Ditemukan 132684 dokumen yang sesuai dengan query
Stephanus Surya Kristianto
"Salah salu paduan alumunium yang banyak dipakai di industri otomotif adalah paduan AA 319 (Al~Si-Cu) as-cast. Paduan ini ringan, dengan berar jenis 2. 79 kg!m3 dan cukup kuat dengan kekuatan rarik 185-235 MPa 121. Aplikasi material ini adalah anlara lain sebagai komponen cylinder head untuk kendaraan bermoror roda dua. Namun· umuk me/alui proses permesinan, paduan ini tidak cukup keras (minimal 74 BHN) sehingga dapal menurunkan umur paklli dari mala tools. Salah saru caru untuk meningkatkan kekerasan dari paduan aluminium adalah dengan menambahkan Sn (timah putih) dalam jumlah kecil (microalloying). Penelitian ini dirujukan untuk mempelajari pengaruh penambahan Sn dalam jumlah kecil terhadap proses pengerasan presipitasi pada paduan AA 319 as-cast. Skripsi ini secara spesifik mempelajari pengaruh penambahan Sn sehanyak 1 % beral. Se1ain itu. pengaruh jenis cetakan terhadap karakteristik paduan juga akan diamali dan dianalisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41386
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Merindra Bagus Setyawan
"Paduan A/1 319 as cast Ml-Si-Cu) adalah paduan aluminium hasil proses pengecoran. Paduan ini banyak digunakan untuk bahan baku dalam industri manufaktur otomotif karena syatnya yang ringan (berar jenis 2, 79 kg/m3) dan cukup kuat (kekuatan tarik 185-235 MPa). Dalam proses pembuatannya, setiap komponen hasil proses pengecoran (casting) akan mengalami proses permesinan (machining) untuk mencapai bentuk akhir yang diinginkan. Pada proses permesinan ini dqaerlukan ringkal lrekerasan par! yang Iinggf (minimal 74 BHM, sehingga lcomponen hasil prases permesinan menjadi presisi.
Salah satu cara untuk meningkatrkan kekerasan paduan aluminium adalah dengan menambahkan Sn (timah putih). Penambahan timah putih ini dikerahui dapa! meningkatkan kekerasan dan kekuatan, sekaligus meningkatkan kerangguhan paduan setelah melewati proses pengendapan presipitasi Qorecipitarion hardening) untuk paduan Al-Cu, namun untuk paduan kompleks seperti AA 319 pengaruhnya belum diteliti. Penelitian ini melaku/can proses pengerasan presfpitasi Ierhadap paduan AA 319 dengan penambahan 2 % Sn. Hasil dari proses pengerasan presgvitasi kemudian akan di karakterisasi dengan mela/ax/can pengujinn kelcerasan Serra pengamatan struktur mikro.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan 2 % Sn kedalam paduan AA 319 akan mernbuar nilai kekerasan paduan hasil pengecoran setelah melewati proses perlalman panas zmtulf temperatur aging T = 150°C meningka! sebesar 60 % dari 56 BHN menjadi 90 BHN untuk paduan dengan cetakan pasir dan meningkal sebesar 58 % dari 58 BHN menjadi 92 BHN untuk cetakan Iogam. Penambahan 2 % Sn kedafam paduan AA 319 diindikasi akan menstimulasi nuldeasi partikel presgpiial 0’Cu/il; yang tersebar secara merata dan sangat halus yang secara efektif akan dapat menguatakan paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41351
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hilarius Wibi Hardani
"Salah satu metode penguatan logam yang paling banyak diterapkan pada logam-Iogam ringan seperti Aluminium adalah penambahan unsur penghalus butir. Pada proses pengecoran logam, struktur halus benda tuang dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur-unsur perangsang nukleasi ke dalam logam cair. Pada saat pembekuan, unsur-unsur tambahan ini diharapkan dapat mendorong nukleasi dan membentuk inti bagi pertumbuhan kristal logam dasar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan penghalus butir Titanium-Boron terhadap penghalusan butir paduan Al-Si ADC-12 yang mengandung kadar Si sekitar 12%. Dalam penelitian ini, komposisi tuangan dihasilkan dengan dapur krusibel, sedangkan cetakan yang digunakan adalah cetakan ingot. Kuantitas penghalus butir divariabelkan, dan selanjutnya dilihat pengaruh penghalusan butir tersebut terhadap kekerasan dan konduksivitasnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan penghalus butir Titanium-Boron sebesar 0.2% berat logam menghasilkan benda tuang yang nilai kekerasamqya paling tinggi (82 BHN) namun nilai konduktivitas Iistriknya paling rendah (21.9 %IACS) , sedangkan dari hasil penuangan yang tampa penghalus butir didapatkan nilai konduktivitas Iistrik yang paling tinggi (24.4 % IACS), namun nilai kekerasannya paling rendah (78 BHN). Hasil yang optimum didapat dari AELT-2, dengan penambahan Ti-B 0.1% berat Iogam, di mana nilai kekerasan yang diperoleh cukup tinggi (81 BHN) dan nilai konduktivitas listriknyajuga cukup baik (22.5 %IACS)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47854
