Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Ekadiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Lee
"Courtyard sebagai ruang terbuka ke langit dengan pelingkupnya yang memberikan pembedaan terhadap adanya ruang luar dan ruang dalam dianggap sebagai solusi modern dalam berarsitektur yang memberikan inovasi dalam penanganan masalah kenyamanan iklim, kebutuhan privasi dalam lingkungan yang padat. Dalam penulisan skripsi ini akan digali peranan courtyard dikaitkan dengan konsep pola tata ruang arsitektur masyarakat tradisional. Melalui tinjauan tersebut penulisan skripsi ini akan memperlihatkan keterikatan yang erat antara kehadiran courtyard dengan latar belakang kebudayaan tradisional khususnya pada tradisi budaya Cina, India dan Bali.
Dari hasil tinjauan tersebut akan disimpulkan bahwa courtyard lebih dari sekedar memberikan pembedaan terhadap adanya ruang luar dan ruang dalam ataupun solusi terhadap kenyamanan fisik. Bagi masyarakat tradisional melalui konsep orientasi tertentunya, memaknai courtyard sebagai simbolisasi yang mencerminkan konsep pandangan hidup mereka untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan kehidupan manusia di dunia. Pada akhirnya, dari semua uraian tersebut akan didapatkan suatu pelajaran yang berharga mengenai konsep berarsitektur khususnya sebuah courtyard dalam pola tata ruang arsitektur.

Courtyard--as a clear space enclosed by walls or buildings open to sky defines what is "the outside" and "the inside" and in architecture it is believed to be one of modern innovation that gives solution to climatic problem, lack of privacy in crowded environment. But in this writings, courtyard will observed through traditional society points of view considered to their spatial organization concepts. The observation will show the interconnection between courtyard and culture values of Chinese, Indian, and Balinese societies.
The result showed that courtyard is more than its physical enclosure that defines "the outside" and "the inside" or its function in giving some physical comfort in particular area. In certain orientation concepts of traditional societies, courtyard acts as symbols that reflect their points of view about harmony in their lives with universe. In the end, this observation hopefully gives a wider lesson about architecture concepts especially courtyard in spatial organization concepts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Lodera
"Upacara Pasupati merupakan sebuah ritual yang tidak saja memiliki dimensi religi yang melandasinya, namun juga memiliki dimensi etis dan estetis. Hal itu terlihat dalam berbagai aktivitas Upacara Pasupati itu sendiri yang menampakkan adanya aktivitas dalam bentuk kerjasama dan partisipasi dalam hubungan ketetanggaan dan dalam berbagai aktivitas lainnya.
Penelitian ini mencoba mengkaji dan menelusuri dimensi-dimensi etis dan estetis pelaksanaan upacara Pasupati terutama yang terkait dengan masalah hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan hidupnya dan manusia dengan Tuhan, yang memang selama ini belum pernah diteliti dalam bentuk karangan ilmiah.
Secara pragmatis penelitian ini bertujuan untuk menelusuri tenomena-fenomena etis dan estetis dalam pelaksanaan upacara pasupati dan konsekuensinya terhadap integrasi masyarakat Bali.
Upaya untuk memperoleh hasil penelitian tersebut dipergunakan beberapa teknik penelitian yakni dengan mengidentifikasi Lokasi Penelitian, mengumpulkan data dengan metode pencatatan dokumen, dan observasi, menganalisa data, mengecek kesahihan data atau kebenaran data yang diperoleh dan menggunakan metode Kritis Refleksif untuk mengolah data yang bersifat empiris.
Berdasarkan atas temuan dan analisis data penelitian, maka dapat dikemukakan hasil penelitian sebagai berikut:
Makna etis dari sebuah Upacara Pasupati, mengandung berbagai jenis pendidikan terutama dalam pendidikan moral dan karakter umat Hindu, serta mengandung unsur imperatif bagi umatnya untuk selalu melaksanakan sradha bhakti secara rutin, dalam waktu-waktu tertentu dan dalam perspektif, pelaksanaan sebuah Upacara Pasupati dapat menuntun umat Hindu untuk berprilaku dan bertindak sesuai dengan ajaran agama, sehingga menumbuhkan rasa percaya pada Tuhan, dapat senantiasa berkomunikasi dengan Tuhannya dan dapat mengetahui kebenaran baru tentang yang religius.
