Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Taufik Hidayat
"Bahan anti karat (pelindung organik) yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi bagian body kendaraan bermotor, dibuat dengan proses yang sederhana yaitu dengan memanaskan bitumen sampai titik leleh dan menambahkan filler (talk) dan pelarut (toluena) dalam jumlah tertentu. Proses di atas memiliki beberapa kekurangan seperti pemborosan material dan membahayakan pekerja oleh karena itu dilakukan perubahan proses. Pada proses baru bitumen tidak dipanaskan melainkan langsung dilarutkan baru kemudian filler (talk) dimasukan dan diadulc. Untuk mendapatkan karakteristik yang minimal sama dengan proses lama, dilalculcan dengan mengvariabel jumlah lallf. Untuk maksud pemasaran yang lebih luas, karalcteristik produk proses baru selaln dibandinglcan dengan produk proses lama (stahl kote) juga dibandingkan dengan produk impor (dunlop). Hasil penelitlan menunjukan bahwa perubahan proses tidak mempengaruhi daya lekat, pelepuhan dan pembentukan pin hole namun dapat menurunkan ketahanan korosi (meningkatkan lebar karaaj, yaitu dari 2,5 mm menjadi 3,5 mm (untuk waktu elcspose 48 jam) dan dari 6,5 mm menjadi 7 mm (untuk waktu ekspase 144 jam). Selain itu juga menurunlcan lcetahanan abrasi (menurunkan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk mengikis I mils tebas, yaitu dari 0,13 liter/mikron menjadi 0,086 lirerv'mikron. Pengaruh penambahan talk pada komposisi pelindung organik yang ditelili, ternyata menurunlcan kerahanan korosi, abrasi dan pembentulcan pin hole namun tidak mempengaruhi daya lekat. Karakteristik produk impor (dunlop). seperti ketahanan korosl, abrasi dan pembentukan pin hole lebih bail: dari baik produk dengan proses lama maupun baru. Sedangkan untuk daya lekatnya relatif sama. Adapun pelepuhan yang lergfadi bukan sebagai pengaruh perubahan proses maupun penambahan talk, namun semata-rnata hanya karena adanya kehilangan daya lekat pelindung organik dengan permukaan logamnya pada beberapa bagian daerah tertentu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Jehian Naindraputra
"Kebutuhan bitumen sebagai bahan baku dalam pembuatan infrastuktur jalan sangat tinggi, limbah plastik multilayer dan limbah kertas lignin yang belum dimanfaatkan dengan baik adalah latar belakang penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu pengadukan, penambahan komposisi plastik, dan penambahan lignin terhadap campuran bitumen. Variabel bebas yang digunakan adalah komposisi plastik 3%, 4%, dan 5%wt; waktu pengadukan 15, 30, dan 45 menit. Karakterisasi yang dilakukan adalah SEM, FTIR, TGA, dan Uji Sessile Drop. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan plastik multilayer sebagai filler mempengaruhi karakteristik campuran bitumen.

