Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Juliawatri
"Perkembangan teknologi dewasa ini, membutuhkan baja yang memiliki kombinasi antara kekuatan yang tinggi. Ketangguhan dan kemampuan las yang baik serta biaya produksi yang rendah. Jenis baja yang mampu menjawab tantangan diatas ialah baja HSLA sebab dengan penamhahan sejumlah kecil (<0.15 %) unsur-unsur paduan tertentu atau yang sering disebut Microalloyed, baja ini mampu menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipital serta penghalusan butir.
Pada penelitian ini akan diamati perilaku butir austenit prior yang berbeda dengan baja C-Mn biasa, dimana butir austenite prior terbentuk akan menentukan mikrostruktur. Akhir setelah canai panas. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini ialah baja H SLA 0.029 % Nb hasil coran kontinu, yang dipanaskan pada temperatur 1250°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 1 jam, 1.5 jam, 2 jam, 2.5 jam dan 3 jam.
Peningkatan waktu tahan pada baja HSLA 0,029 % Nb selama pemanasan isothermal temperatur 1250°C akan memperbesar ukuran butir austenit. Hal ini dikarenakan pada temperatur tersebut, presipitat Nb(CN) yang berfungsi menghambat pertumbuhan butir austenit telah larut seluruhnya sehingga terjadi pertumbuhan butir normal yang kontinu dan seragam. Peningkatan waktu tahan akan meningkatkan migrasi atom-atom pada batas melalui proses difusi sehingga butir akan bertambah besar.
Energi aktivasi dari pertumbuhan butir (Qgg) baja HSLA 0,029% Nb hasil coran kontinu, yang dipanaskan pada temperature 1250 °C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 1 jam, 1.5 jam, 2 jam, 2.5 jam, dan 3 jam adalah 438300 J/mol dengan nilai n= 3,05 dan konstanta A= 8,31.10 20. Nilai Qgg konstanta A dan n yang sesuai akan memperlihatkan prediksi model yang mendekati hasil pengamatan yang dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilana Puspawartaningtyas
"Kebutuhan akan baja dengan kombinasi sifat mekanis yang baik, yaitu antara lain kekuatan yang tinggi, ketangguhan, mampu las, dan ketahanan korosi yang baik semakin meningkat. Untuk itu dikembangkan baja paduan ringan, yaitu dengan penambahan sejumlah kecil (0,15%) unsur paduan tertentu yang menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengamati perilaku pertumbuhan butir austenit prior yang akan berpengaruh terhadap sifat mekanis akhir setelah proses canai panas melalui pengamatan mikrostruktur. Benda uji yang digunakan yaitu baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu, yang dipanaskan pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam. Peningkatan waktu tahan pada baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200_ akan meningkatkan ukuran butir austenit prior. Hal ini terjadi karena pada temperatur tersebut, presipitat Nb(CN) yang berfungsi menghambat pertumbuhan butir austenit telah larut seluruhnya sehingga pertumbuhan butir menjadi normal dan seragam. Peningkatan waktu tahan akan meningkatkan migrasi atom pada batas butir melalui proses difusi sehingga butir akan bertambah besar. Energi aktivasi dari pertumbuhan butir (Q) baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam sebesar 436000 J/mol dengan nilai n sebesar 4,0617 dan kostanta A sebesar 2,7145 x 1023. Nilai tersebut memperlihatkan prediksi model yang mendekati hasil pengamatan yang dilakukan.

