Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Marjanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Khaidir
"Baja 55 Si 7 sebagai bahan baku spring clip yang merupakan salah satu komponen elastic rail fastening, harus mempunyai nilai kekerasan yang dipersyaratkan pada aplikasinya sebagai penambar rel kerera api yakni 390-432 BHM Untuk memenuhi persyaratan nilai kekerasan tersebut, logam ini dilakukan proses perlakuan panas dengan proses pengerasan pencelupan dan penemperan. Hasil penelitian dengan menggunalam 3 jenis minyak sebagia media ceIup yang berbeda viskositasnya meunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah volume media celup, kekerasan logam meningkat pada minyak dengan nilai viskositas kinematic 140,74 dan 180,21 (40 °C, cSt). Tetapi pada minyak dengan nilai viskositas yang Iebih besar yaitu 378,08 (40 °C, cSt) tidak memperlihatkan pengaruh yang berarti. Disamping itu dengan meningkatnya temperatur austenisasi kekerasan baja meningkat. Kekerasan baja juga dipengaruhi nilai viskositas minyak celup dimana semakin besar nilai viskositas minyak kekerasan baja semakin menurun. Dari penelitian ini temperatur temper dan waktu tahan temper juga menyebabkan kekerasan baja semakin kecil. Proses perlakuan panas yang menghasilkan baja dengan nilai kekerasan yang dipersyaratkan dan nilai proses perlakuan panas yang efisien adalah sebagai berikut: Temperatur austenisasi 870 °C dengan viskositas 180,21 (40 °C, cSt) dan volume satu Iiter media ceIup. Serta waktu tahan temperatur tempernya adalah 150 menit dengan niiai kekerasan 430 BHN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2346
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Priadi
"Karakterisasi baja S48C melalui uji tarik panas telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan laju regangan terhadap aliran tegangan material S48C, yang erat kaitannya dengan mampu tempanya. Pengujian tarik panas dilakukan pada variasi temperatur 850, 900, 950 °C dan laju regangan 0,01 dan 1 detik ?1. Hasil pengujian tarik panas menunjukkan semakin tinggi temperatur akan menurunkan tegangan tarik maksimum dan tegangan alir baja S48C. Penurunan tegangan maksimum paling tinggi terjadi pada temperatur 950 °C sebesar 85% dari kondisi temperatur kamar, sedangkan penurunan tegangan alir paling tinggi terjadi pada temperatur pengujian 950 °C sebesar 31 % dibanding temperatur 850 °C, regangan (ε) 0,23 & kecepatan/laju regangan (έ) 1 detik-1 dan sebesar 27% dibanding temperatur dan regangan yang sama tetapi έ 0,01 detik-1 . Untuk kenaikkan laju regangan dari 0,01 detik-1 menjadi 1 detik-1 pada kisaran temperatur 850-950 °C akan meningkatkan tegangan alir sebesar 46?53%.

Influence of Strain Rate and Temperature of Hot Tension Testing on Mechanical Properties of Medium Carbon Steel S48C. The characterization of S48C by hot tension testing was done to understanding the influence of temperature and strain rate for S48C flow stress, that close relationship with its forge ability. The hot tension testing was performed on temperatures and strain rates variation (T 850, 900, 950 °C and έ 0,01;1 s-1). The result of hot tension testing showed that increasing temperature decreases ultimate tensile strength (UTS) and flow stress of S48C. The higher decreasing of UTS is on 950 °C about 85% from room temperature condition, while the higher decreasing of flow stress has occurred on 950 °C about 31 % compare to conditions of temperature 850 °C, strain 0,23 & strain rate (έ)1 second-1 and about 27% compare to the same conditions but έ= 0,01 second-1 . For increasing strain rate from 0,01 to 1 second-1 on the temperature range (850-950 °C) increases UTS about 33 ? 50 % and flow stress about 46?53%."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiska Febrianti Kawaii
"Vehicle tax is one of a truly potential local income to local Government in this case local income department. Based on the dynamic growth of the vehicle it self every year that increase rapidly, vehicle tax is becoming more potential ever year. It can be shown from the intensity of the vehicle which cause traffic jam. Vehicle tax base is collect from the ownership of the vehicle it self, which is allocate for the development of the public facilities, but Indonesia doesn't implemented it.
The concept of vehicle tax is a collaboration between local income department, police department, insurance department. So if the local government wanted to implement those regulation a coordination should be happen between those department. The result is the local government can't implement the collection of vehicle tax on specific road such as airport area, because the regulation of collecting those tax is related to not only one department, but involving the other department to coordinate about the policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan umum yang dihadapi industri kecil adalah keterbatasan modal sehingga mengalami kesulitan untuk berkembang. Salah satu usaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan pengembangan sebuah alat produksi yang dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk dengan biaya yang murah. Untuk itu BPPT dan perguruan tinggi bekerjasama untuk merancang sebuah alat flame hardening yang dapat meningkatkan kekerasan permukaan baja dengan jalan memanaskan permukaan baja dengan api temperatur tinggi sampai temperatur austenisasi yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat untuk mendapatkan fasa martensit yang kekerasannya tinggi.
Penelitian sebelumnya telah berhasil membuat alat flame hardening yang mampu meningkatkan kekerasan permukaan pisau dan roda gigi. Penelitian kali ini dilakukan untuk mengembangkan alat tersebut agar dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan poros.
Pengembangan pada rancangan alat flame hardening yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode progresif-spinning dimana benda kerja bergerak translasi sekaligus rotasi melewati sistem pemanas dan pendingin statis yang menjadi satu sehingga setelah pemanasan benda kerja dapat Iangsung didinginkan dengan metode spray.
Kekerasan hasil flame hardening berbeda-beda pada tiap bagian poros. Bagian ujung yang tidak dijepit oleh chuck memiliki kekerasan tertinggi yaitu 581 VHN, bagian tengah sampel 285 VHN dan bagian yang dijepit oleh chuck kekerasannya adalah 220 VHN."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Lyana Sarkarina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhaq IT
"Baja SECE yang digunakan cialam penelitian ini adalah baja lembaran yang digunakan oieh perusahaan otomotif. Baja lembaran ini merupakan jenis baja lapis seng dan umumnya digunakan sebagai bagian dari bodi mobil, karena relatif' lebih tahan terhadap korosi.
Rangkaian penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat pengaruh ketebalan pelat terhadap mampu bentuk baja SECE 0/20, yaitu baja yang digalvanis 20 μm pada satu permukaan, dan baja SECE 20/20, yaitu baja yang digalvanis 20 μm pada kedua permukaaannya dengan ketebalan pelat 0,7 mm dan 0,8 mm.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa lembaran baja SECE yang digalvanil sam permukaan (0/20) cenderung mempunyai kemampubentukan yang reiatif lebih besar dari lembaran baja SECE yang digalvanis kedua permukaanya. Hal ini terlihat dari nilai koefisien pengerasan regangnya (n) dan nilai Limiting Deep Drawing Ratio (LDR) dari masing-masing bahan. Untuk lembaran 0,7 mm;0/20 nilai n dan LDRnya 0,325 dan 2,10, untuk lembaran 0,7mm;20/20 nilainya 0,318 dan 2,075, lembaran 0,8mm;0/20 nilai n dan LDRnya 0,328 dan 2,150 serta untuk lembaran 0,8mm;2O/20 nilainya 0,314 dan 2,1.
Secara umum walaupun lembaran baja yang digalvanil kedua permukaannya lebih rendah kemampubentukannya. Tapi karena hanya terjadi perubahan yang kecil maka secara keseluruhan perubahan itu dianggap tidak berarti atau dapat diabaikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>