategy.
Theoretical approach and related concepts of Other and subaltern are used to
identify the Betawi people, often said to be a marginal group in the capital city of
Jakarta. The existence of the Betawi people and its culture, especially as related to
architecture and their built environment, will be observed the changes and
developments since the end of the period of the Dutch East Indies colonial rule until
the period of reforms in an effort to clarify their historical and ?Otherness? are
inextricably linked in it."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tutut Wulansari
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sari Estikarini
"Pada saat ini keberadaan taman tidak hanya dapat dijumpai pada ruang luar saja. Penggunaan taman pada ruang dalam, mengalami perkembangan dan banyak digunakanuuntuk rnendukung perancangan ruang clalam sebuah bangunan. Taman pada ruang dalam tidak hanya berfnmgsi sebagai penurgiang kualitas estetika ruangan saja, tetapi juga mempuuyai peranan yang cukup penting terhadap ruang clan terhadap manusia sebagai pengguna ruang. Adapun peranan taman dapat ditinjau dari segi cstetika, arsitektural,teknik, emosional dan simbolik.
Melalui penataan taman yang dipadukan dengan desain ruang secara keseluruhan serta melalui komposisi yang tepat dari berbagai elemen pembentuk taman yang sesuai dengan prinsip-prinsip perancangan ruang dalam, akan dihasilkan sebuah perancangan ruang dalam yang tepat guna dan tepat citra. Berbagai teori yang mendukung dan studi kasus mengenai peranan taman pada perancangan ruang dalam akan turut disertakan untuk melengkapi penulisan skripsi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hergiawan
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S47909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Maulidawati
"Penelitian ini membahas pencitraan dari pemustaka anak terhadap keberadaan Taman Bacaan Anak di taman rekreasi yang merupakan salah satu pengembangan konsep perpustakaan komunitas pada Rumah Pintar Gelanggang Samudra Ancol. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman pemustaka anak mengenai konsep Taman Bacaan Anak masih kurang dipahami jika dibandingkan dengan perpustakaan. Konsep yang diusung oleh Taman Bacaan Anak taman rekreasi ini juga mengalami pergeseran karena faktor ruang dan waktu, yakni para pemustaka lebih mencari unsur rekreasi atau hiburan yang tidak didapatkan di perpustakaan pada umumnya serta lokasi Rumah Pintar yang berada di dalam Taman Rekreasi membuat Rumah Pintar Samudra Ancol tidak dapat diakses secara gratis seperti layaknya Taman Bacaan Anak sehingga dapat dikatakan bahwa Rumah Pintar Samudra ini lebih bersifat komersil dibandingkan dengan bentuk perpustakaan komunitas pada umumnya. Secara keseluruhan baik dalam pelayanan, koleksi dan fasilitas yang disediakan Rumah Pintar Samudra Ancol, para pemustaka anak memberikan pencitraan yang positif. Saran penulis adalah agar Rumah Pintar Samudra Ancol terus meningkatkan pelayanannya dan menggalakkan promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung serta meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai Taman Bacaan Anak khususnya.

This study is concerned on children users_ image of the presence of Children_s Community Library in amusement centre which is one way of developing concept of community library at Rumah Pintar Gelanggang Samudra Ancol. This study is a qualitative descriptive research interpretive with case study approach. The result of this study shows that the children users_ acknowledgement about the ideal concept of Children_s Community Library is less understand than a general library concept. This concept is also having degradation because of several factors. One cause is that users_ prefer to look for recreational or entertaining spot which is not provided by many libraries. Second, related to this study, the location of Rumah Pintar which is located inside the amusement centre making it cannot be accessed for free by public like a Children_s Community Library should be, thus people would think that Rumah Pintar Gelanggang Samudra Ancol is more likely a business unit than a community Library in general. Overall, in term of service, books collection, and facilities that the Rumah Pintar Gelanggang Samudra Ancol provided, the children_s users_ give their positive images on it. The researcher suggestions for the Rumah Pintar Gelanggang Samudra Ancol are to improve their service and boost their promotion in addition of progressing the amount of visitors as well as to enhance people_s comprehension on Children_s Community Library issue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fritz Rendy Octavianus
"Secara umum rutinitas kehidupan manusia itu sama. Manusia beristirahat di rumah kemudian bekerja atau menjalani pendidikan maupun pekerjaanya. Hal itu menjadi firstplace ('tempat pertama') dan secondplace ('tempat kedua') dalam kehidupan manusia. Lalu apakah third place ('tempat ketiga')? 'Tempat ketiga' adalah tempat bersosialisasi yang dibutuhkan manusia setelah mengalami kondisi formal yang dialami di 'tempat pertama' dan 'tempat kedua'. Tempat ini menuntun pada keadaan di mana manusia bisa mengekspresikan diri, berkumpul dengan komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama, melepas lelah, refreshing, dan kegiatan sosial lainnya. Tempat ini menjadi penting karena pada tempat ini manusia mencoba merelaksasikan dirinya dari kelelahan ataupun kehomegenisan kegiatan yang dialami setiap harinya. Taman Fatahillah sebagai kawasan bersejarah yang ada di Kota Tua, merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan 'tempat ketiga'. Dalam skripsi ini penulis mengambil salah satu komunitas yang berada di Taman Fatahillah, yaitu street-squad yang merupakan salah satu komunitas streetdance. Mereka menjadikan Taman Fatahillah sebagai 'tempat ketiga'. Melalui skripsi ini diharapkan dapat terlihat ciri-ciri dari suatu 'tempat ketiga' dan proses placemaking yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di Fatahillah.