Dengan percaya kepada Tuhan justru menjadikan seseorang lebih kuat menghadapi berbagai persoalan hidup dan memiliki integrasi individual (tidak lemah, dan mudah putus asa), serta memiliki integrasi sosial (harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama). untuk memperkuat perasaan dan ide-ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan rnasyarakat, guna dapat dipeliharanya rasa persatuan dan rasa kebersamaan
Makna estetis dari pelaksanaan upacara Pasupati adalah keindahan yang dihayati oleh masyrakat Bali bukan semata-mata untuk dinikmati oleh indra manusia melainkan rasa seni mampu berkiprah dalam menghubungkan manusia dengan Tuhannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Bali merepakan salah satu pulau di Indonesia yang penduduknya masih berhasil mempertahankan corak kebudayaan warisan nenek moyang yang berasal dari periode klasik Indonesia. Diantaranya adalah pura dan puri yang dekat dengan budaya Hindhu...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadirman
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk praktik komunikasi ritual dalam tradisi katoba pada masyarakat Muna dan menemukan fungsi-fungsi tradisi katoba sebagai media tradisional dalam praktik komunikasi ritual pada masyarakat Muna. Landasan teori yang digunakan adalah ritual katoba, media tradisional, dan komunikasi ritual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Muna menggunakan tradisi katoba sebagai media komunikasi tradisional mereka. Tradisi ini telah memenuhi elemen dasar dalam komunikasi, serta dalam praktiknya merupakan refleksi dari komunikasi ritual. Fungsi tradisi katoba pada masyarakat Muna, yakni (1) fungsi pembawa informasi (pesan), fungsi pendidikan, dan fungsi transmisi warisan sosial.
"
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2016
384 JPKOP 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Assa Rahmawati Kabul
"ABSTRAK
Dalam masyarakat Cina tradisional ada sekelompok orang terpelajar yang disebut shenshi. Mereka adalah para penyandang gelar yang diakui oleh negara, dan dari kelompok ini pulalah diangkat para pejabat negara. Jumlah mereka yang termasuk shenshi sangat sedikit, tapi pengaruh dan kekuasaannya sangat besar. Kelompok ini mendominir kehidupan kehidupan politik, sasial dan ekonomi masyarakat Cina tra_disional. Dengan adanya hak-hak istimewa serta hubungan yang dekat dengan pemerintah, kelompok ini amat leluasa mainkan peranannya dalam masyarakat.Studi mengenai shenshi penting untuk menganalisa ma_syarakat Cina tradisional. Selain itu, studi mengenai kelompok ini masih kurang mendapat perhatian di Indonesia, antara lain karena memang belum cukup tersedia bahan-bahan sumber bacaan yang diperlukan.Karena alasan-alasan tersebut di atas, saya mencoba untuk menggambarkan kelompok shenshi ini secara umum dan menuliskannya dalam skripsi ini. Tidak lain harapan saya agar tulisan singkat ini ada manfaatnya bagi pars peminat studi masyarakat Cina, khususnya masyarakat tradisional

"
1985
S12829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Jena Bungsu
"Skripsi ini membahas makna-makna simbolik yang terdapat dalam tradisi pernikahan masyarakat Rusia dari periode Rusia Kuno sampai periode Federasi Rusia. Selain analisis makna simbolik dalam bentuk tindakan yang terdapat pada prosesi pernikahan, skripsi ini juga menganalisis makna simbolik pada benda-benda pendukung yang digunakan dalam prosesi pernikahan. Data yang dipergunakan berasal dari buku, artikel, majalah dan internet yang berhubungan dengan tradisi pernikahan masyarakat Rusia. Tradisi pernikahan masyarakat Rusia dijabarkan melalui deskripsi terhadap prosesi dan benda-benda pernikahan, sekaligus analisis dari makna simbolik yang terdapat di dalamnya. Makna-makna simbolik yang terdapat pada tindakan-tindakan dan benda-benda pada prosesi pernikahan masyarakat Rusia pada setiap periode memiliki makna harapan dan doa yang baik kepada kedua pengantin agar selalu hidup dalam kebahagiaan, kesejahteraan dan selalu dalam lindungan Tuhan.

This thesis discusses the symbolic meanings embedded in Russian society wedding traditions from the Old Russian period up to the period of the Russian Federation. In addition to analysis of symbolic meanings in the form of actions contained in the wedding procession, this paper also analyzes the symbolic meanings to objects which is used in a wedding procession. The data used comes from books, articles, magazines and internet-related wedding tradition of Russian society. Wedding traditions of Russian society are translated through the description of the procession and wedding items, as well as the analysis of symbolic meanings contained therein. Symbolic meanings contained in the actions and objects in a wedding procession at every period of Russian society has the meaning of hope and prayer to both the bride and groom in order to always live in happiness, prosperity, and always in the shelter of God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Chandrasari
"Perubahan merupakan suatu fenomena yang selalu mewarnai perjalanan sejarah setiap masyarakat dan kebudayaannya. Salah satu penyebab terjadinya perubahan adalah kehadiran modernitas dan penyesuaian akan kebutuhan hidup yang berbeda setiap saat. Pada akhirnya tradisi dan modernitas akan saling berhadapan seiring dengan perkembangan jaman.
Bali memiliki prinsip adat, budaya dan agama yang kuat. Hal ini yang membuat Bali mempunyai identitas dan karakter. Ketiganya memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Bali untuk mempertahankan tradisi. Namun dalam perjalanan waktu, tradisi dapat berubah. Kemajuan akan modernitas membutuhkan dasar budaya yang kuat dan kreatif yang berakar pada kepribadian dan identitas diri. Tanpa budaya yang mendalam modernisasi tidak akan menuju ke arah yang lebih maju, karena dapat memiliki ketergantungan dengan budaya dari luar. Kemampuan menerima perubahan adalah potensi yang penting agar nilai-nilai tradisi dapat bertahan di masyarakat.
