Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Uliana
"Komponen otomotif dengan menggunakan paduan aluminium AA 333 yang mempimyai densitas rendah sebagai solusi dari permasalahan penggunaan energi dan polusi gas buang kendaracm harus memenuhi permintaan lain, yaitu dengan memperhatikan kekerasan dan kekuatan. Peningkatan kekerasan dan kekuatan mi dapat dicapai salah satunya dengan proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian ini adalah proses perlakuan panas T6 (artifcial aging), yang meliputi tahapan : solution treatment pada temperatur 525 ?C selama 8 jam, quenching dan pengerasan presipitat pada selama 5 jam. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi temperatur pengerasan presipitat yaitu 110, ISO, 180, 200 dan 250 ?C, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahva proses pengerasan presipitat selama 5 jam menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fasa: matriks a-Al. silikon primer, eutektik Al-CuAl:, dan Al15(Fe,Mn)3Si2-"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Juwita
"Penggunaan paduan alumunium AA 333 sebagai komponen otomotif semakin berkembang bersamaan dengan semakin berkembangnya keinginan untuk mengurangi berat dari komponen yang digunakan. Dengan mengurangi berat dari komponen maka pengunaan bahan bakar dan emisi gas buangannya juga dapat dikurangi. Namun paduan AA 333 as-cast masih memiliki sifat mekanis yang rendah sehingga diperlukan proses lain untuk meningkatkan kekerasannya, salah satunya melalui proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian mi adalah proses perlakuan panas T6 (artifcial aging), yang meliputi tahapan : solution treatment pada temperatur 525°C selama 8 jam, quenching dan atificial aging pada temperatur 180°C. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi waktu aging yaitu 25 menit, 1 jam, 5 jam, 8 jam dan 16 jam, sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses artificial aging pada temperatur 180°C menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fasa: matrik ?-Al, silikon primer, eutektik Al-Al"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan paduan aluminium AA 333 sebagai komponen otomotif semakin berkembang bersamaan dengan semakin berkembangnya keinginan untuk mengurangi berat dari komponen yang digunakan. Namun paduan aluminium AA 333 as-cast masih memiliki sifat mekanis yang rendah sehingga diperlukan proses lain untuk meningkatkan kekerasannya, salah satunya melalui proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian ini adalah proses perlakuan panas T6 (artificial aging), yang meliputi tahapan: solution treatment pada temperatur 525°C selama 8 jam, quenching dan proses aging. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi waktu aging (temperatur 180°C), yaitu 25 menit, 1 jam, 5 jam, 8 jam dan 16 jam dan variasi temperatur aging (waktu aging 5 jam), yaitu 110°C, 150°C, 180°C, 200°C, 250°C. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan aluminium AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aging temperatur 180°C menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fase: matrik α-Al, silikon primer, eutektik Al-Al2Cu dan Al15(Fe,Mn)3Si2 dan menyebabkan peningkatan kekerasan paduan aluminium AA 333, dari kondisi as-cast, asquench, dan waktu aging 25 menit, 1 jam, 5 jam, 8 jam dan 16 jam. Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa proses aging selama 5 jam juga menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fase. Waktu aging (pada temperatur 180°C) selama 8 jam dan temperatur aging (selama 5 jam) pada 180°C merupakan waktu yang paling optimum untuk memperoleh kombinasi yang terbaik dari distribusi fase, yang tersebar merata dalam matrik kaya Al, dan ukuran dari masing-masing fase sehingga menghasilkan nilai kekerasan yang tertinggi."
Lengkap +
Surabaya; Depok: Universitas Kristen Petra Surabaya; Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Aritira
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pemenuhan standar nilai kekerasan yang ditetapkan oleh PT X. Fakta bahwa nilai kekerasan as cast paduan proses Low Pressure Die Casting yang rendah (dibawah standar yang teah ditetapkan perusahaan), menyebabkan proses machining komponen cor tersebut menjadi inefisien. Inefisiensi ini menyebahkan pemakaian tool lebih pendek dan keakuratan dimensi hasil machining berkurang.
Proses peningkatan kekerasan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Proses pengerasan dalam penelitian ini dilakukan dengan precipitation hardening, sebuah proses pengerasan yang meliputi tahapan: solution treatment, quenching dan aging. Dalam penelitian ini dilakukan artificial aging dengan temperature 15℃ dan 75℃, selama 1-5 jam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh proses pengerasan yang dilakukan terhadap nilai kekerasan dan perubahan mikrostruktur yang terjadi pada paduan, serta rekomendasi kepada PT. X untuk memilih alur proses pengerasan yang tepat.