Human routines are generally the same. They rest, work, and study things. Those were the first and second place in a man's life. So what is third place? Third place is a socializing place that man needs after having formal condition at firstplace and secondplace. This place leads human to a condition where they can express themselves, gather with communities (people who have sama interests), have a rest, refreshing, and other social activities. This place will be very important for it's the place where people try to relax themselves for tiring or monotonous things everyday in their life. By the existence of this third place, people have the opportuniy to excite themselves before going back to the first or second phase. Fatahillah Park, as one of historical places in Kota Tua area, is a place that people can consider as third place. In this thesis, writer takes one of the communities in Fatahillah Park: Street-Squad, a streetdance community. They consider Fatahillah Park as their third place. By this thesis, writer hopes that the characterictics of third place and the proces of placemaking that is done by people at Fatahillah will be explained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gunaraksawati Mastra
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandala Utama
"Sasaran akhir perancangan adalah menciptakan bentuk yang memuaskan perilaku. Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut, menjadi sesuatu yang sangat sulit ditentukan secara mutlak yang terkait dengan kinerja waktu. Hal ini tentunya akan berakibat terjadinya keterlambatan pada proses penyelesaian pekerjaan yang sangat berpengaruh terhadap pembengkakan biaya serta citra/performance perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam proses perancangan arsitektur terhadap kinerja waktu, meningkatkan kinerja waktu proses perancangan arsitektur dengan menetukan tindakan pencegahan dan koreksinya, serta membuktikan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh tersebut terjadi pada perusahaan jasa konsultan arsitektur 'x' di DKI Jakarta.
Dengan menggunakan metode analisa AHP dan analisa korelasi statistik didapat variabel faktor yang berpengaruh yakni pada tahap persiapan, pengambilan keputusan yang tidak jelas dari pemilik, dan lambanya keputusan persetujuan pemberi tugas, pada tahap konsep rancangan, ketidaksiapan dari pemberi tugas, dan banyaknya pengambil keputusan dari pihak pemilik, pada tahap prarancangan, keterlambatan pihak disiplin lain, ketidak serasian kerjasama antar disiplin, dan situasi yang tidak terduga sebelumnya, pada tahap pengembangan rancangan, perubahan program rancangan dari pemilik, sedangkan pada tahap pembuatan gambar kerja, target dan strategi pemasaran terkait dengan pemenuhan kebutuhan pengguna, dan perubahan program rancangan dari pemilik.
Untuk menigkatkan kinerja waktu proses perancangan perlu dilakukan tindakan pencegahan dan koreksi untuk setiap faktor yang berpengaruh tersebut. Dan pembuktian studi kasus pada perusahaan jasa konsultan arsitektur 'x' di DKI Jakarta menunjukan indikasi dimana semua variabel hasil temuan penelitian ini terjadi pada proyek yang ditangani oleh perusahaan tersebut, walaupun tidak selalu terjadi secara keseluruhan pada satu jenis proyek.

Final target of design is to create satisfying form of behavior. In course of accomplishment of the requirement, becoming something that is very difficult determined absolutely which related to time performance. This matter it is of course will cause the happening of delay at completion of task process which is have an effect on to increase of expense of project and also image / the company performance. This research aim to to identify affecting factors in architecture design process to time performance, improving time performance of architecture design process with determining the action of preventif and correction, and also proving that affecting factors happened in architecture firm 'x' at DKI Jakarta.
By using method analyse AHP and statistical correlation analysis is got affecting factor variable on namely at preparation phase, ill defined decision making from owner, and tardy of decision of approval/permission from taskmaster, at design concept phase, unreadiness from taskmaster, and to the number of decision taker from owner, at pre-design phase, delay of other discipline, uncompatible of interdisciplinary cooperation, and situation that do not be anticipated previously, at design development phase, change of design program from owner, and while at working drawing phase, marketing strategy and goals related to accomplishment of requirement of new consumer needs, and change of design program from owner.
For improving the time performance of architecture design process require to be conducted action by correction and prevention to each every factor having an effect on is the. And verification of case study at architecture firm 'x' at DKI Jakarta showing an indication where all variable result of this research finding happened at project of handled by the company, although do not always happened as a whole at one type of project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25079
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Ukiran adalah salah satu bentuk ornamen arsitektur, dalam konteks tuhsan ini adalah arsitektur trasional Nfinangkabau. Seperti ornamen tradional yang lain, ornamen ukiran di Rumah Gadang mempunyai ketentuan-ketentan yang berhubungan dengan adat-istiadat masyarakatuya. Ketentuan-ketentuan inilah yang digali pada tulisan ini. Dengan menggunakan studi literatur berbagai sumber buku, observasi ke lapangan dan wawancara dengan beberapa orang yang kompeten di bidangnya, seperti dosen Send Uldr IKiP Padang, Ninik mamak di Baru Sangkar, dan ahli ukir di Pandai Sikek Padang Panjang, penulis mencoba mengungkapkan hal-hal pokok yang berhubungan dengan om=en ukiran Rumah Gadang. Ornamen ukiran tradisional Rumah Gadang Minangkabau semuanya berwujudkan alam flora, yang tidak hanya berperan sebagai penghias belaka, meladnkan juga merupakan simbol yang mempunyai makna di dalamnya. Setelah ditehti ornamen ularan Rumah Gadang mempunyai hubungan yang erat dengan adat di Minangkabau. Adat Minangkabau berpengaruh terhadap ornamen ukiran Rumah Gadang, sehingga ornamen mempakan simbol dari perwujudan adat. Pengedaan ornamen ukiran selalu berhubungan dengan prinsip adat basandi syarak (adat bersendikan syarak) Yang mempunyai aai-alai alwn lakambang jadi guru (alam terkambang jadi guru) dengan kousep alue jo patuik (alur dan patut), ukue jo jangka (ukur dan jangka) dan raso jo pariso (rasa dan periksa) dengan dasar pola geometris."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>