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Waluyo Jatirama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40915
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kurniawan Cepika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41957
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widi W. Gitaputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41079
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Irfan Ismail
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40892
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zwei Munici MZP
"Paduan Alumunium-Magnesium memiliki respon yang kurang baik terhadap perlakuan panas di antara paduan tuang aluminium lainnya, karena termasuk paduan non-beat treatable. Untuk meningkatkan respon terhadap laku panas dapat ditambahkan unsur Besi. Rasio Mg : Fe dalam paduan mempengaruhi respon paduan terhadap perlakuan panas. Salah satu jenis paduan A1-Mg-Fe yang banyak dipakai adalah Alloy 514.0 (A1-4%Mg-0.5%Fe) yang dicoba untuk ditingkatkan karakteristiknya dengan menambalmkan unsur Fe hingga 1.5% dan laku panas. Komposisi tuang paduan dihasilkan darl peleburan dengan menggunakan dapur krusibel jenis ciduk.
Sedangkan cetakan yang digunakan adalah cetakan logam, menggunakan standar JIS Z-2201 (sesuai ISO 2378) yang hasilnya sudah merupakan sampel tarik. Perlakuan panas yang dilakukan meliputi perlakuan pelamtan dengan temperatur 430°C selama 12 jam, diikuti dengan pencelupan ke dalam media air. Proses penuaan buatan dilakukan pada variasi ternperatur 150°C selama 2, 4, 6, 8, 10 jam dan 175°C selama 1, 2, 3, 4. 5 jam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa paduan 514.0 dapat ditingkatkan karalcteristik (kekerasan dan kekuatan tariknya) dan dicapai hasil yang optimum dengan penambahan Fe hingga 1.5% yang diberi perlakuan panas plarutan dilanjutkan dengan proses penuaan buatan pada 175° C selama antara 4 dan 5 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41955
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ria Kartika
"Paduan AA 319 menqoakan paduan lgypoeutectic aluminium-sililcon, lennasuk dalam kelompok paduan aluminium seri 310K hasil proses pengecoran. Paduan ini banyak digunakan dalam induslri oromoif Dengan semakin berkembangnya tebiologi rekayasa material, diharapkan dapat diveroleh paduan aluminium yang lebih kuar unrulc dapar menggantikan material ferrous pada aplilcasi arornatyf Pemilihan aluminium paduan terutama karena berat jenisnya yang jauh lebih rendah daripada besi yang secara langsung dapat mengurangi berat kendaraan sehingga diharapkan akan menurunkan 1c0n.s‘um.s’i bahan bakar dan dapat rnengurangi tingkat polusi akibat emisi gas buang. Salah satu cara peningkaian kekuaian paduan aluminium adalah melalui microalioying yang diikuri dengan proses precipitation hardening Telah diketahui bahwa 0,01 wt. % Sn pada paduan Al-1, 7Cu (ar. %) yang mengalami proses precipitation hardening akan rnenghasillcan presipitai yang xanga! halus dan iersebar merata sehingga terjadi peningkatan paduan yang signyifkan. Alcan letapi ejék tersebut beiarn pemalz diieliti untukpaduan yang lebih kornpleks seperli AA 319. Penelitian ini rnelalrukan proses precqziration hardening pada paduan AA 319 dengan penarnbahan 0,1 wt. % Sn. Hasil dari proses precqritation hardening tersebut dilcarakterisasi dengan melakulcan pengujian kekerasan dan penganzatan srruktur mikro. Hasil peneliiian menunjukkan penambahan 0,1 wi. % Sn Ire dalarn paduan AA 319 yang diilcuti dengan precipilation hardening akan meninglcatlcan kekerasan dibanding kondisi as-cast sebesar ~60 %, dari 67 menjadi 105 BHN unnilc paduan basil cetalcan logam dan ~55 %, dari 62 menjadi 101 BHN untuk ceialcan pasir. Penambahan 0,1 wi. % Sn ke dalam paduan AA 319 diindikasikan akan menstim ulasi nukleasi partikel inrerdendritik dan presipitat di dalam matrilrs yang secara signifikan alcan rneningkaikan kekuaran paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41230
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lilo Legowo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40980
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library