Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Edo Sondang A.A.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofardiansyah Rizky Nugraha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51663
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Fadhilah Dinandaka
"Program Tol Laut membuat produksi kapal di Indonesia semakin meningkat. Galangan yang memproduksi kapal di Indonesia seringkali menggunakan metode flame straightening untuk meluruskan kembali plat yang bengkok akibat sebaran panas yang tidak merata, maupun karena kurangnya perhatian dalam penaganan plat ataupun blok. Galangan di Indonesia secara umum menggunakan plat baja karbon rendah untuk membangun kapal. Perlakuan flame straightening yang dilakukan di galangan seringkali tidak memiliki standar yang jelas. Karenanya harus diketahui pengaruh yang terjadi pada bagian yang diberikan flame straightening dari perspektif struktur mikro dan sifat mekanik. Mereplikasi kegiatan flame straightening yang terjadi di galangan dengan variabel waktu pemanasan dan temperatur maksimum, penelitian ini memberikan hasil berupa gambaran pengaruh flame straightening tersebut.
Pengujian hasil pemanasan dilakukan dengan observasi visual, uji tarik, uji kekerasan, dan observasi struktur mikro dengan SEM-EDX. Terbukti bahwa perlakuan panas flame straightening memberikan dampak pada plat spesimen. Observasi visual memberi keluaran bahwa terdapat corak warna yang terjadi setelah dilakukan perlakuan panas, corak tersebut terjadi secara acak. Begitu pula dengan uji kekerasan yang memberikan hasil acak namun terbukti terdapat penambahan nilai kekerasan dibanding material yang belum diberi perlakuan panas. Uji tarik memberi hasil bahwa semakin lama pemanasan, maka kekuatan tarik akan semakin baik, sampai dengan variabel waktu yang ditentukan. Pengujian SEM-EDX memberikan hasil yang sesuai dengan teori struktur mikro dan diagram fasa, yang mengatakan dengan variabel yang telah ditentukan seharusnya tidak ada perubahan struktur mikro yang terjadi.

Tol Laut Program is increasing the shipbuilding activities in Indonesia. Shipbuilding shipyards in Indonesia oftenly use flame straightening in order to realign deformed plates due to uneven heat spreading, as well as the lack of concern when handling plates or ship blocks. Indonesian shipyards commonly use low carbon steel for shipbuilding. Flame straightening that is done in shipyards, oftenly have no clear standards. That is why it is important to know the influence happened in the flame straightened part of the plates form the microstructural and mechanical properties perspectives. Replicating the flame straightening done in shipyards with heating time and maximum temperature as variables, this research gives an output of  the depiction of the influence of flame straightening.
The examination of the heating results is done by visual observation, tensile test, hardness tes, and microstructural observation using SEM-EDX. It is proved that flame straightening affects the specimens. Visual observation shows a colored pattern that occurs after the heat treatment, and the pattern occurs randomly. Hardness test also gives a random output but proved the addition of hardness number compared to untreated materials. Tensile test gives the output of the increase of tensile strength correspondently with the length of heating time, with the specified time variable. SEM-EDX gives the corresponding output with the microstructure and phase diagram theory, that with the specified variables, there should not be any change."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ichlas Wahid
"Perlakuan Panas adalah suatu kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan terhadap logam atau paduannya, dalam keadaan padat dengan selang waktu penahanan tertentu, dimana perlakuan panas ini diberikan pada logam atau paduannya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Prosesdur proses perlakuan panas berbeda beda tergantung dari tujuan dari pemberian perlakuan panas itu sendiri, yang biasanya mengacu pada sifat-sifat mekanik dari material bendakerja.
Dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah pegaruh proses perlakuan panas terhadap sifat mekanik yang ada, dan perubahan struktur mikro yang terjadi, proses perlakuan panas yang dilakukan adalah Annealing, Hardening,dan Tempering dengan perlakuan khusus, dilakukan terhadap benda kerja awal baja karbon menegah ( 0,45 % C ) atau baja 1045, dan selajutnya dilakukan penijauan mekanik, tank, kekerasan Rockwel, kekerasan Mikro Vickers, Struktur mikro dengan mikroskop optik dan peninjauan retak akibat uji tank dengan SEM.
Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa harga tegangan tarik tertinggi dicapai oleh spesimen proses Hardening dan tegangan ter rendah di capai oleh spesimen proses Tempering dan harga regangan tertinggi di capai spesimen proses Annealing, Harga kekerasan rockwell tertinggi di peroleh spesimen proses Hardening dan kekerasan terrendah dicapai spesimen proses Tempering demikian pula pada peninjauan kekerasan mikro Vickers. Perubahan Struktur mikro yang terjadi pada penelitian ini sepesimen awal mempunyai struktur mikro ferit dan pearlit, setelah dilakukan proses annealing didapat fern + peariit dan setelah dilakukan proses Hardening struktur mikro martensit + austenit, pada proses tempering struktur mikronya kembaii pada struktur awal ferit + pearlit, hal ini sebabkan temperatur tempemya dilakukan pada temperatur 850°C."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buchari Ali
"Baja perkakas banyak digunakan dalam industri enjinering dan manufaktur sebagai cetakan (moulds and dies) dan berbagai canal pembentuk, baik untuk proses pengerjaan panas maupun untuk proses pengerjaan dingin.
Studi ini ditujukan pada baja perkakas untuk canal proses pengerjaan dingin yang berfungsi sebagai alat mereduksi penampang, dan karenanya harus mempunyai sifat : kekerasan yang tinggi, tangguh dan tahan terhadap keausan.
Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah baja perkakas dalam keadaan lunak, selanjutnya dilakukan proses permesinan dan yang terakhir adalah perlakuan panas. Proses laku panas yang dilakukan terdiri dari temperatur austenisasi : 960 ° C, 980°C, 1000°C, 1020°C dan 1040°C, dengan waktu tahan 30 menit, pendinginan cepat kedalam minyak (Oli). Setelah proses pengerasan, diadakan pengujian sifat mekanis den pengamatan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur austenisasi optimum.
Benda uji pada temperatur austenisasi optimum tersebut, selanjutnya diberi proses penemperan pada temperatur : 350°C, 400°C, 450°C, 500°C dan 550°C, dengan waktu tahan mesing-masing 60 menit, pendinginan udara. Dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanis dan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur penemperan optimum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur austenisasi optimum adalah 1040°C, sedangkan temperatur temper optimum adalah 500°C. Nilai yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah : kekerasan 59,1 HRC, barge Impak 4,1 Joule/cm 2 dan keausan 0,2932 gram pada 2500 siklus. Sedangkan struktur mikro terdiri dari matrik mertensit temper dengan karbida chrom . Dalam kondisi lunak mempunyai kekerasan sekitar 19 HRC dengan barge impak sekitar 10,2 Joule/cm2, dan keausan pada 2500 sifts sekitar 0,8089 gram. Struktur mikro terdiri dari karbida massif pada matrik ferit dan perlit dengan sejumlah besar spemidite yang halus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sapdiyanto
"Baja karbon rendah banyak digunakan untuk peralatan yang membutuhkan sifat kekuatan, keuletan dan ketangguhan. Hal ini dimungkinkan karena kandungan karbon yang dimiliki relatif rendah sekitar 0,3 % sehingga baja tersebut bersifat lunak dan mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Baja karbon tipe JIS G 4051 S 22 C adalah jenis baja karbon rendah yang salah satu penggunaannya adalah untuk bahan pembuatan tabung gas Elpiji. Jenis baja ini dapat ditingkatkan kekerasannya dengan berbagat cara. Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas pengerasan (hardening) untuk meningkatkan kekerasan baja tersebut. Proses perlakuan panas pengerasan yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampai suhu 900° C ditahan selama 15 manit lalu didinginkan cepat di dalam air. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses penemperan pada suhu 200" C ditahan selama 15 manit. Setelah proses ini terjadi peningkatan kekerasan pada tabung. karena pada proses perlakuan panas pengerasan ini akan menyebabkan peruhahan struktur metalurgi baja tersebut seperti fasa, ukuran butir dan bentuk butir. Oleh karena itu selaln berpengaruh pada sifat kekerasannya. ketcihanan korosi tabung ini juga mengalami peningkatan walaupun relatif kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aziah
"Baja tahan karat 17-7 fh umumnya diproduki dalam bentuk lembaran oleh karena itu proses pengelasan yang tepat adalah [engelasan TIG (Tungstein inert gas). Baja tahan karat 17-7 PH memiliki sifat yang tidak rentan terhadap retakan pembekuan, tetapi hasil pengelasan menyebabkan penurunan nilai kekerasan. Untuk meningkatkan sifat mekanis baja tahan karat 17-7 PH hasil pengelasan dilakukan proses perlakuan panas pasca las. pengelasan yang dilakuka dalam penelitian ini menggunakan variabel arus 80 A dan 100 A. Variabel lain yang digunakan adalah kecepatan pengelasan sebesar 2,5 dan 6 mm / det. Kemudian dilakukan proses perlakuan panas asca las dalam dua tahap. Tahap pertama disebut dengan kondisi austeniasi dan transformasi martensit dengan memanaskan sampel hingga mencapai temperatur 760 C kemudian ditahan selama 90 menit, setelah itu dilakukan pendinginan di udara. Tahapan kedua disebut dengan kondisi precipitation hardening dengan pemanasan kembali sampai temperatur 565C dan ditahan selama 90 menit, kemudian dilakukan pendinginan di udara. Strukturmikro hasil pengelasan terdiri dari matrik ferit dan austenit vividnansten yang emiliki kekerasan antara 170 sampai 270 VHN. Hasil dari PWHT didapatkan peningkatan kekerasan antara 170 sampai 270 VHN. Hasil dari PWHT didapatkan peningkatan kekerasan yang cukup tinggi. Nilai kekerasan yang dihasilkan antara 350 sampai 450 VHN dan struktur micro terdiri dari martensit temper dan precipitation hardening. Dapat dsimpulkan bahwa proses perlakuan panas pasca las dapat meningkatkan nilai kekerasan karena terbentuknya struktur martensit dan precipitation hardening daam bentuk intermetallic compound. Pada Pengelasan dengan arus 100 A dan kecepatan pengelasan 6 mm/ det didapatkan distribusi kekerasan yang paling merata di daerah deposit las, HAS dan logam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferri Fatra
"Gekause merupakan komponen briket spring kendaraan truk mercedes benz yang mengikat per daun pada roda bagian depan terhadap chasis kendaraan tersebut. Dalam pemakaiannya gehause ini aka mengalami beban tekan, fatik impak dan torsi dimana sifat kekerasan mutlak diperlukan untuk menahan beban yang ada. Peningkatan kekerasan material ini dapat dilakukan dengan proses pengerasan martemper. Proses martemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 850, 950 dan 1050 c dengan waktu tahan 5. 10 dan 15 menit. Setelah austenisasi dilakukan pencelupan dalam media air dan kemudian ditemper pada temperatur 250'c dengan waktu tahan 30 menit. Pengujian kekerasan dan struktur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses pengerasan dan penemperan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>