Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Junaidi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Mabe
"Roket diluncurkan untuk melakukan missi tertentu. Pada saat peluncuran, roket menahan beban dinamis, statis dan gaya. Keperluan tersebut menggunakan material tabung paduan Aluminium 2024, dan melakukan perancangan supaya relatif ringan serta dapat menahan beban tersebut, tapi hasilnya belum memadai. Supaya perancangan yang akan datang dapat berhasil, perlu dilakukan penelitian material tabung paduan Aluminium 2024. Penelitian yang dilakukan yaitu pemeriksaan material awal yang meliputi pengujian komposisi kimia, kuat tarik, kekerasan, impak dan metalografi. Selanjutnya dilakukan pemanasan spesimen dengan dapur pemanas pada temperatur 450 °C, 500 °C dan 550 °C dengan masing-masing spesimen ditahan selama 15 menit selanjutnya didinginkan di air, udara dan dalam dapur pemanas. Setelah itu dilakukan lagi pengujian kuat tarik, kekerasan, impak dan metallografi.
Dari penelitian diperoleh data yaitu untuk spesimen awal paduan aluminium 2024 mengandung unsur 0,464 Fe, 0,87 Mn, 4;802 Cu, 0,0234 Cr, 0,0672 Zn, 1;171 Mg dan 89,5 Al, δy- 37,80 kg/mm2, 6? -47,40 kg/mm2, HV-157,435 dan Ur-19,19 Joule/cm2. Untuk spesimen yang mengalami perlakuan panas nilai ay yang terbesar adalah δy-42,77 kg/mm2 dan terkecil adalah δy-18,76 kglmm2, 6u yang terbesar adalah δu-52,33 kg/mm2 dan terkecil adalah 6?-24,70 kg/mm2, HV yang terbesar adalah HV'-100,41 dan terkecil adalah HV-'47,67 dan Ur yang terbesar adalah Ur-22,27 Joule/cm2 dan Ur-22,32 Joule/cm2 sedangkan terkecil adalah Ur-16,37 Joule/cm2. Dari data tersebut dapat. disimpulkan bahwa material tabung adalah paduan Aluminium 2024, dan akibat dari perlakuan panas yang diterima material telah mengubah. kuat tank, kekerasan, energi impak dan metalografi dari material tersebut.

Rocket is launched for certain mission. When it is launched, the rocket is to support the dynamic and static load and the force. This requires to make use of the cylindrical material Aluminum alloy 2024, and is to do the design where the material is relatively light and can support the loads however result is not perfect. In order to make a good design, it is important to study cylindrical Aluminum alloy 2024. The research involves a preliminary test of the material which consists of a chemistry composition, tensile strength, hardness, impact and metallography. The specimens were then heated with furnace at the temperatures 450 °C, 500 °C and 550 °C, with each specimens were retained as long as 15 minutes, then it's cooled in water, air and in furnace. After that, the test of tensile strength, hardness, impact and metallography were performed again.
From the research are finding of a results for a preliminary specimen of Aluminum alloy 2024 which consists of a 0,464 Fe, 0,87 Mn, 4,802 Cu, 0,0234 Cr, 0,0672 Zn, 1,171 Mg and 89,5 Al, ay-37,80 kg/mm2, au-47,40 kg/mm2, HV-157,435 and Ur-19,19 Joule/cm2. For the specimens were (hen heat treatment, the biggest value of ay is δy-42,77 kg/mm2 and the smallest is ay--18,76 kg/mm2, the biggest value of au is δu-52,33 kg/mm2 and the smallest is δu --24,70' kg/mm2, the biggest value of HV is HV-100,41 and the smallest is HV-47,67 and the biggest value of Ur is Ur-22,27 Joule/cm2 and Ur-22,32 Joule/cm2 and the smallest is Ur-16,37 Joule/cm2. The results are that the Cylinderis of material was Aluminum alloy 2024, and the heat treatment which received was changed the tensile strength, hardness, impact energy and metallography of materials.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zain Saidy
"ABSTRAK
Paduan Aluminium-Seng (Al-Zn) dikenal sebagai paduan yang
banyak digunakan pada Romponen-komponen otomotif, konstruksi,
dehorasi, peranghai penerbangan maupun peralatan tranportasi
lainnya. Paduan AL-Zn bila ditambahan unsur Mg dikenal
mempunyai respon yang tinggi terhadap perlakuan panas.
