Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Wirahadisaputra
"Perkembangan metalurgi serbuk besi untuk pembuatan komponen otomotif telah mendorong diciptakannya metode kompaksi hangat untuk mendapatkan bakalan dengan densitas yang tinggi. Penelitian ini hendak membandingkan beberapa karakteristik bakalan dan produk sintar hasil kornpaksf temperatur ruang, F50°C dan 25O°C dengan campuran serbuk yang relatif sederhana dan murah, yaitu_FeO hasil millscale, dan 0,5% grafit.
Serbuk FeO, graffr, Zn stearate, dan glyserin dicampur dan diaduk; kemudian dikompaksi pada tiga variabel temperatur tersebut di atas pada tekanan 600 MPa, dengan waktu rahan 5 menit. Seluruh sampel disinter dalam atmosfir endogas pada temperatur H20”C selama 30 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tingginya temperatur kompaksi diikuti dengan peningkatan densitas dan kekuatan tekan bakalan; Serta peningkatan densitas, kekuatan tekan dan kekerasan prodak sinter. Porositas sinter ditemukan sernakin sedikit. Kompaksi hangar menyebabkan daerah kontak antar partfkef bakalan semakin Iuas, yang dibuktikan melalui pengujian fuas permukaan bakalan. Perubanan dimensi tidak menunjukkan kecenderungan tertentu meskipun perabahan total menunjukkan sampel mengalami pengembangan (sweiling).
Dari perbandingan dua temperatur kampaksi 150°C dan 250°C, temperatur I50"C dinilai Iebih efisien karena selain lebih hemat biaya dan wakta pemanasan; beberapa karakteristik bakaian dan produk sinter dari kedua temperatur tersebat tidak berbeda jaun. Sedangkan antara kompaksi temperatur ruang dan ?50°C menunjukkan perbedaan yang berarti."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Lesmana
"Metalurgi serbuk men1pakan tekttologi pengerjaan logam yang banyak digunakan dalam proses pembuatan material berpori seperii filter. Kelebihan metalurgi serbuk dibandingkan teknologi pembuatan filter lain adalah kemampuannya membuat material dengan kualitas yang tinggi dan kemampuannya membuat produk dengan parositas terkendali. Dibandingkan dengan filter yang terbuat dari gelas, keramik dan metarial selulosa, filter yang dibuat dengan metalurgi serbuk memiliki beberapa keunggulan yaifu kekuatan yang tinggi, tahan panas dan korosi serta tahan tekanan yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan filter hasil proses metalurgi serbuk. Filter yang digunakan merupakan hasil pencampuran antara serbuk besi dan serbuk kayu dengm1 komposisi 94% Fe dan 5% serbuk kayu, yang kemudian dikompaksi pada tekanan 30 dan 50 lsi (467,92 dan 771,7 MN/m2) serta temperatur sinter 1000, 11OO dan 1200'C. Selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan, parositas terbuka, distribusi pori (fraksi volume pori total) serta pengamatan bentuk pori untuk mengetahui karakterislik pori dari filter tersebut. Hasil pengujian memmjukkan bahwa kekerasan filter akan meningkat dengan semakin tingginya teknik kompaksi dan temperatur sinter. Peningkatan tekanan kompaksi dan temperatur sinter aktor menunmkan porositas terbuka dari filter sedangkan fraksi volume pori total cendenmg mengalami penurunan dengan peningkatan tekanan kompaksi. Peningkatan temperatur sinter cenderung menurunkan fraksi volume pori total filter hasil kompaksi 30 tsi sedangkan pada hasil kompaksi 50 isi fraksi volume pori total cendenmg mengalami peningkatan. Pori yang dihasilkan cenderung berbentuk tidak teratur (irregullar)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amadira Rahdhani
"ABSTRAK
Di Indonesia, banyak ditemukan permasalahan pencemaran di badan air akibat aktivitas industri, salah satunya adalah industri tekstil. Air limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil umumnya mengandung zat warna (dye) dari proses pewarnaan, pencelupan, pencucian, dan lain sebagainya. Salah satu zat warna yang banyak digunakan adalah zat warna Methyl Orange. Dari aspek teknis, permasalahan dalam pengolahan air limbah terdapat pada kesulitan teknologi konvensional dalam mereduksi kandungan zat warna sebagai refractory contaminant. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan proses Fenton heterogen dengan menggunakan katalis limbah serbuk besi dan oksidan H2O2. Limbah serbuk besi yang digunakan, diperoleh dari kegiatan pemotongan besi pada proses konstruksi. Serbuk besi dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX, XRD, PSA, AAS, dan Spektrofotometer untuk melihat kondisi morfologi, komposisi mineral, distribusi partikel, dan kandungan besi totalnya. Hasil uji parametrik pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi katalis limbah serbuk besi dan semakin tinggi temperatur dalam reaksi, maka semakin tinggi laju penghilangan senyawa Methyl Orange. Namun, semakin tinggi konsentrasi H2O2, konsentrasi polutan, dan pH larutan, maka semakin rendah laju penghilangan senyawa Methyl Orange. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa proses Fenton heterogen menggunakan katalis limbah serbuk besi efektif dalam menyisihkan senyawa Methyl Orange hingga mencapai persentase penyisihan 97,10%. Sebagai kesimpulan, katalis serbuk besi dari kegiatan konstruksi dapat digunakan sebagai katalis Fenton heterogen untuk mendegradasi senyawa Methyl Orange.

