Ditemukan 73635 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40793
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1993
S27924
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bagus Fadhlurrohman
"Sistem pendingin dan pemanas banyak digunakan khalayak umum. Ini membuat penggunaan energi yang tinggi disertai dengan efek pemanasn global.
Solusi dari permasalahan ini ialah menggabungkan kedua sistem tersebut dimana panas hasil pendinginan akan digunakan untuk memanaskan. Salah satunya untuk memanaskan air. Komponen yang berperan penting ialah heat exchanger, dalam penulisan ini dipilih Shell and Tube dikarenakan kapasitas besar dan perawatan yang mudah.
Didapatkan dari hasil analisa pada sistem ideal bahwa kapasitas pemanasan paling tinggi ialah ketika temperatur kerja AC 20oC dengan nilai 2,9 kW dengan waktu pemanasan 31 menit 18 detik dan untuk paling rendah pada temperatur kerja AC 25oC dengan nilai 2,8 kW dengan waktu pemanasan 32 menit 30 detik.
Cooling and heating systems are widely used by public. This makes high energy usage accompanied by a global heating effect.The solution to this problem is to combine the two systems where the heat from the cooling will be used for heating. One of them is to heat water. The component that plays an important role in the heat exchanger. In this paper, Shell and Tube was chosen because of its large capacity and easy maintenance.It is obtained from the analysis on the ideal system that the highest heating capacity is when the AC working temperature is 20oC with a value of 2,9 kW with a heating time of 31 minute 18 seconds and for the lowest in 25oC of AC working temperature with a value of 2,8 kW with a heating time of 32 minute 30 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kuntara Kautsar Ridwan
"
ABSTRAKSebuah kajian eksperimental telah dilakukan untuk mengetahui karakteristikrespon dinamik yang berupa getaran pada struktur alat penukar kalor shell and tubetipe AES. Penelitian dilakukan dengan menggunakan aktuator getaran sebagai sumbereksitasi dengan frekuensi maksimum adalah 7.33 Hz pada alat penukar kalor tanpabeban aliran. Eksitasi dilakukan dengan arah horizontal pada tiga titik yaitu, noselmasuk, nosel keluar, dan bagian tengah. Pengukuran dilakukan secara horizontal,vertikal, dan aksial pada titik yang sama ditambah dua titik lain pada support struktur.Ada dua hasil pengukuran getaran yaitu pengukuran overall dan pengukuran diskretyaitu dengan frekuensi spektrum dari masing-masing tiitk yang akan diklasifikasikanberdasarkan vibration severity chart dan table identifikasi karakteristik spektrumfrekuensi. Hasil pengukuran secara overall menunjukkan secara umum pengukuranyang dilakukan secara horizontal akan menampilkan respon yang lebih besardibandingkan dengan pengukuran vertikal dan aksial. Pada pengukuran frekuensispektrum terjadi perbedaan sekitar 1 Hz pada frekuensi eksitasi dari aktuator getarandengan yang terukur. Pengukuran spektrum frekuensi secara vertikal dan aksialmenunjukkan adanya looseness pada struktur alat penukar kalor.
ABSTRACTAn experimental study has been developed to understand dynamic responsecharacteristic which is vibration in a shell and tube heat exchanger AES type.Experiment was done by using a vibration aktuator as the excitation source withmaximum frequency about 7.33 Hz in no flow condition. The direction of the excitationis only horizontal on three different excitation points, inlet nozzle, outlet nozzle andmiddle part of the heat exchanger. Measurements were done on the same points of theexcitation and two other points, on the support of the heat exchanger, horizontally,vertically, and in the axial direction. There are two results of the measurements, theyare the overall vibration and the frequency spectrum on each point that will be classifiedbased on vibration severity chart and identification table of frequency spectrumcharacteristic. Generally the overall vibration measurement horizontally indicate thebigger response than the vertical or axial measurements. The results of frequencyspectrum measurements can indicate there is a difference between excitation frequencyand response frequency about 1 Hz. Frequency spectrum measurements done verticallyor in axial measurement can indicate there is a looseness in the structure."
