Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Duplex atau ferritic - austenitic stainless steel (DSS) telah banyak
digunakan dalam berbagai bidang aplikasi. Aplikasi material ini yang
begitu besar dikarenakan ketahanan material tersebut terhadap korosi.
Kekuatan dan ketangguhan yang tinggi, dan juga mempunyai kekuatan fatik
yang tinggi. Karakteristik material ini sangat dipengaruhi kesetimbangan
fasa feril-austenit, dimana keseimbangan dua fasa ini dipengaruhi oleh
komposisi kimia dan siklus termal yang dialami sebelumnya. Karena proses
pengelasan maka rasio komposisi kedua fasa akan berubah dan dapat
mengakibatkan perubahan sifat mekanis material ini.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan panas ani!
dan aging terhadap mikrostruktur dan kekerasan mikro pada lasan duplex
stainless steel UNS 531803. Perlakuan panas ini juga akan memberikan
data perubahan kandungan fasa feril dan fasa presipitat yang
mempengaruhi kekerasan mikro.
Perlakuan panas anil pada temperatur 1100°C memberikan
keseimbangan ferit dan austenit pada semua daerah yang mendistribusikan
kekerasan secara merata. Perlakuan aging pada temperaiur 900°C
nienurunkan kandungan fasa ferit dan membentuk fasa presipitat yang
meningkatkan kekerasan. Perlakuan anil sebelum aging mengurangi
jumlah fasa presipitasi yang terbentuk dibandingkan dengan perlakuan
panas aging tanpa anil sebelumnya. Semakin lama waktu tahan pada aging
akan meningkatkan jumlah fasa prenpiral."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Duplex siainless steel relalz bmiyak digunakan dalam berbagai bidang apliknsi_ Aplilcasi marcrial ini yang begin: besm' dikarenakan kelahanan malarial ierxebui rerhadap ko/'osi_ Kekuaran dan kemngguhan _mug iinggi. dan juga mempunyai kelmaian_kzrilr _mug linggi. Karakferislik maierial ini sangai dipengaruhi ke.s'f:limhai1gan_krsa _/nfffil-(1)1511-Iliff. diumna keseiimbangan dl1H_ff?SG ini drpengaru/ai ole/1 komposisi kimia dan sikiux icrmnl yang dialami sebelumnya. Karena prosrfs pengelasmz maka msio komposisi kedua,kzsa nlmn berubah dan dapar mengakibailcan perubuharr SMI! mekanis material ini.
I’ene/irian ini herriguan :mink ineli/mi pengaruh perlnlcuan panax :mil dan merode pendinginan (waler quenching dan air cooling) lerhadnp mikrosirukrur dan kekerasan mikro pada lasan duplex slainless steel UNS S31803. Perlalfuan pcmas ini juga akan mcmberikcm dam perubahan imndungan _/2150 _ferir yang akan mcmpengaruhi kekerasrm milcro.
Perlairuan pcmas :mil pnda iemperaiur ll00°C memlnerilcan keserimbangan _krii dan ausfenii _Dada semua daernh _vang mendistribusikan kekerasan secara meraia_ Lap: pendinginan memberikan pengaruh yung berbeda rcrhadap kesetimbangan _£2sa. Pendinginan cepar 0nedia air) alarm menghasilkan kandungan _/érir yang lebih banyak. sedangkan pendinginan lamba! (media udara) menghasilkan kandungcm jérit lcurang dari pendingirmn cepat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anshori Saga
"Tesis ini membahas hubungannya pengaruh durasi (umur pakai) stainless steel AISI 409 terhadap IGC (Intergranular Corrosion) yang dapat menurunkan kualitas lasan dan pengaruh penambahan proses post weld pada proses pengelasan terhadap terbentuknya IGC (Intergranular Corrosion). Penelitian ini menggunakan uji tarik, uji kekerasan, pengamatan metalografi dan SEM, serta uji korosi dengan metode weight loss. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perpustakaan perlu dilibatkan dalam pengembangan kurikulum; materi pendidikan pemakai perpustakaan harus dikembangkan sesuai dengan komponenkomponen yang ada dalam information literacy; perpustakaan juga harus menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan literacy mahasiswa.

