Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Ikbal Hikmawan
"Cadangan gas alam yang lerdapat di Indonesia memili/V kandungan CO; yang cukup tinggi. Periu dspikirkan agar CO2 yung merugikan bisa mengunmngkan untuk kehidupan di masa depan. CO; dimanfaatkan sebagrzi bahan balm industri petrok'imia.Bahan balm indusrri petrokimia adalah gas sinretis (' CO dan H 2 ) yang didapat dari pengkonversian gas CH; dan CO, Proses ini dikena! dengan proses reformasi CO; dengan reaksi sebagai berikut: CH.; + co, zco + 2H, AHMK = 2,4723 zffimo.
Agar reaksi yang terjadi Iebih ejeknf maka digunakan katalis yang biasnya digunakan didunia industri dan punya nilai ekonomis yang bagus yaiiu Ni, agar kaialis leliih signUikan dalam hal ini karalis .s-ebagai realctan diperlukan sebuah penyangga zeolir. Diilhnya zeoiit disebabkan lerdapat banyak di Indonesia serta merupakan cadangan mineral masa depan. Zealir sebagai penyangga bisa lerakrivasi melalui melode ion exchange yang akon menukankan kation - karionnya dan diselipkan inti akr1fNi yang akan diselidiki dalam penelitian ini seberapa besar persen loading Ni yang teijadi dengan menggunakan perubahan konsentrasi Iaruian aktivasi. Selain ilu jua ciiteliti hubungan perubahan konslanta tersebut dengan luas permukaan Serta rata - rata radius pori melaiui rnetode Brunaeur, Emmet, Teller sehingga sisi dari metalurgisnya rerlihan
Pada penelitian ini data IGZF (X - Ray Fluorosence ) culfup sigwgfkan unfuk rnemperlihatffan bahwa % Ni yang mula - mula pada raw material nd ( non defined ) serelah diperiakukan pengujian berubah menjadi lebih besar dengan semakin tingginya perubahan lconsentrasi Iarutan aktivasi. Sedangkan untuk unsur K+ Serra Ca 2+ senarusnya dengan meningkarnya inti aknfyang masuk otornatis terjadi pennlmran dan unsur K+ dan Ca 2+ menunm, terapi terlihat tidak signdikan. Hanya saja diperlukan penelirian yang Iebih Ianjzlr untuk mendapailcan % Ni yang for - loaded sesuai dengan teoritis "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Fitriadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boegi Nugraha
"Campuran Zeolit, Clay, dan Talc yang telah mezgalami proses pembentukan dengan metode serbuk, diteliti porositas, densitas, dan kekerasannya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan kompaksi yang diberikan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan, terhadap porositas, densitas, dan kekerasan bakalan tersebut. Campuran dengan komposisi material penyusun yang sama dibedakan menjadi tiga. Pada campuran pertama diberikan rekanan kompaksi sebesar 460 kg/cm2 untuk yang kedua kompaksi yang dilakukan dengan rekanan sebesar 575 kg/cm2 sedangkan pada campuran yang ketiga penekanannya sebesar 690 kg/cm2. Setelah dilakukan sintering dengan waktu dan temperarur yang sama, dilakukan pengujian untuk mendaparkan nilai porasitas, densitas, dan kekerasan hasil sintering.