2017
S68852
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Calim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36338
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aryono Adityo
"Aplikasi sistem refrigerasi telah banyak digunakan oleh masyarakat maupun proses industri Water cooled chiller adalah salah satu aplikasi sistem refrigerasi yang umum digunakan pada gedung bertingkat dan pabrik. Pada penelitian ini telah dibuat sistem chiller yang menggunakan kompresor dengan daya 2 PK, plate heat exhanger untuk 5 ton refrigerasi sebagai evaporatornya dan katup ekspansi 3 ton refrigerasi. Hasil dari proses refrigerasi ini ialah air dingin dengan aliran yang divariasikan sebesar 5,6,7 dan 8 L/mnt. Pada percobaan ini diperoleh perbedaan temperatur masuk dan keluar air sekitar 7°C, efektifitas plate heat exchanger sebesar 0,5, efek refrigerasi sekitar 270 kJ/kg dan COP sistem refrigerasi sekitar 9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan plate heat exchanger memberikan unjuk kerja yang baik karena efektifitas yang cukup tinggi, temperatur cross yang besar dan pertukaran kalor yang besar antara refrigeran dan air, walaupun dimensinya lebih kecil.
Refrigeration system has been widely used by many people and industry process Water cooled chiller is one of the refrigeration system application that is commonly used in buildings and factorys. In this experiment has been built a water cooled chiller using a 2 HP compressor, a plate heat exchanger as its evaporator, and a 3 ton refrigeration expansion valve. The product of this experiment is cold water that is variated by 5, 6, 7 and S L/mnt. This experiment gives a temperature difference of 7°C between water temperature in and out, effectivity of the plate heat exchanger is O,5, refrigeration eifect is 270 kJ/kg and COP of the refrigeration system is about 9. The result of this experiment shows that the plate heat exchanger gave a good performance because of the high effectiveness and high temperature cross between the refrigerant and water, despite the small dimension compared to the other heat exchangers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37118
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mimo Aji Pasopati
"Dewasa ini penggunaan unit refrigeran dan pengkondisian udara semakin meluas. Chiller sebagai salah satu mesin pendingin banyak digunakan pada sektor industri. Ukuran chiller yang besar membatasi penggunaannya. Oleh karena itu dibuat sebuah chiller bemkuran kecil dan kompak sehingga tidak memerlukan mang yang luas untuk penempatannya. Metode yang dipakai adalah penggunaan plate heat exchanger berukuran kecil sebagai evaporator. Meskipun ukurannya kecil, luas permukaan kontak kedua fluida cukup besar karenaheat exchanger jenis_ §ni_§grdir@_dari sejumlah plateplat. Platfplat disusun sedemikian rupa hingga pertukaran kalor antara kedua fluida terjadi pada dinding-dinding plat. Chiller ini menggunakan refrigeran HCR 22. Pemilihan hidrocarbon didasari bahwa jenis refrigeran ini ramah lingkungan karena tidak mengandung gas chlorine yang merusak ozon.
Nowdays, refrigeration and air conditioning units are widely used Chiller as one ofthe cooling units is commonly used in industrial sector. The big size of the chiller limits it Hr application. There for a smaller and compact chiller is made, so it doesn't need a large room. The method that is used in the application of small heat exchanger plate as evaporator. Despite of it's small size, the contact sudace of the fluids is quite wide. This heat exchanger consist of a member of plates. Those plates are arranged on the wall of those plates. This chiller uses HCR 22 refrigerant. This refrigerant is chosen based on it is ozone friendly characteristic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37110
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yanto Tanuwijaya
"Konversi energi (khususnya energi kalor) mempakan isu yang mengglobal pada saat ini karena di masa yang akan datang, kebutuhan energi akan bertambah sedangkan resource yang kita miliki akan tetap konstan bahkan berkurang. Konversi energi kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat perpindahan kalor yang biasanya merupakan alat perpindahan kalor konveksi. Plate Heal Exchanger merupakan salah satu alat penukar kalor yang dapat dikatakan sebagai alat penukar yang sangat efisien.
Plate Heat Exchanger yang digunakan pada penelitian ini adalah model Brazed Plate Heat Exchanger dengan tipe aliran counferflow. Namun untuk digunakan lebih lanjut maka perlu dilakukan karakterisasi dari Plate Heat Exchanger itu sendiri. Karakterisasi Plate Heat Exchanger dilakukan dengan menggunakan fluida air baik untuk fluida dingin maupun fluida panas. Hasilnya menunjukkan bahwa alat penukar kalor ini dapat digunakan secara efektif dan efisien pada rentang temperatur 25-70°C.
