Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Ihsan Budi R
"Polipropilen merupakan polimer hidrokarbon linier yang dibuat dengan cara melakukan polimerisasi adisi pada gas propilen. PP terdiri atas rantai-rantai molekul dari sejumlah propilen. Polipropilen merupakan salah satu polimer yang paling banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dari pengujian ini akan dipelajari kondisi proses pembuatan plastic film polipropilen dan sifat mekanis PP yang penting terkait dengan aplikasinya sebagai kemasan. Pengujian sifat mekanis terhadap PP, yaitu kekuatan tarik, sobek dan impak terhadap PP A, B dan C dilakukan untuk membandingkan karakteristik mekanis ketiga PP ini. Penelitian yang dilakukan akan memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanis polipropilen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain viskositas, kristalinitas, berat molekul PP. Kondisi operasi permesinan plastic film yang diterapkan adalah kondisi standar operasi permesinan PP A. Kondisi operasi yang diterapkan pada PP sangat berpengaruh terhadap kinerja PP. MFR yang terendah adalah PP C sebesar 6.7 + 0.38 gram/10 menit. PP C her ada pada kondisi operasi yang tidak tepat karena saat permesinan plastic filmnya menggunakan kondisi operasi standar PP A yang mempunyai MFR 9.97+0.05 gram/10 menit.
Dari pengujian mekanis, PP B memiliki kuat tarik 240+20 kg/cm_ saat yield dan 544+45kg/cm_ saatputus dan kuat sobek 53.50 _ 5.12 gram/mil yang tertinggi dibandingkan PP A dan C. Kekuatan impak yang tinggi tidak selalu berkaitan dengan kristalinitasnya yang rendah tapi juga elongasi. PP B mempunyai kristalinitas yang tinggi tapi juga mempunyai kuat impak tinggi karena ketangguhannya yang disebabkan oleh elongasinya lebih dari 600 %. Nilai impak yang tinggi dari PP C dengan impact failure weight 35 gram disebabkan karena kristalinitas yang rendah. Aditifantiblocking danfriksi hanya mempengaruhi sifat lekatan lapisan film pada PP A, B dan C dan tidak berpengaruh terhadap sifat mekanis PP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adhi R.
"Polipropilen (PP) merupakan salah satu polimer yang paling banyak digunakan dalam aplikasi plastik kemasan. Ini karena sifat-sifat polipropilen memiliki banyak keunggulan yaitu dalam hal sifat optis dan mekanisnya. Perkembangan plastik kemasan yang pesat juga akan membutuhkan kualitas yang sesuai dengan aplikasinya. Oleh karena itu perlu diketahui sifat-sifat yang ada pada salah satu polipropilen (PP) yang ada di Indonesia. Penetitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat optis berupa keburaman (haze) dan sifat mekanis pada polipropilen (PP) A dan polipropilen (PP) B sehingga dapat dilihat hubungan yang didapatkan antara kedua sifat tersebut. Penelitian ini menggunakan PP dengan jenis dan komposisi aditif sama yaitu stabilator panas (AE) 4 %; stabilator panas (AJ) 4 %; pelumas (AH) 5 %; syntetic hydrotalcite (HD) 3 %; slip agent (SB) 14 %; antiblocking (SC) 8 %. Pembuatan plastik film juga dilakukan dengan kondisi operasi yang sama dengan menggunakan alat blown tubular film. Perbedaan antara PP A dan PP B hanyalah pada operasi pembuatan yang berbeda pada saat proses polimerisasi dan pencampuran dengan aditif hingga menjadi pellet. Dari hal tersebut, trnmyata didapatkan hasil pengujian yang berbeda-beda untuk PP A dan PP B.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa PP B memiliki keburaman yang lebih tinggi '(8%) dari PP A (2,7%) pada plastik film. Ini berarti PP B memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan PP A dan membuat kekuatan tank (MD) PP B (199,14 kg/cm2) lebih tinggi dari PP A (173,5 kg/cm_) tetapi pertambahan panjang dan ketahanan impak PP B (456% dan 21,5 gr) lebih rendah dari PP A (539% dan 21,91 gr). Pada pengujian SEM, kondisi operasi mempengaruhi kelarutan aditif dalam matriks polimer. Kelarutan aditif yang rendah pada matriks atau tidak larut sempuma pada PP B membuat nilai kekuatan tank PP B lebih tinggi dibandingkan dengan PP A. Aditif yang tidak larut sempuma membentuk gumpalan yang menyebabkan sinar berhamburan ketika melewafi plastik film sehingga keburaman pada PP B lebih tinggi dari PP A. Aditif yang tidak larut sempuma menyebabkan plastik film pada PP B mempunyai nilai pengujian blocking dan koefisien friksi (TD : 0,01500 gr; MD: 0,01900 gr dan us: 0,4141; _k: 0,2618) yang lebih rendah dibandingkan dengan PP A (TD : 0,05030 gr; MD: 0,04900 gr dan _s: 0.6243; uk: 0,4212)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epson Ray Kinko
