Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christy Sicilia
"Dewasa ini, penggunaan membran keramik sebagai proses separasi di dalam dunia industri terus dikembangkan dengan alasan karena membran keramik memihki ketahanan temperature tinggi yang baik, serta kestabilan kimia dan thermal yang tinggi. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia, proses separasi juga mengalami perkembangan, yaitu pemisahan sampai dengan tingkat fasa gas. Hal ini tentunya hanya dapat dicapai oleh membran keramik dengan porositas sangat rendah. Usaha untuk memperkecil porositas ini adalah dengan cara memberikan lapisan film silika pada permukaan keramik.
Membran keramik yang digunakan memiliki komposisi 70% Silika - 30% Kaolin dengan penambahan PVA sebagai pengikat. Serbuk yang digunakan berukuran 200 mesh. Setelah dicampur serbuk tersebut dibentuk menjadi koin dengan beban kompaksi sebesar 10 ton, kemudian disinter pada temperature 1200°C selama 2 jam.
Pembuatan lapisan film silica dengan cara melarutkan variaber jumlah TEOS (10 ml, 1 5 ml, 20 ml, 25 ml) kedalam 50 ml etanol pada temperatur mendekati 0°C. Kemudian campuran tersebut ditetesi campur an air + katalis HCI dengan total volume 20 ml sambil diaduk perlahan. Setelah itu larutan tersebut direfluks selama 30 menit, lalu dievaporasi hingga volumenya menjadi 25% dari volume asal. Hasilnya adalah sol-gel Silika pekat yang siap untuk coating membran keramik. Coatin dilakukan dengan metode dip coating dengan lama pencelupan 30 detik dengan kecepatan penarikan 100 mm/menit selama 5 kali pencelupan.
Setelah terbentuk lapisan, dilakukan pengujian kekerasan mikro antara lapisan sebelum dan sesudah densifikasi dengan beban 500 gram, hasil yang didapatkan sebelum densifikasi untuk sampel 10 ml sampai dengan 25 ml TEOS, kekerasannya cenderung turun dari 256 VHN hingga 87,33 VHN. Setelah densifikasi gel, kekerasan masing-masing sampel cenderung konstan pada nilai 410 VHN.
Hasil pengamatan SEM dari sampel 10 ml TEOS hingga 25 ml TEOS menunjukkan peningkatan ketebalan lapisan film dari 8 μm, seiring dengan ketebalan ini, nilai kekrasannya semakin menurun dengan bertambahnya ketebalan lapisan film yang terbentuk.

Since beginning of the 20th centuries, the used of ceramic membranes as separator in Industrial zone have been developing because its good resistance to high temperature, and stable to chemical reaction. As result from increased people needed, separation process have been developing too, even separation gas phase.
This moment only achieved by the ceramic membranes which have very low porosity. The way to reduce its porosity is by giving Silica thin film to ceramics surface.
Ceramics membranes which used, have 70% Silica - 30% kaolin composition with PVA added as hinder. Mixed powder (Silica and Kuolin) 200 mesh used and formed to the coin by compaction 10 Ton. Then the coin burned at 1200°C (this process known as sinter) for 2 Hours.
The making process of thin film Silica is by soluting fixed amount of TEOS (10ml, 15ml, 20ml, 25ml) to 50 ml. Ethanol in 0°c temperature conditions. Then, this solutions mixed is dropped by the solutions water and HCI with total volume 20 ml while stirred slowly. The next rocess is refling this solutions for 30 minutes and then evaporated. The direction from evaporation process is reducing water and ethanol by the aporizalien, so the end process volume is half from the origin. The product is thick Silica sol-gel which already to coaling ceramic membranes. The dip coating chosen for this process with immersed for 30 seconds and 100 m/minutes withdrawal. This process doing in repeat 5 times.
After thin film formed, and then doing several test. First in Microhardness test, the direction is comparing thin film before and after desification. With 500 gram punch, the result shows that before densification for the 10 ml untul 25 ml TEOS sampel, the hardness decrease from 256 VHN to 87,33 VHN. After densification sampel shows that the hardness each sample almost constant at 410 VHN.
The result from SEM characterization shows that from 10 ml to 25 ml TEOS sample have increase in thickness from range 8 μm to 87 μm, as the increasing thickness layer, the surface roughness so much descrease.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky W. H. P.
