Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Duplex siainless steel relalz bmiyak digunakan dalam berbagai bidang apliknsi_ Aplilcasi marcrial ini yang begin: besm' dikarenakan kelahanan malarial ierxebui rerhadap ko/'osi_ Kekuaran dan kemngguhan _mug iinggi. dan juga mempunyai kelmaian_kzrilr _mug linggi. Karakferislik maierial ini sangai dipengaruhi ke.s'f:limhai1gan_krsa _/nfffil-(1)1511-Iliff. diumna keseiimbangan dl1H_ff?SG ini drpengaru/ai ole/1 komposisi kimia dan sikiux icrmnl yang dialami sebelumnya. Karena prosrfs pengelasmz maka msio komposisi kedua,kzsa nlmn berubah dan dapar mengakibailcan perubuharr SMI! mekanis material ini.
I’ene/irian ini herriguan :mink ineli/mi pengaruh perlnlcuan panax :mil dan merode pendinginan (waler quenching dan air cooling) lerhadnp mikrosirukrur dan kekerasan mikro pada lasan duplex slainless steel UNS S31803. Perlalfuan pcmas ini juga akan mcmberikcm dam perubahan imndungan _/2150 _ferir yang akan mcmpengaruhi kekerasrm milcro.
Perlairuan pcmas :mil pnda iemperaiur ll00°C memlnerilcan keserimbangan _krii dan ausfenii _Dada semua daernh _vang mendistribusikan kekerasan secara meraia_ Lap: pendinginan memberikan pengaruh yung berbeda rcrhadap kesetimbangan _£2sa. Pendinginan cepar 0nedia air) alarm menghasilkan kandungan _/érir yang lebih banyak. sedangkan pendinginan lamba! (media udara) menghasilkan kandungcm jérit lcurang dari pendingirmn cepat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Duplex atau ferritic - austenitic stainless steel (DSS) telah banyak
digunakan dalam berbagai bidang aplikasi. Aplikasi material ini yang
begitu besar dikarenakan ketahanan material tersebut terhadap korosi.
Kekuatan dan ketangguhan yang tinggi, dan juga mempunyai kekuatan fatik
yang tinggi. Karakteristik material ini sangat dipengaruhi kesetimbangan
fasa feril-austenit, dimana keseimbangan dua fasa ini dipengaruhi oleh
komposisi kimia dan siklus termal yang dialami sebelumnya. Karena proses
pengelasan maka rasio komposisi kedua fasa akan berubah dan dapat
mengakibatkan perubahan sifat mekanis material ini.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan panas ani!
dan aging terhadap mikrostruktur dan kekerasan mikro pada lasan duplex
stainless steel UNS 531803. Perlakuan panas ini juga akan memberikan
data perubahan kandungan fasa feril dan fasa presipitat yang
mempengaruhi kekerasan mikro.
Perlakuan panas anil pada temperatur 1100°C memberikan
keseimbangan ferit dan austenit pada semua daerah yang mendistribusikan
kekerasan secara merata. Perlakuan aging pada temperaiur 900°C
nienurunkan kandungan fasa ferit dan membentuk fasa presipitat yang
meningkatkan kekerasan. Perlakuan anil sebelum aging mengurangi
jumlah fasa presipitasi yang terbentuk dibandingkan dengan perlakuan
panas aging tanpa anil sebelumnya. Semakin lama waktu tahan pada aging
akan meningkatkan jumlah fasa prenpiral."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cahyono
"Penelitian efek perlakuan panas pada ketahanan korosi pitting dan struktur mikro pada lasan berulang material super duplex stainless steel UNS S32760 dievaluasi melalui uji korosi pitting, karakterisasi struktur mikro, dan analisis SEM-EDS. Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lasan asli (OW) dan spesimen pengelasan berulang yang diberikan perlakukuan panas, yaitu lasan yang diulang sekali (HR1), lasan yang diulang dua kali (HR2), dan lasan yang diulang tiga kali (HR3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OW menunjukan ketidakseimbangan fraksi ferit-austenit yang signifikan yang mengurangi ketahanan korosi pitting. Perlakuan panas pada temperatur 1100 ºC secara bertahap dapat mengembalikan keseimbangan fraksi ferit-austenit dan melarutkan fasa intermetalik sehingga meningkatkan sifat ketahanan korosi pitting pada spesimen lasan berulang, HR1, HR2, dan HR3.

