Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachrian Hafizh
"ABSTRACT
Industri pegolahan bijih pertambangan merupakan salah satu industry yang paling tidak ramah lingkungan, hal tersebut dikarenakan penggunaan reagen-reagen berbahaya dalam prosesnya seperti sianida dan merkuri. Seiring dengan berjalannya waktu, dilakukan berbagai penelitian untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah penggunaan larutan Chloride-Hypochlorite. Larutan tersebut dapat digunakan dalam proses pengolahan bijih karena mampu melarutkan emas sampai kondisi ekonomis, tetapi tetap ramah terhadap lingungan. Pada penelitian kali ini, dilakukan pengujian untuk mendapatkan titik ndash; titik optimum dari beberapa aspek yang mempengaruhi proses pelindiannya,yaitu temperature, dan rasio solid/liquid. Penelitian ini menggunakan bijih hasil pertambangan dari daerah Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang sudah dikarakterisasi menggunakan XRF dan ICP-OES dengan kadar emas sebesar 0.27 ppm sebagai sampel. Bijih emas diproses dengan metode pelindian emas menggunakan temperature dan agitasi dalam skala lab. Sehingga, didapatkan kadar emas yang ada pada larutan tersebut dari hasil karakterisasi menggunakan ICP-OES. Kemudian diperolehlah persentase emas yang terlarut pada setiap variabelnya. Hasil yang didapat menunjukan bahwa peningkatan temperatur, akan meningkatkan tren dari persentase emas terlarut. Sedangkan peningkatan solid liquid ratio akan menurunkan tren persentase emas terlarut.

ABSTRACT
Gold ore processing industry is one of the least environmentally friendly industry, due to the use of hazardous reagents in the process, such as cyanide and mercury. As the time goes, various studies have been conducted to overcome the problem. One of the study being developed is the use of Chloride Hypochlorite for gold leaching. The solution can be used in ore processing because its capability of dissolving gold economically, but still environmentally friendly. In this research, experiments are performed to obtain optimum points from several aspects that affect the leaching process which is temperature and solid liquid ratio. This research uses ores from mining site at Boolang Mongondow, North Sulawesi, which have been characterized using XRF and ICP OES with initial gold content equal to 0.27 ppm. Gold ore is processed by agitation leaching method with temperature on a lab scale. The gold content of the solution from leaching process is obtained using ICP OES. Thus, the percentage of gold leached in each variables are obtained. The result shows that the increase of temperature will increase the trend of dissolved gold percentage. However, increasing solid liquid ratio in leaching process will decrease the trend of dissolved gold. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Wahyu Pratama
"Dalam penelitian ini dilakukan pelindian terhadap platina dan emas menggunakan larutan pelindi asam klorida yang ramah lingkungan dari bijih Platina dengan penambahan 1vol H2O2 sebagai agen pengoksidasi. Karakterisasi dilakukan dengan difraksi dan pemendaran sinar x, mikroskop elektron, dan pengujian serapan atom. Proses pelindian dilakukan dengan empat parameter yaitu, waktu, pulp ratio Temperatur, dan waktu. Temperatur memberikan pengaruh pada pelindian sebesar 2.920 untuk platina dan 27.20 untuk emas. Penelitian ini menggunakan metode taguchi untuk optimasi terhadap proses pelindian. Hasil penelitian menunjukkan perolehan kembali sebesar 64,86 untuk platina dan 78,41 untuk perolehan kembali emas.