This thesis discusses the relationship influences the duration (lifetime) of stainless steel AISI 409 on the IGC (intergranular corrosion) which can degrade the quality of welds and the effect of the addition of post-weld process on the welding process of the formation of the IGC (intergranular corrosion). This study used a tensile test, hardness test, metallographic and SEM observations, as well as corrosion test by the method of weight loss. The research concludes that the library should be involved in curriculum development; library user education materials should be developed in accordance with the components were present in the information literacy; the library must also provide facilities that support improved student literacy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto Mudiantoro
"ABSTRAK
Pengelasan logam yang berbeda atau Dissimilar Metal Welding (DMW) adalah proses yang unik dan kompleks karena di setiap zona di daerah pengelasan logam yang berbeda memiliki struktur dan karakteristik yang unik. Struktur yang terbentuk pada masing-masing zona memiliki efek yang signifikan pada sifat-sifat logam las. Dalam penelitian ini, tujuan utamanya adalah untuk menyelidiki evolusi struktur mikro dan mode distribusi sifat mekanik dari pengelasan pelat baja HY80 dan baja tahan karat tipe dupleks 2205 yang dilas dengan menggunakan las manual Shielded Metal Arc Weld (SMAW). Struktur mikro dari setiap zona logam las diamati. Pelat spesimen dilas dengan menggunakan logam pengisi AWS A5.22 DW 309L (E309L) dan AWS A5.22 DW2209 (E2209). Ditemukan bahwa elektroda AWS A5.22 DW 309L memberikan keseimbangan antara fase austenit dan ferit di zona logam inti las yang berbeda dari sambungan baja Dupleks SS2205 dan HY80. Hasilnya menunjukkan bahwa distribusi kekerasan dari sambungan yang berbeda dari proses pengelasan ini dipengaruhi oleh evolusi struktur mikro, di mana kekerasan tertinggi diperoleh pada daerah HAZ. Nilai puncak kekerasan pada daerah HAZ logam dasar HY 80 ditemukan di daerah dekat garis fusi. Struktur mikro logam induk baja Dupleks SS 2205 menunjukkan butiran halus dengan struktur ferit dan austenit, dimana ferit ditunjukan dengan warna gelap dan austenit dengan warna terang. Pada bagian tertentu ditemukan sejumlah inklusi terak sebagai bintik hitam. Struktur mikro dari logam las menunjukkan butiran kasar austenit bersama dengan beberapa inklusi terak sebagai bintik hitam. Zona yang terkena panas dari pelat baja HY80 menunjukkan butiran kasar austenit dan ferit, sedangkan zona yang terkena pan as dari DSS 2205 menunjukkan garis fusi tipis dengan butiran kasar ferit sebagai zona gelap dan butiran kasar austenit sebagai zona terang. Tingkat variasi dalam kandungan ferit logam las juga diamati. Secara keseluruhan hasil pengelasan dengan menggunakan elektroda E 2209.

ABSTRACT
Dissimilar Metal Welding (DMW) is a unique and complex process because in each zone in different metal welding areas it has unique structure and characteristics. The structure formed in each zone has a significant effect on the properties of weld metal. In this study, the main objective was to investigate the evolution of microstructure and mechanical distribution modes of welding of HY80 steel plates and duplex 2205 stainless steel welded using Shielded Metal Arc Weld (SMAW) manual welding. The microstructure of each weld metal zone is observed. The specimen plate is welded using AWS A5.22 DW 309L and AWS A5.22 DW 2209 filler metal. It was found that AWS A5.22 DW 309L electrodes provide a balance between the austenite and ferrite phases in the weld metal zone which is different from the DSS and HY80 steel connections. The results show that the hardness distribution of the joints is different from this welding process, where the highest hardness is obtained in the HAZ region. Value of peak hardness in the HAZ region of base metal HY 80 is found in the area near the fusion line. The microstructure of base metal DSS 2205 shows fine grains with ferrite structures, with dark colors and bright austenites. In certain parts a number of inclusions of slag are found as black spots. The microstructure of the weld metal shows austenite coarse grains along with some inclusions of slag as black spots. The heat-affected zone of the HY80 steel plate shows coarse austenite and ferrite grains, while the heat-affected zone of DSS 2205 shows a thin fusion line with coarse grains of ferrite as a dark zone and coarse austenitic grains as a bright zone. There is a observed degree of variation in weld metal ferrite content. "
2018
T52366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatahillah Putra Kustiawan
"Stainless Steel merupakan logam yang banyak digunakan untuk keperluan industri karena stainless steel memiliki ketahanan korosi yang baik dan tahan terhadap temperatur tinggi. Pada umumnya, penggunaan stainless steel membutuhkan teknik penyambungan yang salah satunya adalah pengelasan. Pemilihan parameter yang tepat sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui hubungan kuat arus, heat time, dan hold time terhadap kekuatan tarik yang dihasilkan dengan menggunakan teknik pengelasan RSW. Mesin las yang digunakan adalah WIMTOUCH 1800 tipe JPC 35. Kuat arus yang digunakan adalah 7000 A, 7700 A, dan 8400 A; heat time yang digunakan adalah 5 cycle, 10 cycle, dan 15 cycle; dan hold time yang digunakan adalah 5 cycle, 10 cycle, dan 15 cycle. Karakterisasi hasil las dilakukan melalui analisis diameter weld nugget dengan menggunakan mikroskop digital dan pengujian kekuatan tarik. Dari hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa semakin besar kuat arus dan heat time maka diameter weld nugget yang dihasilkan akan semakin besar sedangkan trendline dari hold time pada penelitian ini tidak dapat terlihat. Nilai kekuatan tarik maksimum yang didapatkan adalah 11,3 kN dengan parameter pengelasan arus 7700 A, heat time 15 cycle, dan hold time 10 cycle.

