Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shiantho Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nira Parihanti
"Dewasa ini, baja HSLA semakin banyak dibutuhkan untuk berbagai aplikasi karena memiliki Sifat mekanis yang lebih baik, yakni kekuatan yang tinggi. Kekuatan yang tinggi tersebut dihasilkan dengan menambahkan unsur-unsur paduan mikro yang meningkatkan kemampuan melalui mekanisme pengenalan presipitat dan juga penghalusan butir ferit. Pada penelitian ini diamati besar butir austenit prior yang dipengaruhi oleh peningkatan temperatur, karena hal itu sangat penting untuk menghasilkan butir ferit yang halus setelah canai panas.
Baja HSL/4 dengan kandungan 0, 029% Nb as-casr, digunakan sebagai benda uji dalam penelitian ini. Proses pemanasan dilakukan secara isorthermal pada temperatur 900 sampai 1300°C dengan waktu tahan 1 jam.
Pertumbuhan butir austenir prior terjadi lebih cepat pada temperatur diatas 1200°C. Hal ini disebabkan oleh karena pada temperatur tersebut, presipitat Nb(C]\0 dalam baja itu telah larut seluruhnya, sehingga tidak lagi menahan pertumbuhan butir. Peningkatan pertumbuhan bulir tersebur diawali dengan pengkasaran butir yang terjadi pada temperatur sekitar ll-42°C. Energi aktivasi pertumbuhan butir dari baja HSLA 0, 029% Nb dengan pemanasan isothermal adalah -134,58 k.l/m0/ dengan nilai n = -1,07 dan A = J, 19.1'03?. Pertumbuhan butir pada baja HSLA as-chast lebih besar daripada baja HSLA as-1-oHea1 dengan waktu tahan pemanasan yang berbeda Pertumbuhan butir pada baja HSLA-Nb lebih besar daripada pertumbuhan butir baja HSLA-Ti."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josef Budiman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Juliawatri
"Perkembangan teknologi dewasa ini, membutuhkan baja yang memiliki kombinasi antara kekuatan yang tinggi. Ketangguhan dan kemampuan las yang baik serta biaya produksi yang rendah. Jenis baja yang mampu menjawab tantangan diatas ialah baja HSLA sebab dengan penamhahan sejumlah kecil (<0.15 %) unsur-unsur paduan tertentu atau yang sering disebut Microalloyed, baja ini mampu menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipital serta penghalusan butir.
Pada penelitian ini akan diamati perilaku butir austenit prior yang berbeda dengan baja C-Mn biasa, dimana butir austenite prior terbentuk akan menentukan mikrostruktur. Akhir setelah canai panas. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini ialah baja H SLA 0.029 % Nb hasil coran kontinu, yang dipanaskan pada temperatur 1250°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 1 jam, 1.5 jam, 2 jam, 2.5 jam dan 3 jam.
Peningkatan waktu tahan pada baja HSLA 0,029 % Nb selama pemanasan isothermal temperatur 1250°C akan memperbesar ukuran butir austenit. Hal ini dikarenakan pada temperatur tersebut, presipitat Nb(CN) yang berfungsi menghambat pertumbuhan butir austenit telah larut seluruhnya sehingga terjadi pertumbuhan butir normal yang kontinu dan seragam. Peningkatan waktu tahan akan meningkatkan migrasi atom-atom pada batas melalui proses difusi sehingga butir akan bertambah besar.
Energi aktivasi dari pertumbuhan butir (Qgg) baja HSLA 0,029% Nb hasil coran kontinu, yang dipanaskan pada temperature 1250 °C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 1 jam, 1.5 jam, 2 jam, 2.5 jam, dan 3 jam adalah 438300 J/mol dengan nilai n= 3,05 dan konstanta A= 8,31.10 20. Nilai Qgg konstanta A dan n yang sesuai akan memperlihatkan prediksi model yang mendekati hasil pengamatan yang dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilana Puspawartaningtyas
"Kebutuhan akan baja dengan kombinasi sifat mekanis yang baik, yaitu antara lain kekuatan yang tinggi, ketangguhan, mampu las, dan ketahanan korosi yang baik semakin meningkat. Untuk itu dikembangkan baja paduan ringan, yaitu dengan penambahan sejumlah kecil (0,15%) unsur paduan tertentu yang menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengamati perilaku pertumbuhan butir austenit prior yang akan berpengaruh terhadap sifat mekanis akhir setelah proses canai panas melalui pengamatan mikrostruktur. Benda uji yang digunakan yaitu baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu, yang dipanaskan pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam. Peningkatan waktu tahan pada baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200_ akan meningkatkan ukuran butir austenit prior. Hal ini terjadi karena pada temperatur tersebut, presipitat Nb(CN) yang berfungsi menghambat pertumbuhan butir austenit telah larut seluruhnya sehingga pertumbuhan butir menjadi normal dan seragam. Peningkatan waktu tahan akan meningkatkan migrasi atom pada batas butir melalui proses difusi sehingga butir akan bertambah besar. Energi aktivasi dari pertumbuhan butir (Q) baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam sebesar 436000 J/mol dengan nilai n sebesar 4,0617 dan kostanta A sebesar 2,7145 x 1023. Nilai tersebut memperlihatkan prediksi model yang mendekati hasil pengamatan yang dilakukan.