"Konsumsi polimer dalam jumlah besar, menekan industri polimer untuk menghemat bahan baku material dan mempercepat laju produksi. MFC berbasis serat alam telah dipelajari mampu memperbaiki sifat dan kecepatan laju proses dari polimer. Indonesia sebagai negara agraris memiliki banyak sumber serat alam, salah satunya serat ijuk. Melalui proses perlakuan, serat alam diproses hingga didapatkan MFC yang akan dipelajari sifatnya sebagai agen penukleasi didalam polimer polipropilena jenis kopolimer impak. Dengan penambahan MFC, dapat meningkatkan 2% kristalinitas dan kecepatan kristalinitas hingga 12 detik. Penelitian ini menitik beratkan pada kemampuan kristalinitas dari PP setelah ditambahakan MFC.

Polymer comsumption in large scale, pushing polymer industry to reduce consumption of base material and increasing production time. ?Ijuk? based MFC has been studied can improve quality and accelerate process on PP. Indonesia as a maritime nation had many kind land riches, the one is ?ijuk? fiber. By conditioning process, ?ijuk? fiber made into MFC than have good bonding and will be studied his properties as nucleating agent on polymer polypropylene copolymer impact. With addiction of
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S36319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Aryanti
"Telah dilakukan modifikasi serat polipropilen dengan asam akrilat supaya dapat dipergunakan untuk penukar kation. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan serat yang dapat menukar ion logam dalam larutan ;dengan kapasitas tinggi.
Kopolimerisasi cangkok asam akrilat pada serat polipropilen dilakukan dengan metode peroksidasi menggunakan sinar dari sumber Co-60. Pengaruh beberapa faktor terhadap kadar pencangkokan dipelajari dengan memvariasikan dosis total iradiasil, temperatur dan waktu pencangkokan serta konsentrasi monomer. Variasi laju dosis dilakukan untuk mengetahui kecepatan pencangkokan. Terjadinya pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen diamati pada spektrum infra merah, dan kestabilan termal serat polipropilen sebelum dan sesudah pencangkokan (PP-g-AAc) diamati dengan Thermogravimetric Analysis (TGA). Rapasitas penukaran serat PP-g-AAc terhadap ion logam dalam larutan diperiksa dengan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa makin tinggi dosis total dan konsentrasi monomer makin tinggi kadar pencangkokan. Dari variasi temperatur dan waktu pencangkokan diperoleh energi pengaktivan pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen sebesar 5,031 kcal/mol. Pengamatan terhadap hubungan laju dosis dengan kecepatan pencangkokan diperoleh persamaan RP = C I0,8 yang berarti pada reaksi pencangkokan di samping terjadi kopolimer cangkok terjadi pula homopolimer asampoll akrilat. Pengamatan pada spektra infra merah membuktikan terjadinya pencangkokan pada bagian amorf serat. Serat PP-g-AAc yang dihasilkan mempunyai kapasitas penukaran untuk ion Cu2+ adalah sebesar 3,14 mek/g.

Graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fiber (PP) has been studied by preirradiation technique using co" gamma rays source. The preirradiated PP was treated with acrylic acid solution and heated at various temperature and period under nitrogen atmosphere. The percentage of grafting was determined and evaluated as function of total dose, reaction time, temperature and monomer concentration. The rate of grafting was studied as the function of dose rate. The grafted PP was characterized by IR spectroscopy TGA (Thermogravimetry Analysis) and the exchange capacity towards Cu(II).