ABSTRACT
In Indonesia, there are many pollutants found in water bodies related to industrial activities, one of which is the textile industry. Waste water produced by the textile industry generally contains dyes (dyes) from the coloring, dyeing, washing, and so on. One of the dyes that are widely used is the Methyl Orange dye. From a technical aspect, the problem in wastewater treatment is related to conventional technology in reducing the content of dyes as refractory contaminants. Therefore, in this study a heterogeneous Fenton process is used that utilizes iron powder waste as catalyst and H2O2 oxidants. Iron powder waste is obtained from iron cutting activities in the construction site. The powder was characterized using SEM-EDX, XRD, PSA, AAS, and Spectrophotometer to see the morphological conditions, mineral composition, particle distribution, and total iron content. The parametric test results in this study indicate that the higher the concentration of the catalyst of iron powder and the higher the reaction temperature, the higher the rate of removal of the Methyl Orange compounds. However, the higher the concentration of H2O2, the concentration of pollutants, and the pH of the solution, the lower the rate of removal of the Methyl Orange compounds. From the test results, it is obtained that heterogeneous Fenton process using a iron powder waste catalyst effective in removing the composition of Methyl Orange to reach a 97.10% removal percentage. In conclusion, the multipurpose catalyst from the construction program can be used as a heterogeneous Fenton catalyst to degrade Methyl Orange compounds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Element impurity determination in U3 Si2 powder by using ICPS equipment, the analysis of trace elements in U3 Si2 powder (Al, B,Cd,Co,Cu,Fe,NI,Li,Zn) has been done by using ICPS. The aim of this activity is to get the data support or comparator in verification between work is to verity the trace elements content quantitatively in U3 Si2 powder and to verity its specification toward the required standard specified by IAEA. Sample preparation is carried out by dissolving of 1 g U3 Si2 powder, in HNO3 6M, then filtered and extracted with TBP / Hexane (7:3). Result of analysis, indicate that all metal element (Al,B,Cd,Co,Cu,Fe,Ni,Zn,Li) which is required in nuclear fuel element specification, can be detected quality...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The behavior of UO2 powder from ADU, AUC,IDR AND modified adu processes during sintering using dilatometer. Research on the bahavior of UO2 powder during sintering has been performed. Observation of the powder bahavior is conducted on four types of UO2 powder prepared from ADU,AUC,IDR and modified ADU routes. The purpose is to determine UO2 powder that has good sinterability without pre-conditioning treatment on the powder...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendra Wijaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Larasati
"Material biologis mampu luruh alami dikembangkan sebagai kandidat aplikasi perancah pembuluh darah untuk mencegah restenosis. Pada penelitian sebelumnya Fe-Mn-C berhasil dikembangkan dengan fasa austenit dan sifat mekanis yang baik. Namun laju degradasi dari material ini masih rendah untuk aplikasi perancah pembuluh darah. Fe-Mn-C berstruktur busa dikembangkan untuk memperbaiki laju degradasi pada paduan Fe-Mn-C. Kalium karbonat ditambahkan dengan Fe-Mn-C sebagai agen pembentuk busa yang diproduksi dengan metode fabrikasi metalurgi serbuk dengan variabel persen penambahan kalium karbonat (K2CO3) sebesar 5%, 10%, dan 15% dari jumlah total persen berat paduan Fe-Mn-C. Sinter dilakukan pada temperatur 850oC selama 3 jam yang kemudian dilanjutkan dengan sinter dekomposisi pada temperatur 1100oC selama 1,5 jam di atmosfer inert gas Nitrogen (N).