The effect of heat treatment on the pitting corrosion resistance and microstructure of UNS S32760 super duplex stainless steel`s repeated welds was investigated through a pitting corrosion test and microstructure characterization. The specimens include an original weld (OW) and three heat-treated specimens, namely a once-repeated weld (HR1), a twice-repeated weld (HR2), and a three-time-repeated weld (HR3).
The results show that the OW represents a significant imbalance of ferrite-austenite fractions reducing the pitting corrosion resistance. Conversely, 1100 ºC heat treatment on HR1, HR2, and HR3 gradually returns the equilibrium of ferrite-austenite fractions and dissolve intermetallic phase which improves the pitting corrosion resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fadli
"Variasi parameter pengelasan terhadap ketidakseimbangan struktur mikro lasan baja tahan karat SAF 2707 hiperduplek dan pengaruhnya terhadap sifat mekanik telah dipelajari. Pembatasan masukan panas dan penambahan gas nitrogen ke dalam gas pelindung argon merupakan cara yang efektif untuk mengontrol struktur mikro lasan baja tahan karat SAF 2707 hiperduplek sehingga masih meninggalkan sifatnya yang sangat baik.
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebar kampuh las dan kedalaman penetrasi lasan akan meningkat seiring peningkatan masukan panas dan penambahan gas nitrogen dalam gas pelindung argon. Selain itu, peningkatan masukan panas akan menurunkan fraksi volume ferit. Begitu pula dengan penambahan gas nitrogen pada gas pelindung argon akan menurunkan fraksi volume ferit.
Pada penelitian ini, masukan panas dibatasi pada rentang 0.3 kJ/mm - 1.4 kJ/mm dan menghasilkan fraksi volume ferit pada rentang 31% - 53% pada kampuh las dan 48% - 70% pada daerah terpengaruh panas (HAZ). Tidak ditemukan fasa intermetalik pada struktur mikronya. Kekerasan meningkat seiring meningkatnya fraksi volume ferit.

The variation of welding parameters on the unbalance microstructure of SAF 2707 hyperduplex stainless steel weldments and its effects on the mechanical properties has been studied. Limiting the heat input and introducing nitrogen gas into argon shielding gas are the effective way to control the microstructure of SAF 2707 hyperduplex stainless steel weldments in order to maintain its excellent properties.
From achieved result, the width of weld bead and the depth of weld penetration increased as heat input increased and as well as increasing nitrogen gas into the argon shielding gas. In addition, as heat input increased, the volume fraction of ferrite decreased. Similarly, as nitrogen gas increased into the argon shielding gas, the volume fraction of ferrite decreased.
In this research, the heat input was limited in the range 0.3 kJ/mm - 1.4 kJ/mm and produced volume fraction of ferrite in the range 31% - 53% on the weld metal dan 48% - 70% on the HAZ. No intermetallic phase found on its microstructure. The hardness increased as volume fraction of ferrite increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42334
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harfi Sandresen
"Baja As-Cast CA-40 adalah baja tahan karat (stainless steel) martensilik yang setara dengan stainless steel martensitik 420. Baja jenis ini selain memiliki sifat kctahanan korosi yang baik juga peka terhadap proses pengerasan dengan pencelupan. PenelWan ini menganalisa sifat mampu laku panas material haja As-Cast CA- 40 setelah proses pengerasan dengan lemperatur auslenisasi sebesar 980oC dan JOS0°C serta pendinginan dengan media ali (minyak) dan diltmjutkan dengan proses temper dengan varias; temperatur 200, 300 dan 400°C dengan waktu tahan masingmasing 1, 2 dan 3 jam. Hasil pengujian kekcrasan memperlihatkan bahwa temperatur austenisasi yang semakin tinggi dan laju pendinginan yang cepat akan mengakibatkan nailmya nilai kekerasan baja tcrsebut, Dengan sifal mampu keras yang baik maka transformasi austenit menjadi matlensil Japat let:fadi. Proses temper akan mengakibatkan tunmnya nilai kekerasan, dimana struklur martensit berubah menjadi manensit temper. Sifat mekanis yang baik diperoleh pada kandisi aw;tenisasi pada temperotur 1050°C, pence/upon oli dan dilemperpada temperatur 200-300°C. Proses temper pada lempcratur 400°C akan meningkatkan kekerasan material tetapi menurunkan ketangguhan karena mulai terjadi tempering embrittlemenl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Lesmana