Pamesuan merupakan salah satu wujud arsitektur tradisional Bali yang telah berkembang pesat. Pamesuan adalah pintu keluar pekarangan hunian Bali. Terdiri atas kori (pintu), undag (tangga) dan penyengker (tembok). Gejala perubahan yang terjadi dapat ditandai melalui pamesuan, baik perubahan secara bentuk, fungsi maupun makna simbolis. Dialog antara tradisi dengan modernitas akan terlihat pada perubahan pamesuan. Pamesuan dapat menjadi tanda terjadinya proses adaptasi modernitas pada tradisi Bali.

Change is a phenomenon that will always appear in the history of every society and its culture. One thing that could give change is modernity and the need to adjust. Confrontation of tradition and modernity is eventually unavoidable.
Bali has a strong custom, culture and religion principle. This gives Bali its identity and character. The presence of these three aspects is what maintained the tradition in Balinese society. Nevertheless it is not impossible for tradition to change. A strong and creative cultural foundation, rooted in personality and self identity, is the solid ground on which the development of modernity stands. Without a strong culture, modernity will not advance due to its addiction to the outside culture. So as to give survival to the value of tradition, the capability of accepting changes is a must.
Pamesuan is one of the Balinese traditional architectural forms that were rapidly developed. Pamesuan, comprised of kori (door), undag (stair) and penyengker (wall), acts as the gate in Balinese dwelling. The symptoms of change are reflected through the form, function and symbolic meaning of pamesuan. Dialogue between tradition and modernity can be seen through the transformation of the pamesuan. One can comprehend the adaptation of modernity in Bali tradition by observing the pamesuan."
2008
S48424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pamiarsih
"Jepang dan AS dikenal dunia sebagai dua negara industri maju dengan perekonomian yang sangat baik. Dan Waters mengatakan bahwa suatu perekonomian hanya bisa efisien jika perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga demikian, dan suatu perusahaan hanya bisa begitu kalau para personil dan metode bisnisnya juga efisien. Sehubungan dengan itu, dapat ditarik benang merah bahwa perekonomian kedua negara itu dapat berkembang pesat, selain karena sumber daya manusianya yang berkualitas, mereka menerapkan metode bisnis atau manajemen bisnis yang efisien. Meskipun begun, Jepang dan AS menerapkan gaya manajemen yang berbeda, salah satunya dalam hal proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipahami karena Jepang dan Amerika adalah dua negara yang mempunyai latar be]akang sosial budaya dan masyarakat yang berbeda. Tema dalam skripsi ini adalah pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan AS. Dan yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan Amerika. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengambilan keputusan dalam kedua gaya manajemen tersebut, kemudian menganalisa untuk mengetahui pengaruh masyarakat kedua negara itu terhadap proses pengambilan keputusan, dengan memakai metode deskriptif analisis. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui penganrh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen gaya Jepang dan Amerika. Ringiseido dalam manajemen gaya Jepang mempunyai ciri khas yaitn cara kerja proses pengambilan keputusan ini dilakukan secara berkelompok, dari menunjuk kepada pengambilan keputusan dengan konsensus. Hal ini terbenluk karena masyarakat Jepang adalah masyarakat berkelompok, dan masyarakat vertikal. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat sadar kelompok. Mereka mennberi perhatian utama pada harmonisasi atau wa dalam memihara keutuhan kelompok. Dan sebagai rnasyarakal vertikal yang memperhatikan jenjang hierarki, bangsa Jepang mengenal oyabun-kobuit, dan senpai-kohai kankei. Dalam hubungan ini terjadi hubungan resiprositi, yaitu atasan memberi bantuan kepada bawahannya, dan sebagai gantinya bawahan akan selalu siap untuk membantu atasannya. Hubungan seperti ini timbul karena mereka menyadari rasa saling ketergantungan di antara mereka sendiri. Sedangkan Amerika Serikat, top- down desicion making yang ada dalam, manajemen Amerika, mengutamakan kekuatan individu. Dalam perusahaan Amerika, peranan dan kemampuan individu menjadi perhatian utama untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi. Karena itu, persaingan individu di antara mereka sangat ketat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika seseorang berhasil rnenduduki posisi penting dalam perusahaan, berarti ia telah rnampu membuktikan bahwa kemampuan individunya lebih menonjol dibandingkan yang lain. Karena itu, hak untuk mernbual keputusan menjadi wilayah eksklusif bagi manajer. Dengan demikian, masyarakat suatu negara sangat menpengaruhi pembentukan gaya manajemennya. Begitu pula dengan Jepang dan Amerika, khususnya dalam hal proses pengambilan keputusan Jepang dan dengan penekanan mereka pada kelompok, lebih mengutamakan proses pengambilan keputusan secara berkelornpok pula. Berbeda dengan Amerika yang menghargai individualiame, proses pengambilan keputusan pun ditekankan pada kemampuan individu."
2000
S15437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>