Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rini Riastuti
"Baja tahan karat austenitik Sandvik 2RE69 atau tipe UNS 531050 merupakan baja tahan karat dengan kadar kandungan krom sebesar 25%, nikel 22%, dan molibdenum 2%. Karena baja tahan karat ini memiliki kandungan kromium dan nikel yang tinggi untuk memberi ketahanan terhadap oksidasi pada tekanan dan temperatur tinggi, maka baja ini dikembangkan dengan tujuan agar memiliki ketahanan terhadap berbagai jenis korosi yang terjadi di daerah Industri Urea. Pengalaman di lapangan mengkonfirmasikan bahwa baja tersebut dapat tahan dalam larutan urea/karbamat (Ammonium Carbamate) pada temperatur dan tekanan tinggi selain itu baja ini juga memiliki ketahanan korosi yang sangat baik dalam asam nitrat (HNO3) yang merupakan oksidator kuat.
Berdasarkan karakteristik ketahanan terhadap korosi di daerah tekanan dan temperatur tinggi dan ketahanan korosi yang sangat baik di lingkungan yang oksidatif maka dilikukan penelitian terhadap daya tahan korosi batas butir dengan cara: baja tahan karat tersebut ditemper pada temperatur 675°C dengan waktu tahan yang bervariasi yakni 120 menit, 180 menit, 300 menit, 420 menit, 540 menit, dan 600 menit dengan kecepatan pendinginan yang sangat lambat yaitu 2,5°C/menit dan diuji ketahanan korosinya dengan mencelupkan dalam asam nitrat (HNO3) 65% mendidih selama 240 jam yang dibagi menjadi 5 periode. Selain itu juga akan diteliti kemungkinan terbentuknya fasa sigma dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Penelitian ini akan dibandingkan dengan baja tahan karat AISI 316L yang banyak digunakan sebagai pipa pada heat exchanger pada industri kimia pada umumnya.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kehilangan berat yang didapat oleh baja tahan karat Sandvik 2RE69 (UNS 531050) per satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan AISI 316L (mencapai 1/4 sampai 1/5 kali nya) pada kondisi yang sama. Namun clan kedua baja tersebut memperlihalkan kecenderungan yang sama yakni dengan bertambahnya waktu tahan dalam dapur kehilangan berat per satuan luas makin meningkat. Untuk fasa sigma, pada Sandvik 2RE69 terbentuk dimulai pada waktu tahan 540 menit dan AISI 316L pada waktu tahan 600 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjadi Hassan Hoesein
"ABSTRAK
Baja tipe AISI 304 adalah salah satu baja anti karat jenis Austenit merupakan modifikasi dari komposisi 18-8 yang memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari baja anti karat jenis Ferit dan Martensit. Pemberian panas dan pendinginan secara perlahan-lahan pada baja AISI 304 di daerah temperatur sensitasi sekitar 4000C sampai dengan 8000C akan terbentuk presipitasi Chrom karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah di sekitar batas butir mengalami kekurangan Chrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak terbentuk lapisan pasif C Cr 2 03 dan akibat adanya media korosi larutan asam dan perlakuan tegangan tarik akan mempercepat pecahnya lapisan pasif yang merupakan awal terjadinya retak.
Penelitian i ni ber t u j uan mengamati efek korosi akibat deformasi terhadap sifat mekanik baja anti karat Austenit 304 yang mengalami berbagai pendinginan. Dengan metode yang digunakan adalah melakukan uji tarik, uji kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro pada sampel yang dipanaskan 10000C selama satu jam, kemudian didinginkan secara cepat dalam air (Water Cooling, WC), udara (Air Cooling, AC) dan secara lambat di dalama tungku (Furnace Cooling, FC).
Kemudian di l ak uk an perendaman dal am media korosi larutan Natrium Chlor i da dan setelah itu diberikan variasi tegangan tarik. Hasil penelitian sampel yang mengalami korosi tegangan menunjukkan adanya perubahan sifat mekanik, kekuatan, keuletan dan kekerasannya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Subaga Widiatmaka
"ABSTRAK
Perlindungan struktur dari bahan besi dalam lingkungan air laut yang korosif, mutlak diperlukan, karena besi mempunyai sifat aktif dalam lingkungan tersebut dan cenderung untuk bereaksi secara elektrokimia dengan lingkungannya.
Salah satu metode yang digunakan untuk melindungi logam besi tersebut adalah proteksi katodik, yang menurunkan potensial besi mendekati potensial pasif. Ada dua metode proteksi katodik yang digunakan, yaitu metode Anoda Korban dan Arus Paksa.