In this research, the leaching of platinum and gold used acidic chlorid solution with addition of 1vol H2O2 as oxidation agent. In this study, ore and residue of leaching examined with X ray diffraction, X ray Flouresence, Scanning Electron Microscope, and Absorbance Spectometry. Leaching process had four parameter used ie temperature, NaCl concentration, Pulp ratio, and time. This research used taguchi method to optimized leaching process. Temperature gives effect to 2,920 leaching for platinum and 27.20 for gold This research uses taguchi method to optimize leaching process. The results showed a recovery of 64.86 for platinum and 78.41 for gold recovery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mincrcilisasi .sziifida ycmg rc:-sebcii' sccum lmlxis pads: bijih eincis Minc:/:asa dapfil ineizyebabkan kadar perolehun (recoverjv) partike! emas nieiymli rendah jiku bi/‘in langszing dicksrraksi dengan lcirznun siunidu. Old: kcirena ini, sebehnn sianidasi inaka perlu dilakulmn pre-Ireainzeni processing berupa pemnnggangcm (roast ing) nnluk nzenzbentiik nmlriks mineral yang beipori dan niernisahkun pnrlike/
emas duri mineral pengoiornyu. Hal ini nremzingkinkun siunidu dapcii melarzirkan seccira seleknf seiiap prirlikel emus yang lerkcnnlung dcilam mineraf snffida iensebul. Konilisi uknial di Iupungun memmjnkkan bahwa banyaknyu pammeler inueraxi CFB Ruuxring Plant yung hurux dikunlrm' secure: optimal dan .veimbung .wesuui dengun .vlundur qperuxinya nrztul: rneningkxnkun ejixienxi dun cg/éklyitus pmdu/:si caicine Ierkadang memungkinkun lerjadinya perbedaan pemahumun anim-
operalor dulanz pengoperusiunnyu sehingga dirasakan kineiju roasler kurang oprimai. Salah .varu indikusinya adalah rendahnya luju _neriguinpanan ore ke dalam rooster' (I 05-H19 mnnes per hour) dari de_s-ain malariinum yang diirinkan (120 girly.
l /nruk nzengoptimusikan lqiu pengzmlpancm roasrer hingga mcncapai desain :na/nsinzumnya sccara nyaia di /apangan, di/akukcm .main simulasi p/‘oses unruk meraniuikan dan menganfiliscr secara q/élciif qfck keijc: yang akan lerjczdi. /Inalisa slaiistik dengan metode iinze series dan regresi dquergzmakan unruk inenggrnnbarkan kondisi operfisioncil roasler yang inenglzasi/kcm nzodel persaincian inafematika.
Hurgu parameier sfuiisfiik R-.squared uniuk model muremrniku regresi bergandu yang dihusi/kan udrilri/1 sebesar 0,63 yang berarii balzwn 63 %
bervariasinya selpuinl IQ/`u pengumpunan rauster mampu dijeluskun ole/1 variasi dam independent variablex-nya. Parameter ruczsler _vang periu diperiimhimgknn dulam meneritnlmri lagu perzgumpununnyu /nn-Izmir - iurui duri yung Ierknu! uduluh Op ¢#gus, C() qfjlgux, primary air flow, di/_kreriliul prexxnre dan kicroxene _/hr primary air healer. Sedangkan roasler lop lenqzeralure dun coal tonnage liduk .wigni/ikun mempengaruhi sefpoint luju pengumpurum roaxler. Berdun-urkan unulisa .i'rrni_s'tik regresi yang dilalcukun dcrpat direkomendasikan balzwa Iaju pengumpanan roasrer' daianz ]1cr1gopci'usianr9/cr Iayuk untuk dirclapkan scsuui dengan desain nzalcsimurmzycz yaitu .ve/Jesar 120 lpn naman lzmus ieiap irzeinper/zari/mn batasun uperasi kriris dan kcmcmqnurm uni! opcrasi penurgicnzgnyci."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitreya Taris
"Dalam penelitian ini, dilakukan proses pelindian pada bijih sisa ektraski emas menggunakan larutan asam klorida HCl untuk membentuk ion komplek, serta ditambahkan H2O2 sebagai agen pengoksidasi. Percobaan yang dilakukan menggunakan metode taguchi untuk mengetahui proses optimum pelindian dengan meminimalisir percobaan, dengan parameter yang digunakan antara lain : temperatur, konsentrasi NaCl, rasio masa bijih terhadap volume larutan pelindi dan waktu pelindian. Penelitian ini dilakukan karekterisasi kandungan senyawa dengan X-ray powder diffraction XRD dan kandungan unsur dengan X-ray Flourensence XRF pada bijih dan residu