Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulung Kanjaya Yunus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Sumarno Siradj
"ABSTRAK
Pengelasan gas oksi-acetilene pada baja karbon rendah yang biasa digunakan pada pelat mobil atau pelat-pelat yang lain sering menimbulkan banyak masalah. Yaitu terjadinya hasil las-lasan yang tidak rapi pada kampuh las dan juga sering timbul sifat mekanis yang tidak diharapkan.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan baja SPCC. Dimana dalam penelitian ini dilakukan perubahan variabel-variabel yang diduga sebagai penyebab terjadinya masalah yang sudah disebutkan diatas, seperti perubahan tekanan oksigen, logam pengisi. Dengan demikian diharapkan masalah yang terjadi dapat dikurangi atau dihindari.
Dari pengujian tari, kekerasan serta struktur mikro dapat dilihat dengan tekanan oksigen 0.05 kg/mm2 dan tekanan asetilene 0.05 kg/mm2 serta menggunakan logam pengisi dengan CE sebesar 0.28% akan diperoleh kekuatan tarik dan kekerasan yang optimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Syukri Akhyar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tri Nugroho
"[Baja Bake Hardening (BH) merupakan baja baru yang mulai digunakan pada industri otomotif karena material ini menjadi solusi dari proses pembentukan panel mobil yang mudah dan keinginan hasil akhir berupa panel yang kuat. Sifat material BH ini yaitu akan menjadi lebih kuat dengan kenaikan yield strength sebesar 30-40 MPa hanya dengan mendapatkan pre-strain / regangan awal minimal 2% dan pemanasan 170°C selama 20 menit. Dalam proses pembuatan mobil, regangan awal didapat saat proses pembentukan panel mobil atau tekanan saat spot welding dan pemanasan didapat saat oven rangka mobil di proses pengecatan. Pada penelitian ini, perubahan parameter arus dan proses pemanasan di teliti dan didapatkan bahwa kekuatan spot welding akan naik setelah mendaptkan pemanasan dan arus yang optimal pada 11kA karena lebih dari itu akan turun. Serta pada arus 8kA sebelum pemanasan tidak terbentuk nugget (cold weld) namun bisa diperbaiki
kualitas nuggetnya dengan pemanasan. Hal ini tidak terjadi pada material bukan BH. Dan secara kekerasan, mulai Base Metal-HAZ-Nugget juga mengalami kenaikan setelah oven. Secara mikrostruktur, berubah mulai dari dominasi ferrite menjadi ferrite-perlite dan pada nugget terdapat bainit walapun dalam jumlah yang kecil.;Bake Hardening Steel is a new material has been using in automotive industry because this material become solution for easy forming panel car and last product is good strength. Characteristic material will increase yield strength until 30-40MPa only by get pre strain minimum 2% and get baking on temperature 170°C at 20 minutes. In Manufacturing Cars, pre-strain get from forming process panel or
pressure during spot welding process and for baking get during oven process body car on painting process. On this research, variation welding current and baking process had been studied and get result strength of spot welding will increase after get baking process and
parameter optimal in current 11kA and if current more than 11kA, strength will decrease. Also for current parameter 8kA before baking nugget not occurred but can be improve after baking. For hardness, from base metal-HAZ-Nugget also increase after baking. And for microstructure, change from dominant ferrite become ferrite-perlite and on nugget small area had bainit., Bake Hardening Steel is a new material has been using in automotive industry
because this material become solution for easy forming panel car and last product
is good strength. Characteristic material will increase yield strength until 30-40MPa
only by get pre strain minimum 2% and get baking on temperature 170°C at 20
minutes. In Manufacturing Cars, pre-strain get from forming process panel or
pressure during spot welding process and for baking get during oven process body
car on painting process.