Bitumen needs as main components of asphalt was essential for developing infrastructure technology in Indonesia. Abandoned multilayer plastic and lignin waste are becoming the background of this research. The purpose of this study are to learn the effect of plastic multilayer and lignin addition, and the effect of mixing time variation. Plastic composition 3%, 4%, and 5% wt; mixing time 15, 30, 45 minutes are used as independent variables. Characterization of modified bitumen using SEM, FTIR, TGA, and Sessile Drop Test. The result if this study shows that plastik addition and variation of mixing time affect the characterization of modified bitumen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Sopian
"Proses pembuatan bahan anti karat (undercoat yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi bagian bawah kendaraan bermotor, relatif sangat sederhana dan dapat dilakukan dalam perusahaan berskala kecil. Komponen yang diperlukan adalah aspal, talk sebagai filler dan solvent sebagai pelarut serta beberapa aditif untuk memperbaiki sifat tertentu. Karakteristik bahan anti karat yang menggunakan komponen di atas kurang baik yaitu tidak tahan terhadap temperatur oven (150-200°C) dan relatif mahal dibandingkan dengan sebagian produk yang ada dipasaran. Untuk mengatasi masalah itu maka digunakan Iimbah pelarut dari industri cat sebagai pelarut dan serbuk arang sebagai filler. Unluk mendapatkan karakteristik yang optimal dari kedua komponen tersebut maka divariabelkan komposisi serbuk arang dan aspal. Untuk membandingkan hasilnya maka digunakan produk sebelumnya yaitu Stahl Kote(SK) dan produk Iuar yaitu Dunlop (DL). Hasil penelitian memmjukkan bahwa ketahanan abrasi bahan anti karat yang baru (100gr aspal, 73gr arang) Iebih bagus (0,485 I/μ) daripada produk pembanding (SK=0,133 I/μ, DL=0,190 I/μ) dan daya Iekatnya (tape test) relatif sama (klasifikasi=5) serta ketahanan terhadap temperarur oven sangat bagus, juga ketahanan korosinya lebar karat) untuk komposisi 110gr aspal dan 73gr arang Iebih bagus dari Stahl Kore meskipun masih Iebih rendah dari Dunlop."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyda Astria
"Produksi aspal dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan batuan Aspal Buton (Asbuton) yang ketersediannya sangat melimpah. Aspal dapat diproduksi dengan melarutkan CaCO3 (kalsium karbonat) yang merupakan komponen pengotor dominan dari Asbuton. Penelitian sebelumnya menggunakan berbagai asam sebagai pelarut. Akan tetapi, proses tersebut menghasilkan limbah yang tidak ramah lingkungan. Kalsium karbonat dapat larut dalam H2CO3. Kelarutan kalsium karbonat dalam larutan H2CO3 dapat ditingkatkan dengan penambahan MgCl2 karena larutan ini memiliki ion bervalensi dua yang dapat meningkatkan kekuatan ion. Kekuatan ion akan meningkatkan salinitas dan konstanta kelarutan CaCO3. Pelarutan CaCO3 dilakukan menggunakan autoclave dengan pemanas dan dibantu dengan sonikator. Variabel yang diukur adalah padatan karbonat yang terlarut dan massa jenis aspal serta pengurangan padatan kalsium karbonat dalam aspal menggunakan uji massa jenis dan uji FTIR. Hasil penelitian menunjukkan padatan kalsium karbonat terlarut pada kondisi optimum suhu 90 °C, tekanan 2 bar, laju alir gas CO2 0,4 l/menit, konsentrasi larutan garam 0,5 M dan waktu ekstraksi 80 menit. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa aspal yang terkandung adalah sebesar 57,5% dengan kandungan kalsium karbonat sebesar 27% dan massa jenis 1,26 g/ml.;

Bitumen Production can be increased by utilizing Buton Asphalt Rock (Asbuton) which is available as abundant source. Bitumen can be produced by dissolving CaCO3 (calcium carbonate) that is considered as impurity of Asbuton. In previous research, weak acid is used as solvent. Nevertheless, it produces non eco-friendly waste. Calcium carbonate is able to dissolve in H2CO3. Calcium carbonate solubility can be augmented by addition of MgCl2 solution because it has bivalent ion which can increase ionic strength. Ionic strength increased leads to augmentation of salinity and solubility constant of CaCO3. Calcium carbonate extraction is performed using autoclave, heater, and sonicator. Measured variable is percentage of dissolved carbonate and bitumen density. Degradation of carbonate group will be examined by FTIR test and density test. The result shows that calcium carbonate is dissolved at optimal condition: temperature 90 °C, pressure 2 bar, CO2 flow rate 0,4 liter/min, concentration of brine solution 0,5 M, and extraction time 80 minutes. Bitumen produced contains asphaltene and calcium carbonate 57,5% and 27% respectively with density 1,26 g/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Makhfudz