pelindian. Selain itu dilakukan pengamatan morfologi bijih dengan Scanning Elcetron Microscop SEM , serta uji Atomic Absorbance Spectometry AAS pada hasil pelindian untuk mengetahui masa platina dan emas yang larut pada pelindian. Hasil penelitian menunujukan semakin lamanya waktu pelindian meningkatkan nilai rasio S/N, yang dapat diterpretasikan sebagai meningkatnya perolehan kembali. Namun peningkatan yang terjadi tidak signifikan dikarenakan berdasarkan perhitungan efek parameter dengan ANOVA, waktu hanya memiliki efek sekitar 0.67 pada platina dan 0.40 pada emas terhadap pelindian. Hal ini dimungkinkan dekomposisi H2O2 akibat pengaruh Fe yang ikut larut. Oleh karena itu, kandungan Fe dalam percobaan juga diteliti dimana terjadi penurunan kadar saat pelindian. Hasil penelitian in mengahsilkan perolehan kembali tertinggi pada platina dan emas masing-masing 65 dan 78.

In this study, the leaching of platinum and gold from tailing of gold extraction was performed based on the formation of their chloro complexes of acidic chlorid solution with addition of 1vol H2O2 as oxidation agent. This experiment used taguchi method as experiment disign, with parameter used , ie temperature, NaCl concentration, Pulp ratio and leaching time. In this study, ore and residue of leaching examined with X ray powder diffraction XRD and X ray Flouresence XRF to get information what compound and element contain. Furthermore, ore examined with Scanning Elcetron Microscop SEM to get information about morfology and filtrate from leaching examined with Absorbance Atomic Spectometry AAS to get information about mass platina and gold wich dissolve in solution. In result show recovery increase with time of leaching process, because with time increase make longer reaction with ore and lixiviant in process. But the increase not significant, with value of effect parameter very low only 0.67 for platinum and 0.40 for gold. Not signifacant result, posibility in leaching process occur decomposition H2O2 because reaction with Fe wich dissolve in solution. So, Fe contain in ore examined with XRF. In result highest recovery for platinum is 65 dan for gold is 78."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faried Romdloni
"Limbah elektronik memiliki nilai ekonomis yang cukup baik karena mengandung logam yang berharga,sehingga dibutuhkan pengembangan teknologi untuk pengolahannya,salah satu teknologinya yaitu dengan metode pelindian dan stripping.Limbah elektronik yang berasal dari PCB printed circuit board dilindi dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M dan H2O2 0,4 M,lalu ditambahkan dengan karbon aktif,yang kemudian di stripping dengan NaOH dengan konsentrasi 0,5 M, 1,0 M, 1,5M , dan 2,0 M. Kemudian hasil percobaan diuji dengan menggunakan metode AAS Atomic absorption spectroscopy dan metode SEM Scanning Electron Microscopy -EDX energy dispersive X-ray.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara konsentrasi NaOH dengan recovery emas, yaitu dengan meningkatkan konsentrasi NaOH maka nilai recovery dari emas akan ikut meningkat,dengan menggunakan larutaan NaOH 2,0 M,recovery yang didapat sebesar 9 ,yang disebabkan karena kurang hadirnya ligan dalam pembentukan ion emas yang stabil dalam larutan.

Electronic waste has good economic value because it contains valuable metal, so it needs technology development for its processing, one of the technology for processing electronic waste is by leaching and stripping method. Electronic waste from PCB printed circuit board is leached by using HCl 0,5 M and H2O2 0,4 M solution, then added with activated carbon, stripping process using NaOH solution with concentration of 0,5 M, 1,0 M, 1,5M, and 2,0 M was conducted in this research. The experimental results were tested by AAS atomic absorption spectroscopy method and SEM Scanning Electron Microscopy EDX energy dispersive X ray.