On this research, variation welding current and baking process had been studied
dan get result strength of spot welding will increase after get baking process and
parameter optimal in current 11kA and if current more than 11kA, strength will
decrease. Also for current parameter 8kA before baking nugget not occurred but
can be improve after baking. For hardness, from base metal-HAZ-Nugget also
increase after baking. And for microstructure, change from dominant ferrite become
ferrite-perlite and on nugget small area had bainit.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Suburmian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Bonjol Bernandus
"Baja tahan karat Austenitik type 316L adalah material yang sangat banyak digunakan terutama untuk bidang industri dan alai transportasi, mempunyai sifat mekanik dan fisik serta ketahanan korosi yang baik. Penggunaan pada kapal laut antara lain untuk poros baling-baling, bila poros cacat/rusak dibagian tertentu selalu diganti dengan dalih tidak dapat direkondisi demi faktor keamanan. Dari keadaan tersebut timbul pemikiran kami bagaimana bila diadakan pengelasan pada bagian yang rusak kemudian diadakan pemesinan bubut, frais dan lainnya. Baja tahan karat austenitik mempunyai sifat mampu las yang balk dan tidak mengalami perubahan fasa selama pengelasan. Guna memecahkan tersebut maka mencoba menerapkan pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) untuk material baja tahan karat tipe 316L. Untuk lebih mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap hasil las maka dibuat 3 variabel arcs yaitu 120 A, 130 A, 140 A 0 dan benda uji mengalami perlakuan panas 800 C dan tidak mendapat pelakuan panas. Dari pengelasan TIG ini dilaksanakan beberapa pengujian yang berkaitan dengan sifat mekanis dan mikro antara lain : pengujian tarik, lengkung, kekerasan, metalografi, SEM dan x-ray. Material tipe 316L sesuai dengan bahan poros kapal hasilnya setelah pengujian memenuhi persyaratan dari sifat mekanis dan struktur mikro. Setelah melaksanakan penelitian di aplikasikan pengelasan las Tig pada poros kapal, poros yang direkondisi digunakan tanpa ada laporan kegagalan fungsi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"Baja tahan karat austenitik merupakan jenis yang terluas pemakaiannya di antara keempat kelas baja tahan karat yang ada, yaitu sekitar 65 - 70% dari total kebutuhan baja tahan karat. Begitu luasnya pemakaian baja jenis ini dikarenakan sifat ketahanan terhadap korosi yang baik, mampu fabrikasi serta mampu las yang relative baik. Kekuatan, ketangguhan, dan keuletannya pada temperature rendah maupun tinggi juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan logam pengisi dan persen deformasi terhadap struktur mikro dan distribusi kekerasan hasil pengelasan TIG pelat baja AISI 316L. Variabel penelitian yang digunakan adalah peningkatan persen deformasi rolling pelat baja AISI 316L, mulai dari 0, 5%, 8% sampai 10% dengan menggunakan logam pengisi ER 316LSi. Dari masing-masing persen deformasi tersebut dilakukan pengelasan dengan,penggunaan logam pengisi yang berbeda kemudian dilakukan uji komposisi, uji radiografi neutron, analisa struktur mikro dan uji kekerasan mikro. Hasil penelitian bahwa pada semua sample komposisi kimia sesuai dengan standar (AISI 316L), dan tidak ada cacat retak pada hasil las. Struktur mikro pada daerah HAZ menunjukkan ukuran butir yang terkecil pada persen deformasi 0% dan terbesar pada persen deformasi 10%. Jumlah delta ferit pada deposit las dengan logam pengisi ER 316L sebesar 8,2% dan dengan logam pengisi ER 316LSi sebesar 8,6%. Urutan kekerasan mikro untuk semua sampel adalah HV deposit las > HV base metal > HV HAZ"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Aplikasi dari baja perkakas sebagai material cetakan dingin amatlah memegang peranan strategis dalam dunia industri. Dikarenakan baja perkakas untuk aplikasi cetakan dingin dapat digunakan untuk membentuk material pada kondisi dingin, sehingga jika dilihat dari aspek kualitas, kuantitas dan safety akan lebih baik jika dibandingkan membentuk material baja perkakas pada temperatur tinggi. Agar diperoleh baja perkakas cetakan dingin kualitas tinggi, maka terus dilakukan berbagai penelitian, salah satu caranya adalah dengan mengatur komposisi kimia, perlakuan panas, agar diperoleh material baja perkakas yang berkualitas tinggi, dengan biaya pembuatan yang murah. Karakteristik dari baja perkakas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan aplikasi pemakai. Pengaturan karakteristik dari baja perkakas yaitu dengan cara