From the results the activation energy calculated is 5,031 kcal/mol. The rate of grafting follow the equation of Rp = CI0'8 which is indicate that the grafting mechanism should through bimolecular mechanism. IR spectra shows that the monomer grafted on the amorf part of PP. The exchange capacity of PP-g-AAc prepared for Cu(II) is 3,14 meq/g.;Graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fiber (PP) has been studied by preirradiation technique using co" gamma rays source. The preirradiated PP was treated with acrylic acid solution and heated at various temperature and period under nitrogen atmosphere. The percentage of grafting was determined and evaluated as function of total dose, reaction time, temperature and monomer concentration. The rate of grafting was studied as the function of dose rate. The grafted PP was characterized by IR spectroscopy TGA (Thermogravimetry Analysis) and the exchange capacity towards Cu(II).
From the results the activation energy calculated is 5,031 kcal/mol. The rate of grafting follow the equation of Rp = CI0'8 which is indicate that the grafting mechanism should through bimolecular mechanism. IR spectra shows that the monomer grafted on the amorf part of PP. The exchange capacity of PP-g-AAc prepared for Cu(II) is 3,14 meq/g.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Calvin
"Plastik merupakan material yang mengalami perkembangan pesat 30 tahun terakhir ini. Namun sifatnya yang kurang kuat untuk aplikasi tertentu mengharuskan plastik dibuat menjadi komposit. Berbagai penguat sintetis tersedia seperti serat kaca namun harga serat kaca yang mahal dan sifatnya yang tidak ramah lingkungan membuat penggunaan material yang lebih murah dan ramah lingkungan sangat digencarkan. Komposit matriks polimer dengan penguat serat alam atau natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), sering hanya disebut natural fiber composites (NFC) menjadi solusinya.
Dalam penelitian ini digunakan serat alam sorgum yang berasal dari dalam negeri dan bagian yang digunakan merupakan produk sampingan dari tanaman sorgum. Proses preparasi serat sorgum diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitasnya dengan matriks polipropilen (PP). Alkalinisasi-termal menjadi metode yang dipakai dalam melakukan preparasi serat dan hasilnya setelah dilakukan proses ini serat memiliki mekanisme mechanical bonding (interlocking) dengan PP. Kemudian pengaruh temperatur pencampuran PP dan sorgum dengan variasi 160°C, 170°C, 180°C, serta komposisi serat dengan variasi 5%, 10%, dan 15% dipelajari perilaku mekanis dan morfologinya. Hasil yang didapatkan variasi yang optimum yaitu pada temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 15% memiliki kekuatan tarik mencapai 20,2 MPa dan modulus elastis 547 MPa serta temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 5% memiliki elongasi 36,4 MPa.

Plastic is a material that has experienced rapid development in the last 30 years. But its nature is less strong for certain applications, requiring plastic to be made into composites. Various synthetic reinforcements are available such as glass fiber but the expensive price of glass fiber and its environmentally unfriendly nature making the usage of cheaper and environmentally friendly materials highly intensified. Polymer matrix composites with natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), often just called natural fiber composites (NFC), are the solution.
In this study, natural sorghum fibers originating from within the country were used and the used parts were by-products of sorghum plants. The preparation process of sorghum fibers is needed to improve its compatibility with the polypropylene (PP) matrix. Thermal-alkalinization is the method used in conducting fiber preparation and the results after this process the fibers have mechanical bonding (interlocking) mechanism with PP. Then the effect of PP and sorghum mixing temperature with variations of 160°C, 170°C, 180°C, and fiber composition with variations of 5%, 10%, and 15% on mechanical and morphological behavior were studied. The optimum result is obtained at mixing temperature of 170°C and 15% fiber composition that have tensile strength reaching 20,2 MPa and elastic modulus of 547 MPa also at mixing temperature of 170°C and 5% fiber composition have elongation of 36,4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Lailani
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dibuat PMCs (Polymer Matrix Composites), menggunakan polipropilena (PP) sebagai matriks dan serat kenaf sebagai penguat. Polipropilena dan serat kenaf memiliki sifat permukaan yang berbeda, sehingga kompatibilitas antara keduanya buruk. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi permukaan serat kenaf dengan metode alkalinisasi. Proses alkalinisasi dilakukan dengan merendam serat kenaf pada larutan NaOH 6% selama 8 jam. Selanjutnya pencampuran PP dan serat kenaf menggunakan metode hot melt mixing. Pengaruh komposisi serat, temperatur pencampuran, dan waktu pencampuran pada pembuatan komposit PP-kenaf dianalisa pada penelitian ini. Hasil pengujian menunjukan bahwa kekuatan tarik komposit PP-5%kenaf lebih baik dibanding kekuatan tarik PP. Namun, pada komposisi serat 15% fraksi massa mulai terjadi penurunan kekuatan tarik komposit. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah void dan fenomena fiber pull out seiring penambahan komposisi serat kenaf. Peningkatan komposisi serat juga menurunkan kristalinitas dan kestabilan termal pada komposit. Temperatur pencampuran divariasikan 170oC, 180oC, dan 190oC. Peningkatan temperatur pencampuran akan menghasilkan distribusi dan dispersi serat yang baik. Sehingga dengan temperatur pencampuran 190oC dihasilkan kekuatan tarik, kristalinitas, dan kestabilan termal optimal pada komposit. Waktu pencampuran divariasikan 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Semakin lama proses pencampuran akan semakin optimal pula distribusi dan dispersi serat pada matriks, sehingga kekuatan tarik komposit makin meningkat.
