Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Rusianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Buchari Ali
"Baja perkakas banyak digunakan dalam industri enjinering dan manufaktur sebagai cetakan (moulds and dies) dan berbagai canal pembentuk, baik untuk proses pengerjaan panas maupun untuk proses pengerjaan dingin.
Studi ini ditujukan pada baja perkakas untuk canal proses pengerjaan dingin yang berfungsi sebagai alat mereduksi penampang, dan karenanya harus mempunyai sifat : kekerasan yang tinggi, tangguh dan tahan terhadap keausan.
Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah baja perkakas dalam keadaan lunak, selanjutnya dilakukan proses permesinan dan yang terakhir adalah perlakuan panas. Proses laku panas yang dilakukan terdiri dari temperatur austenisasi : 960 ° C, 980°C, 1000°C, 1020°C dan 1040°C, dengan waktu tahan 30 menit, pendinginan cepat kedalam minyak (Oli). Setelah proses pengerasan, diadakan pengujian sifat mekanis den pengamatan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur austenisasi optimum.
Benda uji pada temperatur austenisasi optimum tersebut, selanjutnya diberi proses penemperan pada temperatur : 350°C, 400°C, 450°C, 500°C dan 550°C, dengan waktu tahan mesing-masing 60 menit, pendinginan udara. Dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanis dan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur penemperan optimum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur austenisasi optimum adalah 1040°C, sedangkan temperatur temper optimum adalah 500°C. Nilai yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah : kekerasan 59,1 HRC, barge Impak 4,1 Joule/cm 2 dan keausan 0,2932 gram pada 2500 siklus. Sedangkan struktur mikro terdiri dari matrik mertensit temper dengan karbida chrom . Dalam kondisi lunak mempunyai kekerasan sekitar 19 HRC dengan barge impak sekitar 10,2 Joule/cm2, dan keausan pada 2500 sifts sekitar 0,8089 gram. Struktur mikro terdiri dari karbida massif pada matrik ferit dan perlit dengan sejumlah besar spemidite yang halus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Presly
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Avandi Katili
"aja perkakas XW-10 adaiah baja perkakas woe air hardening ailoyed mol sieei yang saiah sam Syamya adalah /remampukerasan yang bail: .Serta ketahanan aus yang baik pula. Baja perkakasjuga iermasuk pada icaregori Cr-Ma-V loo! sicei. Peneiiiian kaii ini dqoaicai material baja perkakas XW-10 yang dilalcukan perlakuan panas berupa perlakuan subzero. Tujuan penelitian ini adaiah untuk mendapalkan SMI! mekanis marerial hasii perialcuan subzero, yaitu sifat kekerasan, kcausan seria ketangguhan baja pcrkakas XW-I0 dan membandingkannya dengan Hal mekanis material yang fidak ciiheri perlaknan subzero agar kira mengeia/mi pengaruh perlakucm subzcro ierhaciryn SUZII mekanis bcy'a perkakas XW-10. Tahap perlakuan panas baja perkakas dimulai dari austenisasi, quench dengan ali, perlakuan subzero hanya zmiuk sampel subzero, serta temper. Pada penelitian kali ini remperamr ausrenisasi diambil sebagai variabeinya untuir mendapalkan niiai opiimum .vifar mekanis dari parlcfkuan xuhzero. Temperatur au.vreni.m.s'f yang dimnbil be:-lurui-mrul mulai dar! 930"C, 960"C dan IOU0°C. Perlakuan subzero memakai nirrogen cair sebagai media pendingin. Temper material pada 200°C. Pengujian yang dilakulran adaiah pengujian icekerasan, pengujian keausan, pengujian impair serra foto sirukfur miia-o bqia perkakas. Pada riap iahap periairuan panas bqa diambil sangoei imluk mengerahui perubahan sifbr yang terjadi. Hasii pengujian menunju/rican bahwa pada sernua remperalur austenisasi periakuan .subzero