mengatur komposisi kimia, mengatur proses perlakuan panas, dan media pendinginan setelah tempering. Baja perkakas dapat memiliki sifat ? sifat khusus, dengan cara mengatur kuantitas dari paduan yang menyusun dari baja perkakas tersebut, seperti mengatur jumlah dari vanadium, silikon, molibdenum dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, material baja perkakas diatur komposisi paduannya dengan menambahkan unsur paduan Si yang berbeda yaitu 0,8%wt, 2,0%wt, dan 3,0%wt Si pada setiap material baja perkakas dengan unsur paduan lainnya ditambahkan dengan perbandinganan tetap untuk setiap material baja perkakas dan tidak diberikannya unsur vanadium untuk material baja perkakas lainnya, untuk mengetahui perbandingan sifat mekanis setelah ditambahkan unsur paduan Vanadium. Kemudian baja perkakas tersebut dilakukan perlakuan quench temper dengan penggunaan temperatur temper yang berbeda yaitu 600ºC, 640ºC, dan 690ºC dan sphroidized anneal dengan menggunakan temperatur 810ºC. Dengan variabel yang digunakan adalah penambahan unsur paduan dan perlakuan panas yang dilakukan maka akan diketahui pengaruhnya terhadap sifat mekanis, yaitu kekerasan, laju aus, dan kuat tarik, sifat mampu las serta struktur mikro material baja perkakas. Dalam penelitian ini disimpulkan dengan penambahan unsur paduan Si maka sifat mekanis meningkat, dan untuk membandingkan baja perkakas yang diberikan unsur paduan vanadium dan yang tidak, baja dengan paduan vanadium sifat mekanis yang dimiliki lebih tinggi. Sedangkan untuk variabel perlakuan panas yang diberikan dengan semakin tingginya temperatur temper maka sifat mekanis akan menurun sehingga didapati baja perkakas yang lebih tangguh. Untuk sifat mampu las material baja perkakas diperoleh hasil bahwa nilai weldability nya rendah dikarenakan adanya endapan karbida keras seperti SiC pada baja perkakas hasil dari penelitian.
The application of tool steel as cold pressing die have very important role in many strategic industry. The strategic role of tool steel for cold work materials can be used as for forming materials in the cold condition, so that if we seen in many quality, quantity and safety aspects more better if we compared in forming materials in high temperature. Many researches have been done gradually to get tool steels for high quality cold work. One of the way how to engineered the materials to become better with change their chemical composition, heat treatment, to get high quality materials with lower cost. The characteristic of tool steel materials can be modified with change their chemical compositions and change their tempering and used proper quenching media. With changed alloys quantity, like modify content of vanadium, silicone, molybdenum and the other alloys, tool steel materials exactly have spesific characteristics.Tool steel has special properties regarding to requirement of process in processing fundamental material become ready for use product or thus, the special influenced by existence of alloying element and treatment passed to tool steel. At this research, tool steel materials are arranged by alloy composition. Added alloying element Si which different composition there are 0,8%wt, 2,0%wt, and 3,0%wt for each appliance steel material with other alloying element is added with balance comparison for every tool steel materials and without element of vanadium for other tool steel material to know comparison of mechanical properties after added alloying element Vanadium. Then the tool steel is done with heat treatment quench temper with usage of different temper temperature those are 600ºC, 640ºC, and 690ºC and spheroidized anneal by using temperature 820ºC. With variable applied is addition of alloys materials and heat treatment done hence will be known the influence to mechanical properties, that is hardness, wear resistant, weld ability, tensile strength and tool steel material microstructure. The conclusion of these research are several addition of alloying element Si cause increasing mechanical properties, and compare appliance steel given alloying element of vanadium and another steel without adding vanadium, steel with mechanical properties vanadium alloy owned higher. While for variable heat treatment given increasing height of temper temperature hence mechanical properties will change is discovered tool steel which more tough. The effect of second phase, carbide phase will cause poor weldability for tool steel materials, carbide phase and second phase are very hard and very britle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>