Penelitian ini dilakuhan untuh mengetahui sejauhmana
pengaruh penambahan kadar Mg hingga 2 % terhadap sifat-sifat
mekanis yang meliputi uji carik dan uji keherasan maupun
struktur mikro paduan. Perlakuan yang dilakukan terdiri dari
kondisi as-cast, perlakuan pelarusan pada temperatur 480 OC,
500°C dan 520 °C selama f2 jam kemudian diquench serta penuaan
buatan pada temperaaur 175 °C selama 10 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan
kadar Mg akan meningkathan sifat-sifat mekanis paduan pada
hampir seluruh kondisi. Peningkatan tersebut juga terjadi pada
perlakuan penuaan buatan secara lebih nyata bila dibandingkan
kondisi as-cast maupun perlakuan pelarutan yang dilakukan. Hasil
kekerasan dan kekuatan tarik tertinggi didapat pada penambahan
kadar Hg 2 % dengan hondisi perlakuan pelarutan pada temperatur
500 OC disertai penuaan buatan. Pada kondisi tersebut
dihasilkan kekerasan 106 BHN dan UTS sebesar 36 kg/mm2.

"
1996
S41181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sapdiyanto
"Baja karbon rendah banyak digunakan untuk peralatan yang membutuhkan sifat kekuatan, keuletan dan ketangguhan. Hal ini dimungkinkan karena kandungan karbon yang dimiliki relatif rendah sekitar 0,3 % sehingga baja tersebut bersifat lunak dan mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Baja karbon tipe JIS G 4051 S 22 C adalah jenis baja karbon rendah yang salah satu penggunaannya adalah untuk bahan pembuatan tabung gas Elpiji. Jenis baja ini dapat ditingkatkan kekerasannya dengan berbagat cara. Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas pengerasan (hardening) untuk meningkatkan kekerasan baja tersebut. Proses perlakuan panas pengerasan yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampai suhu 900° C ditahan selama 15 manit lalu didinginkan cepat di dalam air. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses penemperan pada suhu 200" C ditahan selama 15 manit. Setelah proses ini terjadi peningkatan kekerasan pada tabung. karena pada proses perlakuan panas pengerasan ini akan menyebabkan peruhahan struktur metalurgi baja tersebut seperti fasa, ukuran butir dan bentuk butir. Oleh karena itu selaln berpengaruh pada sifat kekerasannya. ketcihanan korosi tabung ini juga mengalami peningkatan walaupun relatif kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Soerjantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arimijaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kristiawan
"Paduan tuang aluminium-magnesium (seri 5XX.X) banyak digunakan untuk apiikasi industri dan kebutuhan sehari-hari karena sifatnya yang menguntungkan seperti kekuatan yang tinggi, berat jenis ringan dan ketahanan korosinya yang baik. Dari penelitian ini diharapkan diketahui pengaruh variabel komposisi Mg serto proses pertakuan panes terhadap kekuatan mekanis. Pembuatan sampel menggunakan dapur krusibel tlpe clduk sedongkan cetakon logam yang digunakan menggunakan standar JIS Z 2201. Proses perlakuan ponas yang dilakukan ada!ah proses perlakuon pelorutan pada temperatur 430oC selama 12 jam dan diikuti proses penuaon buotan pada temperatur 150oC selama 2, 6. dan 10 jam. Pada paduan AIMg ini ditambahkan Fe sebesar 0.5% untuk memperbaiki sifat mekanis. Dati hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh penambohan komposisi Mg lebih berarti jika dibondingkan dengan pengaruh proses perlakuan panas. Secara umum semakin besar komposisi Mg dan semakin lama waktu tahan pada proses penuaan buatan akan didapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Aliyah
"ABSTRAK