The results showed that there was a correlation between NaOH concentration with gold recovery.By increasing NaOH concentration, the recovery value of gold would increase too.The best recovery of gold was used 2,0 M NaOH,that resulted 9 recovery of gold.it cause by the lack of presence of ligands in the formation of stable gold ions in solution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Danny Aldiyansyah
"Industri pegolahan bijih pertambangan merupakan salah satu industry yang paling tidak ramah lingkungan, hal tersebut dikarenakan penggunaan reagen-reagen berbahaya dalam prosesnya seperti sianida dan merkuri. Seiring dengan berjalanya waktu dilakukan berbagai penelitian untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah penggunaan larutan chloride-hypochlorite. Larutan tersebut dapat digunakan dalam proses pengolahan bijih karena mampu melarutkan emas sampai kondisi ekonomis, tetapi tetap ramah terhadap lingungan. Pada penelitian kali ini, dilakukan pengujian untuk mendapatkan titik ndash; titik optimum dari beberapa aspek yang mempengaruhi proses pelindiannya; antara volume NaOCl, dan waktu pelindian. Penelitian ini menggunakan bijih hasil pertambangan dari daerah Bolaang Mongondow, Indonesia yang sudah dikarakterisasi menggunakan OM, LIBS, XRF dan ICP dengan kadar emas sebesar 0.27 ppm sebagai sampel. Bijih emas diproses dengan metode pelindian emas menggunakan temperature dan agitasi dalam skala lab. Sehingga, didapatkan kadar emas yang ada pada larutan tersebut dari hasil karakterisasi menggunakan ICP. Kemudian diperolehlah persentase emas yang terlarut pada setiap variabelnya. Hasil yang didapat menunjukan bahwa volume NaOCl, dan waktu pelindian akan meningkatkan tren dari presentase emas terlarut.

Gold ore processing industry is one of the least environmentally friendly industry, due to the use of hazardous reagents in the process, such as cyanide and mercury. As the time goes, various studies have been conducted to overcome the problem. One of the study being developed is the use of chloride hypochlorite for gold leaching. The solution can be used in ore processing because its capability of dissolving gold economically, but still environmentally friendly. In this research, experiments are performed to obtain optimum points from volume of NaOCl and leaching time. This research uses ores from mining site at Boolang Mongondow, Indonesia, which have been characterized using OM, XRF, LIBS and ICP with initial gold content equal to 0.27 ppm. Gold ore is processed by agitation leaching method with temperature on a lab scale. The gold content of the solution from leaching process is obtained using ICP. Thus, the percentage of gold leached in each variables are obtained. The result shows that the increase volume of NaOCl, and leaching time will increase the trend of dissolved gold percentage. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Kadek Ary Mas Dewi Wiantini
"Emas (Au) merupakan logam transisi yang saat ini banyak dikembangkan dalam berbagai aplikasi termasuk obat, diagnosis penyakit, dan terapi kanker. Nanopartikel emas dibuat dengan cara mereduksi larutan hidrogen tetrakloroaurat (HAuCl4) menggunakan gom arab. Gom arab juga digunakan sebagai penstabil pada pembuatan nanopartikel emas untuk mencegah terjadinya agregasi. Nanopartikel emas dimurnikan dengan menggunakan metode sentrifugasi ultrafiltrasi. Nanopartikel emas dikarakterisasi dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis, FTIR, PSA dan TEM. Uji stabilitas nanopartikel emas secara in vitro dalam berbagai lingkungan yaitu aquabides, dapar pH 3, pH 7,4, pH 11, NaCl 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, Sistein 1%, dan BSA 2% diamati selama 3 minggu dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas sebagian besar berbentuk sferis, memiliki ukuran partikel 25,2 nm ±3,99 nm, indeks polidispersitas 0,299 ±0,013, potensial zeta +46,95 mV ±2,78 mV. Hasil uji stabilitas nanopartikel emas secara in vitro selama 3 minggu menunjukkan bahwa nanopartikel emas stabil di dalam aquabides, dapar pH 3, dapar pH 11, larutan NaCl 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, dan tidak stabil dalam larutan dapar pH 7,4, larutan sistein 1%, dan BSA 2%. Hasil pengukuran partikel nanopartikel emas setelah uji stabilitas secara in vitro menunjukkan perubahan ukuran partikel menjadi 38,35 nm ±2,05 nm dan memiliki indeks polidispersitas 0,347 ±0,035. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gom arab efektif digunakan sebagai penstabil maupun pereduksi pada pembuatan nanopartikel emas yang menghasilkan larutan koloid nanopartikel emas yang stabil.

