Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Indra Anwar
"Paduan aluminium - seng memiliki respons yang paling tinggi terhadap perlakuan panas dibandingkan dengan paduan luang aluminium lainnya. Rasio Zn:Mg di dalam paduan sangat menentukan sifat paduan ini. Komposisi ruangan paduan dihasilkan dari peleburan dengan menggunakan dapur krusibel tipe ciduk, sedangkan cetakan yang dipergunakan adalah cetakan pasir dengan standar ASTM B 26M-92a, yang hasilnya sudah merupakan sampel uji tarik. Variasi jumlah penambahan unsur magnesium dalam paduan ini adalah 0%. 1%. dan 2%. Proses perlakuan panas yang dilakukan meliputi perlakuun pelarutan pada temperatur 480'C. 500'C, dan 520'C selama 12 jam, dengan pencelupan media air diikuti dengan penuaan buatan pada temperatur 175'C selama 10 jam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa paduan yang tidak mengandung unsur Mg, maupun yang memiliki unsur Mg tidak memperlihatkan respons yang berarti terhadap proses perlakuan panas sehingga tidak menunjukkan perubahan sifat mekanis yang cukup berarti. Tetapi peningkatan kekuatan mekanis yang sangat drastis terjadi setelah dilakukan penambahan Mg .sebesar 1%, pada penambahan dari 1% ke 2% tidak memperlihatkan perubahan sifat mekanis yang besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Subekti Widianto
"Paduan tuang Al-Mg sering digunakan untuk aplikasi kelauicn, omcmen orsifeldurol. dan lugo untuk kemcscn mokonon. Penlngkatun sifcn dur! puducn A|»3%Mg dllakukon dengan penambohon Fe serto dengcn perlakucn panda. Penambchon Fe aebaclr 0.5% hingga l,5%. Peleburan dilukukan dengun dapur krueibel dan pembucrran scmpel dilckukon dengon menggunokon oetukon logam standar .l\S Z 2201 (sesucl ISO 2378) yang sudoh berupa eampel ull Torlk. Proses perlakuan panas yang dilakukan berupa perlakucn pelarufan pads tempefmur 4ao°c selama 12 lam dilaniutkan dengon penuaan buotan pads 1empero1ur 15D°C dengon wakiu penuacn 2, 4, dan 6 lam. Dari hash yang dldopcrlkcn dlkefluhul bohwa penambahon Fe menlngkaikan slfut mekanls paduan Al-3%Mg sebelum dan seleloh perlckuan panes. Proses perlakuan puma yang dllukukan pcda paduan meningalkan sifat mekonis paduon woloupun iidok beeur penlngkatunnyc. Hasil yang optimum dldapct podu waldu penuoon 4 lam pcdc komposlsl dengcn penambchcn Fe l,5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Triandi Tjahjanto
"Beberapa teknik proses sol-gel untuk mengimobilisasi T'02
dipelajari dan dicobakan pada substrat aluminium dan kaca, kemudian
sifat semikonduktor dan aktivitas fotokatalitiknya diuji. Selain
itu juga dilakukan usaha optimalisasi dengan meragamkan pelarut yang
digunakan dan suhu kalsinasi. Prekursor yang digunakan dalam semua
teknik proses sol-gel di sini adalah Ti( O iPr),. Pengujian hasil
imobilisasi T'02 yang dilakukan meliputi uji aktivitas fotokatalitik
terhadap
I
4-kiorofenol, dan karakterisasi lapisa n dengan TLCScanner,
Scanning Electron Microscope (SEM) , Spektrofotometer IR, dan Dif raksi
Sinar-X (XRD) . Spektra XRD menunjukkan teknik proses sol-gel yang memperlambat hidrolisis menghasilkan kadar kristal anastase, yang
diinginkan, relatif kecil. Sedangkan serapan spektrum IR pada 1382
cm- 1 dan 1632 cm-
.
1 memperkuat dugaan masih terdapatnya gugus alkil.
Sedangkan teknik proses sol-gel yang tidak memperlambat hidrolisis
walaupun relatif lebih kristalin dan . memberikan kadar anatase yang
relatif sangat tinggi, hidrolisisnya terlalu cepat. Penggantian pelarut
metanol dengan propanol memberikan proses sol-gel yang cukup baik.