Hasil penelitian memunjukkan bahwa campuran-campuran yang dikompaksi dengan rekanan kompaksi 460; 575, dan 690 kg/cm2, berturut-turu2 memiliki porositas 56,6 %, 53,8 %, dan 48%. Untuk nilai densitas berturut-turut adalah 1,61 gr/cm2, 1,63 gr/cm3, dan 1,65 gr/cms. Sedangkan nilai kekerasannya 30, 34, dan 36 VHN Peningkaran rekanan kampaksi yang diberikan akan memperkecil persentase porositas, meningkatkan densitas, serta meningkatkan kekerasan. Hal ini terlihat pada canwuran yang dikompaksi dengan tekanan 690 kg/cm2, memiliki persentase porositas yang terkecil densitas yang terbesar, dan nilai kekerasan yang tertinggi. Peningkaran tekanan kompaksi akan memberikan peningkatkan kepadatan bakalan hasil kompaksi, sehingga akan menurunkan persentase porasitas. Penurunan persentase porositas akan menurunkan konsentrasi retak tegang pada bakalan, sehingga akan didapatkan nilai kekerasan yang semakin meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Yoediartiny
"Indonesia kaya akan potensi sumber daya alam zeolite. Sedikitnya telah ditemukan 18 lokasi kandungan zeolite galian industry, sementara diperkirakan masih terdapat 19 lokasi lainnya di wilayah Indonesia yang juga mengandung zeolite (LIPI, 1994). Zeolite alam Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan komersial. Padahal harganya jauh lebih murah daripada zeolite sintetis, dan sifat-sifat dasarnya dengan seolit sintetis komersial, misalnya kemapuan zeolite alam dalam menyeleksi gas polar seperti H2O, CO2, dan H2S. tetapi, kemampuan dan kapasitas zeolite alam dalam mengadsporsi gas polar tersebut perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan kapasitas adsorpsinya, diperluas tempat terjadinya adsorpsi pada zeolite alam, salah satunya dengan memodifikasi zeolite alam secara kimiawi.
Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi zeolite alam Malamng (ZAM) dan Lampung (ZAL) secara kimiawi dengan pertukaran kation. Pertukaran kation berlangsung dengan merefluks campuran serbuk zeolite dengan larutan NaCl dan CaCl2, masing-masing berkonsentrasi 3 M, pada temperature konstan 100℃, selama 4 jam. Proses refluks diulang-ulang hingga diperleh sampel zeolite alam termodifikasi 1, 2, 3, 4, dan 5 x 4 jam. ZAL mewakili jenis klinoptilolit sedangakan ZAM jenis mordenit.
Selanjutnya sampel ZAL dan ZAM termodifikasi dikarakterisasi komposisi kimia dan luas permukaannya. Karakterisasi komposisi kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia zeolite alam tersebut setelah mengalami pertukaran kation dengan Na+ dan Ca2+. Karakterisasi luas permukaan untuk mengetahui pengaruh frekuensi (total waktu) refluks dan perubahan kandungan kation pemakar (Na+ dan Ca+) terhadap luas permukaan total (BET area) ZAL dan ZAM. Karakterisasi yang sama juga dilakukan terhadap ZAL dan ZAM mentah (raw material) serta zeolite sintesis (ZS/Mol. Sleve milik PT. Arum Co. NCL), sebagai perbandingan.
Hasil karakterisasi luas permukaan menunjukkan bahwa, ZAL dan ZAM mentah sudah memiliki luas permukaan total (BET area) yang lebih besar dari ZS. Namun dengan modifikasi yang dilakukan dapat meningkatkan luas permukaan totalnya. ZAL dengan luas permukaan total tertinggi diperoleh setelah refluks dengan CaCl2 3M selama 1x4 jam, yaitu sebesar 50.369 m2/g, dan ZAM setelah refluks dengan NaCl 3 M 30.162 m2/g. sementara hasil karakterisasi komposisi kimia menunjukkan, kandungan Ca untuk ZAL dengan BET area tertinggi adalah 4% (5 berat CaO), dan kandungan Na untuk ZAM dengan BET area tertinggi adalah 4% (% berat Na2O). sedangkan ZS komposisi kimianya didominasi oleh Na (9.5% berat Na2O).
Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut, disimpulkan bahwa ZAL dan ZAM termodifikasi memiliki peluang yang besar untuk menggantikan penggunakan ZS, yang sehari-hari digunakan sebagai adsorban H2O pada proses separasi gas alam. Untuk mengetahui kemampuan ZAL dan ZAM termodifikasi dalam adsorpsi skala laboratorium. Juga disarankan suatu uji karakterisasi yang dapat mengetahui interaksi antara kation-kation penukar (Na+ dan Ca2+) dengan molekul-molekul adsorbat (H2O)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maengkom, Benyamin
"Gas buang yang berasal dari kendaraan bermotor, industri dan lain-lain, umumnya mengandung SOx dengan kandungan SO2 sebesar 99.5%. Dalam proses eliminasi SOx telah ada beberapa metode yang pernah dilakukan, namun perlu mendapatkan metode altematif lain yang lebih efisien dan ekonomis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kapasitas adsorpsi dan stabilitas adsorben CuO berpenyangga yang dipreparasi dengan metode presipitasi dengan lamtan Cu(NO3)2. Keberhasilan preparasi inti aktif ditunjukkan dengan munculnya spektra XRD dan AAS untuk Cu dengan loading sebesar 6.40 % berat.
Uji kapasitas adsorpsi CuO/Zeolit Alam (CuO-Z) terhadap SO2 dengan variasi temperatur menunjukkan bahwa pada suhu adsorpsi 300 °C kapasitas adsorpsi (9.27><1o* mol SO2/gram CuO-Z) lebih besar dibandingkan kapasitas adsorpsi pada temperatur adsorpsi Iainnya. Hal ini dikarenakan pada temperatur 300 °C adsorpsi fisika lebih dominan daripada adsorpsi kimia. Adsorpsi fisika pada temperatur 300 °C ditunjukkan dengan berkurangnya kapasitas adsorpsi terhadap kenaikan temperatur adsorpsi, sedangkan spelctra XRD menunjuldcan kenaikan intnsitas peak CuSO4 terhadap kenaikan temperatur adsorpsi dari 300 ke 350 °C yang menandakan semakin berperannya adsorpsi kimia. Selain itu, temperatur adsorpsi 450°C merupakan temperatur terbaik, karena pada temperalur tersebut hanya teljadi adsorpsi kimia dengan kapasitas adsorpsi sebesar 5.90x10-5 mol SO2/gram CuO-Z.
Kemampuan CuO-Z dalam mengadsorpsi S02 cukup stabil dalam uji stabilitas sampai 5,5 siklus adsorpsi-regenerasi. Uji terhadap siklus ini dilakukan pada tmperatur 450°C untuk adsomsi dan diianjutkan regenerasi pada temperatur 550°C, kemudian dilanjutkan Iagi dengan adsorpsi kedua, dan seterusnya. Penurunan kapasitas terjadi antara adsorpsi I dan II sebesar 1.5 kalinya, dan 2.8 kali antara kapasitas adsorpsi II dan III. Penurunan laju adsorpsi ini disebabkan oleh terjadinya kerusakan struktur penyangga dan sinrering. Sedangkan pada adsorpsi III sampai VI kapasitas adsorpsi konstan sebesar 1.35 mol S02/gram CuO-Z.
Studi kinetika adsorpsi SO2 oleh CuO-Z menghasilkan persamaan laju yang berlaku pada temperatur adsorpsi 450 °C dan WIF = 0.1 gram.menit/ml, yaitu r = 1.32x10-3[SO2]0.31."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hasitiam
"Membran keramik memiliki keunggulan yang tidak dimiliki membran polimer yaitu kestabilan termal, kimia, dan sifat mekanis yang tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk aplikasi separasi pada lingkungan di mana membran polimer gagal Indonesia memiliki sumber daya bahan baku keramik alamiah yang relatif banyak, salah sahmya adalah zeolite. Zeolit mempunyai sifat multi-guna yaitu: penyerap, penukar ion, penyaring molekul, dan pemercepat reaksi katalis), sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai membran keramik pada berbagai aplikasi proses separasi.