"Prjoses pemisahan merupakan .vuam pr0.ve.s' yang selalu ada pada .veriap Icegialan induslri manzgfaklur. Proses pemisalzan rersebu! biasanya menggunakan sebuah komponen yang bernama membran, dimana membran Iersebur harus mampu memisahkan za!-za! alau unsur-unsur apa saja yang dflrehendaki. Maka dari ilu dibutuhkan suaru Icomponen unluk pemisahan yang terbuar dari material yang memililci perayararan yaitu mempunyai pori-pori yang sesuai yang be179/ngsi sebagai membran saringan (menahan yang mcmpunyai ukw-an Iebih besar duri pori dan melewarkan yang mempunyai ukuran Iebih kecil dariporU, memiliki ketangguhan yang memadai ( karena selama proses pemisahun ada rekanan yang bekeaja), dan memiliki Icemhanan terhadap temperatur tinggi ( karena pada bebcrapa aplikasi, fa.s'a;fa'.s'a yang dzpisahkan memiliki remperatur ringgU. Malta material yang dupat memenuhi memenuhi kriteria diatas adalah marerial keramiln Karena keramik memiliki porijnori yang dapat dyadikan ?saringan keiahanan rerhadap lekanan linggi dan kerangguhan yang mcnzadai.

Material keramik lfonvensional memiliki ukuran porosiras yang besan se/zingga tidal: dapar digunakan umul: proses pcmisahan gas. Di dalam penelirian ini keramik sinteris yang dig-unakan berasal dari Iamran Ten-aefhy! Orfhosilicare (TEOQ, dimana nantinya serelah dqrroses lebilz Ianjuf, Iarutan ini akan membenzuk .ml gel serrymva SiO; _ Namun yang mcrgiadf perbedaan, SiO; yang :erberztuk pada reaksi terxebur memililci ukurarz porosizas yang sangat kccil dibandinglcan SiO;
lcon vensionai. So! ge! ini kemudiun dilapiskan pada .vebuah keramik S 50,-» biaxa. Yang meryadi fokus penelitian adalah karalderisrik dari lapisan yang rerbe/#fuk derzgan variabe! kecepatcn penarikan §lI6f0dC dlp coating).
Hasil penelirian menumy'u.{'/can bahwa dengan penambahcm keceparan penarikan dari 10,66 mm/mnr, 25 mm/mnr, 50 nmvhvnr dan 100 mnVmn!, malca kercbulan lapisan akan sema/:in meninglcar dari 8,24; 17,41 ,' 45,23; sampai 51,66 pm. Scdanglran nilaf kekasaran akan rurnn dengan meningkamya keceparan penarflcan , dirunjuldcarz derzan menurunnya nilai Ra dari 1,28-4; I, I 56; I, 18; sampai 0,808. Sedangkan nilai kekerasan mikro akan menurun bail: sebeium diden.s'57i1casi rnaupzm serelah dfdensyikasi dengan suhu 200° Cefcius selam 2 jam. Sebefum didewyikasi, nilai kekerasannya menurzm dari 309, 186, HS, .sampai 183 VHN _ Serelah didensyilcasi kekerasan milzro akan menurun dari 348, 276, 159, sampai 115 VHN . Didaparkan juga dari hasil pengamntan XRD bahwa Iapisan TEOS rersebu! berswt amorf.

Separation process is one ofthe most irmoortant process and always be needed in the modern industrial manujirtcturing. This process is usuallly using a component named membrane, which is that component has a capability to separate wanted.
subtances or essences. Therefore it is needed to be discover a component that made from a material which is has an appropriate pore size for a filter membrane (to hold the particle which is bigger than pore size and to let the particles which is smaller than pore size pass trough the membrane), has an appropriate toughness ( there is high pressure working in the separation process), and has a high tennaerature resistance (for some application, it has to be in a high temperature). Therefore the ideal material _to match with those criterias is ceramic. Because ceramics has pores that can be uused as a 'ffilter", resistance of high temperature and an appropriate touhgness.
The problem isa conventional ceramics have big pore stee, that ineans it can not be used for gasses separation process. In this research we use a sintetic ceramics, derived from T etraethyl Ortosilicate( TEOS) solution, later on ajer several advanced process, this solution will form SiO; soi gel. The advantage ofthis sinteric ceramic is in the pore size, we can get material which is has very small size of pores. This sol gel then will be coated to a conventional ceramic as ft substrate. lite focus of this research is investigating the characteristic of layer formed with variable of the withdrawal speed (dlp coating methoth.