Stainless Steel is a metal that is widely used for industrial purposes because stainless steel has good corrosion resistance and resistance to high temperatures. In general, the use of stainless steel requires a technique of connection one of which is welding. Selection of appropriate parameters is needed to obtain optimal welding results. In this experiment, the experiment was conducted to find out the relationship of current strength, heat time, and hold time to the tensile strength produced by using RSW welding technique. The welding machine used is WIMTOUCH 1800 type JPC 35. The current strength used is 7000 A, 7700 A, and 8400 A the heat time used is 5 cycles, 10 cycles, and 15 cycles and hold time used is 5 cycles, 10 cycles, and 15 cycles. The characterization of the welding results is done by analyzing the diameter of the weld nugget by using digital microscope and tensile strength test. From the results obtained, it is known that the greater the current strength and heat time then the diameter of the weld nugget generated will be greater while the trendline of hold time in this study can not be seen. The maximum tensile strength value obtained is 11.3 kN with welding parameters 7700 A, heat time 15 cycles, and hold time 10 cycles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisriinaa Jasmine Chairunnisa
"Pengelasan memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi kehidupan sehari-hari, seperti struktural jembatan dan komponen engineering. Selain itu, baja tahan karat austenitik 316L memiliki keunggulan dalam mengatasi korosi dan permasalahan weld decay sehingga seringkali digunakan di berbagai industri. Selama proses pengelasan suatu material transfer panas dan penggunaan elektroda tungsten yang tidak tepat dapat mempengaruhi sifat mekanis produk. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengusulkan penggunaan metode Tungsten Inert Gas (TIG) autogenous dengan variasi sudut ujung elektroda tungsten untuk mengoptimalkan hasil lasan baja tahan karat 316L. Studi ini mencakup pengaruh geometri manik las, karakterisasi mikrostruktur, dan profil kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut ujung elektroda tungsten memengaruhi lebar dan kedalaman manik las, serta rasio W/D. Meskipun belum mencapai rentang nilai yang dianggap aman terhadap kegagalan retak solidifikasi, sudut ujung elektroda 90º hingga 180º menunjukkan potensi untuk mencapai rentang tersebut. Pengaruh mikrostruktur menunjukkan pengaruh sudut ujung terhadap arah pertumbuhan dendrit, dan profil kekerasan yang merata pada sudut ujung 90º. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pengaruh sudut ujung elektroda tungsten dan variasinya terhadap hasil lasan baja tahan karat 316L, dengan harapan memberikan kontribusi pada pemahaman dan pengembangan proses pengelasan yang optimal.

