Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isa Rifai
"Kodifikasi elektroda dalam AWS A5.1-69 menyatakan bahwa angka katiga dari nomor £lektroda menunjukkan posisi pengelasan terbaik yang dapat dilakukan oleh jenis elektrada tersebut Dalam hal ini angka I dari elektroda E 6013 menunjukkan kemampuan elektroda tersebut untuk digunakan poda semua pruisi pengelasan. Tiap-tiap pasisi memiliki tingkat kasulitan yang berbeda dan gaya gravitasi bumi berperan dalam proses pembekuan logam cair. Sebagai akibatnya sifat mekanik dari hasil pengelasan dapat berbeda-beda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi pengelasan terhadap struktur mikro, kekerasan dan mampu tekuk lasan. Penelitian ini menggunakan e!ektroda E 6013 dan lcgam induk baja karbon rendah (mild steel) A36 dengan tebal 16 mm. Bentuk sambungan yang digunakan yaitu V butt joint Teknik pengelasan yang digunakan adalah SM4W yang dilakukan secara manual dengan arus listrik bolak-balik (AC). Pengelasan dilakukan pada posisi down hand, horizontal, vertical up, vertical down, dan over head."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Melvin Bismark H.
"Baja adalah salah satu dari beberapa material yang kerap digunakan pada kontruksi baja, konstruksi jembatan, dan konstruksi bangunan tinggi. Konstruksi yang menggunakan sambungan las diinginkan untuk dapat digunakan dalam waktu yang lama. Pada jangka waktu penggunaan tertentu hasil pengelasan ini akan mengalami korosi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan terhadap suatu kontruksi. Pada proses pengelasan salah satu parameter yang sangat berperan terhadap hasil pengelasan adalah besarnya head input, dimana salah satu variabel dalam menentukan besar head input adalah kuat arus pengelasan. Pada penelitian ini variabel lain dalam head input ditahan konstan untuk mendapatkan hubungan antara arus pengelasan dengan laju korasi pada hasil pengelasan dengan metode SMAW pada baja kontruksi. "
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Ronald
"Telah dilakukan penelitian pada bahan lembaran baja karbon rendah hasil Cold Rolling Mill (canal dingin). Salah satu proses yang cukup menentukan kualitas akhir bahan adalah proses anil. Pengaturan temperatur dan waktu anil akan mempengaruhi sifat mekanik, parameter mampu bentuk, struktur mikro dan tekstur dari bahan. Pada penelitian ini diambil variasi temperatur anil 650°C, 670°C, 690°C dan 710°C, sedangkan waktu anil dipilih 15, 30, 45 dan 60 menit. Dengan meningkatnya temperatur dan waktu tahan anti, maka kuat tarik dan kekerasan cenderung menurun. Sedangkan parameter mampu bentuk, yang diwakili oleh nilai r dan nilai n serta harga elongasi dari bahan menunjukan peningkatan. Strukur mikro dari bahan menunjukan semakin besarnya ukuran butir dengan semakin naiknya temperatur dan waktu tahan anil. Tekstur dari bahan menunjukkan bahwa bidang-bidang (111)(1T2), (111)(213), (112)(T10) dan (112)(351) yang terbentuk. sebagai hasil canal dingin tetap muncul pada variasi temperatur dan waktu tahan anil. Dengan semakin naiknya intensitas bidang (111)[:1T21 dan (111)[213], maka nilai r akan semakin naik pula. Dari penelitian ini teriihat juga bahwa faktor temperatur lebih dominan pengaruhnya dibandingkan faktor waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Karim
"Kebutuhan material perforasi saat ini semakin meningkat seperti pada industri otomotif yaitu untuk pembuatan screen, shield separator, filter dan dalam bidang lain seperti peralatan medis, perobatan rumah tangga, peternakan dan akustik. Salah satu material perforasi yang banyak digunakan ialah baja galvanis karena tahan korosi sehingga sesuai digunakan di dalam industri maupun sebgai benda ornamen.