Requirement of steel with combination of good mechanical properties, i.e. strength, toughness, weldability, and good corrosion resistant increase progressively. So that microalloyed steels are developed by addition small number (0,15%) of certain alloying element that promote good mechanical properties by precipitation strengthening and grain refinement. This research is done to study prior austenite grain growth behavior that has an effect on final mechanical properties after hot rolling process by microstructure perception. Sample is HSLA 0.037% Nb as cast, reheating at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour. With increase in holding time of HSLA 0.037% Nb steel as cast at isothermal temperature 1200°C, prior austenite grain size will increase, because at that temperature, Nb(CN) precipitate that will detract austenite grain growth have dissolve entirely so that grain growth become normal and uniform. Atom migration on grain boundary will increase with increase in holding time by diffusion so that austenite grain sizes growing larger. Activation Energy (Q) of grain growth on HSLA 0,037% Nb as cast at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour is 436000 J / mole with value of n is 4,0617 and A constant is 2,7145 x 1023. The values show prediction of model that coming near result of research that has been done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hairul Syahri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Harjanto
"Kuningan merupakan salah satu material paduan tembaga yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan sifat konduktifitas listrik dan panas yang baik, katahanan yang tinggi serta formability yang bagus serta ketahanan terhadap fatik yang tinggi. Di kalangan industri manufaktur logam proses canai adalah hal yang umum dilakukan untuk mendapatkan material dengan bentuk dan ukuran tertentu. Akan tetapi hasil dari proses ini menyebabkan perubahan sifat mekanik yang sering menadi penyebab kegagalan bila diteruskan proses pengubahan bentuk selanjutnya. Oleh karena itu, dilakukan metode canai panas dimana proses deformasi dan perlakuan panas terjadi secara bersama. Hal ini dilakukan agar diperoleh nilai kekerasan dan besar butir yang optimal untuk untuk memberikan pengaruh yang baik pada proses pengerjaan dingin selanjutnya. Dalam penelitian ini menggunakan batang kuningan yang kemudian dicanai panas pada 800ºC dengan reduksi 20% lalu dilanjutkan dengan reduksi 40%. Setelah dicanai panas, kekerasan batang kunngan dari 54 BHN menjadi 72 BHN. Pada batang kuningan tersebut terjadi partial recrystallization dengan besar butir yang tidak seragam. Dimana butir besar berukuan 71-89 μm dan butir kecil 23-37 μm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Rahmiati
"Perkembangan reknologi dewasa ini, memburuhkan baja yang memiliki kombinasi anlara kekuaran yang tinggi, kelangguhan, tahan korosi dan yang tidak kalah penring adalah lfemampuan unruk mernpertahankan kekuaran pada remperatur tinggi rerutama unluk aplikasi pada femperatur tinggi seperli Steam Reformer, dan lain sebagainya. Jenis baja yang dapa! dipililz adaiah baja Ni-based superalloy dengan menambahkan zmsur Nike! dan Chromium dalarnjumlah yang signyikan. Biasanya komposisi Nike! 34- 70 % dan Chromium 24-35 %, juga dirambah dengan paduan-paduan lain yang kecil jumlahnya seperri Niobiurn, Mofybdenum, dan siiilcon. Kandungan Nike/ yang besar sangar mempengaruhi sgfat mekanis baja ini terulama untuk mendapal/can sy'at mampu tahan terhadap kenaikan femperarur melahzi pengualan presqviral serta penghalusan butir.
Pada penelitian ini alcan diamari perilaku burir ausrenit saat pemanasan isothermal. Benda zg'i yang digunakan ialah baja Ni-based .superalloy dengan kandungan Nike! sebesar 4 - 46 % dan Chromium 30 -- 35 % yang dipanaskan pada remperalur 900 "C dengan wa/du tahan mufai dari 1, 2, 3, 4, sampai 5 jam. Peningkalan waktu tahan pada baja Ni-based superalloy selama pemanasan isothermar' pada remrnperalur 900 "C akan memperbesar ukuran butir ausrenir. Hal ini di/carenalam pada temperatur tersebur, preszpitat karbida dari paduan-paduannya yang b€lj`ll72g.\`f :mink menghamba! perrumbuhan butir austenit telah larur seluruhnya seingga mendapa!/can pertumbuhan bulir normal /continyu dan seragam. Pcningkatan waldu tahan akan meningkarkan migrasi atom-arom pada batas butir melalui proses dyizsi sehingga butir akan bertambah besar.