Pada penelitian ini digunakan membran keramik dengan bahan baku sebagai berikut: zeolite Lembang 80%, clay 10 %, dan talc 10%. Proses pembuatannya menggunakan teknologi serbuk. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan perbandingan bahan baku dan air 2:1 (33 % air) menghasilkan bubur kemudian dikeringkan dans eterusnya digerus dan diayak. Serbuk hasil ayakan dikompaksi dengan tekanan 467 kg/cm2. Setelah itu disunter pada temperature 1100℃ dengan variasi waktu penahan 1, 2, dan 3 jam.
Hasil penelitian ini menunjukkan keramik dengan komposisi: zeolite Lembang 80%, clay 10%, dan talc 10% bias digunakan untuk membuat membran. Peningkatan waktu penahan sinter cenderung menurunkan porositas membran keramik zeolite Lembang. Sampel hasil sinter dengan waktu tahan 1 jam memiliki porositas 30,93%, 2 jam porositasnya 30,61%, kemudian 3 jam 30,61%. Sedangkan untuk kekerasan mengalami peningkatan. Sampel hasil sinter dengan waktu tahan 1 jam memiliki kekerasan (VHN) 18,2 jam kekersannya 26, kemudian 3 jam 21. Hasil pengamatan foto SEM pada panampang melintas sampel membran keramik seolit Lembang hasil sinter 2 jam, diperoleh diameter pori terdistribusi dalam ukuran 30,88-107,13 μm.
Dari penelitian ini, dapat dianalisis kemungkinan aplikasi membran keramik zeolite Lembang adalah pada proses mikrofiltrasi dan filtrasi konvensional. Sedangkan kemungkinan pengembangannya adalah untuk proses separasi gas dengan beberapa catatan untuk memperbaiki porositas dan kekerasan membran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Markus
"Dewasa ini le/cnologi pemisahan dengan menggzma/fan rnernbrcm relah diaplfkasikan dengan Iuas di segala bidang, mulai darf proses-proses di dalam indusfrf sampai dengan proses~pro.s'es pengolahan limbah. Teknologi membran barn/ak dignnakan saat ini karena alasan ekonomis. relmis, dan kelayakan lingkungan. Per/rembangan fndustri yang pesa: menyebabkan dibumh/cannya metode pemisahan rnembran yang Iebih ejisien dan efektzf.
Membran yang paling sering diguna/fan sampai sam ini adalah jenis membran polimer, Akan retapi, membran jenis ini lmrcmg memiliki kesrabifan termal dan kelmatan yang cukup finggi. Oleh #arena fm dicoba digvma/can jenis membran fainnya, yaim membran lrermni/c yang memili/ci kesiabilan terma! dan kimia, Serta ke/rucnan lebi/1 ringgi dibmzding/can polimer.
Pada penelitian ini digunakan membran keramik dengan bahan baku sebagai berfkut: Zeolit Lembang 53%, Ciay 7%, Talc 7%. dan air 33%. Bahan-bahan ini dfcampur hingga homogen sehingga menghasilkan bubur, kemudian dikering/ran dengan oven drying dengan lemperatur oven 130 °C selama 3 jam. Hasilnya berupa lempengan dihancur/can dan dfayak dengan ayakan 325 mesh. Has!! ayakan /cemudian dikompa/csi dengan tekanan yang divm'iasi/can, yaitu 408 kgfbrrf, 46 7 /Cgffmz, dan 525 kg/CIH2. Serelah im, hasil /fompalcsi dfsinrer dengan lemperatur I 100 UC sefama 2 jam. Kemudian diamati pengaruh variasi rekanan /compaksi terhadap porosiras dan /cekerasan membran. serta dilalwkan pengamatan terhadap foto SEM yang dfhasilkan. Dari hasil pengujian diharapkan dapat ditarik anaiisis /femunglrinmz aplikasi dan pengembangan membran kerami/c tersebut.