Welding plays an important role in various daily life applications, such as bridge structures and engineering components. In addition, 316L austenitic stainless steel has the advantage of overcoming corrosion and weld decay problems so it is often used in various industries. During the welding process of a material heat transfer and improper use of tungsten electrodes can affect the mechanical properties of the product. Therefore, a study was conducted to propose the use of autogenous Tungsten Inert Gas (TIG) method with varying tungsten electrode tip angle to optimize the weld yield of 316L stainless steel. The study includes the influence of weld bead geometry, microstructure characterization, and hardness profile. The results show that the tungsten electrode tip angle affects the width and depth of the weld bead, as well as the W/D ratio. Although it has not yet reached the range of values considered safe against solidification crack failure, tip angles of 90º to 180º show the potential to reach that range. The influence of microstructure shows the effect of tip angle on the direction of dendrite growth, and an even hardness profile at a tip angle of 90º. This research provides insight into the effect of tungsten electrode tip angle and its variations on 316L stainless steel weld yields, with the hope of contributing to the understanding and development of optimized welding processes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cahyono
"Penelitian efek perlakuan panas pada ketahanan korosi pitting dan struktur mikro pada lasan berulang material super duplex stainless steel UNS S32760 dievaluasi melalui uji korosi pitting, karakterisasi struktur mikro, dan analisis SEM-EDS. Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lasan asli (OW) dan spesimen pengelasan berulang yang diberikan perlakukuan panas, yaitu lasan yang diulang sekali (HR1), lasan yang diulang dua kali (HR2), dan lasan yang diulang tiga kali (HR3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OW menunjukan ketidakseimbangan fraksi ferit-austenit yang signifikan yang mengurangi ketahanan korosi pitting. Perlakuan panas pada temperatur 1100 ºC secara bertahap dapat mengembalikan keseimbangan fraksi ferit-austenit dan melarutkan fasa intermetalik sehingga meningkatkan sifat ketahanan korosi pitting pada spesimen lasan berulang, HR1, HR2, dan HR3.

The effect of heat treatment on the pitting corrosion resistance and microstructure of UNS S32760 super duplex stainless steel`s repeated welds was investigated through a pitting corrosion test and microstructure characterization. The specimens include an original weld (OW) and three heat-treated specimens, namely a once-repeated weld (HR1), a twice-repeated weld (HR2), and a three-time-repeated weld (HR3).
The results show that the OW represents a significant imbalance of ferrite-austenite fractions reducing the pitting corrosion resistance. Conversely, 1100 ºC heat treatment on HR1, HR2, and HR3 gradually returns the equilibrium of ferrite-austenite fractions and dissolve intermetallic phase which improves the pitting corrosion resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widyianto
"Pada penelitian ini dilakukan pengelasan pipa orbital dengan pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) arus pulsa tanpa logam pengisi (autogenous) pada pipa baja tahan karat tipe 304. Dimensi dari material uji adalah diameter luar 114 mm dan ketebalan 3 mm. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh parameter arus pulsa, posisi las dan siklus kerja terhadap karakteristik geometri las, sifat mekanik dan struktur mikro. Variasi parameter dalam penelitian ini yaitu arus konstan, arus pulsa dan siklus kerja. Arus rata-rata dari setiap parameter dibuat sama yaitu 100 ampere, namun pada arus pulsa terdapat variasi arus puncak, arus dasar, waktu arus puncak dan waktu arus dasar. Kecepatan pengelasan yang digunakan adalah 1,4 mm/detik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pengelasan dengan variasi arus pulsa menghasilkan lebar manik las yang lebih besar dari pada pengelasan dengan arus konstan. Hasil lebar manik las berbanding lurus dengan peningkatan arus pulsa. Terjadi penurunan kekuatan tarik sebesar 23,95 % pada parameter 65-B posisi las 00 dan kenaikan kekuatan tarik sebesar 16,09 % pada parameter 65-A posisi las 1800 terhadap kekuatan tarik logam dasar. Pada kekerasan mikro dengan metode vickers, terjadi penurunan kekerasan terbesar pada daerah HAZ dan daerah las sebesar 20,50 % dan 7,22 % pada parameter 50-C. 

Orbital pipe welding was carried out in this research by pulse current Tungsten Inert Gas (TIG) welding without metal filler (autogenous) of 304 stainless steel pipes. The dimensions of the specimens were 114 mm outside diameter and the thickness of 3 mm. The purpose of this study was to determine the effect of pulse current parameters, weld position and duty cycle on the characteristics of weld geometry, mechanical properties and microstructure. Variation of parameters in this study were constant current, pulse current and duty cycle. The average current of each parameter was the same 100 ampere, but in the pulse current there were variations in peak current, base current, peak current time and base current time. The welding speed used was 1.4 mm/second. The results of this study indicate that in the welding with variations in pulse currents it produces a larger weld bead width than the welding with a constant current. The width of the weld bead was directly proportional to the increase in pulse current. There was a decrease in tensile strength of 23.95% in the parameter 65-B weld position 00 and an increase in tensile strength of 16.09% in parameter 65-A weld position 1800 against the tensile strength of the base metal. In the micro hardness with vickers method, the greatest hardness occurred in the HAZ region and the weld area by 20.50% and 7.22% in the 50-C parameter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumbiak, Dominggus B.