"Baja tahan karat telah digunakan untuk berbagai aplikasi di industri, kimia, makanan dan rumah tangga. Dalam pembuatan produk atau peralatan dari baja tahan karat, pihak manufaktur umumnya menggunakan proses pengelasan sebagai metode penyambungan utama. Permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan karat adalah terbentuknya fasa karbida yang mengendap di batas butir (sensitasi) yang akan menurunkan ketahanan korosi dan kekuatan sambungan las.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh masukan panas dan perlakuan panas terhadap karakteristik mekanis dan korosi baja tahan karat AISI 304. Dalam penelitian ini digunakan material baja tahan karat AISI 304 yang dilas dengan proses GTAW dengan variasi arus pengelasan 120, 140 dan 160A sebagai variabel masukan panas. Proses pendinginan menggunakan dua metode yaitu pendinginan lambat (udara) dan pendinginan cepat (air). Sebagian sampel pendinginan lambat akan diberikan perlakuan solution annealing pada temperatur 1100°C dengan waktu tahan 30 dan 60 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian tarik, kekerasan, lengkung, XRD dan korosi serta pengamatan makro dan mikro struktur untuk mengetahui karakteristik mekanis dan korosi hasil las baja tahan karat tersebut.
Hasil pengujian menunjukkan penurunan masukan panas akan meningkatkan kekuatan sambungan las baja tahan karat. Proses pengelasan dengan laju pendinginan lambat (udara) akan menimbulkan presipitasi karbida (sensitasi) pada batas butir material stainless steel AISI 304 sedangkan laju pendinginan cepat (air) tidak menghasilkan pembentukan karbida. Fasa karbida yang terbentuk dari hasil pengelasan adalah Cr7C3. Proses solution annealing pada temperatur 1100°C yang diikuti dengan pendinginan cepat dapat melarutkan kembali fasa karbida yang terbentuk pada batas butir. Hasil uji lengkung pada sampel as welded, solution anneal dan sampel quench yang telah menjalani uji korosi intergranular tidak memperlihatkan adanya retak pada permukaan material.

Stainless steels have been used for many industrial, chemical, food and consumer application. In the fabrication of stainless steel products or equipments, manufacturer, in general, employ welding as the principal joining method. The most frequent problems occur in welding stainless steels is carbide formation and precipitation at grain boundaries (known as sensitization) which will reduce corrosion resistance and strength of the welded joint.
The aim of this research is to learn the affect of heat input and heat treatment to mechanical and corrosion characteristics of stainless steel AISI 304. In this research, AISI 304 austenitic stainless steel was welded with GTAW process using welding currents of 120, 140 and 160 A as variable for heat input. The cooling rate use two kind methods: slow cooling (air) and rapid cooling (water). Some of slow cooling samples were treated with solution annealing at temperature 1100°C and hold for 30 and 60 minutes. Further, the samples subjected to tensile, hardness, bending, XRD and corrosion testings as well as macro and micro structure examination.
The results of the tests shows that reducing heat input has increased the strength of stainless steel welded joint. Slow cooling process resulted carbide precipitation (sensitization) in the grain boundary of AISI 304 austenitic stainless steel while rapid cooling process did not form carbide precipitation. The carbide formed in material are likely chromium carbides Cr7C3 type. Solution annealing process at 1100°C followed by quench has dissolved carbide formed in the grain boundary. Bending test performed to as welded, solution anneal and quench samples that have subjected to corrosion intergranular testing did not exhibit fissures at the surface of materials.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hakim
"Material baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan pengerjaan berupa cold pilgering sehingga mengalami peningkatan kekuatan dan masuk kelas 140. Pada aplikasinya diperlukan pipa dengan spesifikasi kelas 110 atau 125 yang memiliki elongasi lebih tinggi tapi kekuatan yang lebih rendah. Pemberian perlakuan pelunakan pada suhu 350˚C, 450˚C, dan 550˚C dengan waktu tahan 10 dan 20 menit diberikan untuk menghasilkan penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi pada material. Penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi yang paling optimal terjadi pada suhu 550˚C dengan waktu tahan 10 menit.

