Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bambang Suharno
"Failures of magnesia-chrome refractory at Peirce Smith Converter caused unstable production process. This research was carried out to find failures factor by determined shell temperatures distribution, thickness of refractories consumption and testing of converter slag samples Final result of this research have indicated that refractories failure was caused by non any form of silica flux and scraps that was influenced by feed chutes design that didn?t work optimally to distribute silica flux and scrap good than it made high local temperature in converter increased Redesign chute have done to make balance of silica flax, scrap adding and operating temperatures distribution than be hoped it able to increase the lifetime of refractory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-311
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Ksatria Adiandy Prakoso
"Dalam penelitian ini, dilakukan studi komparatif terhadap tiga material refraktori taphole clay yang berbeda, yaitu produk komersial Duquesne dari Kanada, produk komersial Alusil dari Brazil, dan refraktori taphole clay yang dibuat sendiri dengan bahan penyusun Fire Clay, MgO, dan bahan pengikat minyak tar ( perbandingan 1 : 2 : 1 ). Semua sampel dikeringkan dan juga ada yang dipanaskan sampai dengan temperatur 11000C sebelum dilakukan karakterisasi dengan menggunakan XRD, XRF, PSA, SEM/EDAX, DTA-TGA. Pengujian XRD menunjukan bahwa terjadi transformasi fasa pada ketiga sampel yaitu adanya proses dekomposisi, proses perubahan struktur kristal, dan pembentukan fasa baru.
Hasil pengujian XRF menunjukan hasil yang semi-kuantitatif karena fraksi massa hasil pengujian XRF tidak sesuai dengan hasil perhitungan stoikiometri pada hasil XRD. Pengukuran rata-rata besar distribusi partikel pada ketiga sampel menunjukan bahwa ketiga sampel memiliki ukuran partikel yang relatif kecil yaitu dibawah 6 m. Semakin kecil ukuran partikel material refraktori, maka semakin kecil porositas material refraktori tersebut sehingga sehingga akan memiliki ketahanan korosi yang lebih dari serangan logam cair dan terak. Pada pengujian termal dengan DTA-TGA terhadap ketiga sampel, terdapat reaksi endotermik yang menunjukan adanya proses dehydroxylation atau hilangnya air kristal serta teroksidasinya karbon pada material refraktori yang mengandung bahan pengikat minyak tar dan reaksi eksotermik dimana terjadinya pembentukan fasa baru.

In this research, a comparative study was conducted on three different taphole clay refractories. The taphole clay refractories are Duquesne, commercial product from Canada, Alusil, commercial product from Brazil, and taphole clay refractories made by myself that has composition fire clay, MgO, and tar oil as binder ( with ratio 1 : 2 : 1 ). All the samples were dried and also heat treated up to 11000C prior to characterization by using XRD, XRF, PSA, SEM/EDAX, DTA-TGA. XRD testing showed that the phase transformation occurred in all three samples, i.e. there is decomposition process, changes in the crystal structure, and the formation of a new phase.
XRF testing results showed semi-quantitative result because mass fraction from XRF testing results differ from the results of stoichiometric calculations on the XRD results. The average measurement of the distribution of particles in all three samples showed that all three samples have a relatively small particle size of below 6 m. The smaller the particle size of the refractory material, the smaller the porosity of the refractory material so the material will have a good corrosion resistance against molten metal and slag attack. Thermal testing with DTA-TGA in all three samples showed that there are endhotermic reaction which indicates the dehydroxylation process or loss of crystal water also oxidation of carbon in samples that contain tar oil and exothermic reaction in which the formation of a new phase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egidius Arya Parande
"Prototype magnetic separator untuk penanganan undersize product (100-400 mesh) hasil granulasi Pierce Smith Converter di PT. Vale Indonesia diinisiasi pembuatannya untuk penanganan undersize product PT. Vale Indonesia yang selama ini dialirkan ke kolam penampungan sementara (matte pond) yang dikeruk tiga sampai empat kali setahun yang memakan biaya besar. Pengeluaran ini dapat diminimalisir dengan pengadaan alat berupa magnetic separator yang digunakan untuk menarik undersize product nikel matte. Pembuatan prototype ini menggunakan skala 1:20.000 untuk volume air dan nikel matte, sementara untuk talang dan magnetic drum dengan skala 1:4 dari kondisi di lapangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu apakah magnetic separator relevan untuk nantinya dipasang di industri pengolahan nikel, dengan menggunakan kemiringan talang dan kekuatan magnet sebagai parameter utama penelitian. Dengan demikian matte pond dapat diminimalisir penggunaannya dan undersize product dapat langsung diproses untuk didistribusikan ke konsumen. Material yang digunakan dalam pembuatan prototype ini adalah lembaran aluminium 1/16 in yang di-rolling untuk magnetic drum, lembaran aluminium 1/8 in untuk talang, kawat tembaga diameter 0,5 mm, dan mild steel yang dibubut untuk rod serta poros dan di-bending untuk dudukan magnet. %Recovery dengan prototype ini adalah 24,48%.