"Peningkatan penggunaan pengelasan dengan dua material yang berbeda selalu di gunakan pada dunia industri, pengelasan dengan dua material yang berbeda terus meningkat penggunaannya. Tujuannya untuk mendapatkan spesifikasi yang baik namun tetap menekan biaya yang digunakan. Material yang sering digunakan dalam dissimilar welding adalah stainless steel 304 dan structure steel 400. Kedua material ini memiliki kelebihan masing-masing. Untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik, diperlukan pemilihan parameter yang tepat agar tidak timbul permasalahan seperti distorsi pada pengelasan. Distorsi merupakan sebuah proses perubahan bentuk pada material akibat pengelasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus dan kecepatan pengelasan terhadap kekuatan material pada dissimilar Gas Metal Arc Welding (GMAW). Kecepatan yang di gunakan bervariasi antara lain 3, hingga 3,25 mm/s. Hasil pengelasan yang telah di dapatkan dari variasi kecepatan dan variasi ampere kemudian dilakukan pengujian microstructur. Dari hasil yang di dapatkan, bahwa terjadi perubahan dari masing-masing microhardness di masing-masing daerah pengelasan.

In industrial world, research and develompent of welding with two different materials is always improving. The purpose of this research is to get an ideal specification without increasing the industrial cost. Materials that is often used in dissimilar welding is stainless steel 304 dan structure steel. These two materials have advantages each. To get a good result in welding, chosing the right parameters is a must, in order to avoid trouble like distortsion in the welding process. Distorsion is an effect caused by welding that changes the material form.
This research purposes is to observe the effect of strong current in electricity and the welding speed to the strenth of materials in dissimilar Gas Metal Arc Welding (GMAW) process. The speed that was used in this research varies from 3 mm/s to 3.25 mm/s. The welding results from speed and current parameters was tested to see the material microstructure. From those results, we got a conclusion, that a microhardness deformation occured in each welded areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhedhe Rodat Budi P.
"Baja tahan karat stainless steel 304 merupakan baja yang memiliki ketahanan korosi yang baik dan tahan temperature tinggi sehingga banyak digunakan dalam dunia industri. Penggunaan baja tahan karat umumnya membutuhkan proses penyambungan dimana proses penyambungan yang sangat umum digunakan adalah proses pengelasan. Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik, diperlukan pemilihan parameter yang tepat agar tidak timbul permasalahan seperti distorsi pengelasan. Distorsi merupakan fenomena perubahan bentuk yang terjadi akibat pengelasan.
Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh kuat arus dan kecepatan pengelasan terhadap hasil manik las dan juga distorsi yang dihasilkan menggunakan GMAW. Kuat arus yang digunakan yaitu 115, 120, dan 125 A sedangkan kecepatan pengelasan yang digunakan 3,6; 3,9; dan 4,2 mm/s.
Hasil las dilakukan pengukuran terhadap lebar maniknya, kemudian dilakukan pengukuran distorsi menggunakan CMM Coordinate Measuring Machine setelah material mengalami pendinginan alami. Dari hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa semakin besar kuat arus, maka lebar manik las dan distorsi angular yang dihasilkan akan semakin besar. Sedangkan jika kecepatan pengelasan semakin besar, maka lebar manik las dan distorsi angular yang dihasilkan akan semakin kecil.

Stainless steel has good corrosion resistance and high temperature resistance, especially for 304 Stainless steel and widely used in many industries. The use of stainless steels generally requires a jointing process, and the most common jointing process used in stainless steel is the welding process. To get a good welding results, the selection of appropriate parameters is needed to avoid problems such as welding distortion. Distortion is a phenomenon of form changes that occur due to welding.
This experiment is conducted to find out the effect of welding current and welding speed toward weld bead and also distortion produced using GMAW. The welding current used is 115, 120, and 125 A while the welding speed used is 3.6 3.9 And 4.2 mm s. The weld bead then measured, and also the distortion is measured using CMM Coordinate Measuring Machine after the material is naturally cooled.
From the results obtained, it is known that the rise of welding current, the width of the weld bead and the resulting angular distortion will be increased. Whereas if the welding speed is increased, the width of the weld bead and the angular distortion will be smaller.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>