Ketebalan.yang diperole h dari sol ini antara 0,6175 p dan 0,6781
Rm. Hasil u ii kualitas lapisan dengan TLCScanner menunjukkan
homogenitas ketebalan lapisan teknik pertama tidak sebaik teknik
kedua yang tidak memperlambat hidrolisis. Uji fotokatalitik terhadap
4-klorofenol memperlihatkan aktivitas katalis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofec Budiarto
"EZDA 3 merupakan paduan seng alumunium (Zn-4%Al) yang memiliki kombinasi yang baik dengan sifat mekanis, castability, dan stabilitas dimensi. oleh karena itu, paduan ini banyak dipakai pada pengecoran die casting. Pada industri peleburan seng pemanfaatan scrap masih kurang banyak dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya unsur pengotor yang dapat mengurangi castability. Untuk mendapatkan seng yang bebas dari pengotor relatif mahal karena diperlukan proses pemumian terlebih dahulu. Salah satu elemen pengotor yang terkandung dalam seng adalah unsur Fe. Adanya unsur Fe di dalam seng merugikan sifat mekanis(keuletannya turun) dan fluiditas Akibat permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menambahkan unsur besi ke dalam paduan EZDA 3 (Zn-4%Al) yang bertujuan mendapatkan nilai fluiditas, kekerasan dan kekuatan tarik. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi penambahan besi (0%, 0,1% dan 0,2%) terhadap morfologi struktur paduan ini pada temperatur tuang 420°C dengan menggunakan metode pengujian fluiditas vacuum section test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mikrostruktur seng alumunium (Zn4%Fe) berwama putih merupakan fasa 11 dengan bulatan hitam didalamnya merupakan fasa a. Peningkatan komposisi Fe 0,04% dan 0,19%, membentuk fasa intermetalik dengan senyawa yang terbentuk FeAh. Penambahan Unsur Fe meningkatkan jumlah dan ukuran fasa intermetalik yang terbentuk, menurunkan nilai fluditas dari 27,2 hingga 21 em, dan meningkatkan kekerasan dari 38,4 hingga 45 HRB dan meningkatkan nilai kekuatan tarik pada angka 232 Mpa di komposisi 0,04% Fe dan menurun pada angka 77 Mpa di komposisi 0,19% Fe.

EZDA 3 is an aluminum zinc alloy (Zn-4% AI) which has a good combination of mechanical properties, castability, and dimensional stability. therefore, this alloy is widely used in die casting foundry. On the utilization of scrap zinc smelting industry is still lacking a lot done. This is because the impurity element which can reduce castability. To get free from the impurities of zinc is relatively expensive because of the purification process is required in advance. One of the impurity element contained in the zinc is the element Fe. The appearance of Fe element in the reduce zinc alloy ductility and fluidity. The research done by adding iron to the alloy elements EZDA 3 (Zn-4% AI) which aims to get the fluidity, hardness and tensile strength. This study specifically aims to study the effect of variations in the addition of iron (0%, 0.1% and 0.2%) of the morphological structure of these alloys at temperatures of 420°C castings testing using vacuum fluidity test section. These results showed that the microstructure of aluminum zinc (Zn-4% Fe) in white color is the phase 11 with black dots inside is a phase. Increased in the composition of Fe 0.04% and 0.19%, formed intermetallic phases with a compound formed FeAh. The addition of Fe element increases the number and size of the intermetallic phases, the lower the value of fluidity from 27.2 to 21 em, and increased the hardness of 38 to 45 HRB and increased the value of tensile strength of 232 MPa at number the composition of 0.04% Fe and decreased in number 77 MPa at 0.19% Fe composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S65236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eri Kristiawan
"Paduan tuang aluminium-magnesium (seri 5XX.X) banyak digunakan untuk apiikasi industri dan kebutuhan sehari-hari karena sifatnya yang menguntungkan seperti kekuatan yang tinggi, berat jenis ringan dan ketahanan korosinya yang baik. Dari penelitian ini diharapkan diketahui pengaruh variabel komposisi Mg serto proses pertakuan panes terhadap kekuatan mekanis. Pembuatan sampel menggunakan dapur krusibel tlpe clduk sedongkan cetakon logam yang digunakan menggunakan standar JIS Z 2201. Proses perlakuan ponas yang dilakukan ada!ah proses perlakuon pelorutan pada temperatur 430oC selama 12 jam dan diikuti proses penuaon buotan pada temperatur 150oC selama 2, 6. dan 10 jam. Pada paduan AIMg ini ditambahkan Fe sebesar 0.5% untuk memperbaiki sifat mekanis. Dati hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh penambohan komposisi Mg lebih berarti jika dibondingkan dengan pengaruh proses perlakuan panas. Secara umum semakin besar komposisi Mg dan semakin lama waktu tahan pada proses penuaan buatan akan didapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Patrianto
"Ditengah-tengah kebutuhan akan material pengganti besi dan baja, Aluminium merupakan altematif pengganti yang paling banyak cligunalcan. Hali ini didukung oleh sifat Aluminium yang kuat, ringan, ulet dan tahan korosi. Peningkatan sifat mekanis material ini dapat dilakuan dengan penambahan unsur paduan dan perlakuan penuaan buatan.
