Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74381 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlina Sezilia P.
"Material yang digunakan di lingkungan industri gas alam dengan kandungan karbon dioksida yang tinggi mengalami korosi baik akibat faktor lingkungan luar maupun akibat zat yang dikandung dalam gas alam. Salah satu zat kurosif dalam gas alam adalah karbon dioksida. Apabila kadar karbon dioksida dalam gas alam tinggi dan terdapat kondensat air maka korosi akibat karbon dioksida perlu mendapat perhatian karena larutnya karrbon dioksida dalam kundungan air yang jatuh pada permukaan material meningkatkan kororisifitas kondensat air tersebut, sehingga dalam pemilihan penggunaan material di lingkungan industri gas alam dengan kandungan karbon dioksida yang tinggi, ketahanan material terhadap korosi tersebut merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian ketahanan korosi tiga jenis material yang digunakan di lingkungan industri gas alam, yaitu baja JIS G 3132 SPHT 2, baja HSLA, dan baja AISI 316 dalam larutan karbon dioksida dengan pelarut aquades pada temperatur 30'C, 40'C, dan 60'C. Pengujian korosi yang dilakukon adalah pengujian polarisasi metoda ekstrapolasi Tafel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnadi Irawan
"Kondenser uap adalah instalasi yang digunakan untuk mengubah uap air menjadi air. Atas pertimbangan teknis dan ekonomis, kondenser uap PLTU Tanjung Priok menggunakan air Iaut sebagai media pendinginnya. Material yang tligunakan harus memililci ketahanan terhadap korosi yang ditimbulkan oleh air laut yang mengandung banyak ion ldorida., jenis korosi yang mungkiftimbul adaiah korosi celah yang biasanya tetjadi pada celah yang tidak dapat dihindari pada disain kondenser uap. Ion ldorida dan temperatur kelja sangat berperan pada terjadinya inisiasi dan propagasi korosi celah pada media air laut.
Baja tahan karat Duplex SAF2205 diduga dapat digunakan sebagai material pada aplikasi tersebut. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan pengujian polarisasi, terdapat beberapa parameter pengujian polarisasi yang dapat digunakan untulc mengetahui lcetahanan logam terhadap korosi celah yaitu pofeusial korosi, potensial rupmre, dan porensial proleksi. Apabila potensial ruprure lebih kecil dari porensial korosi logam maka akan terjadi inisiasi lcorosi celah., dan bila polensial korosi lebih besar dari patensial proleksi mal-ta akan teljadi propagasi korosi celah. Pengujian CCT (crevice critical temperatur) dapat digunakan untuk mengetahui lcetahanan material secara relatitf.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan ketahanan terhadap korosi celah, baja tahan karat Duplex SAF2205 dapat digunakan sebagai material kondenser uap dengan media air laut Jawa daerah Tanjung Priok pada suhu dibawah so°c. Penggunaan pada suhu diatas 50°C dapat dilakukan., akan tetapi tidak dianjurkan lcarena semakin tinggi suhu semakin rentan material terhadap korosi celah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kurniawan
"Penelitian ini berlujuan untuk mengembangkan Fe-Ni-Cr lokal sebagai bahan baku pembualan baja lahan karat CF8M yang setara dengan SS 316 menggunakan metode pengecoran (casting). Fe-Ni-Cr lokal ini adalah feronikel yang dipadu dengan krom. Sebagai pembanding digunakan 79%, 45%, 23%, 0% Fe-Ni-Cr lokal (100% di impor) untuk mengetahui pengaruh penambahan persentase Fe-Ni-Cr lokal terhadap ketahanan korosi dan kemudian dilakukan pengujian komposis kimia, uji ketahanan korosi menggunakan metode polarisasi dan uji mikrostruktur. Hasil pengujian menyatakan bahwa sampel hasil coran yang memiliki presentase 79% Fe-Ni-Cr local memberikan efek penurunan ketahanan korosi. Hal ini disebabkan karena banyak impurities, inklusi MnS dan tidak samanya komposisi paduan peningkat ketahanan korosi. Persentase 45% Fe-Ni-Cr local dan 23% Fe-Ni-Cr local mendekati sifat ketahanan korosi bahan baku 0% Fe-Ni-Cr local (100% Ni impor). Perlu dilakukan fluxing yang lebih intensif agar pengotor (impurities) dapat diambil sehingga ketahanan korosinya lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andi Rustandi
"Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji besaran laju korosi baja karbon yang digunakan sebagai pipa penyalur bagian hulu mapun hilir pada produksi gas alam yang mengandung CO2. Beberapa parameter yang mewakili kondisi aktual di dalam praktek seperti tekanan parsial CO2 beserta komposisi larutan, khususnya kadar NaCl ditunjukkan pengaruhnya. Pengujian dilakukan dengan metoda polarisasi dan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak PREDICTTM. Hasil penelitian menggambarkan laju korosi baja karbon yang biasa digunakan sebagai pipa penyalur gas alam yaitu jenis API 5L X-52 sebagai pengaruh dari gas CO2 yang terlarut. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh besaran laju korosi baja di dalam lingkungan yang mengandung CO2 tersebut berkisar antara 15-28 mils per tahun (mpy). Laju korosi baja yang diperoleh ini merupakan nilai yang relatif tinggi sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan terhadap pipa penyalur gas pada bagian hulu maupun hilir. Hasil penelitian merupakan langkah awal terhadap upaya pencegahan terjadinya kebocoran pada pipa penyalur akibat korosi oleh gas CO2 agar umur pakai yang telah dirancang dapat dicapai.