ABSTRACT
In this research PMCs (Polymer Matrix Composites) was made, using polypropylene as matrix and kenaf fiber as reinforcement. PP and kenaf fiber have different surface properties, so that the compatibility between the two gets worse. Therefore, modification of kenaf fiber surface is carried out with alkaline treatment. The process of alkaline treatment is done by soaking the kenaf fiber in 6% NaOH solution for 8 hours. Then do the mixing process between PP and kenaf fiber using hot melt mixing method. The influence of fiber composition, temperature mixing, and time mixing on manufacture of composites were analyzed on this research. The test results showed that the tensile strength of PP-5%kenaf composite better than the tensile strength of PP. However, the composite with 15% fiber mass fraction decreased tensile strength. This was caused by the growing number of voids and fiber pull out phenomena over the addition of kenaf fiber composition. The increase of fiber composition also lowers the crystallinity and thermal stability on the PP-kenaf composite. Mixing temperature varied 170oC, 180oC, and 190oC. The increase of temperature mixing will produce good distribution and dispersion of fiber. So that on 190°C mixing temperature resulting composite with optimal tensile strength , crystallinity , and thermal stability. The mixing time varied for 10 minutes, 15 minutes, and 20 minutes. The longer the mixing process will resulting good dispersion and distribution, so that the composite tensile strength was increased."
2015
S58212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Enyta
"Polipropilena (PP) merupakan polimer termoplastik yang banyak digunakan. PP memiliki densitas yang rendah, mudah diproses, dapat didaur ulang, dan relatif murah, tetapi kekuatan tariknya rendah. Penggabungan PP dengan serat kenaf dapat meningkatkan sifat mekanik PP. Namun, PP dan serat kenaf memiliki kompatibilitas yang rendah. Oleh karena itu, serat kenaf diberi perlakuan pemutihan dengan NaClO 1% selama 2 jam pada temperatur ruang. Serat dikarakterisasi dengan FTIR, FESEM, dan uji tarik. Pemutihan menurunkan kandungan hemiselulosa, lignin, dan zat pengotor pada permukaan serat serta meningkatkan kekuatan tarik serat. Proses pencampuran PP dan serat kenaf dilakukan dengan metode hot melt mixing. Pencampuran dilakukan dengan komposisi serat 5% hingga 25% fraksi massa, temperatur 170oC hingga 190oC, dan waktu 10 menit hingga 20 menit. Komposit dikarakterisasi dengan FESEM, uji tarik, dan STA. Penambahan serat 5% fraksi massa menghasilkan komposit dengan kekuatan tarik, kristalinitas, dan kestabilan termal yang paling tinggi. Temperatur pencampuran 190oC menghasilkan komposit dengan kekuatan tarik, kristalinitas, dan kestabilan termal yang paling tinggi. Waktu pencampuran 20 menit menghasilkan komposit dengan kekuatan tarik paling tinggi.