Seamless tube of duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 were given cold pilgering treatmentthat increases strength and theirgrade to 140. Some applications requiringseamless tube with specification of grade 110 and 125 that have higher ductility but lower strength. Heat treatment at temperature 350˚C, 450˚C, and 550˚C with holding time 10 and 20 minutes resulted decreasing of yield strength and increasing of elongation of material. Decreasing of yield strength and increasing of elongation reach optimum number at temperature 550˚C with holding time 20 minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipangkar, Leonardo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh dari proses pengelasan perbaikan berulang terhadap evolusi struktur mikro dan sifat mekanik dari super duplex stainless steel(SDSS) UNS S32750. Enam sampel di las dengan proses pengelasan gas tungsten arc welding(GTAW). Sampel pertama disiapkan sebagai original weld(OW), kemudian daerah lasan di eksavasi dengan grinda, dan di preparasi kembali pada area yang sama yang selanjutnya di lakukan pengelasan kembali dengan variasi masukan panas, yaitu masukan panas rendah dan tinggi 1,0 and 1,75 kJ/mm. Sampel repairpertama diberi identifikasi R1-LHI & R1-HHI kemudian proses repairkedua di lakukan sama dengan proses repairpertama dengan identifikasi R2-LHI & R2 HH1 begitu juga dengan R5. Sampel-sampel tersebut selanjutnya di-uji untuk mempelajari perubahan struktur mikro, kandungan ferrit, dan sifat mekanik hasil lasan. Pengujian impak dan kekerasan dilakukan untuk mengkarakterisasi sifat mekanik hasil sambungan, stuktur mikro dan analisa patahan dari sampel impak di teliti menggunakan mikroskop optik (OM) dan Scanning Electron Microscopic-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy(SEM-EDS).
Hasil penelitian proses pengelasanrepairyang berulang menunjukan terjadinya perubahan yang signifikan terhadap struktur mikro dan sifat mekanik material SDSS. Ukuran butir ferrit pada area HAZ sampel HHI terlihat lebih kasar dibandingkan LHI, mengakibatkan penurunan kekuatan impak hingga 12 J pada sampel R5. Mode patahan ulet terjadi pada sampel OW, R1-LHI, R2-LHI & R1-HHI sedangkan patahan getas terjadi pada sampel R2 HHI & R5, presipitat Cr2N dan fasa sigma juga ditemukan pada foto struktur mikro R5 dimana keduanya dapat menurunkan kekuatan impak hasil lasan. Hasil analisa kandungan ferrit menunjukan pengelasan dengan masukan panas tinggi dapat menurunkan kandungan ferrit dibandingkan dengan masukan panas yang rendah, dan nilai kekerasan rata-rata sampel R1-LHI & R2-LHI terlihat lebih tinggi dari batas kekerasan yang diperbolehkan. Secara keseluruhan pembatasan pengelasan repair hingga repair pertama dengan masukan panas yang sama menghasilkan hasil yang optimal.

This research is performed to evaluate the effects of repeated weld-repairs on the microstructure evolution and mechanical properties of super duplex stainless steel (SDSS) UNS S32750. Six specimens were welded using gas tungsten arc welding (GTAW) process. The first specimen was prepared as original weld (OW), then weld area was ground, re-beveled on the same location and re-welded with different parameters, low and high heat input 1,0 and 1,75 kJ/mm respectively. The first repair with low heat input and high heat input were called as R1-LHI & R1-HHI and the second repairs were prepared as same as the first repairs and called as R2-LHI & R2 HH1 and also for R5. Specimens with the different condition were studied by examining the changes in microstructures, ferrite content, and the mechanical properties. Impact and hardness test were carried out to characterize the mechanical properties of welded joints, the microstructural and fractography of raptured impact specimens were investigated using optical microscopy (OM) and Scanning Electron Microscopic-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS).
