Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Graito Saksono
"Teknologi pengembangan logam telah berkembang dengan sangat pesat, terbukti banyaknya teknik yang telah diterapkan baik yang melibatkan pengembangan fase cair maupun logam fasa padat. Salah satu penyambungan logam fasa padat adalah roll welding terhadap bentuk, distibusi kekerasan, kekuatan geser dan struktur mikro dari sambungan yang dihasilkan. Dalam penelitian, reduksi pengerokan yang diberikan adalah sebesar 60 % dan pengerokan untuk setiap sampel dilakukan dalam satu kali pass."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Prihandoko Y.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Rosyadi
"ABSTRAK,
Suatu studi tentang pembuatan dengan proses roll-welding dilakukan dengan menggunakan paduan aluminium 5052 dan 6063. Mula-mula dilakukan pengerolan dalam kondisi dingin (terperatur kamar), namun tidak berhasil mendapatkan sambungan karena keterbatasan mesin rol dengan kemampuan reduksi maksimum hanya sebesar 40%. Kemudian dilakukan pengerolan panas, dengan variasi temperatur pengerolan pada level 200 °C, 300 °C, dan 400 °C dan prosen reduksi pada level 40%, 50%, dan 60%. Semua pengerolan bisa menghasilkan sambungan, kecuali untuk kondisi pengerolan 200 °C - 40% dan 200 °C - 50%. Dengan naiknya temperatur pengerolan danlatau prosen reduksi, dari pengamatan dengan SEM, pengujian geser (lap-shear), dan pengamatan SEM fraktografi, masing-masing diketahui bahwa kondisi sambungan semakin rapat, kekuatan ikatan semakin meningkat, dan titik-titik sambungan yang terbentuk semakin banyak sehingga kualitas sambungan makin baik."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Rosyadi
"Suatu studi tentang pembuatan alclad dengan proses roll-welding dilakukan dengan menggunakan paduan aluminium 5052 dan 6063. Mula-mula dilakukan pengerolan dalam kondisi dingin (temperatur kamar), namun tidak berhasil mendapatkan sambungan karena keterbatasan mesin rol dengan kemampuan reduksi maksimum hanya sebesar 40%. Kemudian dilakukan pengerolan panas, dengan variasi temperatur pengerolan pada level 200 °C, 300 °C, dan 400 °C dan prosen reduksi pada level 40%, 50%, dan 60%. Semua pengerolan bisa menghasilkan sambungan, kecuali untuk kondisi pengerolan 200 °C - 40% dan 200 °C - 50%. Dengan naiknya temperatur pengerolan dan/atau prosen reduksi, dari pengamatan dengan SEM, pengujian geser (lap-shear), dan pengamatan SEM fraktografi, masing-masing diketahui bahwa kondisi sambungan semakin rapat, kekuatan ikatan semakin meningkat, dan titik-titik sambungan yang terbentuk semakin banyak sehingga kualitas sambungan makin baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T41003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bunafi Widjaja
"ABSTRAK
Pengerolan panas merupakan proses pengubahan bentuk yang banyak dipakai dalam industri metalurgi, terutama untuk meteduksi tebal logam. Dibanding dengan pengerolan dingin, beban yang diperlukan untuk pengerolan panas relatif kecil dan dapat merol dengan persentase reduksi yang besar, sehingga proses pengerolan panas lebih ekonomis.
Paduan Al-2048 termasuk dalam kelompok paduan Al-Cu-Mg yang dapat dilaku-panas (heat treatable), dengan perlakuan Panas ?solution treatment + aging? dapat memiliki kekuatan tinggi.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari proses pengerolan panas berikut segala kendalanya dan meneliti pengaruh variabel temperatur dan persentase reduksi pada proses pengerolan panas untukpaduan AI-2048.
Karena keterbatasan peralatan, untuk mendapatkan produk yang baik kondisi pengerjaan maksimal adalah : temperatur 400°C dan persentase reduksi 20%. Pengerjaan diatas kondisi tersebut menghasilkan produk dengan cacat : retak, patah, sobek, melengkung rekristalisasi selama pengerolan belum terjadi secara spontan sehingga dihasilkan butir yang pipih, namun tidak sepipih hasil pengerolan dingin.
Selama pengerolan terjadi gaya adhesif antara Iapisan oksida pada perrnukaan material dengan roi, sehingga material menempel pada roi dan ikut berputar. Akibatnya produk pengerolan dalam penelitian ini agak melengkung, setelah dirol beberapa pass bolak-balik agak bergelombang dan tebalnya kurang homogen.
Beban rol turun dengan bertambahnya temperatur, naik dengan berlambahnya persentase reduksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan bertambahnya temperatur : butir-butir lebih kasar dan homogen; kekerasan Vickers, kekuatan tarik, dan kekuatan luluh turun; keuletan, koefisien pengerasan regangan, dan koetisien anisotropi normal naik. Sedangkan dengan bertambahnya persentase reduksi : butir-butir lebih halus dan pipih, kekerasan Vickers, kekuatan tarik dan kekuatan Iuluh naik : kuletan, koefisien pengerasan reangan, dan koefisien anisotropi normal turun.