PP is a thermoplastic polymer which is widely used. PP has low density, easily processed, can be recycled, and relatively inexpensive, but has low tensile strength. Synthesis PP with kenaf fiber can improve the mechanical properties of PP. However, PP and kenaf fiber have low compatibility. Therefore, kenaf fiber treated by bleaching with NaClO 1% for 2 hours in room temperature. Fiber characterized by FTIR, FESEM, and tensile test. Bleaching reduces hemicellulose, lignin, and impurities on the fiber surface and increase the tensile strength of fiber. PP and kenaf fiber mixing is done by hot melt mixing method. Mixing is done with fiber composition of 5% to 25% mass fraction, temperature of 170oC to 190oC, and time of 10 minutes to 20 minutes. Composites characterized by FESEM, tensile test, and STA. The addition 5% mass fraction of fiber results a composite with the highest tensile strength, crystallinity, and thermal stability. Mixing temperature of 190oC results a composite with the highest tensile strength, crystallinity, and thermal stability. Mixing time of 20 minutes results a composite with the highest tensile strength.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq
"ABSTRAK
Penelitian ini fokus pada peningkatan sifat mekanis Polipropilena impak kopolimer (PP) dengan menggunakan serat ijuk yang telah dimodifikasi. Modifikasi serat ijuk dilakukan dengan menggunakan proses alkalinisasi dan pemutihan. Proses tersebut bertujuan untuk meningkatkan kristalinitas dan kompatibilitas serat ijuk terhadap matriks PP. Pembuatan komposit PP-ijuk dilakukan menggunakan metode pencampuran lelehan panas untuk selanjutnya di cetak sesuai spesifikasi sampel uji sifat mekanis. Proses pencampuran dilakukan selama 15 menit dan dipelajari dua variabel utama, yakni variasi kadar serat ijuk (1%, 3%, 5%) dan variasi temperatur pencampuran (160⁰C dan 165⁰C). Komposit yang terbentuk selanjutnya dilakukan pengujian STA dan UTM. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa peningkatan sifat mekanis yang optimal didapatkan pada percobaan menggunakan serat ijuk 1% dan suhu pencampuran 160⁰C. pada sampel tersebut teramati penambahan nilai kuat tarik hampir mencapai 1 Mpa. Hasil percobaan mengindikasikan bahwa serat ijuk hasil modifikasi dapat digunakan sebagai filler untuk meningkatkan sifat mekanis PP. Kondisi utama yang paling mempengaruhi peran positif serat ijuk adalah distribusi dan dispersi.

ABSTRACT
This research focused on the employment of modificated ?ijuk? fibers as fillers to improve the mechanical properties of polypropylene impact copolymer (PP). Ijuk fibers are processed through alkali treatment and bleaching. Those processes are intended to improve the crystalinity and compatibility of ?ijuk? fibers to matrix PP. Afterwards, PP-ijuk composite is made by using rheomixing and subsequently casted in satisfactory to meet the requirements as standard sample for tensile strength testing. Rheomixing was conducted for 15 minutes in different concentration of ?ijuk? fibers (1%, 3%, 5%) and temperature (160⁰C dan 165⁰C). STA and UTM were used to observe the properties of the composite. From the results, can be concluded that the optimal condition to improve the mechanical properties of PP is obtained in the condition of 1% ?ijuk? fibers and 160⁰C mixing temperature. These condition were successfully improved the tensile strength of PP by 1 Mpa. The experiments indicated that modificated ?ijuk? fibers can be used as filler to increase the mechanical properties of PP. Distribution and dispertion were attributed as the main factors which influenced the processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Chandra
"Beton sebagai material konstruksi dikenal getas (brittle) dan lemah terhadap tarik dibandingkan dengan material baja. Penelitian para ahli menunjukkan peningkatan daktilitas beton melalui penambahan serat pada material beton. Salah satu jenis serat yang sering digunakan adalah serat Polypropylene (PP), yang juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gelas kemasan air mineral. Berangkat dari peningkatan jumlah limbah gelas plastik, maka penggunaannya sebagai material tambahan pada beton diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah perkotaan, dan dalam jangka panjang diharapkan dapat mengurangi biaya pembangunan rumah tinggal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari efektifitas penggunaan cacahan limbah plastik PP terhadap peningkatan kuat tarik dan kuat lentur beton normal (fc' = 25 MPa). Kadar cacahan PP yang ditambahkan pada beton normal adalah 0,90; 1,35; 1,80; 2,25; 2,70; 4,50; 6,30; 9,00; 18,00 dan 27,00 kg/m3 atau dalam volume fraksi adalah 0,10; 0,15 0,20 ; 0,25; 0.30; 0,50; 0,70; 1,00; 2,00 dan 3,00% untuk pengujian kuat tarik yang dilakukan pada benda uji umur 7 dan 28 hari, serta 0,90; 1,35; 1,80; 2,25; 2,70; 4,50; 6,30; dan 9,00 kg/m3 atau dalam volume fraksi adalah 0,10; 0,15 0,20 ; 0,25; 0.30; 0,50; 0,70 dan 1,00% untuk pengujian kuat lentur yang dilakukan pada benda uji umur 28 hari.