Material perforasi memiliki sifat mampu bentuk yang lebih rendah dibandingkan dengan material solid karena memiliki banyak lubang dengan dimensi dan jarak tertentu sehingga memperluas 'open area' walaupun Muzykiewicksz telah membuktikan bahwa sifat mampu bentuk (dalam hal ini nilai LDR) lembaran baja tanpa perforasi sama dengan lembaran baja perforasi heksagonal tanpa menggunakan pelumas.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa sifat mekanis baja galvanis perforasi heksagonal menurun yaitu dari elongasi uniform (eu)=28,15% dan elongasi fracture (ef) 39,48% untuk baja galvanis tanpa perforasi menjadi eu 10,74% dan ef 17,35% demikian pula dengan UTS dari 33,71 kg/mm2 menjadi 31,81 kg/mm2. Koefisien pengerasan regang (n) untuk baja galvanis tanpa perforasi ialah 0,266 dan nilai n untuk baja galvanis perforasi heksagonal ialah 0,097. Pelumas cair efektif digunakan pada proses deep drawing baja galvanis karena dapat meningkatkan nilai LDR dari 2,15 menjadi 2,25 untuk baja galvanis tanpa perforasi dan untuk baja galvanis perforasi nilai LDR 2,15 menjadi 2,2. Pada proses stretching pelumasan batik cair maupun padat mampu meningkatkan kedalaman hasil stretching. Namun pelumas cair memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pelumas padat. Dengan menggunakan pelumas cair LDH baja galvanis perforasi heksagonal meningkat dari 1,45 menjadi 1, 47."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didied Haryono
"Kemajuan dalam industri otomotif menuntut material badan kendaraan harus mempunyai sifat yang ringan, tahan penyok, mampu meredam getaran dan mempunyai harga yang murah. Untuk memenuhi tuntutan seperti itu dikembangkanlah suatu jenis baja bake hardening. Bake hardening steel adalah baja yang meningkat nilai tegangan luluhnya setelah mengalami proses press forming dan paint baking.
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah dengan spesifikasi CQ 3 EN produksi PT Krakatau Steel. Material ini mempunyai komposisi kimia seperti terdapat dalam tabel 111.1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa regangan awal dan lamanya waktu tahan pada temperatur paint baking, mempengaruhi nilai bake hardenability material. Penambahan regangan awal dari 0 sampai 10% akan meningkatkan nilai Bh dari 4 sampai 90 MPa. Sedangkan lamanya waktu tahan dari 5 sampai 40 menit, nilai Bh cenderung naik sampai penahanan 20 menit, kemudian kurva grafik cenderung landai apabila waktu tahan diteruskan sampai 40 menit. Hasil yang identik ditemukan pada percobaan stretching dan deep drawing.

Nowadays, in the development of automotive industry is needed the material for body cars, which fulfill all the requirements such as light, high denting resistance, dump resistance and low price. In order to reach those requirements, was bake hardening steel is developed. Bake hardening steel is a type of steel that the yield strength increases after press forming and paint baking.
Low carbon steel type CQ 3 EN produced by PT Krakatau Steel is used in this research and the chemical composition of this material is displayed in table 111.1.
The result obtains in this way shows that pre strain and holding time of paint bake temperature will influence on the bake harden ability of the material. Bh will increase 4-90 MPa if pre strain was added from 0 up to 10%. In the other hand, Bh will increased until holding time was 20 minutes and after that tend to constant if holding time added up to 40 minutes. The similar result was found in other researches such as stretching and deep drawing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendryana
"Salah satu yang dijadikan penilaian dari kualitas mutu material adalah kondisi permukaannya dan penurunan kondisi selama pemakaiannya. Proses semprot logam nyala api oksi-asetika dengan umpan serbuk merupakan alternatif di dalam mengantisipasi hal tersebut, dengan cara melapisinya dengan serbuk yang memiliki lapisan baik. Dalam penelitian ini serbuk yang digunakan adalah serbuk inngtec dan bronzochrom, kedua serbuk ini memiliki ketabanan aus yang tinggi terhadap keausan abrasif dan erosi Bromzychrom memiliki kekuatan ikatan, yang baik apabila berikatan dengan serbuk lain (lapisan dasar), Mekanisme pelapisan yang biasa digunakan adalah dengan satu jenis serbuk, tetapi dalam penelitian ini selain menggunakan lapisan tungter, juga digunakan lapisan dasar hronzochrom kemudian dilapis lungtec"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiono Katam
"ABSTRAK
Masalah utama yang timbul antara Hot Strip Mill (Pabrik baja lembaran) dan Slab Steel Plant (Pabrik slab baja) adalah adanya karakteristik optimasi produksi yang saling berlawanan sehingga sulit untuk mensinkronisasikan menjadi satu kesatuan yang optimal secara integral. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menambah Sizing Press di pabrik baja lembaran.
Penambahan sizing press tersebut mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap pabrik slab, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan variasi format yaitu 72 format pada awalnya menjadi 7 format setelah digunakannya sizing tersebut. Penurunan jumlah format yang harus dicetak oleh pabrik slab ini, membawa pengaruh meningkatnya produksi pabrik slab, dalam hal ini mencapai 8,13%.
Besarnya peningkatan tersebut dipengaruhi oleh faktor pemanfaatan waktu set-up ganti format, peningkatan yield dan peningkatan rata-rata lebar slab. Sebagai konsekuensi, tingkat pemakaian fasilitas, sebagian besar meningkat kecuali pada proses pembelahan (Ripping) karena volume beban berkurang (terdapat penghematan).