Gold (Au) is a transition metal which has been developed in various applications including drug, disease diagnostic, and therapy of cancer. Gold nanoparticles were prepared by reducing HAuCl4 using gum arabic solution. Gum arabic also used as a stabilizer in the preparation of gold nanoparticles to prevent aggregation. Gold nanoparticles were purified by centrifugation ultrafiltration method. Gold nanoparticles were characterized by UV-Vis spectroscopy, FTIR, PSA, and TEM. In vitro stability studies of gold nanoparticles in various environment of aquabidest, buffer pH 3, pH 7,4, pH 11, NaCl solution 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, sistein 1%, and BSA 2% was observed for 3 weeks by using UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the spherical gold nanoparticles, have a particle sizes of 25,2 nm ±3,99 nm, polydispersity index 0,299 ±0,013, and zeta potential +46,95 mV ±2,78 mV. Stability test results of gold nanoparticles in vitro studies for 3 weeks showed that gold nanoparticles were stable in aquabidest, buffer pH 3, buffer pH 11, NaCl solution 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, and unstable in buffer solution pH 7,4, cysteine solution 1%, and BSA 2%. Result of particle sizes after in vitro stability studies of gold nanoparticles showed changes in particle where the size became 38,35 nm ±2,05 nm and polydispersity index was 0,347 ±0,035. The result showed that gum arabic effectively used as stabilizer and reductant in the preparation of gold nanoparticles produces a solution of colloidal gold nanoparticles which were stable.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman
"ABSTRACT
Penggunaan sianida dan merkuri pada proses pelindian bijih emas memberikan banyak dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Larutan pelindian alternatif menggunakan larutan tiosulfat sudah diteliti sejak 1979. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan alternatif larutan sianida dan merkuri yang banyak digunakan dalam industri ekstraksi emas. Sampel yang digunakan adalah batuan sulfida yang berasal dari Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil pengamatan mikroskop optik dan pengujian dengan Laser-induced Breakdown Spectroscopy, didapati adanya senyawa pyrite yang merupakan ciri batuan sulfida pengikat emas. Setelah proses pemanggangan terhadap sulfida pada bijih, dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray fluorescence dan Inductively Coupled Plasma. Hasil yang didapat yaitu bijih mengandung sekitar 14,62 ??Fe, 6,69 ??S, 0,15 Cu, dan kadar Au sebesar 0,27 ppm dan 0,11 ppm. Penelitian ini dilakukan dengan metode pelindian skala laboratorium. Hasil pelindian ini kemudian dikarakterisasi menggunakan Inductively Coupled Plasma ICP . Pada penelitian ini, diteliti pengaruh konsentrasi ammonia dan ion tembaga. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapati konsentrasi ammonia sebesar 0.1M, dan konsentrasi ion tembaga sebesar 0.05 M dengan suhu pelindian 400C selama 2 jam serta rasio solid/liquid 1:5. Larutan pelindian tiosulfat memiliki pH larutan sebesar 10 dan proses pelindian pada alat pengaduk dengan kecepatan agitasi sebesar 400 rpm. Persentase emas terlarut optimum yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 62 . Bedasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi larutan tiosulfat dan suhu pelindian mempengaruhi hasil pelindian.

