Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Khaidir
"Baja 55 Si 7 sebagai bahan baku spring clip yang merupakan salah satu komponen elastic rail fastening, harus mempunyai nilai kekerasan yang dipersyaratkan pada aplikasinya sebagai penambar rel kerera api yakni 390-432 BHM Untuk memenuhi persyaratan nilai kekerasan tersebut, logam ini dilakukan proses perlakuan panas dengan proses pengerasan pencelupan dan penemperan. Hasil penelitian dengan menggunalam 3 jenis minyak sebagia media ceIup yang berbeda viskositasnya meunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah volume media celup, kekerasan logam meningkat pada minyak dengan nilai viskositas kinematic 140,74 dan 180,21 (40 °C, cSt). Tetapi pada minyak dengan nilai viskositas yang Iebih besar yaitu 378,08 (40 °C, cSt) tidak memperlihatkan pengaruh yang berarti. Disamping itu dengan meningkatnya temperatur austenisasi kekerasan baja meningkat. Kekerasan baja juga dipengaruhi nilai viskositas minyak celup dimana semakin besar nilai viskositas minyak kekerasan baja semakin menurun. Dari penelitian ini temperatur temper dan waktu tahan temper juga menyebabkan kekerasan baja semakin kecil. Proses perlakuan panas yang menghasilkan baja dengan nilai kekerasan yang dipersyaratkan dan nilai proses perlakuan panas yang efisien adalah sebagai berikut: Temperatur austenisasi 870 °C dengan viskositas 180,21 (40 °C, cSt) dan volume satu Iiter media ceIup. Serta waktu tahan temperatur tempernya adalah 150 menit dengan niiai kekerasan 430 BHN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnandar Adi Rijanto
"Proses perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu yang diinginkan agar dalam penggunaannya dapat lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis. Baja 55 Si 7 merupakan baja struktural yang digunakan sebagai material baku dalam pembuatan penambat rei kereta api (Spring Clip tipe DE) yang diproduksi oleh salah satu BUMN di Indonesia, Baja 55 Si 7 memerlukan. suatu perlakuan panas tertentu dengan tujuan mendapatkan sifat mekanis tertentu yaitu kekerasan. Adapun nilai kekerasan yang disyaratkan untuk baja 55 Si 7 sebagai material baku Spring Clip tipe DE adalah 390-432 HBN. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh viskositas dan volume media celup oli serta temperatur periakuan panas (hardening dan tempering) terhadap kekerasan dan struktur mikro baja 55 Si 7. Nilai kekerasan baja 55 Si 7 sebelum mengalami perlakuan panas adalah 285 HBN. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai kekerasan baja 55 Si 7 menurun dengan meningkatnya temperatur austenisasi dan viskositas media celup oli, Sedangkan nilai kekerasan baja 55 Si 7 meningkat dengan meningkatnya volume media celup oli. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh proses perlakuan panas yang menghasilkan baja derr.gan nilai kekerasan yang memenuhi nilai kekerasan yang disyaratkan adalah: l, Temperatur austenisasi 870'C, media celup oli SAE 40 dengan viskositas kinematik !40.74 (40',cSt), volume media celup oli 0,5 liter, temperafur temper 40ifC dengan waktu tahan 60 mentt didapatkan kekerasan sebesar 4l7 HBN. 2. Temperatur austenisasi 9UfC, media celup ali SAE -10 dengan viskositas kinematik 140,74 (40',cSt), volume media eel up o/i 0,5 liter, temperatur temper 400'C dengan waktu tahan 60 men it didapatkan kekerasan sebesar 423 HBN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Fajar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Husodo
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh temperatur seng cair, waktu celup , kadar aluminium' terhadap daya lekat, ketebalan dan struktur Mikro pada galvanisasi celup panas pada kawat baja, dengan varabel :
Temperatur seng cair : 440°C , 450°C , 460°C
Waktu celup : 5,10,15,20,25,30,35,40,45 detik.
