Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170221 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yayan Sopian
"Proses pembuatan bahan anti karat (undercoat yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi bagian bawah kendaraan bermotor, relatif sangat sederhana dan dapat dilakukan dalam perusahaan berskala kecil. Komponen yang diperlukan adalah aspal, talk sebagai filler dan solvent sebagai pelarut serta beberapa aditif untuk memperbaiki sifat tertentu. Karakteristik bahan anti karat yang menggunakan komponen di atas kurang baik yaitu tidak tahan terhadap temperatur oven (150-200°C) dan relatif mahal dibandingkan dengan sebagian produk yang ada dipasaran. Untuk mengatasi masalah itu maka digunakan Iimbah pelarut dari industri cat sebagai pelarut dan serbuk arang sebagai filler. Unluk mendapatkan karakteristik yang optimal dari kedua komponen tersebut maka divariabelkan komposisi serbuk arang dan aspal. Untuk membandingkan hasilnya maka digunakan produk sebelumnya yaitu Stahl Kote(SK) dan produk Iuar yaitu Dunlop (DL). Hasil penelitian memmjukkan bahwa ketahanan abrasi bahan anti karat yang baru (100gr aspal, 73gr arang) Iebih bagus (0,485 I/μ) daripada produk pembanding (SK=0,133 I/μ, DL=0,190 I/μ) dan daya Iekatnya (tape test) relatif sama (klasifikasi=5) serta ketahanan terhadap temperarur oven sangat bagus, juga ketahanan korosinya lebar karat) untuk komposisi 110gr aspal dan 73gr arang Iebih bagus dari Stahl Kore meskipun masih Iebih rendah dari Dunlop."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Komariyah
"Pada tesis ini dipelajari pengaruh spatter terhadap degradasi material yaitu pengaruhnya terhadap laju korosi serta terhadap kegagalan struktur yang diawali dengan timbulnya retak akibat beban bending fatigue. Beberapa pengujian dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan yang selanjutnya dianalisa.
Uji Vickers dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai kekerasan akibat adanya spatter. Untuk mendapatkan data tentang awal terjadinya retak dilakukan uji bending fatigue. Pengaruh spatter terhadap laju korosi diteliti dengan melakukan pengujian Cyclic Potentiodynamic Polarization.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kekerasan akibat adanya spatter lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa spatter. Awal retak akibat beban fatigue tidak terjadi pada daerah spatter, tetapi terjadi pada mikro notch pada daerah HAZ. Laju korosi pada daerah spatter lebih tinggi dibandingkan dengan daerah tanpa spatter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sadeli
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Tisnaya Tirta
"Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh completion fluid (CF) di dalam sumur minyak terhadap laju korosi pada tubing dengan cara perhitungan indeks korosgfitas yang dikomparasikan dengan metode polarisasi. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan CF yang baik dan penggunaan material yang tepat, sehingga dapat ditenrukan sistem pengendalian korosi pada rubing yang berada dalam sumur minyak. Sampel air CF yang digunakan sebanyak 3 buah Iain diukur indeks korosifitasnya. Untuk sampel tubing pengukuran laju korosinya dilakukan dengan metode polarisasi, dimana sampel yang diuji terdapat 2 buah yaitu, baja karbon dan baja Cr 13%. Sampel rubing diukur Iaju korosinya terhadap CF CaCl2, spent Polyphospat, campuran CaCl2 dengan Orthopospat, yang pengujiannya dilakukan pada temperatur ruang dan temperatur 90°. Hasil perhitungan indeks korosifiras sampel spent Polyphospar adalah Ll = -4,024 dan R1 = 10, 548; indeks korosifitas sampel CF CaCl2 kedalaman 2000 m adalah LI = 2,083 dan RI = 2,334; indeks korosifitas sampel CF kedalaman 1000 m adalah Ll = 2,159 dan RI = 2,182 Dari pengajian palarisasi baja karban mempunyai ketahanan korosi yang cukup pada Iingkungan CF CaCl2 dengan laju korasi pada temperatur ruang 20 mpy dan 31 mpy pada temperarur 90°, sedangkan pada lingkangan spent Polyphospat kerahanan korosinya buruk dengan laju karosi sebesar 170 mpy dan pada lingkungan campuran CaCl2 dan Orthophospai