Dengan rentang niiai bilangan Reynold antara 685 hingga 1067 untuk fluida panas dan 726 hingga 1516 untuk fluida dingin, dapat dihasilkan nilai koefisien perpindahan kalor konveksi sebesar 2208 W/m2°C hingga 2650 W/m2°C untuk fluida panas dan 2656 W/m2°C hingga 4214 W/m3°C untuk fluida dingin. Sedangkan efektivitas Plate Heat Exchanger itu sendiri berada dalam rentang 64% hingga 85% dihitung dengan menggunakan metode effectiveness-NTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37508
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gerry Julian
"Heat exchanger merupakan bagian vital dalam sebuah perangkat elektronik yang dapat menjaga suhu optimum dari alat tersebut. Penelitian tentang microchannel heat exchanger telah sangat berkembang untuk aplikasi kearah pendingin elektronik pada satu dekade terakhir ini. Microchannel heat exchanger memiliki beberapa keunggulan yakni memiliki dimensi yang lebih kecil dan memiliki koefisien perpindahan kalor yang lebih baik daripada alat penukar kalor lainnya. Dalam pengujian ini, peneliti akan mencoba membuktikan performa dari koefisien perpindahan kalor dari microchannel heat exchanger tersebut beserta efek negatifnya. Peneliti akan mencoba menguji pengaruh pressure drop pada saluran microchannel heat exchanger. Kemudian dalam pengujian ini juga digunakan fluida kerja air,nano fluida Al2O3 1%, dan nano fluida SnO2 1% dengan fluida dasar air. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa perpindahan kalor akan lebih baik jika menggunakan nano fluida sebagai fluida kerja pendingin.
Heat exchanger is a vital part in an electronic devices that can maintain the optimum operation temperature of that devices. Research on microchannel heat exchanger application has been highly developed on electronics cooling towards the last decade. Microchannel heat exchanger has several advantages which have smaller dimensions and heat transfer coefficient better than the other heat exchanger. The experiment also want to measure the pressure drop in microchannel. It used water, nanofluids Al2O3 1%,and nanofluids SnO2 1% as working fluids in cold side microchannel heat exchanger. Result from this research indicate that heat transfer would be better if we use nanofluids as cooling working fluids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42955
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ary Maulana
"Kinerja perpindahan kalor pada alat penukar kalor dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran diameter hidrolik atau dengan menggunakan fluida kerja yang memiliki konduktivitas termal lebih baik dibandingkan dengan fluida kerja konvensional. Salah satu contoh penggunaan diameter hidrolik yang kecil adalah microchannel heat exchanger (MCHE). Pada penelitian ini, perancangan alat dan pengujian kinerja perpindahan kalor pada MCHE berkonfigurasi counter-flow dengan menggunakan fluida kerja air dan nano fluida Al2O3-air dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% sebagai fluida pendingin telah dilakukan. Dalam pengujian, temperatur masuk fluida pada sisi panas dan sisi dingin MCHE diatur tetap pada temperatur 50°C dan 25°C, sedangkan debit aliran pada saluran masuk divariasikan dari 100 ml/menit hingga 300 ml/menit.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi partikel nano pada fluida dasar dapat meningkatkan kinerja perpindahan kalor fluida dasar tersebut. Pada konsentrasi partikel nano tertinggi yang digunakan dalam pengujian, nano fluida Al2O3-air konsentrasi 5% dapat menyerap panas sebesar 9% lebih baik dibandingkan air biasa dan dapat meningkatkan koefisien perpindahan kalor keseluruhan MCHE sebesar 13% lebih besar dibandingkan dengan air.
The heat transfer performance in heat exchanger can be enhanced by decreasing its hydraulic diameter or using working fluid that has better thermal conductivity than the conventional one. One of the examples of small hydraulic diameter application is microchannel heat exchanger (MCHE). Designing the MCHE and doing experimental investigation of the heat transfer performance on counter-flow MCHE by using water and Al2O3-water nanofluid with nanoparticle concentration 1%, 3%, and 5% as coolant fluid has been done in this experiment. Inlet fluid temperatures in hot and cold side are set at 50°C and 25°C, meanwhile the inlet flow rate is set from 100 to 300 ml/minute. The experimental results show that the increase of nanoparticle concentration in the base fluid can enhance its heat transfer performance. In highest concentration of nanoparticle used in this experiment, Al2O3-water 5% nanofluid can absorb heat 9% better than conventional water do and can enhance the overall heat transfer coefficient of MCHE 13% higher than water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43033
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library