Energi aklivasi (Qgg) baja Ni-based superalloy, yang dzjpanaskan pada temperatur 900 “C dengan walftu tahan yang berbeda-beda, yailu I , 2, 3, 4, dan 5 jam adolah 440267 J/mol dengan nilai n = 2,805 dan konsranra A = 1,786 x 102). Nilai Qgg, konstanta n dan A yang sesuai akan memperlihatkan predilcsi model yang mendelcati hasi! pengamalan yang dlakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Wiharja
"Kuningan yang merupakan paduan tembaga yang paling utama sering digunakan untuk pengerjaan panas maupun pengerjaan dingin. Kuningan untuk pengerjaan panas biasanya terdiri dari dua fasa yaitu fasa alpha dan fasa hew. Semakin linggi fasa beta mcmmjukkan sifat pengerjaan panasnya semakin baik sedangkan semakin linggi jaxa alpha menunjukkan sifat pengerjaan dingbmya semakin baik Pada penelitian ini di!akukan anil untuk melihat pengaruh waktu anil terhadap kekerasan dan frahf valum alpha pada 2 kadar aluminum yang berbeda. Dengan dilakukan proses anil akan meningkatkan fraksi volum alpha dan memmmkan kckerasan. Perhitungan Faksi volume dilakukan dengan menggunakan standar ASTM E562-99."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Joseph
"ABSTRAK
Begitu banyaknya proses produksi yang dilakukan, begitu banyaknya detinasi produk yang akan dibuat dan begitu banyaknya sifat material yang diinginkan. Di dalam semuanya itu terdapat sebuah material yang mulai banyak dilirik oleh pangsa pasar karena sifat maupun bentuknya yang unggul namun tidak mengurangi sifat-sifat mekanisnya.
Permintaan akan material dengan kekuatan yang tinggi, ketahanan korosi, namun mudah dibentuk talah memacu pada penelitian yang lebih dalam pada baja bebas atom interstisi. Proses rekristalisasi sebagai komponen utama salam pemnentu sifat mekanis baja bebas atom interstisi menjadi objek penelitian yang begitu banyak diminati.
Proses rekristalisasi dipengaruhi oleh berbagai parameter seperti besarnya deformasi, tingkat pemanasan (temperatur tahan dan waktu tahan), kadar berbagai unsur dalam material (seperti li, l, Mn, N, dan lainnya). Pengaruhnya akan dijelaskan pada bagian studi literatur dan efek spesifik pada material lT-Steel tipe Ti-Stabilized akan dijelaskan pada bagian pembahasan.
Dengan mengetahui waktu tahan yang optimal untuk proses rekristalisasi maka akan diketahui parameter-parameter proses yang diperlukan untuk memperoleh sifat mekanis yang paling baik. Dengan menghasilkan proses rekristalisasi yang lebih cepat maka akan dihasilkan proses yang diperlukan efektif secara teknis, efisien secara ekonomis, sehingga tidak membahayakan produk secara fisik maupun financial.

"
2001
S41534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Zulfia
"Pembuatan komposit matriks logam Al-SiC dapat dilakukan dengan metode infiltrasi tanpa tekanan (PRIMEX). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ingot alumunium AC2B sebagai matrik dan 50%Vf serbuk SiC sebagai penguat yang dicampur dengan 10%wt Mg sebagai wetting agent.
Waktu tahan dan suhu pemanasan pada penelitian ini divariasikan untuk melihat pengaruh waktu tahan dan suhu pemanasan terhadap sifat mekanik dari komposit Al-SiC. Waktu tahan yang digunakan adalah 2, 5, 8, 10, dan 12 jam sedangkan suhu pemanasan yang digunakan 750, 800, 900, 1000, dan 1100°C. Komposit yang diperoleh dianalisa baik sifat mekanis seperti densitas, porosital, kekerasan, laju aus dan metalography.
Lamanya waktu tahan dan meningkatnya suhu pemanasan menghasilkan sifat mekanis yang lebih baik dari komposit logam Al/SiC tersebut, dan ditemukan bahwa kondisi optimum untuk mendapatkan sifat mekanis yang baik adalah pada kondisi waktu tahan 10 jam dan suhu pemanasan 1000°C.

Effect of Firing Temperature and Holding Time on Characterization of Al/SiC Metal Matrix Composites Produced by Pressureless Infiltration. The production of Al-SiC metal matrix composite can be carried out by pressureless metal infiltration processs (PRIMEX). The experiment was conducted using aluminium AC2B ingot as a matrix and 50%Vf SiC powder as a reinforcement which is mixed with 10% Mg powder for wetting agent.
The variables of this experiment are holding time and firing temperature to investigate the effect of these conditions on mechanical properties of Al-SiC metal matrix composites. Holding time was conducted for 2,5,8,10,12 hours and firing temperatures was 750, 800, 900, 1000, 1100°C respectively.. The composites produced are analysed both mechanical properties and metalography such as densities, porosities, hardness, as well as wear rate.
The results showed that the longer holding time and increasing firing temperature will increase mechanical properties of Al-SiC metal matrix composites, and it is found that the optimum mechanical properties at 1000°C for 10 hour."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tanny Megah Lestari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>