menunjukkan ketahanan korosi yang dikategorikan tidak dapat diterima akibar laju korosi yang terlalu besar yaitu, 450 mpy. Untuk baja Cr 13% di lingkungan spent Polyphospar mempunyai ketahanan korosi yang baik sekali pada temperatur ruang dengan laja korosi 3-5 mpy, sedangkan pada temperatur 90° ketahanan korosinya baik dengan laju korosi 7-13 mpy dan pada lingkungan CF CaCl 2 ketahanan korosinya luar biasa dengan laju korosi 0,01 - 0,008 mpy, sedangkan untuk lingkungan campuran CaCl2 dan Orthophospat ketahanannya korosinya baik dengan Iaju korosi 10-16 mpy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswari SM
"ABSTRAK
Korosi baja tulangan dalam beton dewasa ini Ielah menjadi masalah utama dalam merawat struktur-struktur bangunan terutama pada jembatan dan bangunan disekitar laut. Pada kondisi ini, serangan ion khlorida dari air laut sangat herperan dalam menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Usaha dan penelitian telah banyak dilakukan untumengendalikan korosi pada haja tulangan dalam beton, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor nitril (dalam hal ini NaNO2) ke dalam campuran heton. Inhibitor ini sangat disarankan karena lebih efektif dan ekonomis haik untuk
struktur-struktur baru maupun yang diperbaiki. Untuk mempelajari mekanisme NaNO2 dalam mengikisi korosi baja tulangan dalam helon digunakan Electrochemical Impedance Spectroscop karena dapat memberikan data yang lebih akurat untuk mempelajari prilaku koro si dan pasifitas antarmuka baja tulangan dalam beton.
Parameter kondisi beton dibuat dengan perhandingan air-semen 0.6 dengan.
Variabel konsentrasi inhibitor NaN02 sebesar 5 L/m3, 15 L/m3, dan 30 L/m3, yang dicelup lie dalam air laut buatan (35 gpl Na) teknis. Pengukuran EIS dilalrukan selama 5 minggu (minggu ke-5, 6, 7, 8. dan ke-9 setelah curing) dengan membenikan polensial bolak-balik 10 mV dan selang frek uensi dari 5000 Hz sampai 0,002 Hz. Spektra impelansi hasil pengukurcan HIS dipresentasikan da/am bentuk kurva Nyquist dan Bode.
"
2001
S41398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Andianto
"Lapis Iindung dengan pengecatan adalah salah satu cara yang paling banyak dipakai untuk mencegah terjadinya korosi. Ketebalan lapisan dan konsentrasi dari inhibitor pada Iapisan cat adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu sistem pengecatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ketebalan lapisan cat dan pengaruh konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 terhadap kebzotan adlzesif dan kemhanan korosi dad lapisan cat.
Variasi ketebalan cat yang digunakan adalah 50pm, 75pm, dan 100pm dengan konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 0%, 15% dan 30%. Proses pelapisan benda uji dilakukan dengan cara disemprot dengan Spraying Gun setelah sebelumnya dilakukan persiapan permukaan dengan Sand Blasting. Ketebalan kering lapisan cat (Dry Film Thickness) diukur dengan mengunakan alat Magnetic Elcometer A5134 D U86-SZ Pengujian ketahanan korosi dilakukan dengan metode Salt Spray ASTM B 117-85 selama 504 jam, sedangkan untuk mengetahui kekuatan adhesif dari Iapisan cat dilakukan dengan metode Pull-Off Strength ASIM D 4541. Hasil pengujian diamati dengan menggunakan mikroskop optik (fota makro) dan dilakukan klasifikasi ketahanan korosi dengan menggunakan standar JIS Z2371.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan lapisan cat akan meningkatkan kekuatan adgesif dan ketahanan korosi. Sedangkan peningkatan konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 akan meningkatkan ketahanan korosi meskipun terjadi penurunan nilai kekuatan adhesif dari lapisan cat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Eko Budiarto
"Korosi adalah degradasi material akibat interaksi dengan lingkungan, dimana menyebabkan material mengalami kegagalan dan kerugian. Salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah kerugian akibat korosi pada industri minyak dan gas bumi adalah mengisolir logam dari lingkungannya. Penggunaan inhibitor korosi berbahan alami menjadi salah satu alternatif baru untuk mencapai tujuan tersebut.