"Bahan anti karat untuk mobil (undercoat) dapat dibuat dari bahm dasar bitumen aspal yang dipanaskan sampai mencair kemudian dicampur dengan bahan filler, pelarut serta bahm tambahm lain. Masalah yang dihadapi adalah pada industrl otomotif setelah proses pengeoatan biasanya dilalrukan proses pengovenan, akibat pemanasan ini pada permukaan lapisan undercoatteijadi lubang-lubang kecil atau pin hole. Pada penelitian ini dignnakan proses pengadukan meksnik tanpa pembakaran dimana bitumen aspal langsung dicampur dengan pelarut, diaduk kemudian ditambahkan filler. Sedangkan untuk mengetahui pengarub komposisi filler talc terbadap pembentukan pin hole dilakukan variasi penambahan filler talc. Pelarut yang digunahan adalah limbah pelarut dari pencucian peralatan pada industrl cat untuk menggantikan pelarut yang selama ini digunakan. Dari basil pengujian didapatkan bahwa knmposisi dengan kadar filler paling rendah (filler 140 gr dan bitumen 110 gr) memiliki ketabanan korosi yang lebih baik (pelebaran karat paling kecil pada uji kahut garam) dibandingkan dengan produk lama namun ketahanan abrasinya sedikit lebih rendah dari produk lama. Komposisi filler tidak terlihat pengarubnya terbadap pembentukan pin hole pada daerah knmposisi yang diuj~ namun pembentukan pin hole dapat diknrangi dengan pengeringan yang cukup pada lapisan sebelurn pengovenan. Sedangkan penggunaan lirnhab. pelarut tidak mengakibatkan penurunan kualitas dari cat anti karat. Dari pemanfaatan limbah ini selain dapat menurunkan biaya produksi dan rneningkatkan daya asing produk juga dapat mengurangi masalah pembuangan lirnhab. pelarut dari industri cat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
" Tailing adalah material berukuran pasir yang merupakan produk sisa dari penambangan emas dan tembaga. Di Indonesia, jumlah tailing ini sudah terlampau banyak dan dirasakan mengganggu lingkungan. Beberapa penelitian yang menggunakan tailing sebagai pengganti parsial agregat untuk campuran beraspal telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tailing sebagai asphalt expander (Bitumen Expanded Tailing, BET) dan untuk mengevaluasi kinerja campuran beraspal jenis Lataston yang menggunakan BET sebagai bahan pengikatnya. Dari studi ini disimpulkan bahwa kandungan tailing dalam aspal dapat berubah sifat rheologi aspal. Penggunaan 4% sampai 12% tailing dalam BET memberikan pengaruh positif pada titik lembek, titik nyala dan berat jenis aspal, tetapi memberikan pengaruh negatif pada nilai penetrasinya. Durabilitas BET yang baik terjadi pada penggunaan tailing sampai dengan 8%. Penggunaan BET sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal jenis Lataston menghasilkan campuran dengan sifat yang lebih baik dari pada campuran Lataston konvensional. BET yang mengandung 8% tailing menghasilkan parameter stabilitas Marshall, Marshall Quotient dan stabilitas sisa campuran Lataston yang paling baik. Dari sifat-sifat Marshall campuran Lataston, penggunaan tailing sebagai expanded
aspal memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bila digunakan sebagai pengganti parsial agregat.

Abstract
Tailing is a sand sized material, which is a waste product of gold and copper mining process. In Indonesia, a huge amount of tailing is an abundant material and has no widely used yet. Some previous
studies in related to applying the tailing as partial aggregate substitution in bituminous mix have been conducted by some researcher. This study tries to evaluate the use of tailing as an asphalt expander (Bitumen Expanded Tailing, BET) and to evaluated the
performance Lataston which use BET as a binder. This study concluded that adding the tailing in asphalt material will influence its rheology. Adding 4% to 12 % of tailing into asphalt give positive effect on softening point, flash point, and specific gravity of asphalt, but give negative effect on its penetration. From durability point of view
, additional of tailing up to 8% still give a good ductile properties of BET. Use of BET as a binder in Lataston asphaltic mixture produces a better Marshall properties than conventional one, and 8% tailing in BET is the best in term of Marshall Stability, Marshall Quotient and its retained stability. From the Marshall properties of Lataston, use of tailing as an asphalt expander is better compared as aggregate substitution."