Hasil sinter dilakukan karakterisasi sifat fisik, kimia, mekanik, dan perilaku korosi. Paduan yang dihasilkan memilki kompoisisi Fe-30Mn-8C pada penambahan 5% K2CO3, Fe-27Mn-8,6C pada penambahan 10% K2CO3, dan Fe-27Mn-9,5C pada penambahan 15% K2CO3. Fasa yang terbentuk adalah fasa austenit, fasa mangan oksida, dan fasa grafit. Kekerasan paduan mencapai hingga 271,53 VH pada paduan dengan penambahan 15% K2CO3. Laju korosi semakin meningkat hingga 5,1 mm/tahun seiring dengan porositas yang semakin meningkat karena adanya penambahan persen K2CO3.

Degradable biomaterial has been developed for coronary stent application to prevent restenosis. Fe-Mn-C was developed with fully austenite phase and good mechanical properties. But degradation rate of Fe-Mn-C still relatively low for coronary stent application. In this study, Fe-Mn-C foam has been developed to improve degradation rate on Fe-Mn-C alloy by addition of potassium carbonate as foaming agent to create porosity. Variable used in this experiment was the percentage of potasium carbonate (K2CO3) 5%, 10%, and 15% from the total weight percent of Fe-Mn-C powder. Sintering process was done in inert gas nitrogen (N) at temperature of 850oC for 3 hours and continued at 1100oC for 1,5 to decompose K2CO3. Several characterization was performed on samples such as physical, chemical, and mechanical properties also degradation behaviour of samples.
The results showed that materials formed Fe-30Mn-8C in 5% of K2CO3 addition, Fe-27Mn-8,6C in 10% K2CO3 addition, and Fe-27Mn-9,5C in 15% K2CO3 addition. Phase and microstructure formed austenite, manganese oxide, and graphite phase. Hardness value in each alloying increased up to 271,53 VH in 15% K2CO3 addition. Corrosion rate increased up to 6,05 mmpy along with the increasing porosity in materials as the results of K2CO3 addition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiskan Husein
"Menjawab kebutuhan akan material dimasa mendatang, ilmu pengetahuan dalam hal ini komponen penelitiannya didorong untuk menemukan material baru dengan keunggulan karakteristik lebih baik dan tentu saja ekonomis. Metal Matrix Composite (MMCs) merupakan salah satu alternatif material yang mampu menjawab kebutuhan tersebut Pemakaian MMCs telah meluas, misal dalam industri otomotif digunakan sebagai bahan pembuat piston, engine, serta dalam bidang penerbangan dipakai sebagai bahan pembuat baling - baling dan sebagai badan pesawat luar angkasa.
Penelitian yang dilakukan, dikonsentrasikan pada tahapan proses pembuatan Al-SiC MMCs dengan metode metalurgi serbuk, khususnya melihat pengaruh dari ukuran partikel serbuk SiC yang bertindak sebagai penguat dan melihat pengaruh besar tekanan kompaksi. Variasi ukuran partikel yang dipakai dalam penelitian adalah 70 -80 mesh digolongkan partikel kasar dan I40 - 170 mesh yang digolongkan sebagai partikel halus, kemudian variasi besar nilai tekanan kompaksi yang dipakai adalah 159, 191, 223, 255, dan 286 MPa. Penelitian mencoba melihat pengaruh dari kedua variabel diatas terhadap silat porositas, densilas, kuat tekan, dan kekerasaan. Penelitian memperoleh hasil yang, bisa dipertanggungjawabkan dan tentu saja ?debatable? atau bisa didiskusikan bersama Kenaikan lekanan kompaksi dapat meningkatkan sifat mekanik kekerasan dan kuat tekan, dan kenaikan tekanan koinpaksi dapat menurunkan porositas dan meningkatkan densitas. Untuk pengaruh ukuran partikel penguat SiC diperoleh kesimpulan untuk ukuran partikel yang lebih halus akan memberikan sifat yang Iebih baik dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S40820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>