Berbagai macam perlakuan panas pada paduan AA7075-T651 telah diteliti mampu memberikan hasil yang bervariasi baik menguntungkan maupun merugikan. Adapun pengaruh perlakuan panas tempo singkat terhadap AA7075-T651 dalam penggunaan di lapangan masih belum banyak diteliti. Skripsi ini membahas pengaruh perlakuan panas terhadap paduan AA7075-T651 pada suhu 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, dan 600 deraqjat C dengan durasi pemanasan tiap suhu 1 jam. Perubahan struktur mikro diamati menggunakan scanning electron microscope dan energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Perubahan kekerasan diamati melalui uji kekerasan Vickers. Perubahan sifat korosi diteliti dengan metode polarisasi diantaranya open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan potentiodynamic polarization; serta metode hilang berat. Perubahan struktur mikro paduan AA7075-T651 sebagai hasil perlakuan panas mengubah kekerasan dan sifat korosi paduan. Fasa Mg-rich stabil setelah dipanaskan pada suhu 300 derajat C dan 400 derajat C lalu sebagian larut dan hilang pada suhu 500 derajat C dan 600 derajat C. Fasa Fe-rich tetap stabil setelah perlakuan panas. Kekerasan paduan setelah dipanaskan menurun dari 136 HV menjadi hingga 78,5 HV dipengaruhi oleh perubahan distribusi presipitat dan kerapatan partikel dari 18,0 x 104 partikel/mm2 menjadi hingga 5,8 x 104 partikel/mm2. Meningkatnya kerapatan partikel menyebabkan peningkatan kekerasan dan konduktivitas listrik tetapi kekerasan setelah perlakuan panas menurun karena disolusi presipitat metastabil. Penurunan kerapatan partikel memicu penurunan kekerasan dan konduktivitas listrik. Konduktivitas listrik tertinggi bernilai 418 x 106 (Ω.m) -1 didapat setelah pemanasan pada suhu 500 derajat C sedangkan nilai terendah didapat setelah pemanasan suhu 600 derajat C yaitu 4,22 x 106 (Ω.m) -1. Laju korosi tertinggi diperoleh setelah paduan dipanaskan pada suhu 300 derajat C yaitu 45,12 mmpy diikuti morfologi korosi berupa korosi eksfoliasi. Laju korosi terendah diperoleh setelah pemanasan suhu 600 derajat C diikuti morfologi korosi mikrogalvanik yang menyerang matriks di sekitar batas butir.

ABSTRACT
Various types of heat treatment on AA7075-T651 alloys have been investigated capable of providing varied results both beneficial and detrimental. However, the effect of short-term heat treatment on AA7075-T651 in the field application has not been widely studied. This research discusses the effect of heat treatment in a short time on AA7075-T651 alloy at temperatures of 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, and 600 derajat C with the duration of each 1 hour. Alteration of microstructure were observed using scanning electron microscope and energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Changes in hardness were observed through Vickers hardness test. Corrosion properties were examined by polarization methods including open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), and potentiodynamic polarization; and the weight loss method. The microstructure alteration as a result of heat treatment influenced the hardness and corrosion behaviour. The Mg-rich phase is stable after being heated at 300 derajat C and 400 derajat C then partially dissolved and lost at 500 derajat C and 600 derajat C. The Fe-rich phase remained stable after heat treatment. The hardness of the alloy after being heated decreased from 136 HV to 78.5 HV which was influenced by changes in the distribution of precipitate and particle density from 18.0 x 104 particles/mm2 to down to 5.8 x 104 particles/mm2. Increasing particle density causes an increase in hardness and electrical conductivity but the hardness decreased after heat treatment due to the dissolution of metastable precipitates. Decreasing particle density triggers a decrease in hardness and electrical conductivity. The highest electrical conductivity of 418 x 106 (Ω.m) -1 was obtained after heating at 500 derajat C while the lowest value was obtained after heating at a temperature of 600 derajat C which was 4.22 x 106 (Ω.m) -1. The highest corrosion rate obtained after heat treatment at 300 derajat C is 45.12 mmpy followed by the morphology of corrosion in the form of exfoliation corrosion. The lowest corrosion rate obtained after heating at 600 derajatC was followed by the morphology of microgalvanic corrosion which attacked the matrix around the grain boundaries."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>