Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Ismail
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Andi Rizaldi
"Masalah yang sering timbul setelah material dicelup pada proses laku panas pengerasan pengendapan (precipitation hardening) adalah terjadinya distorsi dan perubahan sifat mekanis. Faktor yang menyebabkan timbulnya distorsi dan perubahan sifat mekanis tersebut antara lain adaiah adanya perubahan tegangan dalam dan perubahan struktur mikro. Perubahan tegangan dalam dan perubahan struktur mikro yang tejadi pada paduan Al 2024, dipengaruhi antara lain oleh, jenis dan kondisi media celup. Untuk mengetahui pangaruh jenis dan koridisi media celup tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh temperatur dan konsentrasi media celup UCON® Quenchant A terhadap distorsi dan perubahan sifat mekanis paduan Al 2024. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa paduan Al 2024 yang dicelup dalam UCON® Quenchant A dengan temperatur 38 °C dan konsentrasi 36 % mengalami distorsi minimum dan memiliki sifat mekanis yang sesuai dengan batas yang distandarkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Baktiyono
"Paduan aluminium ADC 12 merupakan paduan yang banyak digunakan dalam industri otomotif yang dewasa ini industri tersebut berkembang dengan pesat. Paduan harus memiliki sifat mekanis seperti yang diinginkan. Sifat mekanis tuangan diantaranya adalah sifat kekerasan, dipengaruhi oleh struktur mikro. Sedangkan struktur mikro dipengaruhi kecepatan pembekuan dari tuangan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kecepatan pembekuan pada benda uji yang memiliki variasi ketebalan 15, 35, 55 dan 80 mm dan pengaruh penggunaan cil dan riser (penambah) untuk mempenga uhi kecepatan pembekuan. Dari hasil pengujian kekerasan memperlihatkan, bahwa pada ketebalan 15 mm yang menggunakan cil memiliki kecepatan pembekuan yang tinggi dan struktur mikro yang halus dengan nilai kekerasan terbesar (14 HN). Sedangkan penggunaan penambah (riser) sebagai kompensasi untuk mencegah cacat akibat penyusutan pada ketebalan 35 mm, menyebabkan kecepatan pembe kuannya lambat dan bentuk struktur mikro yang kasar dengan nilai kekerasan terendah (68 BHN)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Satria
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dedi Suhendri
"Kondukfor ACSR (Aluminium Conducfor Steel Reinforced) konvensional yang digunakan saat ini dapat dioperasikan secara kontiniu pada suhu 90°C dan mempunyai kapasitas hantar arus (KHA) yang relatif rendah. Untuk meningkafkan KHA, kondukfor mesti dioperasikan pada suhu yang lebih tinggi dan oleh karena itu mesti terbuat dari paduan aluminium tahan panas ( Thermo-Resistant ). Penggunaa konduktor paduan aluminium tahan panas ini yang disebut dengan TAL (Thermo Resistant Aluminium Alloy) dipandang cukup bagus karena dapat memberikan peningkatan KHA, terutama untuk daerah tropis dimana suhu lingkungan (ambient temperature) pada umumnya relatif tinggi. Kondukfor TAL ini dapat dioperasikan secara kontiniu pada suhu 150 °C atau lebih tinggi dengan KHA sekitar 1,5-1,6 kali konduktor ACSR.
Penelitian tehadap sifaf mekanis dan struktur mikro konduktor TAL bertujuan untuk mergetahui sifaf-sifaf mekanis dari konduktor TAL dan perbandingannya dengan konduktor aluminium konvensional serta mempelajari bagaimana hubugan sifat mekanis dergan struktur mikronya. Penelitian lakukan terhadap kawat TAL dengan diameter 3,20 mm. Ada dua jenis kawat TAL yang digunakan, yaitu : TAL+, kawat TAL yang dalam proses pembuatannya ditambahkan RE (rare earth metal) atau logam tanah jarang dan TAL-, tanpa penambahan RE. Sebagai pembanding digunakan kawat AAC (All Aluminium Conductor) dengan diameter yang sama.
Sifat mekanis yang diuji adalah kuat tarik, elongasi, kekerasan, sifaf tahan panas dan sifat 'creep'. Pengujian kuat tarik dan elongasi dengan Mesin Uji Tarik Shimadzu AG8-1000B dengan mengukur gaya (BF, breaking force) dan elongasi pada saat putus. Kekerasan diukur dengan Vickers hardness testet. Pengujian sifat tahan panas dilakukan dergan mergukur kuat tarik sampel yang dipanaskan pada suhu 230 °C selama 1 sampai 5 jam dan pemanasan selama satu jam pada suhu 90 sampai 275°C. Kemudian dibandingkan dengan kuat tarik sampel sebelum dipanasksan. Pengujian creep dengan Mesin Uji Creep SSI Satec inc. dergan metoda creep-rupfure, diamati perpanjangan (creep-strain) dan waktu putus (tR1 time to rupture). Untuk mamperoleh struktur kawat TAL dilakukan pengamatan dengan mikroskop optik, Scaning Electron Microscope (SEM) dan Transmision Electron Miosroscape (TEM).
Dari pergujian didapatkan bahwa kuat tarik rata-rata kawaf TAL adalah 18,28 kg/mm2, lebih kuat dari kawat AAC (16,99 kg/mm2). Kuat tarik rata-rata kawat TAL+ adalah 19,35 kg/mm2, sedangkan TAL- 17,20 kg/mm2. Elongasi rata-rata kawaf TAL 2,69%, sedangkan AAC 2,44%. Elongasi TAL+ adalah 2,85% dan TAL- 253%. Hasil pergujian sifat tahan panas (TR) menunjukan bahwa kawat TAL mempunyai sifaf tahan panas lebih tinggi dibangding kawaf AAC. Pemanasan selama satu jam pada suhu 230o c menyebabkan kuat tarik; kawat TAL+ turun menjadi 18,11 kg/mm2 (TR 93,60%), TAL- menjadi 16,41 kg/mm2 (TR=95,44%) dan ACC turun menjadi 14,36 kg/mm2 (TR=84,55%). Hasil pengujian creep diperoleh kecenderungan kawat TAL mempunyai waktu putus (tr, time to rupture) lebih panjang disbanding ACC. Kawat TAL- mempunyai waktu putus lebih panjang dari TAL+. Pada struktur mikro konduktor TAL+ dan TAL- terdapat presipitat ZrAl3 pada matriks aluminium. Peningkatan sifat tahan panas dan sifat creep ini disebabkan pembentukan presipitat ZrAl3 akibat adanya penambahan Zr. ZrAl3 ini dapat berfungsi sebagai pemaku (pinning) daerah batas butir dan sebagai penghalang gerakan dislokasi. Pada pengamatan dengan TEM dihasilkan pola difraksi electron yang dapat digunakan untuk menentukan jenis presipitat yang terdapat pada matriks aluminium."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>