The purpose of this research is to investigate the corrosion rate of carbon steel as flowline and pipeline in natural gas production with CO2 content. The influence of variety of conditions that represent the actual conditions in practice such as CO2 partial pressure and solution composition, particularly NaCl percentage were performed. Research conducted by polarization test and simulation methods using PREDICT TMsoftware. The result of this research is used to illustrate the level of corrosion rate of typical carbon steel i.e. API 5L X-52 occurred in natural gas pipelines due to the effect of dissolved CO2 . From the experiments obtained that corrosion rate of steel in environments containing CO2 ranged between 15-28 mpy. This high corrosion rate observed could severely damage natural gas transmission flowline and pipeline. The result of this research is the first step, as an input for prevention efforts, to prevent leakage of flowline and pipeline due to corrosion of CO2 which appropriate with the lifetime that has been designed."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Donauw
"Dalam deposit minyak dan gas bumi banyak terdapat gas karbon dioksida dalam jumlah yang banyak. Dengan adanya kondensasi uap air dapat membentuk larutan yang mengandung CO. jenuh yang korosif. Pada penelltian ini digunakan tiga jenis material baja yang umum digunakan pada lingkungan minyak dan gas bumi dengan jumlah kandungan N~Cr yang berbeda, dan didefinisikan sebagat baja paduan Ni-Cr rendah, sedang dan tinggL Pengujian dilakukan dengan metode polarisasi Tafel pada temperalur 30, 40 dan 60 °C. Pada pangujian digunakan labu korosi dan gas co, ditiupkan ke dalam air suling terus-menerus selama pengambilan data. Pengambilan data dengan menggunakan potensiodinamlk dan program GMS 100 di laboratorium pengujian polarisasi, Balai Korosi Metalurgi, Pusprtek Serpong. Dari hasil pengujian komposisi, baja paduan N~Cr rendah mempunyai kandungan paduan di bawah 0.1% kecuali Mn 0.63%. Paduan Ni-Cr sedang mengandung paduan utama Cr 17.2837% dan Ni 10.3241%. Paduan Ni-Gr linggi mengandung Gr 23.2853% dan Ni 5.6664%. Ketahanan korosi baja paduan Ni-Cr rendah pada temperalur 30, 40 dan 60 °C sebesar 0.428, 0.352 dan 0.199 mpy'1 • Pada temperalur 30, 40 dan 60 "c ketahanan korosi baja peduan Ni-Gr sedang sebesar 1.504, 29.412 dan 18.182 mpy-' dan baja peduan Ni-Cr linggi sebesar 3.363, 36.462 dan 32.258 mpy"1 • Baja paduan Ni-Cr mempunyai ketahanan korosi tertinggi pada lemperatur 30 •c, paduan Ni-Cr sedang pada temparatur 40 •c dan paduan Ni-Gr tinggi juga pada temperatur 40 °G. Dan ketiga material, baja paduan Ni-Cr tinggi mempunyai ketahanan korosi paling tinggi. Pada paduan 10%Ni-17%Cr dan paduan 6%Ni- 23%Cr memberikan pengaruh temadap peningkatan kelahanan korosi di dalam larutan C02 jenuh pada temparatur 30, 40 dan 60 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Sutan LMH
"Electrically plating or electroplating is one method used to beautify looks fine and also to improve the mechanical properties of the metal.
The teksperiment is performed by preparing specimens have been measured with different variations in time for electroplating with a current of 10 amperes at 12 Volts. The results show that the corrosion test specimen electroplating results with the arrest ofO 1889847379 mpy 40 minutes, 30 minutes ofO. 1771731918mpy, 20 minutes by 0.1417385534 mpy, and without coating 0.93298832 mpy. Judging from the results on each specimen corrossion the safest coating coalings with detention is 20 minutes and is the fastest corroded specimens without coating. Hardware test results from each specimen tested showed rising violence in the area coated by electroplating. The test results showed a thick layer on the detention of 40 minutes is the result of sed,memory layers thicker than the initial 30 minutes and 20 minutes."