[Fakultas Teknik UI, Institut Teknologi Bandung. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nofal Lazuardi
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China pada tahun 2010 dimana polipropilena adalah salah satu jenis kantong plastik yang banyak digunakan dan sangat non-biodegradable. Selain itu indstri kertas Indonesia banyak menghasilkan limbah pulp lignin yang dimana lignin memiliki sifat sebagai surfaktan dan sifat ini dapat dimodifikasi lebih lanjut. Disisi lain, Indonesia sedang sangat mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan raya dan membutuhkan bitumen dengan kualitas baik. Sifat fisik bitumen dapat dimodifikasi dengan mencampurkan polimer membentuk polymer modified bitumen PMB . Penelitian ini membahas pengaruh pencampuran bitumen dengan limbah plastik PP sebagai zat pengisi dan lignin termodifikasi sebagai surfaktan penstabil campuran, diharapkan dapat dihasilkan produk bitumen yang memiliki nilai mekanis lebih baik. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat hot melt mixer. Komposisi lignin termodifikasi yang digunakan adalah 0.1 , 0.3 , dan 0.5 . Suhu pengadukan dilakukan pada 160oC, 180oC, dan 200oC. Waktu dilakukan selama 15, 30, dan 45 menit. Untuk mengkarakterisasi hasil produk, dilakukan pengujian FE-SEM, FT-IR, STA, Sessile Drop Test, Uji Daktilitas, dan Uji Penetrasi. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa lignin termodifikasi memiliki kompabilitas yang lebih baik dari lignin murni. Karakterisasi produk menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi lignin termodifikasi maka sifat mekanik PMB semakin baik, suhu pengadukan meningkatkan dispersi dan distribusi plastik didalam matriks bitumen, dan waktu pengadukan paling efektif adalah 30 menit.

ABSTRACT
Indonesia is the second biggest plastic producer in the world after China in 2010 and polypropylene is one of the most used platic that is non biodegradable. Futhermore, Indonesia paper industry produce many paper waste known as pulp lignin . Lignin can be used as coupling agent and be modified to improve the properties. On the other hand Indonesia accelerate the infrastructure development especially roadways and hence need high quality bitumen. Bitumen physical properties can be enhanced by the addition of polymer, creating polymer modified bitumen PMB . By mixing polypropylene plastic waste as filler and modified lignin as surfactant to bitumen, the bitumen properties expected to be improved. The mixing done hot melt mixer. The composition of modified lignin used were 0.1 , 0.3 , and 0.5 . The mixing temperature were 160oC, 180oC, and 200oC, and the processing time were 15, 30, and 45 minutes. Characterization the properties of PMB used FE SEM, FT IR, STA, Sessile Drop Test, Ductility Test, and Penetration Test Method. The test results show that modified lignin has better compatibilty than normal lignin. More modified lignin added to PMB, More the properties improved. Mixing temperature at 200oC has better dispertion and distribution of filler than 180oC, and the optimum time of mixing is 30 minutes."