Metode Arus Paksa ditetapkan oleh NACE (National Assosiation of Corrosion Engineer), dalam salah satu kriterianya, yaitu -0,85 V potensial besi terhadap elektroda referensi Cu-CuSO4. Hal tersebut selama ini berlaku untuk lingkungan air tanah, dimana tahanan tanah persatuan panjang termasuk besar. Dalam hal ini kriteria tersebut akan diuji dalam lingkungan air laut selat Lalang yang mengandung unsur-unsur limbah industri kimia yang bermuara diselat tersebut. Kriteria ini tidak berlaku universal. Dalam kondisi ekstrim, kriteria tunggal mungkin tidak mencukupi, sehingga dibutuhkan beberapa kriteria. Kriteria ini akan diuji di Selat Lalang, dimana konsentrasi dari unsur-unsur tertentu berlebihan sehingga tingkat konduktivitasnya menjadi tinggi.
Kondisi overpotensial dan under potensial sebagai akibat ketidak telitian pengaturan potensial juga akan diamati, sejauh mana memberikan dampak terhadap proteksi dan efek samping yang ditimbulkannya. Kondisi selat yang berbeda dari laut lepas, memungkinkan kebutuhan arus proteksi yang lebih besar persatuan luas pada sebuah struktur yang diproteksi. Rapat arus proteksi ini merupakan hal yang penting dalam proses desain proteksi katodik, untuk menentukan kapasitas tenaga atau jumlah anoda korban yang diperlukan. Bagi sebuah struktur yang secara terus menerus berada dilokasi ini mutlak dibutuhkan rapat arus yang spesifik untuk kondisi di Selat Lalang.
Kerak yang timbul dalam kondisi overproteksi juga merupakan suatu hal yang dapat menguntungkan atau merupakan. Dari segi penambahan berat mati suatu struktur mengapung, jelas hal ini merupakan, begitu pula pada struktur yang mengalami pasang surut. Namun kerak yang melapisi permukaan logam ternyata dapat menahan laju reaksi elektrokimia, sehingga tidak terjadi korosi. Kandungan magnesium, kalsium dan karbonat yang tinggi pada lingkungan korosif tersebut merupakan salah satu sebab terbentuknya kerak tersebut.
Arus air laut, kedalaman, lapisan cat, kandungan mineral jelas merupakan variabel yang menentukan jumlah arus proteksi yang dibutuhkan. Kesemuanya ini diamati dalam sebuah simulasi mini tentang struktur yang diwakili oleh sebuah sampel korosi standard, dalam sebuah lingkungan mini air laut, di daerah Selat Lalang.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rustandi
"Laju korosi material baja API 5L X52 di dalam larutan 3,5 % NaCl teraerasi pada kondisi aliran turbulen berlangsung relatif tinggi yang dapat mencapai lebih dari 80 mpy (2 mm/tahun). Upaya menurunkan laju korosi tersebut umumnya dilakukan secara konvensional dengan penambahan zat inhibitor seperti oxygen scavenger atau senyawa organik jenis adsorpsi. Bilamana efektifitas kinerja inhibitor tersebut relatif rendah maka diperlukan jenis inhibitor altematif dengan kinerja yang lebih baik. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian eksperimental terhadap suatu jenis inhibitor barn yaitu ekstrak campuran antara green tea (teh hijau) dengan kandungan utama epiga/lo cacethin gallate dan piper betle (daun sirih) dengan kandungan utama hydroxychavicol yang bersifat ramah lingkungan (green corrosion inhibitor).
Penelitian bertujuan untuk menganalisis penurunan besaran laju korosi material baja (API 5L X52) di dalam lingkungan larutan 3,5 % NaCI teraerasi, pada kondisi aliran turbulen (0-5000 rpm) dengan penambahan inhibitor campuran ekstrak piper betle dengan green tea sehingga dapat dievaluasi effisiensinya. Selain itu dilakukan pula analisis serta sintesis terhadap mekanisme inhibisi elektrokimia ekstrak campuran inhibitor tersebut.
Metoda pengukuran laju korosi dilakukan dengan menggunakan simulasi Rotating Cylinder Electrode (RCE) serta pengukuran elektrokimia kurva polarisasi. Mekanisme korosi diteliti dengan metoda Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Sedangkan karakterisasi ekstrak green inhibitor dilakukan dengan menggunakan metoda Fourier Transform Infra Red (FTIR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi material baja API 5L X52 di dalam larutan 3,5 % NaCl meningkat secara tajam hingga 195 mpy atau 5 mm/tahun pada 5000 rpm tanpa penambahan inhibitor. Sebagai pembanding, penggunaan inhibitor oxygen scavenger yang berupa senyawa sodium sulfit dapat menurunkan laju korosi dengan effisiensi inhibitor > 90 %. Pada konsentrasi campuran green inhibitor I 000 ppm piper betle + 4000 ppm green tea, effisiensi inhibitor dapat mencapai ±90 %. Inhibitor korosi tersebut berpengaruh terhadap kurva polarisasi anodik mapun katodik sehingga dapat berperan sebagai mixed inhibitor. Pengujian EIS menunjukkan pada kondisi turbulen dengan penambahan inhibitor, proses korosi dikontrol oleh mekanisme aktivasi yang ditunjukkan oleh adanya impedansi kapasitif. Pengujian FTIR menunjukkan adanya gugus-gugus fungsi ikatan kimia yaitu: hydroxyl phenolic, C=O dan alkena =CH2 yang berkombinasi sebagai pembentuk lapisan (film- forming).