Prototype magnetic separator for handling granulation undersized product (100-400 mesh) Pierce Smith Converter PT. Vale Indonesia initiated manufacture for handling undersized product of PT. Vale Indonesia, which has been channeled to a temporary shelter called matte pond which is reclaim three to four times a year and its costly. This expenditure can be minimized by the manufacture of magnetic separators that used to attract undersized nickel products. The manufacture of this prototype uses a scale of 1:20.000 for the volume of water and nickel matte, while for chute and magnetic drums with a scale of 1:4 from the conditions in the field.
The purpose of this research is to find out whether magnetic separators are relevant for installation in the nickel processing industry, with slope of the chute and magnetic power as the main parameters. Thus the matte pond can be minimized and undersized products can be directly processed to distributed to consumers. The material used in the manufacture of this prototype is aluminum sheet 1/16 in which is rolled for magnetic drums, aluminum sheet 1/8 in for chute, copper wire 0,5 mm and mild steel, lathe for rods and axis, and bending for magnetic holders. %Recovery with this prototype is 24,48% nickel that can be attracted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Priono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT X yang terletak di Jawa Timur dengan jumlah
partisipan sebanyak 46 orang. Tujuan penelitian adalah menemukan gambaran korelasi
kejelasan peran terhadap stress keija termasuk hubungan antar aspek-aspek yang ada di
dalamnya. Alat ukur yang digunakan penelitian ini adalah skala kejelasan peran (Sawyer,
1992) dan Job Stress Survey (Spielberg, 1998). Alat ukur kejelasan peran terdiri dari goal
clarity (5 item) dan process clarity (5 item) dan terdiri dari skala 1 (sangat tidak pasti)
sampai dengan 4 (sangat pasti). Skala Job Stress Survey terdiri dari 30 item yang terdiri
dari item untuk dimensi kondisi keija, ambiguitas peran, hubungan interpersonal pengembangan karir, dan struktur organisasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi Rcmk
Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara kejelasan peran
dengan stress keija (-.419). Aspek kejelasan peran yang dominan dalam korelasi tersebut
adalah process clarity (-.559) dan kemudian goal process (-.343). Atas dasar hasil
penelitian dibuat program untuk meningkatkan kejelasan peran yaitu melalui pelatihan
kepada karyawan. Pelatihan terdiri dari pelatihan teknis untuk seluruh karyawan dan
pelatihan supervisory untuk karyawan level supervisor ke atas. Evaluasi hasil pelatihan
adalah sampai dengan level perubahan perilaku (Kirkpatrick, dalam Munandar, 2001)."
2010
T37861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jul Endawati
"Dalam masa pakainya, kerusakan refraktori di dalam tanur tidak dapat dihindari. Namun demikian, tidak berarti kerusakan akan terjadi dalam waktu yang singkat, seperti halnya dalam studi kasus ini. Pada umumnya perbaikan pada kerusakan refraktori dilakukan satu atau dua kali dalam satu tahun.Kondisi pemakaian yang dapat menyebabkan refraktori menjadi tidak efektif adalah pengaruh kimia, seperti : gas, kerak, dll. Cara pengoperasian pabrik; serta tegangan mekanis. Sampel refraktori yang dipakai dalam pengamatan ini berasal dari patahan bata magnesia dari bagian busur tanur dan refraktori alumina yang terdegradasi dari bagian pengapian. Kompilasi data, pengamatan mikro, sifat fisik, perlakuan termal serta kandungan unsure/senyawa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kerusakan pada refraktori. Hasil analisa menunjukkan terjadinya dekomposisi reduksi MgO, tegangan termal dan kejut termal yang cukup besar pada bata magnesia sehingga sifat kerefraktorian bata berkurang. Sedangkan pada refraktori alumina terdapat penetrasi senyawa baru yang tidak teridentifikasi, refraktori mengalami swelling -40% ekspansi linier, yang menimbulkan kerusakan intergranutar dan transgranular. Pada keduanya diketahui adanya pengaruh atmosfir yang korosif.