Hasil penelitian dengan proses aging 155℃ dan 175℃ selama 1-5 jam memberikan nilai kekerasan maksimum sebesar 31,2 HRB dan 40,5 HRB. Perubahan mikrostruktur selama aging secara mikroskopik tidak dapat diamati dengan mikroskop optic, karena kontribusi kekuatan yang diberikan oleh endapan yang terbentuk selama aging terjadi dalam submikroskopik."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iman Sumantri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hermanto
"Canai Panas pada paduan aluminium merupakan proses antara pengecoran dan proses canai dingin, yang merupakan bagian bagian dari proses pengubahan bentuk. Pada penelitian ini canai panas dibatasi dua variabel, yaitu temperatur pengerolan dan persen reduksi dengan pembahasan pada kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan maksimum dengan menggunakan metode Brinell tenjadi pada suhu proses 350°C dengan 50 % reduksi baik untuk material Aluminium 2024 maupun Al 7075. Untuk material Al 2024 kekerasan tertinggi adalah 94.4 Kg/mm2. Sedangkan untuk Material Al 7075 kekerasan tertinggi adalah 105 .48 Kg/mm2. Temperatur optimum untuk proses canai panas Al 2024 dan Al 7075 adalah pada temperatur 400°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desrilia Nursyifaulkhair
"Paduan Al-Zn-Mg (Seri 7xxx) telah banyak dikembangkan dalam berbagai aplikasi, terutama dalam industri penerbangan sebab memiliki kekerasan yang tinggi sementara densitasnya rendah. Paduan tersebut umumnya diperkuat melalui perlakuan penuaan, di mana terjadi difusi atom-atom Zn dan Mg dari larutan padat sangat jenuh sehingga terbentuk presipitat metastabil. Selain itu, paduan dapat diperkuat pula dengan penambahan Ti yang akan memperhalus butir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ti dalam penguatan presipitasi paduan Al-5.1Zn-1.8Mg-0.4Ti (% berat) pada berbagai temperatur.
Paduan ini dibuat dengan proses squeeze casting. Kemudian dilakukan homogenisasi pada temperatur 400 oC selama 4 jam dan laku pelarutan pada 440 oC selama 1 jam yang dilanjutkan dengan pencelupan air hingga temperatur ruang. Penuaan dilakukan pada temperatur 90, 130 dan 200 oC selama 200 jam. Untuk mengetahui respon penuaan, dilakukan pengujian kekerasan Rockwell, sementara itu perubahan struktur mikro diamati dengan menggunakan Mikroskop Optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi dihasilkan setelah penuaan di temperatur 90 oC, bahkan pada temperatur ini, kekerasan terus meningkat setelah 200 jam. Semakin tinggi temperatur penuaan, semakin rendah kekerasan puncak yang dihasilkan, tapi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kekerasan puncak akan berkurang. Penambahan Ti diketahui dapat menahan penguatan dengan memperlambat kinetika presipitasi melalui penurunan jumlah kekosongan kompleks zat terlarut. Urutan presipitasi yang terbentuk adalah GP zone  ƞ?  ƞ (MgZn2).

Al-Zn-Mg alloys (7xxx series Al alloys) have been widely used in many applications, especially in aerospace industry because of their high strength and low density. These alloys are commmonly hardened upon ageing treatment, in which diffusion of Zn and Mg atoms from super saturated solid solution results in formation of metastable precipitates. To further increase the strength of the alloys, Ti is added to decrease the grain size. The objective of this study is to investigate the role of Ti in the precipitation strengthening of Al-5Zn-1.8Mg-0.4Ti (wt.%) alloy.
The alloy was fabricated by squeeze casting process. Then, the alloy was homogenized at 400 oC for 4 hours. Subsequent solution treatment was employed at 440 oC for 1 hour and followed by water quenching to room temperature. The ageing was conducted at 90, 130 and 200 oC for 200 hours. The ageing response was followed by Rockwell hardness testing, while the microstructural evolution was observed by using Optical Microscope (OM) and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS).
The results showed that the highest hardness was achieved after ageing at 90 oC, and even at this temperature, the hardness remained increase after 200 h of ageing. The higher the ageing temperature, the lower the achieved peak hardness but the time needed to peak hardness reduced. Addition of Ti retarded the strengthening by slowering kinetics of precipitation through decreasing number of solute-vacancy complexes. The suggested major precipitation sequence was GP zones  ƞ?  ƞ (MgZn2).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>