Percobaan pembebanan yang dilakukan meliputi pembebanan tarik belah, pembebanan lentur dan modulus elastisitas. Benda uji untuk pengujian tarikbelah dan modulus elastisitas adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan benda uji percobaan pembebanan lentur adalah balok 10x10x55 cm3.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan dianalisa secara statistik kuantitatif dan kualitatif.. Metode Analisis Rancang Campur yang digunakan adalah Metode US. Bureau. Benda Uji dibuat di Laboratorium Bahan Departemen Sipil FTUI. Standar Uji yang digunakan baik untuk pengujian material dasar, beton muda dan beton yang sudah mengeras
mengacu pada Standar ASTM.
Penambahan jumlah cacahan plastik polypropylene pada kadar tertentu akan menurunkan workabilitas dari beton, hal ini ditunjukkan dengan penurunan slump beton seiring dengan peningkatan kadar cacahan.
Dari Hasil Pengujian didapat, penambahan cacahan plastik polypropylene secara umum tidak memiliki pengaruh yang berarti pada tegangan tarik beton normal. Peningkatan paling besar terjadi pada benda uji kadar 0,3% umur 7 hari, yaitu sebesar 10,989%; dengan tegangan tarik berkisar antara 0,456 - 0,648 √ ? ' c. Hal ini secara umum diakibatkan karena ikatan atau gaya adhesi antara cacahan dengan matriks beton lebih lemah dari gaya kohesi antara matriks beton itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan uji tarik belah, dimana cacahan plastik pada benda uji yang terbelah tidak putus akibat pembebanan, melainkan masih tersambung, sedangkan material.
Sedangkan Penambahan cacahan plastik polypropylene secara umum meningkatkan tegangan tarik lentur beton normal. Peningkatan paling besar terjadi pada benda uji kadar 0,7% umur 28 hari, yaitu sebesar 17,098%; dengan tegangan tarik lentur berkisar antara 0,853 - 1,056 √ ? & c.

Concrete as construction material is known brittle and possess relatively weak tensile strength, compared to steel material. Experiments done by the experts shows an improvement in ductility of concrete by adding fiber to concrete material. One of the fibers that often used is Polypropylene (PP) fiber, which also used as a raw material in mineral water plastic glass manufacture. The increase of
amount of plastic glass waste, gives an idea to use it as an addition material in concrete. It expects decrease the urban waste problem, and in long term, to reduce the cost to build a house.
The purpose of this experiment is to study the effect of usage of PP plastic waste in tensile and flexural strength of normal concrete with fc? 25 MPa. The amount of crushed PP added to normal concrete are 0,90; 1,35; 1,80; 2,25; 2,70; 4,50; 6,30; 9,00; 18,00 and 27,00 kg/m3 or in fraction volume are 0,10; 0,15 0,20 ; 0,25; 0.30; 0,50; 0,70; 1,00; 2,00 and 3,00% for tensile strentgh test which done in age 7 and 28 days, also 0,90; 1,35; 1,80; 2,25; 2,70; 4,50; 6,30; and 9,00 kg/m3 or in fraction volume are 0,10; 0,15 0,20 ; 0,25; 0.30; 0,50; 0,70 and 1,00% for flexural strentgh test which done in age 28 days.
The test is consist of splitting tensile test, flexural test and modulus elasticity test. The sample for tensile and modulus elasticity test is cylinder with 15 cm diameter and 30 cm height, as for the flexural test is beam with size 10x10x55 cm3.
In this experiment the experimental method will be used, where the experiment done to collect data, and the data will be analyzed quantitative and qualitative statistically. The Mix Design Method used is US. Bureau Method. The sample will be made in Material Laboratory, Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia. The Standard to test the constituent materials, fresh concrete and hard concrete is based on ASTM Method.