Berdasarkan tingkat pemanfaatan waktu terhadap seluruh proses yang dilalui slab diperoleh hasil berupa penurunan konsumsi waktu person produksi dari 4,68 menit per ton menjadi 4,37 menit per ton. Selain itu dari segi penggunaan biaya juga terjadi penurunan, yaitu dari Rp 528.199 per ton menjadi Rp 513.506 per ton.
Secara umum penambahan sizing press di pabrik baja lembaran memberikan banyak keuntungan terhadap pabrik slab. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemanfaatan tersebut adalah peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas karena pemanfaatan waktu berdasarkan kecepatan produksi ton permenit terjadi peningkatan sebesar 7%. Sedangkan peningkatan produktivitas dari segi penggunaan biaya meningkat 2,9%."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Suburmian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Supriadi
"Baja tahan karat austenistik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya di antara keempal kelas baja tahan karat yang ada, yaitu sekitar 65 - 70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu Iuasnya pemakaian baja jenis ini tak lain karena ketahanan terhadap korosi yang baik, mampu fabnkasi serta mampu cor yang baik sekali, serla mampu las yang relatif baik. Kekuatan, ketangguhan, dan keulctannya pada temperatur rendah maupun tinggi juga baik. Pengelasan baja tahan karat austentik tidak mengalami kesulitan karena memiliki mampu las (weldabillity) yang baik.
Hasil pengelasan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: besar arus pengelasan, jenis logam pengisi, persiapan material yang dilas, perlakuan sebelum dan sesudah dilas, dan Iain-Iain. Penelitian ini mencoba mclihat pengaruh berbagai jenis Iogam pengisi yang berbeda komposisinya dan pengaruh temperatur anil penghilangan regangan sisa terhadap sifal mekanis dan struklur mikro pada pengelasan TIG baja tahan karat austenitik (AISI 347).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan logam pengisi ER 347 baik pada kondisi tanpa anil maupun pada kondisi anil penghilangan legangan sisa memberikan kekuatan larik maksimum yang lebih tinggi Pada kondisi anil penghilangan tegangan sisa pada temperatur 700℃ dengan waktu tahan konstan sebesar 90 menit, kekuatan tarik maksimum logam las dengan Iogam pengisi ER 347 memberikan nilai optimum (rata-rata 68,09 kg/mm2). Sedangkan penggunaan logam pengisi ER 316L. memberikan nilai distribusi kekerasan yang Iebih tinggi pada kondisi tanpa anil dan anil penghilangan tegangan sisa. Untuk tiap jenis logam pengisi, meningkalnya temperatur anil penghilangan tegangan sisa akan menurunkan jumlah delta ferit pada deposit las dan memperbesar ukuran butir pada Daerah Terpengaruh Panas (DTP)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichlas Wahid
"Perlakuan Panas adalah suatu kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan terhadap logam atau paduannya, dalam keadaan padat dengan selang waktu penahanan tertentu, dimana perlakuan panas ini diberikan pada logam atau paduannya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Prosesdur proses perlakuan panas berbeda beda tergantung dari tujuan dari pemberian perlakuan panas itu sendiri, yang biasanya mengacu pada sifat-sifat mekanik dari material bendakerja.
Dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah pegaruh proses perlakuan panas terhadap sifat mekanik yang ada, dan perubahan struktur mikro yang terjadi, proses perlakuan panas yang dilakukan adalah Annealing, Hardening,dan Tempering dengan perlakuan khusus, dilakukan terhadap benda kerja awal baja karbon menegah ( 0,45 % C ) atau baja 1045, dan selajutnya dilakukan penijauan mekanik, tank, kekerasan Rockwel, kekerasan Mikro Vickers, Struktur mikro dengan mikroskop optik dan peninjauan retak akibat uji tank dengan SEM.
Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa harga tegangan tarik tertinggi dicapai oleh spesimen proses Hardening dan tegangan ter rendah di capai oleh spesimen proses Tempering dan harga regangan tertinggi di capai spesimen proses Annealing, Harga kekerasan rockwell tertinggi di peroleh spesimen proses Hardening dan kekerasan terrendah dicapai spesimen proses Tempering demikian pula pada peninjauan kekerasan mikro Vickers. Perubahan Struktur mikro yang terjadi pada penelitian ini sepesimen awal mempunyai struktur mikro ferit dan pearlit, setelah dilakukan proses annealing didapat fern + peariit dan setelah dilakukan proses Hardening struktur mikro martensit + austenit, pada proses tempering struktur mikronya kembaii pada struktur awal ferit + pearlit, hal ini sebabkan temperatur tempemya dilakukan pada temperatur 850°C."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>