meningkatlcan kekerasan baja perkakas. Kekerasan maicsimum didapaikan oleh sampei as subzero lemperalur austenisasi 960°C sebesar 57.39 HRC. Kekerasan rneningkat aicibar iranjormasi austenit sisa menjadi mariensii seria pembenlukan karbida halus di matrilcs mariensii. Secara zimum perlaicuan subzero juga mampu meningkatkan keiahanan aus maierial dengan makin kecilnya iaju aus material. Laju aus rerkecil didapal oleh sampel subzero temper pada iemperaiur ausienisasi I 000°C sebesar 3.3 x l0`6mm3/mm. Ketahamm aus meningka! akiba! adanya pengaruran atom-atom di permukaan saar periakuan subzero_ Periaknan subzero menurunkan kemngguhan mare:-ia! _mal di :yi impak Harga impak /erendah didapat oleh samp.-21 periakuan subzero Iemper .sebcsar 0.025 J/mmz. kekerasan yang cukup tinggl menimbulkan kegetasan karena banyaknya legangan di dalam material. F010 struktnr mikro sampel hasii perlakuan subzero cenderung iebih geiap ifarcna lransforrnasi auslcnit _visa menjadi marten.s'ir_ Pada foto struklur mikro terlihat karbida halus dan merara di man-iks mariensii Iebih banya/c dibanding dengan sampel hasil quench."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarmansyah
"Baja perkakas saat ini banyak diguankan oleh industri enjineering dan manufaktur, sebagai bahan cetaakn (mould and des) dan berbagai rol pembentuk baik untuk proses pengerjaan panas maupun untuk pengerjaan dingin.
Penelitian ini ditujuan pada baja perkakaas pengerjaan oanas untuk rol pembentuk proses ppengerjaan panas, yang berfungsi sebagai alat mereduksi penampang dan karenanya harus mempunyai sifat keras, tahan bentran dan tahan terhadap kehauasan.
Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ni adalah baja perkaaks pengerjaan panas seperti chromium H-12 dalam kondisi lunak. Bahan tersebut selanjutnya diproses permesinan dan yang terakhir adalah perlakuan panas, yang meliputi proses austensasi dan tempering. Proses austenisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kekerasan atau memperbaiki kekuatan, sedanngkan proses tempering bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa dan sekaligus meningkatkan keuletan dan ketangguhan akibat pendinginan secara cepat pada proses austanisasi.
Dalam pelaksanaan proses austenisasi temperature, divariasikan pada 960, 980, 1000, 1020, dan 1040 C, sedangkan untuk proses tempering dilakukan dengan benda uji yang diambil dari hasil proses austenisasi yang optimum. Temperature proses tempering divariasikan pada 450, 490, 530, 570, dan 610 C. parameter waktu tahan dan media pendingin pada setiap perlakuan panas dibuat berbeda. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat mekanis, pengamatan struktur-mikro dan pengamatan permukaan patahan.
Hasil yang diperoleh setelah proses austanisasi menunjukkan bahwa kekerasan dan ketahanan terhadap keausan meningkat, sedangkan harga impak menurun dengan makin naiknya temperature. Kekerasan dan ketahanan terhadap keausam tertinggi dicapai pada temperature 1020 C, dengan struktur-mikro terdiri dari karbida chrom berbentuk pelat yang cukup besar didalam metrik martensit. Sedangkan hasil proses tampering dari benda uji temperature austanisasi 1020 C tersebut diatas menunjukkan, bahwa harga impak meningkat sedangkan kekerasan dan ketahanan terhadap keausan cenderung menurun dengan kenaikan temperature. Harga impak tertinggi dicapai pada temperature proses tempering 610 C, dengan struktur-mikro terdiri dari karbida paduan berbentuk pelat yang merata di dalam metrik martensit temper serta permukaan patahan tampak seperti berserat kasar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Ridho Ruwyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>