Radar Al ( % berat ) : 0 % ; 0.0001 % ; 0,030 % ; 0,038 % ; : 0,070 % , 0,073 %.
Untuk mengetahui ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn dilakukan uji stripping , sedang daya lekat senyawa Fe-Zn dilakukan uji wripping dan untuk mengetahui fasa-fasa yang terjadi digunakan mikroskop.
Kesimpulannya yaitu padA kadar Al (0,000% dan 0,0001%), dihasilkan ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn yang meningkat secara linier terhadap waktu celup pada berbagai temperatur seng cair. Ketebalan kriti.s rata-rata lapisan senyawa Fe-Zn adalah 177 gr/m atau 24,6 pm . Ketebalan kritis lapisan ini dihasilkan pada galvanisasi celup panas pada temperatur 4400C dengan waktu antara 30 dan 35 detik , pada temperatur 450°C dengan waktu 30 detik , pada temperatur 460 C dengan waktu 25 detik. Kehadiran Aluminium dengan kadar sampai 0,0001% belum menampakkan fungsinya sebagai penghambat reaksi Fe dengan Zn.
Kehadiran aluminium dengan kadar ( 0,030 X - 0,073 % ) sudah menampakkan fungsinya sebagai penghambat reaksi Fe dan Zn sehingga ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn yang dihasilkan tidak terpengaruh terhadap waktu celup dan semua sampel menunjukkan kondisi lapisan yang balk , tanpa ada keretakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Machmudi Kanosri
"Proses celup panas telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada benda-benda yang berada disekitar kita. Aplikasi ini terus berkembang mulai dari baut hingga menara-menara kimstruksi. Perkembangan pada proses celup panas tentunya membutuhkan pula perbaikan-perbaikan menuju kualitas hasil yang optimal.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan galvanis tersebut akan diambil dua yaitu waktu pencelupan dan tebal baja. Dengan benda kerja yang digunakan ialah baja A252 dengan kandungan phosphor maksimum 0,05%. Kemudian variabe ang digunakan untuk waktu celup ialah 3 menit, 5 menit, dan 8 menit. Dan variable untuk ketebalan baja ialah 6 mm, 8 mm, 12 mm, 16 mm, dan 20 mm. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana hubungan antara waktu pence1upan, tebal baja terhadap ketebalan lapisan galvanis serta kekerasab setiap fasa yang terbentuk.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin lama waktu pencelupan maka akan semakin tebal lapisan yang terbentuk. Didapatkan hasil pada waktu 8 menit dihasilkan ketebalan lapisan sebesar 285 mikro. Dan nilai kekersan tertinggi didaptkan pada fasa delta disusul dasa zelta dan eta. Nilai kekerasan rata-rata ketiganya 150 HVN, 100 HVN, dan 50 HVN. Dan ketebalan fasa-fasa ini berturut-turut 0,034 mikron, 0,0154 mikron, dan 0,02 mikron.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vera Setiana
"Kemajuan industri di Indonesia erat kaitannya dengan pengolahan baja perkakas yang baik pula. Baja perkakas umumnya digunakan untuk dies dan perkakas sehingga harus mempunyai sifat mekanis yang sesuai dengan kebutuhan proses dalam pengolahan material dasar menjadi produk jadi. Baja ASSAB 88 merupakan baja perkakas paduan sedang pengerjaan dingin (medium alloy cold work tool steel) yang dalam penggunaan dan aplikasinya harus memiliki dimensi yang stabil agar didapatkan hasil dengan sifat sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini dilakukan variasi penggunaan dapur (dapur vakum dan fluidized bed), temperatur austenisasi (960, 1030 ' C) dan temperatur temper (200. 530 dan 570' C) sehingga dapat dianalisa pengaruh jenis dapur, temperatur austenisasi dan temperatur dan temperatur temper terhadap perubahan dimensi yang terjadi pada baja ASSAB 88."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>