2017
S67217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikria Febriati Putriana
"Penelitian dan pengembangan mengenai polymer modified bitumen (PMB) masih terus dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi limbah plastik. Pada penelitian ini, limbah plastik kemasan mie instan dengan lapisan banyak yang terbuat dari PP dimanfaatkan sebagai material filler PMB karena sifatnya yang sulit untuk didaur ulang. Melihat dari pemanfaatan PMB sebagai campuran perkerasan aspal telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia membuat potensi PMB sangatlah tinggi. Namun, terdapat permasalahan mengenai kompatibilitas antara bitumen dengan plastik dalam PMB. Perbedaan sifat kepolaran antara bitumen dengan plastik menyebabkan terjadinya separasi fasa dan membuat PMB memiliki kompatibilitas yang buruk di mana tentunya akan berpengaruh pada sifat-sifat PMB yang dihasilkan. Salah satu solusi yang digunakan untuk merekayasa plastik sebagai senyawa non polar menjadi senyawa polar adalah dengan memberikan perlakuan modifikasi permukaan dan oksidasi termal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan modifikasi permukaan dengan plasma dan oksidasi termal terhadap sifat karakteristik campuran perkerasan aspal beton lapis aus. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan plastik kemasan mie instan yang telah diberikan perlakuan modifikasi permukaan menggunakan plasma dan oksidasi termal ke dalam bitumen murni dengan variasi kadar plastik sebesar 1, 3 dan 5 wt.% di mana proses pencampuran nya menggunakan hot melt mixer pada suhu pencampuran 150°C. Suhu pencampuran 150°C dinilai memiliki dampak positif terhadap karakteristik campuran perkerasan aspal beton lapis aus. Untuk mengetahui efektivitas dari plastik multi lapis PP yang ditambahkan ke dalam bitumen terhadap karakteristik campuran perkerasan aspal maka perlu dilakukan pengujian dan karakterisasi. Pengujian yang dilakukan terdiri dari 3 kategori, yaitu untuk menentukan karakteristik limbah plastik multi lapis, PMB dan campuran perkerasan aspal AC-WC. Karakteristik limbah plastik multi lapis dilakukan melalui pengujian FTIR, sudut kontak dan DSC. Sedangkan, karakteristik PMB dilakukan dengan pengamatan optical microscope, pengujian daktilitas dan penetrasi. Terakhir, karakteristik aspal AC-WC dilakukan melalui pengujian marshal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa plastik multi lapis yang telah diberikan perlakuan plasma dan oksidasi termal mampu meningkatkan kekakuan dan kekerasan bitumen, ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan terhadap rutting serta bleeding. 

Research and development on polymer-modified bitumen are still being carried out as an effort to reduce plastic waste. In this study, plastic waste packaging for instant noodles with multiple layers made of PP was used as a PMB filler material because it is difficult to recycle. From the utilization of polymer-modified bitumen as an asphalt pavement mixture that has been applied in several regions in Indonesia, the potential for polymer-modified bitumen is very high. However, there are problems regarding the compatibility between bitumen and plastic in PMB. The difference in polarity between bitumen and plastic causes phase separation and makes PMB have poor compatibility which of course will affect the properties of the resulting PMB. One of the solutions used to engineer plastics from non-polar compounds into polar compounds is by providing surface modification and thermal oxidation treatments. This study aims to determine the effect of surface modification treatment with plasma and thermal oxidation on the characteristic properties of the wear-coated concrete asphalt pavement mix. This research was carried out by adding instant noodle packaging plastic that had been given surface modification treatment using plasma and thermal oxidation into pure bitumen with variations in plastic content of 1, 3, dan 5 wt.