Universitas HKBP Nonmensen, 2016
050 VISI 24:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sidiq Ruswanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Krisnayana
"CPO adalah bahan baku untuk memproduksi biodiesel. Biodiesel adalah energi terbarukan atau alternatif bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui. Dalam proses produksi, CPO dan biodiesel ini memerlukan tempat penyimpanan yang membutuhkan material yang tepat. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah baja karbon, SS 304, SS 316 dan monel 400. Pada material tersebut dilakukan uji komposisi kimia, struktur mikro, uji kekerasan mikro Vickers, pengamatan visual dan uji korosi mengacu pada ASTM G31 dengan kondisi tanpa ada aliran, T = ± 25oC selama 112 hari dalam lingkungan CPO dan biodiesel. Sedangkan pada CPO dan biodiesel dilakukan uji TAN dan kadar air. Setelah uji korosi mengacu pada ASTM G31 dilakukan pengamatan visual, pengamatan makro, uji produk korosi, laju korosi, struktur mikro, uji kekerasan mikro Vickers, uji TAN, uji kadar air dan analisa korosi.
Hasil penelitian ini adalah nilai laju korosi dilingkungan CPO dengan mengacu pada ASTM G31 untuk sampel baja karbon, SS 304, SS 316 dan monel 400 berturut-turut adalah 0,203 mm/th, 0,019 mm/th, 0,018 mm/th, dan 0,017 mm/th. Nilai laju korosi dilingkungan biodiesel dengan mengacu pada ASTM G31 untuk sampel baja karbon, SS 304, SS 316 dan Monel 400 berturut-turut adalah 0,021 mm/th, 0,018 mm/th, 0,016 mm/th, dan 0,015 mm/th. Material yang memiliki ketahanan korosi yang cukup baik dilingkungan CPO adalah sampel SS 304, SS 316 dan Monel 400. Sedangkan material yang memiliki ketahanan korosi yang cukup baik dilingkungan biodiesel adalah sampel baja karbon, SS 304, SS 316 dan Monel 400. Sampel baja karbon pada CPO mengalami penurunan nilai kekerasan dan pada butiran terjadi korosi yang ditandai dengan terdapatnya lubang pada butiran serta pada batas butir dipermukaan sampel terlihat melebar. Sampel SS 304, SS 316 dan monel 400 pada CPO tidak terjadi penurunan nilai kekerasan dan butiran tidak terkorosi. Sampel baja karbon, SS 304, SS 316 dan monel 400 pada biodiesel tidak terjadi penurunan nilai kekerasan dan butiran tidak terkorosi. Material yang cocok digunakan dilingkungan CPO adalah SS 304, SS 316 dan monel 400. Material yang cocok digunakan dilingkungan biodiesel adalah baja karbon, SS 304, SS 316 dan monel 400.

CPO is feed for produce biodiesel. Biodiesel is renewable energy or alternative fuel for diesel mechine and from renewable source. In production process, CPO and biodiesel need storage tank with right material. The material used in this research are Carbon Steel, SS 304, SS 316 and Monel 400. At material to do chemical composition test, microstructure, microhardness Vickers test, visual observation and Corrosion test with ASTM G31 for condition no flow rate, T = ± 25oC until 112 days in CPO and biodiesel environment.For CPO and biodiesel to do TAN test and water contain test. After corrosion test ASTM G31 to do visual observation, makro observation, product corrosion test, corrosion rate, microstructur, microhardness Vickers test, TAN test, water contain test and analysis corrosion.
Result this research are corrosion rate in CPO with ASTM G31 for Carbon Steel is 0,203 mm/th, for SS 304 is 0,019 mm/th, for SS 316 is 0,018 mm/th, for Monel 400 is 0,017 mm/th, Corrosion rate in biodiesel with ASTM G31 for Carbon Steel is 0,021 mm/th, for SS 304 is 0,018 mm/th, for SS 316 is 0,016 mm/th and for Monel 400 is 0,015 mm/th. Material have corrosion resistance in CPO are SS 304, SS 316 and Monel 400. Material have corrosion resistance in Biodiesel are Carbon Steel, SS 304, SS 316, and Monel 400. Sample Carbon Steel in CPO have decrease microhardness Vickers value and at boundary have corrosion which is characterized by the presence of hole at boundary and at grain boundary in surface sample Carbon Steel look wider. Sample SS 304, SS 316 dan Monel 400 in CPO no declaine microhardness Vickers value and boundary not corroded. Sample Carbon Steel, SS 304, SS 316 dan Monel 400 in Biodiesel no declaine microhardness Vickers value dan boundary not corroded. Material suitable fot use in CPO are SS 304, SS 316 and Monel 400. Material suitable for use in Biodiesel are Carbon Steel, SS 304, SS 316 and Monel 400."
2013
T37664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hari Suryawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>