Hasil penelitian ini memmjnk/can bahwa meningkamya iekanan kompaksi cenderung memmrnkan porosiras kermnik. Pada tekanan kompalcfi 408 kg'tm3 dihasi//can porosnas 32,29%_ pada tekanan lcompaksi 467 kg/cm? dihasilkan parosiras 3./, 96%, serta pada te/canan lcompa/csi 525 kg/Cm; dihasilkan porosiras 31. 63%. Namznr kekerasannya mengalanzi kenaikan dengan berlambah besarnya rekanan /compa/(xi. Pada rekanan /fompaksi 408 kg/2:m3dqvero!eh lcekerasan 21 H WV; [ala pada tekanan lcompa/asf 46 7 /cg/cmg nai/c menjadi 26 H PN dan pada relcanan kompaksi 525 kg/cmz dihasilkan Ice/:erasan rertinggi yaitu 33 H WV Hasif pengamatan visual terhadap foto SEM menunyfuk/ran ba/:wa lceramik yang dihasifkan oleh lelcanan /compaksi 467 kg/cmz dan proses smrer pada II00°C selama 2 jam memperlihar/ran ulmran dan bentuk porf keramik yang tidal: beraturau. Se/am ilu, distribusi por! fcerarmil: terlihat ridak merata arau aca/Q.
Dari hasil analisis terhadap peng-ujian porosizas, kekerasan, dan pengamatan fora SEA/L dapal ditarik sam kesimpulan analisis bahwa membran keramik memi/iki kemungkinan unzulc diaplikasi/ran sebagai membrcm pada proses pergvaringan konuensionai Salah sam contoh aplikasinya adanya pada la/zap awal proses pengolahan air arau penyaringan koloran. Dan dengcm adanya perlgeméangmr terhadap membran rersebul, tidak rertulup kemzmgki/ran bahwa membran rersebm dapa: digplikasikan [Jada proses pemisahan gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roekmijati Widaningroem Soemantojo
"Zeolit alam adalah mineral yang memiliki sifat khas dan struktur rongga yang teratur dalam ukuran tertentu, sehingga berpotensi sebagai adsorben limbah amonia. Kapasitas adsorpsi dan selektivitgasnya dapat ditingkatkan degnan modifikasi zeolit alam melalui proses pertukaran ion menjadi H-Zeolit yang memiliki inti aktif H.
Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berada dari Lampung yang mengandung klinoptilolit sekitar 75%. kapasitas adsi=orpsi Zeolit alam Lampung (ZAL) diperbandingkan dengan tiga jenis H-Zeolit yang dihasilkan dari proses pertukaran ion antara ZAL dengan NH4NO3 dan (NH4) SO4 dan kemudian dikalsinasi pada suhu 550 C. Adsorpsi dilakukan secara batch pada suhu dan tekanan kamar dengan variasi waktu dan konsentrasi awal amonia. Dilakukan pula percobaan regenarasi terhadap zeolit yang telah jenuh dengan NH3, dengan jalan pemanasan pada suhu 550 C selama 1 jam dan selamanya digunakan kembali untuk adsorpsi. Sebagai tahap awal adsorpsi regenerasi dilakukan sebanyak dua setengah siklus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi kapasistas adsorpsi dalam pemakaian siklus adsorpsi regenerasi, H-zeolit lebih baik dari pada zeolit alam setelah regeneraasai zeolit alam mengamalami penurunan kapasista adsorps yang cukup besar. Secara umum H Zeolit yang diperoleh dari aktivasi dengan amonium nitrat merupakan zeolit yang paling baik jika digunakan sebagai adsorben amonia. Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut menggunakan air limbah atau limbah tiruan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi maupun selektivitasnya dengan siklus adsorpsi yang lebih panjang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
JUTE-XII-1-Mar1998-45
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Natasya