Telah dilakukan penelitian dalam mempelajari perilaku inhibisi air rendaman kulit sawo dalam lingkungan air formasi terhadap baja API 5L menggunakan metode kehilangan berat dengan variabel waktu rendaman (3, 6, 9, dan 12 hari) dan konsentrasi inhibitor 30 ml. Penggunaan air rendaman kulit sawo sebagai inhibitor organik didasari oleh adanya kandungan senyawa antioksidan di dalamnya berupa gugus phenolik, yaitu senyawa tannin.
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang baik, dimana air rendaman kulit sawo mampu menurunkan laju korosi dengan efisiensi sebesar 80,85% pada hari ke-3 perendaman dan turun sampai 58,30% pada hari ke-12 perendaman. Terbentuknya lapisan tipis tidak kasat mata ferric tannate pada permukaan sampel menunjukkan mekanisme inhibisi inhibitor kulit sawo, dengan mekanisme adsorpsi campuran sebagai cara senyawa tannin melakukan inhibisi.

Corrosion is the degradation of the material due to interaction with the environment, which lead to material failure and loss. One of the most effective ways to prevent losses due to corrosion in the oil and gas industry is to isolate the metal from the environment. The use of corrosion inhibitor made from natural become one of the new alternatives to achieve these objectives.
Has conducted research in the study of behavioral inhibition of sapodilla skin soaking water in connate water environment of the API 5L steel using weight loss method with immersion time variable (3, 6, 9, and 12 days) and the concentration of inhibitor is 30 ml. The use of sapodilla skin water soaking as organic inhibitors based on the content of antioxidant compounds in the form of phenolic group, the tannin compounds.
A good results showed, with sapodilla skin soaking water can reduce the corrosion rate with an efficiency of 80.85% on the 3rd day of immersion and dropped to 58.30% on the 12th day of immersion. The formation of a invisible thin layer of ferric tannate on the surface of the samples showed inhibition mechanism of sapodilla skin inhibitor, with a mixture adsorption mechanism as the way of doing the inhibition from tannin compounds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyanto
"Proses korosi adalah peristiwa berkurangnya mutu material akibat
reaaksi kimia/elektro kimia dengan lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Khusus di bidang industri otomotif proses korosi merupakan hal yang sering
menjadi masalah utama. Oleh karena itu perlu dilainkan perlindungan/proteksi
untuk menjaga mutu material.
Pelapisan (coating) merupakan salah satu cara untuk perlindungan korosi
yang dapat mencegah terjadinya kontak logam yang dilindungi dengan
lingkungan. Bahan pelapis tersebut dapat dibuat dengan proses yang sederhana
dengan memanfaatkan sludge.
Sludge merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan dari industri
minyak bumi yang tidak dapat dibuang begitu saga ke alam bebas karena dapat
mencemari lingkungan. Komposisi utama dari sludge selain mengandung
pasir/lumpur dan air juga mengandung hidrokarbon (HC). Secara fisik berwarna
gelap agak lengket (memiliki daya lekat hampir menyerupai aspal/bitumen.
Salah satu cara pemanfaatan sludge adalah untuk bahan pelapis organik
untuk perlindungan korosi. Dengan cara mengatur komposisi sludge, talk, dan
resin sebagai pengikat (binder) serta zat aditif lainnya dalam zat pelarut dapat
dihasilkan zat anti karat dengan karateristik yang optimum.
Dari hasil penelitian pengaruh resin dan talk dalam pelapis anti karat
berbasis sludge menunjalckan bahwa komposisi resin dan talk akan memiliki
ketahanan korosi yang tinggi bila memiliki nilai yang optimum(komposisi B4
Resin/talk(40/140) dan B18(60/180)). Penambahan resin dengan diikuti
penambahan talk akan didapat komposisi yang optimum. Daya lekat dari semua
komposisi sangat kurang karena adanya kandungan minyak di dalam sludge."
2000
S41576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>