Pada kondisi 3,5% NaCI dengan tekanan gas C02 sebesar I atmosfir dan keadaan stagnan, dengan penambahan konsentrasi ekstrak campuran inhibitor I 000 ppm piper betle + 4000 ppm green tea, effisiensi inhibitor yang diperoleh adalah sebesar ± 74 %. Sintesis lapisan inhibisi campuran ekstrak green tea dengan piper betle ditunjukkan dengan usulan model lapisan yang bekerja secara sinergis antara karakteristik sifat-sifat: adsorpsi, antioxidant dan hydrophobic.

The corrosion rate of type API 5L X52 steel in 3.5% NaCl aerated solution under turbulent flow condition is relatively high (can reach more than 2 mrnlyear). Method to reduce the rate of corrosion is generally done conventionally by the addition of corrosion inhibitor substance such as oxygen scavenger or adsorption of organic compounds. In case of the effectiveness of inhibitor performance is low then types of alternative inhibitors with better performance are required. This study was carried out dealing with experimental testing of a new inhibitor type i.e. a mixture extracts of green tea with the main content epiga/lo cacethin gallate (EGCG) and piper betle with the main content hydroxychavicol which were classified as environmentally friendly inhibitor (green corrosion inhibitor).
The purpose of this study was to analyze the decreasing of corrosion rate of type API 5L X52 steel in aerated 3.5% NaCl solution under turbulent flow conditions (0-5000 rpm). The effect of green inhibitor addition in the solution was observed and its inhibitor efficiency was evaluated. Moreover, analysis as well as synthesis of the electrochemical inhibition mechanism of the extract mixture of these inhibitors was performed.
Corrosion rate measurement method was conducted by using a simulation of the Rotating Cylinder Electrode (RCE) and by electrochemical measurements of polarization curves. Corrosion mechanism was examined by Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) while the characterization of green inhibitor material was carried out using the method of Fourier Transform Infra-Red (FTIR).
The results showed that the corrosion rate of type API 5L X52 steel in 3.5% NaCl aerated solution increased sharply up to 195 mpy (5 mm/year) at 5000 rpm without the addition of corrosion inhibitor. As a comparison, the use of inhibitor of type oxygen scavenger using sodium sulfite compound decreased the corrosion rate with inhibitor efficiency > 90%. The addition of green inhibitor concentration of 1000 ppm piper betle + 4000 ppm green tea resulted in approximately 90% inhibitor efficiency. The green inhibitor affected the cathodic as well as the anodic polarization curves which were known as mixed corrosion inhibitor type. EIS testing showed that under turbulent conditions with the addition of corrosion inhibitor, the processes were controlled by an activation mechanism which indicated by the presence of capacitive impedance. The type of chemical bonds on the steel surface layer was analyzed by FTIR method which indicated the presence of function groups : phenolic hydroxyl, C=O and alkene C=CH2 which combined as film forming.
In a solution containing 3,5 % NaCl with I atm C02 gas pressure and stagnant condition, the addition of 1000 ppm piper betle + 4000 ppm green tea extracts resulted in approximately 74% inhibitor efficiency. Synthesis of inhibition layer created by a mixture of extracts of green tea and piper betle was proposed which had several characteristics : adsorption, antioxidant and hydrophobic which were believed to have a synergistic effect."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
D2026
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
I Md Gd Indo H
"Proteksi korosi dengan penggunaan inhibitor telah menjadi alternatif yang cukup menguntungkan terutama untuk industri-industri gas dan petrokimia. lnhibitor merupakan substansi yang dapat menghambat bahkan menghentikan reaksi kimia. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan konsentrasi penambahan inhibitor yang opiimal untuk menurunkan laju korosi baja paduan rendah inhibitor memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung aplikasinya dalam industri. Untuk penelitian ini digunakan inhibitor korosi P 99-S yang tergolong ke dalam oxygen scavenger yang berfungsi untuk menarik kandungan oksigen dari lingkungan dan mengurangi laju korosi. Lingkungan yang menjadi fokus penelitian adalah larutan HCI dengan konsenfrasi 0,1 M; 0,001 M: 0,00001 M. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah baja ST 41 yang tergolong low alloy steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>