Requirement of steel with combination of good mechanical properties, i.e. strength, toughness, weldability, and good corrosion resistant increase progressively. So that microalloyed steels are developed by addition small number (0,15%) of certain alloying element that promote good mechanical properties by precipitation strengthening and grain refinement. This research is done to study prior austenite grain growth behavior that has an effect on final mechanical properties after hot rolling process by microstructure perception. Sample is HSLA 0.037% Nb as cast, reheating at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour. With increase in holding time of HSLA 0.037% Nb steel as cast at isothermal temperature 1200°C, prior austenite grain size will increase, because at that temperature, Nb(CN) precipitate that will detract austenite grain growth have dissolve entirely so that grain growth become normal and uniform. Atom migration on grain boundary will increase with increase in holding time by diffusion so that austenite grain sizes growing larger. Activation Energy (Q) of grain growth on HSLA 0,037% Nb as cast at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour is 436000 J / mole with value of n is 4,0617 and A constant is 2,7145 x 1023. The values show prediction of model that coming near result of research that has been done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irmawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
"Berbagai penelitian dari para peneliti terdahulii terhadap pertumbuhan butir baja terfokus pada kondisi isothermal, seliingga berbagai tinjauan terhadap topik ini terdapat dalam berbagai literatur. Sedangkan berbagai aplikasi proses material , seperti canai panas, pengecoran atau tempa berlangsung dalam kondisi non-isotermal. Prediksi pertumbuhan butir mempergunakan persamaan yang didapat secara empiris dalam kondisi anil isothermal, seliingga terjadi fluktuasi dalam besar butir dan sifat mekanis produk baja. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi persamaan yang ada dan mendapatkan pertumbuhan butir austenit dalam kondisi non-isotermal. Tiga komposisi baja HSLA-Nb, dengan 0,019, 0,037 dan 0,056% berat Nb diamati pertumbuhan butirnya setelah dilakukan deformasi canai satu pass, dalam kondisi pendinginan kontinyu. Pendekatan yang digunakan adalah memberikan regangan deformasi canai panas antara 0,3-0,4, dengan temperatur pemanasan awal 1200®C, dan temperatur deformasi antara 900- I100°C, dengan kecepatan pendinginan antara 7-l2"C/detik dalam rentang waktu rata-rata 30 detik setelah deformasi, kemudian didinginkan cepat ke temperatur ruang. Kecepatan pendinginan direkayasa dengan memasukkan benda uji ke dalam heating jacket dan pendinginan cepat dilakukan dengan water jetspray. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pertumbuhan butir austenit baja setelah proses canai panas dapat digambarkan sebagai fungsi kecepatan pendinginan. Besar butir austenit semakin menurun dengan meningkatnya kecepatan pendinginan. Kinetika pertumbuhan butir austenit non-isotermal didapat dengan melakukan modifikasi matematis persamaan pertumbuhaii butir isotermal dengan memasukkan faktor inverse kecepatan pendinginan berpangkat m. Model modifikasi ini diiakukan iterasi dengan hasil eksperimen , dan didapat model empiris dengan nilai amat mendekati hasil eksperimen, dengan hubungan besar butir austenit yang berbanding terbalik dengan kecepatan pendinginan berpangkat m (I/Cr'"), dan penambahan konstanta B. Konstanta kecepatan pendinginan m hampir tidak terpengaruh oleh komposisi baja yaitu sekitar 12, sedangkan konstanta B meningkat dari 3,0 xlO'® sampai 8 x 10'° dengan peningkatan prosentase Nb , C atau N dalam baja. Model ini dievaluasi dengan perhitungan pertumbuhan butir austenit hasil perhitungan matematis berdasarkan persamaan isotermal dan metode additivity. Didapat bahwa model non isothermal empirik hasil modifikasi memiliki nilai besar butir austenit yang amat mendekati perhitungan matematis dengan nilai konstanta yang relatif sama. Didapat bahwa nilai besar butir austenit dari perhitungan dengan persamaan modifikasi empirik yang didapat memiliki nilai deviasi rata-rata terhadap hasil eksperimen yang relatif rendah (4-15%), dibanding deviasi rata-rata hasil perhitungan dengan persamaan isothermal. Dapat disimpulkan bahwa model pertumbuhan butir non-isotermal hasil modifikasi yang didapat, dapat dipergunakan untuk memprediksi besar butir austenit setelah canai panas dengan lebih akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D1002
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mujisantoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>