% where the mixing process used a hot melt mixer at mixing temperature 150°C. The mixing temperature of 150°C is considered to positively impact the characteristics of the mixed asphalt concrete pavement. To determine the effectiveness of PP multi lapis plastic added to bitumen on the characteristics of asphalt pavement mixtures, it is necessary to carry out testing and characterization. The tests carried out consisted of 3 categories, namely to determine the characteristics of multi lapis plastic waste, polymer-modified bitumen, and AC-WC asphalt pavement mixture. Characteristics of multi lapis plastic waste is carried out through FTIR, contact angle, and DSC testing. Meanwhile, the characteristics of PMB were carried out by optical microscope observation, ductility, and penetration testing. Finally, the characteristics of AC-WC asphalt were carried out through marshal testing. The test results showed that multi lapis plastics that had been treated with plasma and thermal oxidation were able to increase the stiffness and hardness of bitumen, resistance to deformation, and resistance to rutting and bleeding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia has imported asphlt from other countries to meet the need for road construction and annual maintenance. Mearwhile in Buton Island, Southeast Sulawesi Province, there is natural asphalt known asbuton that as been produced since 1926"
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
William
"Limbah plastik adalah salah satu persoalan utama dalam manajemen lingkungan. Dari semua jenis limbah plastik, kemasan makanan berbasis polipropilena (PP) memiliki kesulitan tersendiri untuk didaur ulang. Struktur kemasan yang berbasis polipropilena multi lapis ini mempersulit serta meningkatkan biaya daur ulang. Pada saat yang bersamaan, persoalan mengenai kualitas jalan yang buruk masih dialami daerah-daerah di Indonesia. Untuk menyelesaikan kedua persoalan ini, telah dilakukan berbagai upaya untuk menggunakan limbah plastik sebagai modifier aspal. Penambahan plastik seharusnya dapat meningkatkan karakteristik perkerasan aspal. Namun, perbedaan sifat permukaan plastik dengan bitumen menimbulkan kesulitan dalam proses pencampuran dan mengorbankan kualitas akhir. Oleh sebab itu, penelitian ini mengajukan upaya modifikasi sifat permukaan dari limbah multi lapis demi meningkatkan kompatibilitas campuran bitumen termodifikasi polimer. Metode yang digunakan adalah metode plasma dingin dan oksidasi termal untuk mengubah sifat kimia dari limbah plastik. Dalam penelitian ini, plastik termodifikasi ditambahkan ke dalam bitumen untuk menghasilkan campuran bitumen termodifikasi polimer, dengan variasi kadar 1, 3, dan 5 wt.%. Pengujian daktilitas, penetrasi, serta mikroskop optik dilakukan untuk mengetahui karakteristik campuran bitumen. Kemudian, campuran ini dijadikan sebagai binder untuk perkerasan aspal. Karakterisasi perkerasan aspal dilakukan dengan pengujian Marshall. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa modifikasi permukaan meningkatkan kompatibilitas antara limbah plastik dengan bitumen, serta campuran bitumen termodifikasi polimer ini pun meningkatkan sifat stabilitas dan densitas dari perkerasan aspal. Peningkatan stabilitas Marshall mencapai 837 kg terjadi pada penambahan plastik sebanyak 5 wt.%.

Plastic waste is one of the leading issues in environmental management. From all kinds of plastic waste, multilayered polypropylene food packaging particularly poses a huge challenge in its recycling. The multi-layered, polypropylene-based (PP) structure of these packaging increases the complication and cost of recycling. At the same time, issues regarding poor-quality roads still plague regions in Indonesia. Hence, there have been efforts to utilize plastic waste as asphalt modifiers. On paper, plastic addition should increase the properties of asphalt paving. However, the difference in surface properties between plastic and bitumen has brought rise to difficulties in the mixing process and sacrificed the end-quality as a result. As such, this research proposes to modify the surface properties of the multilayer waste to increase the compatibility of the polymer-modified bitumen mix. The method proposed is to use Dielectric Barrier Discharge Plasma treatment and thermal oxidization to alter the chemical properties of the plastic waste. In this research, modified plastic waste is added into bitumen to create a polymer-modified bitumen mix, with 1, 3, and 5 wt.% variations. Ductility testing, penetration testing, and optical microscopy are conducted to examine the characteristics of the bitumen mix.  This mix in turn acts as a binder for asphalt concrete to investigate the performance. To examine the properties of the asphalt concrete, Marshall Testing is conducted. Test results indicate that surface modification does indeed increase the compatibility of plastic waste and bitumen, with the polymer-modified bitumen mix acting as a binder for asphalt concrete increases stability and density properties. Marshall stability increase of 837 kg is reached with the addition of 5 wt.% plastic. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>