Ditemukan 163331 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41447
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41415
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isnainda Rusdian Putra
"Pengelasan aluminium paduan dengan metoda GMAW konvensional masih memiliki kelemahan, yaitu terjadinya porositas dan penurunan kekuatan di area Heat Affected Zone (HAZ). Oleh karena itu perlu digunakan metoda alternatif seperti metoda pulse GMAW. Pada metoda pulse GMAW dihasilkan gaya elektromagnetik yang menyebabkan tingginya pergerakan konveksi dalam kampuh lasan. Hal ini menyebabkan aliran logam cair akan merusak pembentukan dendrit sel-sel selama pembekuan sehingga pembentukan porositas dalam ruang antar dendrit dapat ditekan.
Pada penelitian ini pengelasan dilakukan dengan metoda pulse GMAW dengan kecepatan las yang divariasikan namun variabel lain dijaga konstan. Kemudian kawat las yang digunakan terdapat dua macam, yaitu ER5356 dan ER4043.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kandungan porositas yang dihasilkan dengan metoda pulse GMAW lebih sedikit daripada GMAW konvensional. Kemudian bertambahnya kecepatan las dapat meningkatkan kandungan porositas akibat laju pembekuannya meningkat. Selanjutnya dapat diketahui juga bahwa dengan metoda pulse GMAW, kekerasan hasil lasan dapat ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena ukuran butir yang dihasilkan lebih halus.
Welding of aluminum alloys by using conventional GMAW method has limitations, such as occurrence of porosity and decrease in strength in the area of Heat Affected Zone (HAZ). Therefore it is necessary to use alternative methods such as pulse GMAW method. In the pulse GMAW method high electromagnetic force was generated which causes the high movement of convection in the weld seam. It causes the flow of molten metal will damage the formation of dendritic cells during solidification so that the formation of porosity in the space between the dendrite can be suppressed. This research was conducted by pulse GMAW method with varying welding speeds holding other variables constant. Then there are two kinds of welding wire is used, namely ER5356 and ER4043. From these results it can be seen that the content of porosity produced by pulse GMAW method less than conventional GMAW. Then increasing welding speed can improve the content of porosity due to increasing solidification rate. Furthermore, it is known also that pulse GMAW method can increase the hardness of the weldments. This is because the grain becomes finer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42872
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ari Uliana
"Komponen otomotif dengan menggunakan paduan aluminium AA 333 yang mempimyai densitas rendah sebagai solusi dari permasalahan penggunaan energi dan polusi gas buang kendaracm harus memenuhi permintaan lain, yaitu dengan memperhatikan kekerasan dan kekuatan. Peningkatan kekerasan dan kekuatan mi dapat dicapai salah satunya dengan proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian ini adalah proses perlakuan panas T6 (artifcial aging), yang meliputi tahapan : solution treatment pada temperatur 525 ?C selama 8 jam, quenching dan pengerasan presipitat pada selama 5 jam. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi temperatur pengerasan presipitat yaitu 110, ISO, 180, 200 dan 250 ?C, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahva proses pengerasan presipitat selama 5 jam menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fasa: matriks a-Al. silikon primer, eutektik Al-CuAl:, dan Al15(Fe,Mn)3Si2-"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41690
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratna Juwita
"Penggunaan paduan alumunium AA 333 sebagai komponen otomotif semakin berkembang bersamaan dengan semakin berkembangnya keinginan untuk mengurangi berat dari komponen yang digunakan. Dengan mengurangi berat dari komponen maka pengunaan bahan bakar dan emisi gas buangannya juga dapat dikurangi. Namun paduan AA 333 as-cast masih memiliki sifat mekanis yang rendah sehingga diperlukan proses lain untuk meningkatkan kekerasannya, salah satunya melalui proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian mi adalah proses perlakuan panas T6 (artifcial aging), yang meliputi tahapan : solution treatment pada temperatur 525°C selama 8 jam, quenching dan atificial aging pada temperatur 180°C. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi waktu aging yaitu 25 menit, 1 jam, 5 jam, 8 jam dan 16 jam, sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses artificial aging pada temperatur 180°C menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fasa: matrik ?-Al, silikon primer, eutektik Al-Al"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41800
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wahyudi Rizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40882
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sibagariang, Balugu Gomo
"Paduan AA 333.0 yang merupakan padanan dari AC4B adalah paduan hasil pengecoran seri 3xx.x yang sudah banyak digunakan di industri otomotif. Paduan ini merupakan paduan yang sudah sering dikembangkan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Masalah yang sering mucul dalam pengecoran adalah munculnya cacat berupa misrun. Cacat ini dapat diatasi dengan meningkatkan fluiditas leburan paduan saat proses pengecoran. Salah satu cara meningkatkan fluiditas adalah dengan menambahkan modifier Sr kedalam paduan saat proses pengecoran. Namun penambahan Sr modifier Sr ini cenderung menurunkan kekerasan, oleh karena itu kekerasan hams ditingkatkan setelah proses pengecoran yang salah sau caranya adalah dengan perlakuan panas T4 atau T6. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan 0.0015 wt.%Sr pada leburan paduan AA333.0 kemudian dilanjutkan dengan pengerasan melalui proses pengerasan penuaan T4 dan T6 pada temperatur 150, 175, dan 200_C. Pengamatanjuga dilakukan pada struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM/EDS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah Sr sebesar 0.0015 wt.% mengubah mikrostruktur paduan AA333.0 namun perubahan yang terjadi tidak signifikan. Setelah proses solution treatment ditemukan bahwa terjadi pelarutan fasa CuAl2 sementara proses pengerasan penuaan T4 dan T6 pada temperatur 150, 175, dan 200_C berhasil meningkatkan kekerasan paduan sampai 92.51%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41650
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Meity Carolina N.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41037
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Azhari
"Baja tahan karat austenitik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya di antara keempat kelas baja tahan karat yang ada, yaitu sekitar 65 - 70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu luasnya pemakaian baja jenis ini dikarenakan sifat ketahanan terhadap korosi yang baik, mampu fabrikasi serta mampu las yang relative baik. Kekuatan, ketangguhan, dan keuletannya pada temperature rendah maupun tinggi juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan logam pengisi dan persen deformasi terhadap struktur mikro dan distribusi kekerasan hasil pengelasan TIG pelat baja AISI 316L. Variabel penelitian yang digunakan adalah peningkatan persen deformasi rolling pelat baja AISI 316L, mulai dari 0, 5%, 8% sampai 10% dengan menggunakan logam pengisi ER 316LSi. Dari masing-masing persen deformasi tersebut dilakukan pengelasan dengan,penggunaan logam pengisi yang berbeda kemudian dilakukan uji komposisi, uji radiografi neutron, analisa struktur mikro dan uji kekerasan mikro. Hasil penelitian bahwa pada semua sample komposisi kimia sesuai dengan standar (AISI 316L), dan tidak ada cacat retak pada hasil las. Struktur mikro pada daerah HAZ menunjukkan ukuran butir yang terkecil pada persen deformasi 0% dan terbesar pada persen deformasi 10%. Jumlah delta ferit pada deposit las dengan logam pengisi ER 316L sebesar 8,2% dan dengan logam pengisi ER 316LSi sebesar 8,6%. Urutan kekerasan mikro untuk semua sampel adalah HV deposit las > HV base metal > HV HAZ"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41384
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ari Satria
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40777
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library