This reasenrch 's resulting that with thc increase ofthe withdrawl spcedjrom 10,66 mm/mnt, 25 mm/mnt, 50 mm./mnt to 100 mln/mnt, the thickness ofthe layer is also increase #om 8,2-l; 17,-41: 45, 23; 51,66 to /an The other side, the roughness of the layer will decrease with the increase of the wthdrmval speed shown by the decreased Ra value _#om 1.28-1; 1, 156; I _ 18; to 0,808. Microhardness of the layer is also decreased with the increse of withdrawal speed both before or ajier densi/ication (2000 Celcius, 2 hours). Before ciensyication, microharciness decrease from 309, 186 118, to 183 VHDL Aj?er denqficarion, mikrahardness will decrease fiom 348. 276, 159. Io 115 I/HM This research also resulx, _#om the XRD tesuhe T EOS layer formed has an amorphous structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muntu, Kristina Fransiska
"Dewasa ini kebutuhan industri akan pemurnian gas terns meningkat. Proses pemumian gas tersebut umumnya berlangsung da1am kondisi temperatur tinggi dan lingkungan yang korosif. Oleh karena itu, membran keramik dikembangkan untuk memisahkan gas tertentu dari gas lainya karena sifat ketahanan dan stabi1itas yang baik terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang korosif. Beberapa metode telah dikembangkan untuk menghasilkan porositas yang rendah pada membran lremmik. Salah satu metode tersebut adalah metode sol-gel silika dengan pelapisan putar. Substrat membran keramik terbuat dari material dengan komposisi 70% silika 30% kaolin dengan panambahan PV A sebagai zat pengikat. Metode proses pembuatan yang digunakan adalah teknologi serbuk melalui proses kompaksi dengan baban sebesar 10 ton dan pembakamn pada temperatur 1250'C selama 330 menit. Pembuatan larutan sol-gel dilakukan dengan mencampur dan mengaduk 25 ml TEOS dan 50 ml ethanol selama 10 menit. Kemudian 20 ml HCI 0,1 M ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan pertama sambil tetap diaduk. Campuran larutan tersebut direftux pada temperatur 80'C selama 1 jam, lalu dievaperasi untuk membentuk sol-gel. Larutan yang terbentuk kemudian dideposisikan di atas substrat yang telah terpasang di atas mesin pemutar kemudian menghjdupkan mesin tersebut dengan putaran 1000 tpm selama beberapa waktu (15, 30, 45, 60 detik)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hepy Abdiwansah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjanna
"Telah dilakukan degradasi Congo Red dalam air melalui proses fotokatalisis menggunakan TiO2 yang diimobilisasi dengan metoda sol-gel pada dinding bagian dalam kolom tabung gelas. Katalis TiO2 dibuat dari prekursor Titanium tetra isopropoksida (TTIP) dengan metoda sol-gel yang dikalsinasi pada suhu 400 oC. Karakterisasi TiO2 dengan XRD menunjukkan bahwa kristal TiO2 mempunyai struktur anatase, dengan ukuran partikel TiO2 sekitar 8,99 nm. Tabung gelas yang telah dilapisi TiO2 bagian dinding dalamnya dirangkai dalam sistem reaktor fotokatalisis. Rangkaian instrumen ini terdiri dari satu unit reaktor sistem batch yang terdiri dari lampu UV 22 watt (black light). Sistem reaktor dilengkapi dengan aerator yang bertujuan meningkatkan transfer massa dan ketersediaan oksigen larutan sampel dalam tabung gelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses fotodegradasi. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif pada permukaan yang kontak dengan larutan, dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan.
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jumlah lapisan TiO2, konsentrasi awal Congo Red, nilai pH dan nilai daya hantar listrik serta keberadaan senyawa intermediet dengan HPLC. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan spektrum serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan larutan Congo Red sebelum dan sesudah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Terjadinya degradasi Congo Red ditunjukkan dengan adanya penurunan konsentrasi larutan, penurunan nilai pH, kenaikan nilai daya hantar listrik dan terbentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa TiO2 dan menggunakan TiO2 tanpa sinar UV.
Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo Red secara signifikan. Dari hasil uji optimasi reaktor diperoleh jumlah lapisan optimum sebanyak delapan lapis TiO2. Laju degradasi Congo Red meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi awal sampai batas konsentrasi optimum pada 50 ppm dengan persentase degradasi mencapai 99,0%. Dari hasil perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr sebesar 1,311ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K sebesar 0,043/ppm. Efisiensi reaktor sebagai nilai quantum yield adalah 77%. Produk senyawa intermediet yang terbentuk hasil degradasi Congo Red berupa asam oksalat yang ditandai adanya penurunan kadar asam oksalat selama iradiasi 11,5 jam.

Photocatalytic degradation of Congo Red in water was conducted in a reactor which consist of immobilized TiO2 film coated on to inner wall of glass column tube (IWGCT-TiO2). The TiO2 film was prepared, from titanium tetra isopropoxide (TTIP) as a precursor, by a sol-gel method and calcination at 400 oC. The resulted TiO2 was characterized by mean of UV-Vis spectrometry, XRD and SEM. It was observed that the film has a specific UV-Vis absorption started at 390 nm (that can be attributed to band gap of anatase), unique diffraction intensity at 2θ 25o (attributed to anatase), approximately 8.99 nm crystalite size (predicted from a Scherrer equation), and showsed a good coverage on the glass substrate. The IWGCT-TiO2 then was arranged in a batch reactor system where a 22 watt black UV light was used as the light source and equipped with an aerator to enhance mass transfer and oxygen availability. Upon UV-Vis light illumination, TiO2 surface will generate electron and positive hole that subsequently initiate degradation reaction of organic chemical in adjascent solution.
Series investigation on photo catalytic degradation of Congo Red solution during this research revealed that thickness of TiO2 film resulted from eight times coating give an optimum performance. Optimum photo catalytic degradation rate of Congo Red solution was observed at 50 ppm (initial concentration), where almost 99.0% of Congo Red disappeared during 240 minutes treatment. Langmuir-Hinshelwood kinetic evaluation reveal that typical reaction rate constant, kr is 1,311 ppm/minute and adsorption constant, kr is 0,043/ppm were obtained. As for the present experimental setting, the reactor efficiency evaluation give a quantum yield value, of approximately 77%, for a 11.5 hours reaction time.
It was observed during 11.5 hours photo catalytic degradation of Congo Red there were an occurrence of intermediate simple organic compounds (e.g. oxalic acid and others) before a complete mineralization occurred. Control experiments (the present of UV light but without TiO2 and the present of TiO2 but without light) were conducted for each of all experimental setting and indicated no significant degradation of Congo Red.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrina Salma Dini
"Pelapisan logam dengan material bioaktif dilakukan untuk meningkatkan biofungsionalitas implan agar lebih mudah berikatan dengan jaringan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi magnesium ke dalam hidroksiapatit terhadap morfologi lapisan yang terbentuk pada permukaan SS 316L. Sintesis hidroksiapatit tersubstitusi magnesium (Mg-HA) dilakukan menggunakan teknik sol-gel, kemudian dideposisikan pada permukaan SS 316L dengan teknik dip coating. Karakter Mg-HA seperti parameter kisi, indeks kristalinitas, ukuran kristal, dan gugus fungsi, serta morfologi dan komposisi lapisan yang terbentuk didapatkan lewat karakterisasi x-ray diffraction (XRD), fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy (SEM); dan energy dispersive x-ray spectroscopy (EDX). Pola XRD menunjukkan kecenderungan terbentuknya hidroksiapatit bifasik (HA + β-CPP) saat magnesium disubstitusikan ke dalam kisi apatit. Selain itu ditemukan perubahan nilai parameter kisi a dan c, indeks kristalinitas, serta ukuran kristal seiring dengan penambahan fraksi mol Mg ke dalam hidroksiapatit. Spektum FTIR mengindikasikan terbentuknya ikatan antara ion Mg2+ dengan gugus hidroksil pada HA. SEM menunjukkan adanya pengaruh Mg terhadap aglomerasi partikel pada permukaan lapisan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa variasi 4%Mg-HA menghasilkan lapisan yang paling homogen tanpa crack dibanding variasi lainnya.