"
1996
S41262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Ismail
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Proses pengerolan panas adalah suatu proses pengubahan bentuk logam secara plastik dengan melewatkannya di antara 2 buah rol roda pada suhu reksristalisasinya. Paduan alumunium hasil pengerolan panas, khusunya dalam bentuk pelat maupun lembaran, setelah mengalami perlakuan selanjutnya banyak digunakan dalam industi makanan kaleng, otomotif dan industri pesawat terbang. Pada penelitian ini dilakukan pengerolan panas paduan AI-2%Cu-2%Zn hasil pengecoran yang sebelumnya dilakukan proses homogenisasi dengan variasi temperatur dan persen reduksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatong Cahyono
"ABSTRAK

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara peng-ekspor terbesar gas alam cair atau liquid natural gas (LNG) di dunia. Gas alam cair biasanya ditransfer dalam keadaan cair pada temperatur minimum cryogenic , yaitu sekitar -1650C. Tidak banyak material yang bisa tahan untuk digunakan pada temperatur dingin ekstrem tersebut. Material baja SS 304L, SS 316L dan Aluminium AL5052 adalah beberapa material yang biasa digunakan pada temperatur Cryogenic.

Pengujian dilakukan dengan uji impak charpy pada beberapa temperatur dingin yaitu 00C, -500C, dan -1960C, dengan media pendingin es kering (dry ice) dan Nitrogen cair. Pengujian kekerasan dan struktur mikro juga dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan akibat temperatur dingin.

Dari hasil penelitian menunjukkan material SS 304L dan SS316L memiliki sifat ketangguhan untuk digunakan pada marine loading arm pada temperatur dingin cryogenic.


ABSTRAK

Indonesia is one of the largest liquefied natural gas or liquid natural gas (LNG) exporter countries in the world. Liquefied natural gas is usually transferred in a liquid state at minimum cryogenic temperature, which is about -1650C. Not a lot of material can with stand the extremely cold temperature to be later utilized. Material steel SS 304L, SS 316L and Aluminum AL5052 are some commonly used materials at cryogenic temperatures.

An observation is conducted through charpy impact test on some cold, to freezing temperatures such as 00C, -500C, and -1960C, with dry ice and liquid nitrogen as the cooling medium. The microstructure and solidity test are also applied to see whether there is a difference taking place in a cold temperature. The observation yields the result that SS304L and SS316L possess an endurance quality to be used for marine loading arm in cryogenically cold temperature.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumiadi
"Pembuatan komposit matrik logam paduan aluminium dengan penguat alumina telah banyak dilakukan oleh para Peneliti melalui teknik pengadukan leburan logam (stir-casting). Alasan penelitian bidang Metal Matrix Composite dengan sistem stir-casting adalah karena mudah dikontrol dan memungkinkan terjadinya pencampuran secara merata dan homogen. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan pembualan MMCs melalui teknik pengadukan Iogam (melt-stirring). Sebagai matrik digunakan Iogam aluminium jenis Al-Mg-Si tipe 6063 dan sebagai penguat menggunakan serbuk alumina (Al2O3) dan dopan berupa Magnesium (Mg) sebesar 10%. Dalam percobaan pembuatan MMC., kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 700 rpm sedangkan lama pengadukan bervariasi yaitu 2 menit, 5 menit dan 10 menit, fraksi volume yang digunakan adalah 5%, 10% dan 15%. Pengamatan meliputi pengaruh lama pengadukan dan persen fraksi volume terhadap berat jenis, porositas, ekspansi termal, laju keausan, kekerasan dan reaksi produk yang terbentuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa lama pengadukan dan persen fraksi volume berpengaruh terhadap perolehan jumlah partikel Al2O3 yang terdispensi dan terjadi peningkatan sifat-sifat mekanis serta terbentuk spinel sebagai hasil reaksi produk pembasahan (Welling).

Al-A1203 Metal Matrix Composites has been produced by stir casting and has been investigated by some researchers. The selected for producing MMC by stir casting is easily to control the process as well as to End homogenous particle dispense is the matrix. In this research Al-Mg-ls 6063 type was selected as a matrix while Al2O3 ceramic particulate is as reinforcement and the dopant used is Magnesium (Mg) with the amount of 10%. The stirring rate used is 700 rpm while stirring time various from 2, 5 and I0 minutes. The effect of stirring time and volume fraction ( Vf % Al2O3 ) on characterized of MMC has been studied and it is found that such effect significantly influence the particle gain which is shown by particle disperse on the matrix and improving properties by forming spinal as wetting reaction between reaction and reinforcement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>