"Penelitian telah selesai dilakukan untuk mengetahui pembentukan metakaolin menggunakan kaolin Badau, Bangka Belitung, sebagai bahan baku zeolit. Untuk dapat dimanfaatkan dalam sintesis zeolit, kaolin harus diubah terlebih dahulu menjadi metakaolin agar reaktivitasnya dapat meningkat. Dalam penelitian ini, kaolin diaktivasi menggunakan larutan kimia HNO3 3M dan 4M, lalu diagitasi selama 24 jam dengan kecepatan 300 rpm pada suhu
50°C. Kemudian, kaolin dinetralkan dan dikeringkan pada suhu 110°C. Sampel
yang sudah kering dikalsinasi pada suhu 550°C dan 650°C selama 5 jam. Sampel
dikarakterisasi luas permukaan dan porinya menggunakan
Brunauer-Emmett-Teller (
BET),
gugus fungsi dengan inframerah (FTIR), topografi permukaan dengan elektron mikroskop
yang dilengkap dengan sinar-X dispersi energi (SEM-EDS), dan kristal struktur dengan
sinar-X (XRD). Hasil FTIR menunjukkan hilangnya gugus hidroksil saat kaolin dikalsinasi
pada suhu 550°C dan 650°C, diperkuat oleh hasil SEM yang menunjukkan perbedaan
morfologi antara raw kaolin dan kaolin dengan kalsinasi. Luas permukaan dan diameter pori
paling besar, yakni 21.261 m2/g dan 3,4826 nm, terjadi pada kaolin yang dikalsinasi pada
suhu 650°C. Hasil EDS menunjukkan perbedaan kandungan pengotor berupa K, Fe, dan Zn
antara raw kaolin dan kaolin dengan aktivasi asam
HNO3 3M
. Hasil XRD menunjukkan
perubahan dari kaolinit menjadi kuarsa pada sampel yang diberikan perlakuan.

Research has been performed to determine the formation of metakaolin using Badau kaolin, Bangka Belitung, as a zeolite raw material. To be used in zeolite synthesis, kaolin must be converted into metakaolin to increase its reactivity. In this research, kaolin was activated using HNO3 3M and 4M chemical solutions, agitated for 24 hours at a speed of 300 rpm at temperature 50°C. Kaolin was then neutralized and dried at 110°C. The dry samples were calcined at 550°C and 650° C for 5 hours. The samples were characterized for surface area and pore using Brunauer-Emmett-Teller (BET), functional groups using infrared (FTIR), surface morphology using scanning electron microscope equipped with energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS), and crystal structure using X-ray diffraction (XRD). FTIR results showed the loss of hydroxyl groups when kaolin was calcined at 550°C and 650°C, SEM results showed morphological differences between raw kaolin and kaolin with calcination. The largest surface area and pore diameter of 21,261 m2/g dan 3.4826 nm occurred in kaolin calcined at 650°C. The EDS results showed differences in the impurity content including K, Fe, and Zn between raw kaolin and kaolin with 3M HNO3 acid activation. The XRD results showed a change from kaolinite to quartz in the treated samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Sari
"Pemanfaatan Zeolit alam sebagai katalis proses hidrokarbon, memerlukan serangkaian modifikasi dari keadaan alamnya. Karena, disamping berupa mineral kristalin yang tersusun atas satuan-satuan Al203 dan Si02, zeolit alam mengandung juga bahan-bahan pengotor, serta satuan-satuan yang belum stabil. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap kristal zeolit, berupa pengasaman dengan Fluoride ([c] =0,75% ; 1.5% ; 2,25% dan waktu 10mnt ; 15mnt ; 20mnt) serta kalsinasi (400°; 450° ; 500°C). Dari hasil pengujian terhadap "luas permukaan" dan kristalinitas zeolit, diketahui bahwa proses pengasaman yang optimal adalah pada konsentrasi HF = 2,25% dengan waktu pengasaman 20 menit. Adapun kalsinasi yang menghasilkan "luas permukaan" optimal adalah pada 500°C, sedangkan kristalinitas yang optimal dicapai pada 400°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>