The coating of metal implants with bioactive material is carried out to increase the biofunctionality of its surface for easier binding to body tissues. This study aims to determine the effects of magnesium substitution into hydroxyapatite on the morphology of the formed layer on the surface of SS 316L. The synthesis of magnesium substituted hydroxyapatite (Mg-HA) was carried out using the sol-gel technique, then deposited on the surface of SS 316L with the dip coating technique. XRD and FTIR was conducted to obtain Mg-HA characteristics such as lattice parameters, crystallinity index, crystal size, and functional groups. Meanwhile, the morphology and composition of the formed Mg-HA layer were observed via SEM-EDX. The XRD pattern shows a tendency of biphasic hydroxyapatite formation (HA + β -CPP) when magnesium is substituted to the apatite lattice. Changes in the values ​​of lattice parameters a and c, crystallinity index, and crystallite size were found along with the addition of the mole fraction of Mg into hydroxyapatite. FTIR spectrum of the formation of Mg2+ ions with hydroxyl groups in HA. SEM image showed the effect of Mg on particle agglomeration of Mg-HA on the surface layer. This study found that the variation of 4% Mg-HA produced the most homogeneous layer compared to other variations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Gde Fajar
"Teknologi pemisahan selektif fluida dengan menggunakan membran telah banyak digunakan sejak lama. Teknologi ini digunakan karena mempunyai keuntungan-keuntungan tersendiri, misalnya pada rendahnya biaya pengoperasian dan tidak menghasilkan limbah tambahan. Penggunaan keramik sebagai membran memiliki banyak keunggulan, seperti tahan terhadap reaksi kimia, tidak terkorosi, dan tahan terhadap temperature tinggi.
Penggunaan silika sebagai bahan baku support membran disebabkan karena silika memiliki beberapa karakteristik yang penting, seperti memiliki struktur yang berbeda pada temperature tertentu, stabil pada temperature tinggi dan silika juga mudah diperoleh karena banyak terdapat di permukaan bumi.
Pembuatan support membran keramik ini melalui proses metalurgi serbuk. Silika dicampur dengan kaolin dengan variasi penambahan 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35%. Setelah itu melalui proses pengayakan terlebih dahulu dengan ukuran sebesar 200 mesh. Kemudian campuran ditambah binder berupa larutan PVA dengan konsentrasi sebesar 20M sebanyak 12 ml, lalu dikompaksi dengan beban sebesar 10 ton untuk membentuk bakalan yang kompak dan padat. Bakalan kemudian disinter dengan temperature 1390℃ selama 6 jam.
Data yang dihasilkan pada penelitian, pada nilai prioritas akan cenderung meningkat yaitu sebesar 31,337%, 27,430%, 26.819%, 25.164% dan 25.101%; nilai densitas juga mengalami hal yang sama, yaitu 1.817 gr/cm3, 1.824 gr/cm3, 1.849 gr/cm3, 1.958 gr/cm3, dan 1.991 gr/cm3; demikian juga halnya dengan kekerasan, yaitu sebesar 93.068 VHN, 214.191 VHN, 673.291 VHN, dan 958.152 VHN. Kenaikan ketiga nilai tersebut, cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan persentase kaolin dengan variasi penambahan sebesar 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fauziyah
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh doping nikel terhadap sifat penyerap gelombang mikro pada senyawa La0,67Sr0,33Mn 1-x NixO3 yang disintesis dengan Metode Sol-gel. Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa La0,67Sr0,33Mn 1-x NixO3 memiliki fasa tunggal dengan struktur kristal rhombohedral. Dari hasil SEM-EDX terlihat bahwa ukuran partikel cenderung mengecil dan tidak ada unsur lain impuritas pada material. Pengujian dengan menggunakan Cryogenic Magnetometer menunjukan nilai resistivitas terbesar yaitu 1.49 ?m untuk x = 0,3. Hasil karakterisasi VNA menunjukan doping Ni dapat meningkatkan kemampuan penyerapan gelombang mikro. Nilai Reflection Loss terbesar yaitu -11,492 dB untuk x = 0,3<.