Damage in refractories used as kiln linings is common, Generally, repairs to fracture linings are about twice a year. On the contrary, the furnace component lifetimes in this case study have been shortened. Service conditions that might impair effectiveness of refractories include chemical attack by, eg. , slags, gases, etc, operational conditions, and mechanical stress. Sample for analysis were obtained from two sources ; (1) fracture magnesia refractory from arches of the furnace, and (2) degraded alumina refractory from the burner side of the furnace. Research was conducted to identify caused of the refractories fracture by data compilation, macroscopic and microscopic examinations, physical and chemical analysis, and behavior of samples on elevated temperature. Result indicated that reduction -- decomposition of MgO, thermal stress and thermal shock have been of concern as a potential mechanism of recession of magnesia refractories, while unidentified new compound penetrated alumina refractories. A combination of transgranular and intergranular fracture caused swelling to the alumina bricks -40% of lineair expansion. Both are also exposured to corrosive atmosphere."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T1734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu metode unruk menurunkan nickel loss pada proses converter
dengan Pierce Smith Converter adalah dengan melakukan settling time pada saat
sebelum skimming dan sesudah blowing. Dengan begitu diharapakan nlkel yang
bercampur bersama slag mempunyai cukup waktu untuk berpenetrasi ke bawah.
Selain itu besar kecilnya nickel loss juga kernungkinan dipengamhi oleh
parameter proses yang lain seperti grade nickel EFM ( Electric Furnace Matte )
yang masuk ke converter dan temperatur proses.
Penelitian pada proses converter dilakukan dengan tahapan, pertama
mengambil data EFM untuk mengetahui grade nickel EFM sehingga bisa
dibandingkan dengan nickel loss yang terjadi_ Kedua, mengukur temperatur EFM
dan temperatur slag yang dapat menggambarkan temperatur proses dari converter.
Ketiga, rnengambil sampel slag converter untuk mengetahui berapa komposisi
nikel pada pada low nickel slag (nickel loss) converter apabila dilakukan non
settling time, settling time 3 menit dan settling time 5 menit.
Hasil penelitian menunjukan apabila proses converter tidak dilalcukan
settling time menghasilkan nickel loss sebesar 0,59%, dengan settling time 3 menit
dihasilkan nickel loss sebesar 0,5l% dan dengan settling time 5 menit nickel loss
yang teljadi sebesar 0,50%. Berdasarl-can perhitungan waktu operasi converter
diketahui bahwa untuk settling time baik yang 3 menit ataupun 5 menit dapat
dilakukan tanpa memgikan waktu operasi. Keuntungan perusahaan yang dapat
diambil apabila dilakukan settling time 3 menit sebesar $ l.7’l2.210,52 dan untuk
settling time selama 5 menit sebesar $ l_993_736,7 setiap tahun, dengan asumsi
harga nikel $ 1 per pounds (lbs).
Penelitian juga menunjukan bahwa grade nickel EFM berpengaruh
terhadap nickel loss dan Total Operating Time (TOT) converter, di mana semakin
rendah grade nickel EFM malta semakin tinggi nickel loss yang teljadi dan proses
converter semakin lama. Temperatur juga berpengaruh terhadap nickel loss
converter, yaitu semakin tinggi temperatur proses converter maka semakin rendah
nickel loss yang terjadi,"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Tingkat polusi udara di Indonesia dinilai cukup tinggi. Tingginya tingkat poiusi udara ini diakibatkan oleh polutan yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan manusia. Sebagian besar adalah aktivitas pembakaran.
Kendaraan bermotor merupakan penyumbang polusi udara terbesar. Hal ini disebabkan oleh pembakaran yang kurang sempurna dari mesin kendaraan bermotor dan penyetelan mekanisme pembakaran yang salah.
Dalam mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor, maka cara yang paling efektif dan ekonomis adalah dengan menggunakan peralatan yang dapat menurunkan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor. Peralatan yang sering dipakai adalah Catalytic Converter {Katalis pengkonversi).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan peralatan tambahan Catalytic Converter, dengan desain bentuk laluan yang optimum, terhadap keefektifan peralatan tambahan Catalytic Converter terhadap efisiensi konversi emisi gas buang. Untuk mendapatkan desain bentuk laluan yang optimum, maka penulis melakukan proses desain dengan bantuan CFD. Adapun tujuan dari pemakaian CFD ini adalah untuk menghemat biaya penelitian dalam membuat model bentuk laluan.
Pengujian efisiensi konversi catalytic converter dilakukan pada mesin Otto, di laboratorium Pembakaran dan Energi Jurusan Mesin FTUI.
Dari pengujian tersebut didapat efisiensi konversi yang baik dari catalytic converter, dengan bentuk laluan yang didesain optimum, dalam mengkonversi emisi gas buang kendaraan bermotor."
Fakultas Teknik , 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>