Penambahan unsur Mg sebagai unsur pemadu dilakukan sebesar 396, 5%, 7%, 9% dan unsur Fe 1%. Perlakuan penuaan buatan yang dilalculcan terdiri dari perlakuan pelarutan (solution treatment) pada suhu 43D°C selama 12 jam, disusul pendinginan cepat dengan media pencelup air, diakhiri penuaan pada suhu 150°C dan 175°C selama 2 jam dan 4 jam.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa baik penambahan Magnesium, peningkatan suhu aging ataupun penambahan waktu aging akan memberikan peningkatan sifal: mekanis dimana sifat mekanis tertinggi diperoleh pada penambahan Mg sebesax 9% dengan kombinasi penuaan buatan pada suhu 43O°C selama 4 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Aryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirun Nisa Ayu Prayitno
"Magnesium menjadi salah satu material berpotensi untuk memberikan solusi energi hijau berkelanjutan. Dalam bidang teknik, paduan magnesium dikenal sebagai logam paling ringan. Sudah banyak aplikasi paduan magnesium di berbagai bidang. Namun, secara komersial penggunaan magnesium belum seluas alumunium. Salah satu penyebabnya, dikarenakan mampu bentuk magnesium lebih rendah dari aluminium, terutama di temperatur ruang. Hal tersebut berkaitan dengan struktur HCP magnesium yang memiliki rasio c/a tinggi membuat bidang basal menjadi sistem slip utama yang terjadi ketika paduan magnesium terdeformasi. Oleh karena itu, energi panas dapat digunakan untuk mengaktifkan sistem slip lain agar dapat memenuhi kriteria von misses. Pemrosesan dan perlakuan panas yang diterapkan pada material mempengaruhi sifat material dan dalam skala mikroskopis akan terjadi berbagai fenomena. Penelitian ini akan menginvestigasi terkait fenomena apa yang terjadi selama deformasi plastis menggunakan metode pencanaian dan perlakuan panas yang dilakukan pada temperatur 350oC. Pada penelitian ini pencanaian dilakukan pada suhu ruang dan perlakuan panas diberikan setelah proses deformasi menggunakan tungku muffle. Shear band, twinning, rekristalisasi butir, dan pertumbuhan butir merupakan fenomena-fenomena yang ditemukan pada penelitian ini.  Fenomena- fenomena tersebut hadir dalam paduan magnesium dipengaruhi oleh struktur kristal yang dimilikinya.

Magnesium is one of the potential materials to provide sustainable green energy. In engineering, magnesium alloys are known as the lightest metals. There have been many applications of magnesium alloys in various industries. However, the commercial use of magnesium has not been as common as aluminum. One of the reasons is because the formability of magnesium is lower than aluminum, especially at room temperature. This is related to the HCP structure of magnesium which has high c/a ratio making the basal plane become the main slip system when the magnesium alloy is deformed at room temperature. Therefore, thermal expected to activate other slip systems in order to fulfill the von misses criterion. Deformation and heat treatment applied to materials can affect material properties and at the microscopic scale various phenomena will occur. This study will investigate phenomena during plastic deformation using rolling method and heat treatment conducted at 350oC. In this study, rolling was carried out at room temperature using pilot rolling machine and heat treatment was conducted after the deformation using muffle furnace. Shear bands, twinning, grain recrystallization, and grain growth were found in this study. Those phenomena are present in magnesium alloys influenced by its crystal structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Zaky
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S40807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>