A research on the effect of nickel doping on microwave absorption properties of La0,67Sr0,33Mn1 xNixO3 had been reported. The samples were synthesized by the sol gel method. The XRD characterization shows that La0,67Sr0,33Mn 1 x NixO3 had a single phase with a rhombohedral crystal structure. SEM EDX results show that there is no other element besides main elements and particle size decrease after doping Ni. Cryogenic Magnetometer showed that the resistivity increase after incoporation of Ni, the largest resistivity is 1,49 for x 0,3. The VNA characterization showed that after doping Ni The microwave absorption properties had been significantly improved. The largest Reflection Loss value is 11.49 dB for x 0,3<."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euaggelion Putra Yandra
"ABSTRACT
Peneliti melakukan proses sintesis dari material superkonduktor La2-xSrxCuO4 LSCO, dengan x = 0,16; 0,22 dan 0,25, dengan metode sol-gel. Prekursor yang peneliti gunakan dalam metode ini berbasis nitrat. Bahan dikalsinasi untuk menghilangkan komponen organik dan disintering dengan suhu 600 C selama 6 jam. Analisis pengukuran difraksi sinar-X XRD dengan Rietvield Refinement menunjukkan bahwa struktur stabil pada fase tetragonal I4/mmm dengan ukuran kristal cenderung semakin mengecil seiring dengan bertambahnya doping Sr. Scanning Electron Microscopy SEM digunakan untuk mengamati morfologi material dan mengkonfirmasi parameter sel dari analisis pengukuran XRD. Penggunaan SEM juga untuk mengkonfirmasi kehomogenan dari material LSCO. Dengan Electron Dispersive Spectroscopy hasilnya mengkonfirmasi komposisi material yang sudah mendekati nilai perhitungan. Untuk melihat adanya perubahan fasa superkonduktor, cryogenic magnetometer digunakan untuk mengukur resistivitas pada material LSCO.

ABSTRACT
We performed a synthesis process of the La2 xSrxCuO4 LSCO, with x 0,16 0,22 and 0,25, superconducting material by sol gel method. Precursors that we use in this method are nitrate based. The material was calcined to remove the organic component and sintered at 600 C for 6 hours. Analysis of X ray diffraction measurements XRD with Rietvield Refinement showed that the structure stabilized to the tetragonal phase I4 mmm with the crystallite size tends to decrease as doping increases Sr. Scanning Electron Microscopy SEM is used to observe the morphology of the material and confirm the cell parameters of the XRD measurement analysis. The use of SEM is also to confirm the homogeneity of LSCO material. With Electron Dispersive Spectroscopy the results confirm the composition of the material that is close to the calculation value. To see a superconducting phase change, cryogenic magnetometers are used to measure resistivity in LSCO materials."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursiah
"ABSTRAK
Titanium Dioksida sebagai semikonduktor fotokatalisis telah banyak diaplikasikan untuk keperluan pemurnian air dan udara. Pada rangkaian sistem TiO2 untuk keperluan fotokatalisis, dapat digunakan TiO2 yang diimmobilisasikan dalam bentuk lapisan tipis dengan proses sol-gel. Jenis kristal yang paling aktif untuk keperluan fotokatalisis untuk degradasi polutan adalah anatase. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengoptimalkan proses fotokatalisis tersebut antara lain upaya untuk memperbesar persentase anatase dan memperbaiki karakteristik lapisan tipisnya. Pada penelitian mi, divariasikan jenis pelarut alkohol, lama kalsinasi dan pengulangan kalsinasi.Variasi pelarut alkohol yang digunakan yaitu metanol, etanol dan isopropanol. Persentase anatase pada Ti0 2 yang dihasilkan dari ketiga larutan berbeda, yang terbesar Ti0 2 dari larutan dengan pelarut metanol. Dari foto SEM terlihat bahwa proses sol-gel pada larutan dengan pelarut etanol menghasilkan proses gelasi sedangkan yang berpelarut isopropanol menghasilkan proses presipitasi. Luas permukaan lapisan yang paling besar adalah yang berasal dan larutan dengan pelarut isopropanol. Vaniasi lama kalsinasi yaitu 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit, 2,5 jam, 5 jam, 7,5 jam dan 10 jam. Dari difraktogram sinar-X tenlihat bahwa semakin lama kalsinasi yang diberikan, jumlah anatase semakin sedikit. Percohaan ketiga adalah mengulangi kalsinasi setelah T10 2 terbentuk. Kalsinasi dilakukan dua kali masing-masing selama 45 menit. Persentase anatase pada kristal T102 jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang sekali kalsinasi selama 45 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>