The addition of crushed polypropylene plastic in specific amount will decrease the workability of concrete, shown by the decrease of concrete?s slump as the increase of crushed plastic amount.
The Test shows that the addition of crushed polypropylene plastic will not influence the tensile stress of normal concrete, generally. The highest increase happened in volume fraction 0.3% age 7 days, with 10.989%; and the tensile strengths have range from 0.456 - 0.648 √ ? & c. . This is generally because the bond or adhesion between the plastic and matrix is weaker then the cohesion of the matrix itself. It is proved by the splitting tensile test, where the plastics are do not yield by the loading, as for the aggregates are crushed by the loading.
As for the flexural tensile stress, it tends to increase. The highest increase, happened in volume fraction 0.7% age 28 days, with 17.098%; and the flexural strengths have range from 0.853 - 1.056 √ ? & c."
2008
S35339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Maya Rosa
"Peningkatan perhatian global mengenai masalah lingkungan dan sustainability terkait dengan pelestarian sumber daya alam tak terbarukan telah mendorong upaya untuk mengembangkan bahan dan produk ramah lingkungan baru berdasarkan sumber daya alam yang terbarukan. Serat sorgum memiliki potensi untuk dijadikan penguat komposit karena memiliki sifat mekanis yang baik, ramah lingkungan, murah. Pada studi ini komposit polipropilen-sorgum dibuat dengan rheomix pada temperatur 160Oc, kecepatan 50 rpm dengan variasi komposisi serat 5%, 10%, 15% serta variasi waktu pencampuran 5 menit, 7.5 menit, dan 10 menit. Sifat mekanis komposit polipropilen-sorgum dipengaruhi mechanical interlockpada interfaceserat dengan matriks polipropilen. Modifikasi alkalinasi-termal dengan NaOH 5% dan waktu kukus bertekanan selama 3 menit dilakukan untuk mengubah hidrofobisitas serat sorgum dan memperbaiki ikatan antara matriks polipropilen dengan serat sorgum.
Diperoleh bahwa modulus young komposit polipropilen-sorgum menaik dengan penambahan serat dan penambahan waktu pencampuran, Ultimate Tensile Strength komposit polipropilen-sorgum menurun setelah melewati batas optimum komposisi serat dan menaik dengan penambahan waktu pencampuran. Sifat elastisitas komposit polipropilen-sorgum berkurang seiring penambahan komposisi serat dan penambahan waktu pencampuran. Hubungan antara variasi komposisi serat dan waktu pencampuran dianalisa untuk mengevaluasi pengaruhnya pada performa penguatan komposit polipropilen oleh serat sorgum. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan variabel komposisiserat dan waktu pencampuran yang optimum untuk memperoleh sifat mekanis terbaik.

Increasing global concern to environmental issues and sustainability related to preservation of non-renewable natural resources has encouraged research to development environmentally friendly materials and products based on renewable natural resources. Sorghum fiber has the potential to be a composite reinforcement because it has good mechanical properties, is environmentally friendly, inexpensive. In this study polypropylene-sorghum composites were made with Rheomix at a temperature of 160Oc, speed of 50 rpm with variations in fiber fraction of 5%, 10%, 15% and variations in mixing time of 5 minutes, 7.5 minutes, and 10 minutes. The mechanical properties of polypropylene-sorghum composites are determined by mechanical interlocks on fiber interfaces with the polypropylene matrix. Alkalination-thermal modification with 5% NaOH and pressurized steam for 3 minutes was carried out to change the hydrophobicity of sorghum fibers and improve the bond between the polypropylene matrix and sorghum fiber.
It was found that the young modulus of polypropylene-sorghum composite increased with the addition of fiber and the addition of mixing time, the Ultimate Tensile Strength polypropylene-sorghum composite decreased after crossing the optimum fiber fraction boundary and increasing with the addition of mixing time. The elasticity of polypropylene-sorghum composites decreases with the addition of fiber fraction and the addition of mixing time. The relationship between variations in fiber fraction and mixing time was analyzed to evaluate their effect on the performance of composite reinforcement of polypropylene by sorghum fibers. The aim of the study was to obtain the optimal fiber fraction and mixing time to obtain the best mechanical properties.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>