The results showed that microstructures, mechanical properties of SDSS weldments were changing significantly as the effect of repeated repair heat cycle by differences heat input. Ferrite grain size on HHI HAZ specimen was found coarser than LHI, which affected in the reduction of impact value up to 12 J on R5 specimen. Ductile mode fracture was reported occurred on OW, R1-LHI, R2-LHI & R1-HHI and brittle fracture on R2 HHI & R5, Precipitate Cr2N and Sigma phase are also found on R5 microstructure, which may reduce the impact properties of the materials. From ferrite content report shows that welding with HHI reduced the ferrite content compare to LHI samples, and the average hardness values for R1-LHI & R2-LHI were found higher than acceptance. From the results of the examination, limited repair up to the first repair with the same heat input as the original weld was given the optimum results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refnaldi
"Tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi perubahan-perubahan dalam struktur mikro dan sifat mekanis dari baja tahan karat 304L dan 3l6L dibawah pengelasan perbaikan berulang. Perubahan-perubahan dari kedua material tersebut kemudian diperbandingkan satu sama lain. Pengelasan dan pengelasan perbaikan dilaksanakan dengan GTAW. Proses pengelasan GTAW dilaksanakan menggunakan logam pengisi ER308L untuk baja tahan karat 304L dan ER3l6L untuk baja tahan karat 316L. Spesimen dari logam dasar dan kondisi berbeda dari perbaikan GTAW dipelajari dengan melihat perubahan struktur mikro, komposisi kimia dari fase-fase, ukuran butir dalam daerah terpengaruh panas dan efek terhadap sifat mekanis. Struktur miko diinvestigasi menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microscopy (SEM). Komposisi kimia dari base material ditentukan dengat optical emission specffometer. Komposisi kimia dari inti las, daerah terpengaruh panas dan logam induk ditentukan dengan XRF Analyzer. Komposisi kimia dari fase-fase ditentukan dengan Energt Dispersive X' ray Analysis (EDAX). Pengujian mekanik yang dilakukan uji tarik, kekuatan impak Charpy-V, dan uji keras mito Vickers. Permttkaan patahan diamati dengan foto makro dan detail morfologi permukaan patahan pada awal dan tengah atau ujung permukaan patahan diinvestigasi dengan scanning electron microscopy (SEM). Kekerasan dari daerah terpengaruh panas menunrn sesuai dengan peningkatan jumlah perbaikan. Secara umum peningkatan dalam kekuatan tarik (UTS) terjadi dalam pengelasan. Pada perbaikan pertama suatu penurunan bertahap dalam kekuatan Tarik (UTS) terjadi tetapi nilai kekuatan tarik (UTS) tidak kurang dat', base metal. Pengxangan signifikan dalam kekuatan impak charpy-V dengan jumlah perbaikan las diamati dengan lokasi takikan di daerah terpengaruh panas. Perubahan-perubahan yang sama terhadap struktur miko dan sifat mekanis terjadi pada kedua tipe baja tahan karat tersebut. Perbedaannya adalah untuk kekuatan tarik dan kekuatan impak pada hasil pengelasan baja tahan karat 304L lebih baik daripada 316L.

The purpose of this study is to evaluate changes in the micro structural and mechanical properties of stainless steel 304L and 3l6L under repeated repair welding. The changes of both of material then will be in comparation to each other. The welding and the repair welding were conducted by gas tungsten arc welding (GTAW). The GTAW welding process w.rs performed using ER308L filler metals for stainless steel 304L and ER3I6L filler metals for stainless steel 316L. Specimen of the base metal and different conditions of gas tungsten arc welding repairs were studied by looking in the micro structural changes, the chemical composition of the phases, the grarn size (in the heat affected zone) and the effect on the mechanical properties. The microstructure was investigated using optical microscopy (OM) and scanning electron microscopy (SEM). The chemical composition of the base material was determined using optical emission spectrometer. The chemical composition of weld metal, heat affected zone and base metal was determined using XRF Analyzer. The chemical composition of the phases was determined using energy dispersive X-ray Analysis (EDAX). Mechanical testing consist of tensile tests, Charpy-V impact resistance and Vickers hardness tests were conducted. Detail of fracture surface morphologies in beginning and centre or end of fracture was investigated using scanning electron microscopy (SEM). Hardness of the heat affected zone decreased as the number of repairs increased. Generally an increase in the ultimate tensile strength (UTS) occuned with welding. At the first repair, a gradual decrease in UTS occurred but the values of UTS were not less than values of the base metal. Signif,rcant reduction in Charpy-V impact resistance with the number of weld repairs were observed when the notch location was in the HAZ. T"be similar changes in the micro structural and mechanical properties occured in both of type of stainless steel. The difference were for the values ofUTS and Charpy-V impact resistance of welding specimen of stainless steel 304L more tlan values of stainless steel 316L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>