ABSTRACT
Cyanide and mercury in leaching of ore bearing gold has a lot negative impact to the environment and health. Thiosulfate as gold leach solution was investigated since 1979. This research is done to find alternative of cyanide and mercury solution which are widely used in gold extraction industry. The ore sample is native ore from Bolaang Mongondow, North Sulawesi. According Optical Microscope observation and LIBS characterization, there are pyrite compound which is one of the chacaracteristic of sulfide ore. According to X ray fluorescence and Inductively Coupled Plasma investigation, the ore contained about 14.62 Fe, 6.69 S, 0.15 Cu, and the concentration of Au are 0.27 ppm and 0,11 ppm. This research was conducted by laboratory scale of leaching method. The leaching result is then checked by Inductively Coupled Plasma ICP . The concentration of ammonia and copper ion were studied. According to the results, 3 M of ammonia concentrations and 0,05 M of copper ion concentration at 400 C for 2 h with pulp density of 20 , Stirring speed and the pH of the aqueous solution were 400 rpm and 10, respectively, were carried out to obtain the maximum gold extraction of 62 . According to the extraction value, it can be concluded that the concentration of the leaching solution and leach temperature will affect the dissolution of gold. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Danny Aldiyansyah
"ABSTRACT
Industri pegolahan bijih pertambangan merupakan salah satu industry yang paling tidak ramah lingkungan, hal tersebut dikarenakan penggunaan reagen-reagen berbahaya dalam prosesnya seperti sianida dan merkuri. Seiring dengan berjalanya waktu dilakukan berbagai penelitian untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah penggunaan larutan chloride-hypochlorite. Larutan tersebut dapat digunakan dalam proses pengolahan bijih karena mampu melarutkan emas sampai kondisi ekonomis, tetapi tetap ramah terhadap lingungan. Pada penelitian kali ini, dilakukan pengujian untuk mendapatkan titik ndash; titik optimum dari beberapa aspek yang mempengaruhi proses pelindiannya; antara volume NaOCl, dan waktu pelindian. Penelitian ini menggunakan bijih hasil pertambangan dari daerah Bolaang Mongondow, Indonesia yang sudah dikarakterisasi menggunakan OM, LIBS, XRF dan ICP dengan kadar emas sebesar 0.27 ppm sebagai sampel. Bijih emas diproses dengan metode pelindian emas menggunakan temperature dan agitasi dalam skala lab. Sehingga, didapatkan kadar emas yang ada pada larutan tersebut dari hasil karakterisasi menggunakan ICP. Kemudian diperolehlah persentase emas yang terlarut pada setiap variabelnya. Hasil yang didapat menunjukan bahwa volume NaOCl, dan waktu pelindian akan meningkatkan tren dari presentase emas terlarut.

ABSTRACT
Gold ore processing industry is one of the least environmentally friendly industry, due to the use of hazardous reagents in the process, such as cyanide and mercury. As the time goes, various studies have been conducted to overcome the problem. One of the study being developed is the use of chloride hypochlorite for gold leaching. The solution can be used in ore processing because its capability of dissolving gold economically, but still environmentally friendly. In this research, experiments are performed to obtain optimum points from volume of NaOCl and leaching time. This research uses ores from mining site at Boolang Mongondow, Indonesia, which have been characterized using OM, XRF, LIBS and ICP with initial gold content equal to 0.27 ppm. Gold ore is processed by agitation leaching method with temperature on a lab scale. The gold content of the solution from leaching process is obtained using ICP. Thus, the percentage of gold leached in each variables are obtained. The result shows that the increase volume of NaOCl, and leaching time will increase the trend of dissolved gold percentage. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>